Kredit Berdokumen (Documentary Credit)

1. Kredit Berdokumen (Documentary Credit)

a. Pendahuluan

Di atas dikemukakan tentang beda kepentingan antara pembeli dan penjual. Pembeli (importir) tidak mau membayar sebelum ia memiliki barangnya dan memeriksa barangnya apakah barang tersebut sesuai dengan kontrak. Penjual (eksportir) juga tidak akan mengirim barangnya selama ia belum mendapat kepastian bahwa harga yang telah disepakati dalam kontrak dibayar.

Karena jarak kedua pihak, praktek perdagangan yang mungkin berbeda dan mungkin saja satu sama lain tidak kenal, maka semua perbedaan

bagi perdagangan internasional.

ini

dapat menjadi

hambatan

Namun dengan lahirnya sistem kredit berdokumen (documentary credits), yang juga dikenal dengan Letters of Credit (L/C), perbedaan-perbedaan itu dapat dijembatani. Kredit berdokumen ini terus berkembang. Sistem inilah yang paling banyak digunakan dan berperan penting sangat penting untuk membayar barang-barang

dalam perdagangan internasional. 5

Dalam kaitannya dengan perdagangan internasional, L/C memainkan peran yang cukup penting. Pengadilan Inggris misalnya telah lama mengakui bahwa L/C adalah mekanisme pembayara yang

paling penting dalam perdagangan internasional. 6 Pengadilan Inggris memandang L/C sebagai “the life blood of international commerce.” 7 Peran tersebut adalah:

(1) memudahkan pelunasan pembayaran transaksi ekspor; (2) mengamankan dana yang disediakan importir untuk membayar

barang impor;

Amir M.S., Letter of Credit: Dalam Bisnis Ekspor Impor, Jakarta: PPM, Edisi 2, Juli 2001, hlm. 1 Ramlan Ginting, Letter of Credit: Tinjauan Aspek Hukum dan Bisnis, Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2000, hlm 1. (Ramlan Ginting menyebutkan pula bahwa L/C ini adalah primadona dalam pembayaran transaksi ekspor-impor. Dari sini tergambar bahwa L/C mempunyai fungsi sebagai suatu sistem pembayaran).

6 Chia-Jui Cheng (ed.), Clive M. Schmitthoff's Select Essays on International Trade Law, London: Martinus Nijhoff Publ., 1988, hlm. 574.

7 Chia-Jui Cheng (ed.), op.cit., hlm. 574.

(3) menjamin kelengkapan dokumen pengapalan. 8

Karena itu tampak bahwa L/C merupakan jaminan atas pelunasan barang yang akan dikirim oleh penjual (eksportir). Jadi untuk kepentingan eksportir, L/C harus dibuka terlebih dahulu sebelum barang dikirim.

Di pihak lain, pembukaan L/C merupakan jaminan pula bagi importir untuk memperoleh pengapalan barang secara utuh sesuai dengan kontrak. Sedangkan dana L/C tersebut tidak akan dicairkan tanpa penyerahan dokumen pengapalan. Dengan demikian L/C tampak sebagai suatu instrumen yang ditawarkan bank devisa untuk memudahkan lalu lintas pembiayaan dalam transaksi dagang

internasional. 9

Dari uraian di atas, tampak bahwa sangatlah wajar bila L/C kemudian menjadi lebih banyak disukai oleh para pihak, khususnya penjual dan pembeli dalam bertransaksi dagang secara lintas batas. Alasan utama para pedagang menyukai sistem ini, adalah

karena adanya unsur janji bayar yang ada pada sistem ini. 10 Ramlan Ginting menggambarkan sebagai berikut:

“Penerima yang menjual barang kepada pemohon merasa aman dibayar dengan cara L/C karena adanya janji pembayaran dari bank penerbit kepadanya. Sebaliknya, pemohon juga merasa aman membeli barang dengan cara L/C karena akan menerima dokumen-dokumen yang dikehendakinya sebab pemenuhannya

merupakan syarat pembayaran langsung.” 11

Amir M.S., Letter of Credit: Dalam Bisnis Ekspor Impor, Jakarta: PPM, edisi 2, Juli 2001, hlm. 1; M. Rafiqul Islam, International Trade Law, Sydney: LBC, 1999, hlm. 340-341.

9 Amir M.S., op.cit., hlm. 2. 10 Ramlan Ginting, Op.cit., hlm. 18 11 Ramlan Ginting, Op.cit., hlm. 18 9 Amir M.S., op.cit., hlm. 2. 10 Ramlan Ginting, Op.cit., hlm. 18 11 Ramlan Ginting, Op.cit., hlm. 18

Hans van Houtte mendefinisikan kredit berdokumen ini sebagai berikut:

"... an arrangement in which the bank, acting for and on behalf of the buyer (customer), undertakes to pay the seller (beneficiary) a sum of money or to accept a bill of exchange drawn by the seller, or to authorize another bank to do so on presentation by the seller of specified document and on

condition that all other credit terms are met." 12

Amir M.S. menggambarkan L/C sebagai berikut: "L/C adalah suatu surat yang dikeluarkan oleh bank devisa

atas permintaan importir nasabah bank devisa bersangkutan dan ditujukan kepada eksportir di luar negara yang menjadi relasi dari importir tersebut. Isi surat itu menyatakan bahwa eksportir penerma L/C diberi hak oleh importir untuk menarik wewel (surat perintah untuk melunasi utang) atas importir bersangkutan untuk sejumlah uang yang disebut dalam surat itu. Bank yang bersangkutan menjamin

untuk megnakseptir atau menghonorir wesel yang ditarik tersebut asal sesuai dan memenuhi semua syarat yang tercantum di

dalam surat itu." 13

UCP (Pasal 2 UCP 500) memberi definisi L/C sebagai berikut: "L/C adalah janji membayar dari bank penerbit kepada

penerima yang pembayarannya hanya dapat dilakukan oleh bank penerbit jika penerima menyerahkan kepada bank penerbit

dokumen-dokumen yang sesuai dengan persyaratan L/C.” 14

Hans Van Houtte, 258. Definisi ini disarikan beliau dari batasan yang terdapat dalam Pasal 2 the Uniform Customs and Practice for Documentary Credits (UCP) yang berbunyi sebagai berikut: "Any arrangement, however named or described, whereby a bank (the Issuing Bank), acting at the request and on the instructions of a customer (the Applicant) or on its own behalf,

(i) is to make a payment to or to the order of a third party (the Beneficiary), or is to accept and pay bills of exchange (draft(s)) drawn by the Beneficiary; or

(ii) authorises another bank to effect such payment, or to accept and pay such bills of exchange (draft(s)); or

(iii) authorises another bank to negotiate; against stipulated document(s), provided that the terms and conditions

of the Credit are complied with." 13 Amir M.S., op.cit., 2001, hlm. 1.

14 Ramlan Ginting, Op.cit., hlm. 11 (Ramlan Ginting juga memberikan aneka definisi yang diberikan oleh para sarjana, op.cit., hlm. 11 dst.

Teks inggris Pasal 2 UCP berbunyi: "For the purposes of these articles, the expressions "Documentary /credit(s)" and "Standby Letter(s) of Credit" (hereinafter referred to as "Credit(s)", means any arrangement, however, named or described, whereby a bank (the "issuing bank") acting

Beberapa hal penting dari definisi di atas yaitu: (a) Bank yang memberikan jaminan pembayaran tersebut adalah bank

yang menerbitkan Kredit Dokumenter L/C tersebut (bank penerbit atau Issuing Bank).

(b) Dokumen-dokumen yang disyaratkan dapat berupa dokumen perdagangan ataupun dokumen yang diterbitkan instansi-instansi

pemerintah, asuransi maupun pengangkutan. 15

(c) Karena Kredit Dokumenter (L/C) merupakan Jaminan bersyarat, maka pembayaran sudah tentu dilakukan atas nama Buyer (pembeli), dan pembayaran itu dilaksanakan bila dokumen- dokumen yang disyaratkan telah diserahkan.

(d) Karena dokumen-dokumen tersebut mewakili barang, maka penyerahan dokumen itu berarti memberikan hak kepada buyer (pembeli) atas pemilikan barang-barang yang dikapalkan tersebut.

(e) Karena Kredit Dokumenter (L/C) merupakan jaminan bank, maka segera setelah pengapalan barang, Seller akan meminta pembayaran dari Bank, bukan mengandalkan kemampuan dan kesediaan Buyer (pembeli) untuk membayar.

Namun sekalipun demikian, berhubung jaminan tersebut adalah jaminan bersyarat, maka seller (penjual) hanya berhak meminta pembayaran apabila dia sudah memenuhi semua syarat yang telah ditetapkan dalam Kredit Dokumenter tersebut.

f. Untuk kelancaran pembayaran atas dasar Kredit Berdokumen (L/C) diperlukan paling tidak dua buah bank, yaitu Bank pembeli

at the request and on the instructions of a customer (the "Applicant") or on its own behalf, i. is to make a payment to or to the order of a third party (the "beneficiary") or is to accept and pay bills of exchange (Draft(s)) drawn by the Benficiary, or ii. authorises another bank to effect such payment, or to accept and pay such bills of exchangge (Draft(s)), or iii. authorises another bank to negotiate, against stipulated document(s), provided that the terms and conditions of the Credit are complied with. For the purpose of these Articles, branches of a bank in different countries are considered another bank.

15 Secara umum dokumen-dokumen itu antara lain: Commercial Invoice (Faktur Dagang), Packing and Weight List, Certificate of Origin,

Polis/Sertifikat Asuransi serta Bill of Lading/Airway Bill (dokumen pengangkutan) atau dokumen pengangkutan lainnya, seperti Certificate of Inspection. (khusus di Indonesia dengan penambahan LKP yang dikeluarkan SGS untuk impor dan ekspor barang-barang tertentu), dll.

sebagai penerbit L/C (Issuing Bank atau bank penerbit) dan Bank penjual yang terletak di negara penjual itu sendiri.

c. Kontrak Penjualan Sebagai Dasar Terbitnya L/C

Persiapan yang harus ada untuk terbitnya L/C adalah kesepakatan antara Seller dan Buyer untuk membuat dan menandatangani sebuah sales contract (kontrak penjualan).

Yang mendasari terbitnya sebuah L/C adalah kontrak jual beli atau sales contract yang sudah disepakati bersama dan kemudian disahkan dengan penandatanganan oleh masing-masing pihak antara penjual dan pembeli.

Kontrak penjualan tersebut biasanya mencantumkan pula bagaimana barang tersebut akan dikirim: apakah melalui darat, laut atau udara; dan pihak mana yang akan menutup asuransi.

Kredit berdokumen juga dikeluarkan untuk proyek-proyek konstruksi internasional jangka panjang dan proyek-proyek investasi. 16 Pasal 4 UCP memberlakukan kredit berdokumen ini terhadap bukan saja untuk barang tetapi juga terhadap jasa dan bentuk-bentuk lainnya ('services and/or other performances'), meskipun untuk hal-hal yang terakhir ini lebih banyak digunakan

Standby L/C atau Bank Garansi. 17

L/C sendiri adalah dokumen kontrak. Namun demikian, kedudukan L/C sebagai suatu kontrak dan kontrak jual belinya sifatnya adalah terpisah atau independen. 18 Sifat independen L/C tampak pada aplikasi L/C dan realisasi pembayaran L/C.

Dalam aplikasi L/C, bank penerbit (issuing bank) tidak meminta atau mensyaratkan diperlihatkannya kontrak penjualan dari pemohon (buyer atau pembeli). Dalam realisasi pembayaran L/C, bank hanya memeriksa apakah dokumen-dokumen yang dipersyaratkan

Hans Van Houtte, op.cit., 257. 17 Hans Van Houtte, op.cit., 258n.

18 Ramlan Ginting, op.cit., hlm. 15; Hans van Houtte, op.cit., hlm 259. (Menurut van Houtte, dengan tidak adanya hubungan antara kontrak

penjualan atau jual beli dengan L/C, seorang nasabah (penjual) tidak dapat meminta bank penerbit untuk tidak melakukan pembayaran dengan alasan bahwa barang yang dikirim kepadanya tidak sesuai dengan kontrak).

L/C telah terpenuhi. 19 Hal inilah yang disebut juga sebagai

prinsip otonomi dari L/C. 20

Pasal 3 UCP 500 menegaskan sifat independen ini: "Credits, by their nature, are separate transactions from

the sales or other contract(s) on which they may be based and banks are in no way concerned with or bound by such contract(s), even if any reference whatsoever to such contract(s) is included in the Credit. Consequently, the undertaking of a bank to pay, accept and pay Draft(s) or negotiate and/or to fulfill any other obligation under the Credit, is not subject to claims or defences by the Applicant resulting from his relationships with the issuing bank or the beneficiary." (Huruf miring oleh penulis).

Ramlan Ginting, op.cit., hlm. 15. 20 E.P. Ellinger, op.cit., hlm. 263 (menyebutkan ‘the principle of the

autonomy of the L/C’. Prinsip ini didasarkan pada fakta bahwa bank lebih berkepentingan atau lebih peduli dengan dokumen-dokumen, bukan denga barang-barang yang tercantum di dalamnya).

d. Hubungan Hukum antara Para Pihak dalam Transaksi L/C

Pada umumnya, para pihak yang terlibat dalam pembukaan transaksi L/C adalah:

(1) Applicant (buyer atau pembeli): adalah pihak yang meminta kepada sebuah bank untuk membuka L/C atas namanya (sebagai pembeli).

(2) Penerima (Beneficiary) adalah pihak yang disebutkan dalam L/C (sebagai penjual).

(3) Bank penerbit (Opening Bank atau issuing bank) adalah bank yang membuka atau menerbitkan L/C (Bank pembeli).

(4) Bank penerus atau Advising Bank adalah Bank yang meneruskan L/C yang diterima dari opening bank kepada beneficiary (bisa

Bank penjual). 21

Di antara para pihak tersebut di atas, hubungan hukum yang timbul adalah sebagai berikut:

(1) Nasabah dengan Bank Nasabah atau disebut juga pemohon dengan banknya biasanya

menandantangani kesepakatan atau perjanjian tentang permintaan penerbitan L/C. Kesepakatan ini sudah barang tentu tunduk pada syarat yang ditetapkan oleh pihak bank. Dalam hal ini biasanya bank mensyaratkan adanya jaminan dari nasabahnya. Misalnya, bank mensyaratkan dokumen-dokumen pengapalan (bill of lading atau

Di samping 4 pihak tersebut di atas, pihak-phak lain yang dapat terkait adalah: (1) Negotiating Bank adalah Bank yang melakukan negosiasi atas draft (wesel) dan dokumen pengapalan milik seller (biasanya advising bank juga merupakan negotiating bank). (2) Reimbursing Bank adalah Bank kepada siapa penagihan atas pengapalan barang dilakukan (bisa opening bank atau bank lain yang berfungsi sebagai imbursing bank). Penunjukan bank ini biasanya terjadi apabila antara eksportir dan importir tidak ada hubungan rekening untuk menyelesaikan pembayarannya. (3)Confirming Bank (bank pengkonfirmasi) adalah Bank yang diminta oleh bank untuk menambahkan konfirmasi pada L/C. (4) Pihak lainnya yang tidak langsung terlibat dalam pelaksanaan L/C, yakni: Perusahaan Pelayaran/Perkapalan; Bea dan Cukai/Pabean; Perusahaan Asuransi; Badan-badan pemeriksa (perwakilan Sucofindo); Badan-badan penelitian lainnya. (Amir M.S., op.cit. (note 1), hlm. 3,4).

konosemen). Bank, jika menurutnya diperlukan, menahan dokumen-

dokumen ini sampai klien telah membayar. 22

(2) Bank Penerbit dan Penerima Bank penerbit menandatangani L/C untuk kepentingan penjual.

L/C di dalamnya mengandung persyaratan dari Bank untuk membayar atau menerima atau menegosiasikan suatu bill of exchange segera setelah dokumen yang dipersyaratkan dalam kontrak dasar diperlihatkan. L/C menetapkan tanggal jatuh tempo dan tempat

untuk mengajukan dokumen untuk pembayaran. 23

Dalam hal ini, hukum nasional negara-negara berbeda mengenai hubungan hukum antara bank penerbit dan penerima ini. Misalnya, menurut negara-negara Common Law (misalnya hukum Inggris dan Amerika Serikat), hubungan hukum antara bank penerbit dan

penerima termuat dalam kontrak (kontraktual). 24

Sedangkan menurut negara dengan sistem hukum Civil, misalnya hukum Belgia dan Belanda, hubungan hukum tersebut tampak pada kehendak tegas dari para pihak. Perbedaan dalam sistem hukum ini

menjadi penting dalam praktek. 25

Jika prestasi bank bersifat kontraktual, maka dalam hal demikian itu prestasi tersebut harus diperlihatkan bahwa penerima telah menerima usulan tersebut. Eksportir atau penjual dapat mengajukan gugatan terhadap bank penerbit berasarkan L/C. Dalam hal ini ia berhak atas pembayaran jika ia telah memenuhi syarat-

syarat dalam L/C. 26

(3) Bank Penerbit dan Bank Penerus Hubungan hukum antara bank penerbit dan bank penerus seperti

halnya antara seorang prinsipal dan agen. Dalam hal ini bank penerbit bertindak atas nama dan untuk bank penerbit. Jika bank penerbit telah membayar sejumlah uang kepada penerima sesuai

Hans Van Houtte, op.cit., 263; Chia-Jui Cheng, op.cit., hlm. 581. 23 Hans Van Houtte, op.cit., 263; Chia-Jui Cheng, op.cit., hlm. 581.

24 Hans Van Houtte, op.cit., 264. 25 Hans Van Houtte, op.cit., 264.

26 Hans Van Houtte, op.cit., 264; lihat pula Ramlan Ginting, op.cit., hlm. 88-89; Chia-Jui Cheng, op.cit., hlm. 582.

dengan mandatnya, atau telah menerima suatu bill of exchange (wesel) yang ditarik oleh penerima, maka ia berhak atas

pembayaran dari bank penerbit. 27

(4) Penerima dan Bank Penerus Terhadap penerima, bank penerus seolah-olah bertindak

sebagai agen dari bank penerbit. Karenanya, penerima tidak berhak

untuk menggugat bank penerbit. 28

(5) Bank Penerbit dan Bank Pengkonfirmasi Jika

Bank (Bank Pengkonfirmasi), yakni bank yang turut menjamin pembayaran L/C, maka ia bersama-sama dengan bank penerbit bertanggung jawab untuk

membayar suatu bill of exchange. 29

Hans Van Houtte, op.cit., 264; lihat pula Ramlan Ginting, op.cit., hlm. 89. 28 Hans Van Houtte, op.cit., 264; lihat pula Ramlan Ginting, op.cit.,

hlm. 92. 29 Hans Van Houtte, op.cit., 264.

e. Pembukaan L/C 1). Aplikasi (Application)

Segera setelah penjual dan pembeli menandatangani kontrak penjualan. Dalam kontrak tersebut memuat kesepakatan bahwa

transaksi akan diselesaikan dengan Letter of Credit (L/C), maka pembeli akan meminta kepada banknya untuk membuka L/C.

Data-data yang harus tercantum dalam formulir aplikasi terdiri dari:

(1) Nama dan alamat Beneficiary; (2) Nama dan alamat pembeli/pemohon; (3) Nilai L/C yang dibuka dengan shipping terms yang talah

disetujui (FOB/CIF/C&F); (4) Jenis L/C (Revocable/Irrevocable); (5) Syarat pembayaran (Sight/Usance); (6) Uraian barang; (7) Dokumen-dokumen yang diperlukan, baik jenis maupun jumlahnya; (8) Masa berlakunya L/C (Validity of the Credit) dengan

menetapkan “expire date”; (9) Tanggal pengapalan terakhir; (10) Pelabuhan bongkar muat; (11) Persyaratan barang yang harus dikirim oleh penjual; (12) Ketentuan-ketentuan khusus yang diperlukan (misalnya: boleh

tidaknya penggantian kapal; atau boleh tidaknya pengapalan sebagian);

(13) Cara penyampaian L/C lewat surat atau teleks, dan sebagainya.