relatif lebih polar daripada fase diam. Kondisi kepolaran kedua fase ini merupakan kebalikan dari kromatografi fase normal sehingga disebut
kromatografi fase balik Meyer, 2010.
2.6 Komponen KCKT
Instrumentasi KCKT terdiri atas wadah fase gerak, pompa, injektor, kolom, detektor, dan pengolah data. Diagram skematik alat KCKT ditunjukkan
oleh Gambar 2.
Gambar 2. Diagram Skematik Alat KCKT Rohman, 2009.
2.6.1 Wadah Fase Gerak
Wadah fase gerak harus bersih dan lembam inert. Wadah pelarut kosong ataupun labu laboratorium dapat digunakan sebagai wadah gerak.
Wadah ini biasanya dapat menampung fase gerak antara 1 sampai 2 liter pelarut. Fase gerak sebelum digunakan harus dilakukan degassing
penghilangan gas yang ada pada fase gerak, sebab dengan adanya gas akan berkumpul dengan komponen lain terutama di pompa dan detektor sehingga
akan mengacaukan analisis. Pada saat membuat pelarut untuk fase gerak, maka akan sangat dianjurkan untuk menggunakan pelarut, buffer, dan reagen dengan
kemurnian yang sangat tinggi, dan lebih terpilih lagi jika pelarut-pelarut yang akan digunakan berderajat KCKT HPLC grade. Adanya pengotor dalam
reagen dapat menyebabkan gangguan pada sistem kromatografi. Adanya partikel yang kecil dapat berkumpul dalam kolom atau dalam tabung sempit,
sehingga dapat mengakibatkan suatu kekosongan pada kolom atau tabung tersebut Gandjar dan Rohman, 2009.
2.6.2 Pompa
Ada dua jenis pompa yang digunakan: tekanan-tetap dan pendesakan- tetap. Pompa pendesakan tetap dapat dibagi lagi menjadi pompa torak dan
pompa semprit. Pompa torak menghasilkan aliran yang berdenyut, jadi memerlukan peredam denyut atau peredam elektronik untuk menghasilkan
garis alas detektor yang stabil jika detektor peka terhadap aliran. Kelebihan utamanya ialah tandonnya tidak terbatas. Pompa semprit menghasilkan aliran
yang tak berdenyut, tetapi tandonnya terbatas Jhonson dan Stevenson, 1978.
2.6.3 Injektor
Menurut Jhonson dan Stevenson 1978, ada tiga tipe dasar injektor yang dapat digunakan, yaitu:
a. Aliran henti: Aliran dihentikan, penyuntikan dilakukan pada tekanan
atmosfir; sistem ditutup, dan aliran dilanjutkan lagi biasanya sistem aliran utama tetap berada dalam tekanan kerja. Cara ini dapat dipakai karena
difusi di dalam zat cair kecil, jadi umumnya daya pisah tidak dipengaruhi; b.
Septum: Ini adalah injektor langsung pada aliran, yang sama dengan
injektor yang lazim dipakai pada kromtografi gas. Injektor tersebut dapat
dipakai pada tekanan sampai sekitar 60 - 70 atmosfer. Sayang sekali, septum tidak dapat dipakai untuk semua pelarut KC. Selain itu, partikel
kecil terlepas dari septum dan cenderung menyumbat; c.
Katup jalan-kitar: jenis injektor ini, biasanya dipakai untuk menyuntikkan volum lebih besar dari pada 10 µl dan sekarang dipakai dalam sistem yang
diotomatkan. volume yang lebih kecil dapat disuntikkan secara manual memakai adaptor khusus. Pada kedudukan mengisi, jalan-kitar cuplikan
diisi pada tekanan atmosfir. Jika katup dijalankan dibuka, cuplikan di dalam jalan-kitar teralirkan ke dalam kolom. Katup jalan-kitar secara
skematik ditunjukkan oleh Gambar 3.
Gambar 3. Tipe Injektor Katup Putaran De Lux Putra, 2007.
2.6.4 Kolom