Proyeksi Proyeksi Angka Kelahiran Dan Kematian Bayi Pada Tahun 2012 Di Kabupaten Langkat

yang baik adalah proyeksi yang menghasilkan penyimpangan antara hasil ramalan dengan kenyataan sekecil mungkin. Bila dirumuskan error=hasil ramalan – kenyataan. Jadi bila errornya kecil bahkan bisa mendekati nol, maka ramalan itu dapat dikatakan peramalan yang baik.

2.2.1 Rumusan Yang Digunakan

Ada beberapa model matematika yang relevan dan mungkin digunakan perhitungan secara proyeksi, dan rumus yang digunakan untuk menghitung pertumbuhan angka kelahiran dan kematian bayi di sini adalah secara eksponensial. Eksponensial adalah pertumbuhan penduduk secara terus menerus setiap hari dengan pertumbuhan rate yang konstan. Rumus: = Jumlah kelahiran dan kematian bayi pada tahun t = Jumlah kelahiran bayi pada tahun dasar e = Angka eksponensial 2.718282 t = Jangka waktu dalam tahun r = Tingkat pertumbuhan kelahiran dan kematian bayi

2.2.2 Peranan Proyeksi

Jika dikaitkan dengan masalah manajemen, maka proyeksi dapat digunakan untuk: 1. Alat pengendali terhadap pelaksanaan atau implementasi perencanaan tersebut agar bisa diketahui dengan segala kesalahan-kesalahan atau penyimpangan-penyimpangan yang terjadi untuk dapat dilakukan perbaikan atau koreksi. 2. Dasar suatu perencanaan, agar suatu perencanaan sesuai dengan kemampuan yang ada sesuai dengan kemampuan yang ada sehingga dapat dicegah terjadinya suat perencanaan yang ambisius dan susah untuk dilaksanakan. Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan personil, kemampuan pembiayaan keuangan serta kemampuan material. Dasar evaluasi, apakah realisasi hasil kerja dilapangan sesuai dengan proyeksi yang telah ditetapkan, kurang dari itu atau bahkan melampaui. Kalau proyeksi tidak tercapai, faktor-faktor apa yang menyebabkannya, untuk itu semua diperlukan data dan analisis.

BAB 3 SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET

3.1 Visi dan Misi

3.1.1 Visi

Badan Pusat Statistik mempunyai visi untuk menjadikan informasi sebagai tulang punggung pembangunan nasional dan regional, didukung sumber daya manusia yang berkualitas, ilmu pengetahuan teknologi informasi yang mutakhir.

3.1.2 Misi

Dalam menunjang pembangunan nasional Badan Pusat Statistik mengemban misi mengarahkan pembangunan statistik pada penyediaan data statistik yang bermutu dan handal, efektif dan efisien, meningkatkan kesadaran masyarakat akan kegunaan badan statistik dan mengemban ilmu pengetahuan statistik dalam kehidupan sehari-hari.

3.2 Struktur Organisasi Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik adalah suatu lembaga pemerintah non-departemen yang bertanggung jawab kepada presiden. Ini menjamin BPS tidak tergantung pada instansi pemerintah lainnya dalam menghasilkan data statistik. Struktur organisasi BPS pada peraturan pemerintah No. 2 tahun 1992, di daerah-daerah terdapat 27 kantor perwakilan Badan Pusat Statistik tingkat propinsi, dan dibawahnya terdapat 302 kantor perwakilan BPS Kabupaten Kotamadya. Kantor Statistik tingkat propinsi dibagi dalam dua kategori yaitu tipe A dan tipe B. Tipe kantor statistik tersebut didasarkan atas beban kerja serta pertimbangan lain yang dinilai mempunyai keterkaitan langsung dengan tugas dan fungsi kantor statistik propinsi. Pengumpulan data penulis ini yang dilakukan di BPS dan masuk dalam katagori tipe A. Kantor statistik tipe A berlokasi di enam propinsi yaitu: DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, sedangkan kantor statistik di propinsi lainnya bertipe B. Menteri statistik adalah aparat Badan Pusat Statistik di kecamatan yang bertanggung jawab kepada kepala kantor statistik tingkat II. Mereka itu adalah petugas pengumpul data statistik yang secara langsung berhubungan dengan responden. Untuk memperlancar kegiatan statistik dan menghindari kecurigaan diantara responden, undang-undang statistik juga mengatur berbagai ketentuan, termasuk kewajiban untuk memberikan data, kerahasiaan data individual pelanggaran hukum.

3.3 Program Pengembangan Statistik

Untuk mewujudkan pembangunan statistik, Badan Pusat Statistik membagi kedalam 4 pokok, yaitu : 1. Program penyempurnaan dan pengembangan statistik 2. Program penyempurnaan sistem informasi 3. Program pendidikan dan pelatihan aparatur Negara 4. Program peningkataan sarana dan prasarana apratur Negara.

3.4 Ruang Lingkup Kegiatan Badan Pusat Statistik

3.4.1 Kedudukan, Tugas dan Fungsi Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik sebagai lembaga pemerintahan non departemen yang berada di bawah dan bertangung jawab kepada Presiden Kepres Nomor 86 Tahun 1998, dalam melaksanakan tugasnya berdasarkan kepada beberapa ketentuan perundangan : 1. Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang statistik 2. Keputusan Presiden Nomor 86 Tahun 1998 tentang Biro Pusat Statistik 3. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1991 tentang penyelengaraan statistik Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 86 tahun 1998 dalam menyelenggarakan Statistik dasar melaksanakan koordinasi dan kerja sama serta mengembangkan dan membina Statistik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Fungsi yang diselenggarakan Biro Pusat Statistik : 1. Perumusan kebijaksanaan nasioanal di bidang Statistik