Kedudukan Anak Menurut Al Qur’an Hadits

C. Kedudukan Anak Menurut Al Qur’an Hadits

Al Quran banyak menyebutkan ayat-ayat tentang keluarga. Bahkan didalam Al Qur‟an terdapat surat yang menyebut kata keluarga yaitu surat Ali Imran

yang artinya keluarga Imran. Didalamnya mengungkap pelajaran-pelajaran tentang kehidupan. Seperti disebutkan dalam firman Allah:

ًة يِّرُذ . َيِمَلاَعْل ىَلَع َناَرْمِع َلآَو َميِىاَرْ بِإ َلآَو اًحوُنَو َمَدآ ىَفَطْصا َ للَّا نِإ ) ۱٤ - ۱۱ : [ ۱ ] ناَرْمِع لآ(. ٌميِلَع ٌعيَِسْ ُ للَّاَو ٍضْعَ ب ْنِم اَهُضْعَ ب

“Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga Imran, melebihi segala umat (dimasa mereka masing- masing). (sebagai satu keturunan yang sebagiannya (turunan) turunan dari yang lain. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Ali Imran [3]:33-34).

Imam At Thabari menyebutkan dalam tafsirnya, bahwa penyebutan nama keluarga nabi Ibrahim dan keluarga Imran karena keluarga mereka memiliki keutamaan, dari keturunan keluarga Ibrahim lahirlah nabi

Muhammad SAW sebagai pembawa risalah Islam bagi seluruh alam 177 Selain itu Al Qur‟an secara gambling mengungkap pola interaksi antara anak dan

orang tua, begitu indah disebutkan dalam surat Lukman, saat Lukmanul Hakim 178 mengajarkan anaknya untuk taat kepada Allah dengan beragam

wejangan indah merasuk kedalam qalbu. Firman Allah:

176 HM. Anshari, Kedudukan Anak dalam Perspektif Islam dan Hukum Nasional, h. 147 177 Muhammad bin Jarîr At-Thabari, Jami‟ul Bayan Fi Ta‟wil Ayi Al- Qur‟an, jilid VI, (t.tp: Muassasah Ar Risalah,1420H) h. 326 178 Di Adalah Luqman Al Hakim, nama aslinya Luqman bin „Anqa bin Sadun,

sedangkan anaknya bernama Tsaran, Luqman digelari al Hakim karena memiliki pelajaran- pelajara pentin. Baik utuk keluarganya maupun untuk kita semua. Dalam Tafsir Al Khazin disebutkan, Luqman al Hakim hidup hingga 1000 tahun, ia juga bertemu dengan Nabi Daud dan menjadi Hakim (Qadhi) Bani Israil. Menurut ulama tafsir Luqman bukanlah nabi kecuali pendapat dari Ikrimah yang menyatakan Luqman adalah seorang nabi, ia adalah hamba Allah yang sholeh. Luqman berasal dari Sudan, Allah anugerahkan keadanya ucapan yang penuh hikm ah dan pelajaran serta akal yang cerdas, ia pernah berkata,”Diam adalah hikmah, namun sedikit yang melakukakannya”. Ia juga pernah ditanya,”Siapakah manusia yang paling buruk?”. Ia menjawab,”Orang yang dibiarkan oleh manusia jika melakukan kemaksiatan” ( Wahbah Zuhaili,Tafsir Al Munir, jilid 21, (Damaskus: Dar al Fikr Muashir, 1418H) h. 143)

( ۱٤ - ۱۱ : [ ۱۱ ]

“Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya,”Hai anakku, jangamlah kamu mepersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar. Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang tuanya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua ibu bapakmu, hanya kepada- Ku lah kembalimu”. (QS. Luqmân [31]:13-14)

Ibnu Asyûr ketika menafsirkan ayat ini mengatakan:

Mayoritas Ulama Tafsir berpendapat,” Anak laki-laki Luqman musyrik, namun Luqman terus menasehatinya hingga ia beriman kepada Allah ” Imam Al Qurthubi menyebutkan bahwa ayat ini mengisahkan tentang keteladanan Lukman al Hakim yang mengajarkan anaknya dengan pernyataan untuk menjauhi syirik. Yang di sandingkan dengan berbuat baik kepada orang tua. Oleh karena itu ketaatan kepada orang tua berada setelah ketaatan kepada Allah dengan tidak syirik”. Seperti juga di sebutkan oleh Al Qurtubi dalam tafsirnya:

“Bahwa ketaatan kepada kedua orang tua tidak boleh didahulukan jika untuk melakukan dosa-dosa besar atau untuk meninggalkan kewajiban- kewajiban yang sifatnya p ribadi”

179 Muhammad Tahir bin Asyûr, At-Tahrir wa at-Tanwir, Jilid XXI, (Tunisia: Dar Tunis Li An-Nasyr, 1984) h.154 180 al-Qurthubi, Al Jami‟ Li Ahkam Al-Qur‟an, Jilid XIV, (Kairo: Dar Kutub al- Mishriyah, 1384H) h. 16

Al Qur‟an juga menyebutkan bagaimana Nabi Ibrahim bercakap-cakap dengan Ismail, saat turun perintah Allah dalam mimpinya untuk menyembelih anaknya, Ismail dalam mimpi tidurnya. Seperti disebutkan dalam firman Allah:

“Maka tatkala anak itu sampai (pada batas umur sanggup) berusaha bersama- sama Ibrahim, Ibrahim berkata,”Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka

fikirkanlah apa pendapatmu!”. Ismail mejawab,”Wahai ayahku kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, Insya Allah kamu akan mendapatiku

yang sabar”.(QS.As Shâfât[37]:10)

termasuk

orang- orang

Ibnu Asyûr dalam tafsirnya mengatakan bahwa usia Ismail saat nabi Ibrahim menceritakan mimpinya adalah tiga belas tahun. Dan mimpi seorang nabi adalah wahyu dan kebenaran dari Allah. Meski dalam ayat ini maksud dari mimpi tersebut adalah ujian keimanan Ibrahim AS setelah sekian lama tidak memiliki keturunan lalu Allah mengujinya sebagai bentuk keyakinan kepada Allah ataukah kecintaan kepada puteranya sudah mengalahkan rasa

cintanya kepada Allah 181 . Bahkan secara rinci Al Qur‟an menerangkan tentang ayat-ayat warisan didalam surat An Nisa:

“Allah mensyariatkan bagimu tentang (pembagian pusaka) untuk anak anakmu. Yaitu bagian seorang anak laki-laki sama dengan bagian dua orang anak perempuan, dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua, maka bagi mereka dua per tiga dari harta yang ditinggalkan jika anak perempuan itu seorang saja, maka ia

181 Ibnu Asyûr, At-Tahrir wa Tanwir, jilid 23, (Tunisia: Dar Tunis Li An Nasyr,1984) h. 150 181 Ibnu Asyûr, At-Tahrir wa Tanwir, jilid 23, (Tunisia: Dar Tunis Li An Nasyr,1984) h. 150

Begitu juga diterangkan pada ayat 12 dan 176 tentang hak waris dalam keluarga. Hal ini menunjukkan bahwa Allah telah mengatur hak-hak waris anak secara jelas. kemudian ayah dan ibunya yang menjadikan ia muslim atau non muslim. Imam Al Bukhari bahkan menulis bab khusus tentang aqiqah dalam kitab sahihnya menyebutkan:

“Telah mengabarkan kepadaku Ibnu Wahb dari Jarir bin Hazim dari Ayub As Sahtiyani dari Muhammad bin Sirin, telah menceritakan

kepada kami Salman bin Amir ad Dhabiy, ia berkata,” Aku telah mendengar Rasulullah SAW bersabda,” Bersama anak ada aqiqah, alirkanlah dar ah (hewan sembelihan) dan cukurlah rambutnya,” .(HR. Al Bukhârî)

Imam Malik dalam kitab Al Muwatha‟ juga menyebutkan tentang aqiqah:

“Telah mengatakan kepadaku Yahya, dari Malik dari Zaid bin Aslam dari seseorang dari Bani Dhamrah, dari ayahnya, ia

182 Imam Al Bukhari, Shahih Bukhari, Jilid VII, (t.tp: Dar Turuq Najah,1422H) h. 84-85 183 Malik bin Anas bin Malik, Al Muwatha ‟, Jilid II, (Libanon: Dar Ihya‟u Turats Al Arabi,1406H) h.500 182 Imam Al Bukhari, Shahih Bukhari, Jilid VII, (t.tp: Dar Turuq Najah,1422H) h. 84-85 183 Malik bin Anas bin Malik, Al Muwatha ‟, Jilid II, (Libanon: Dar Ihya‟u Turats Al Arabi,1406H) h.500