Teknik Analisis Data
I. Teknik Analisis Data
Data penelitian tidak serta merta langsung dapat dipahami oleh kebanyakan orang awam. Agar data yang diperoleh dapat dipahami bukan hanya oleh peneliti, tetapi juga oleh orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian, maka data yang diperoleh harus diuraikan melalui analisis data.
14 Wibisono, op.cit. 15 Sofyan, loc.cit. 16 Ibid., h. 104
1. Penghitungan N-Gain
Setelah diperoleh data nilai pretes dan postes tiap siswa, kemudian dilakukan penghitungan N-Gain untuk mengetahui peningkatan hasil belajar yang diperoleh setelah kegiatan pembelajaran. Uji N-Gain dapat dilakukan
menggunakan rumus sebagai berikut: 17
N-Gain =
Tabel 3.7 Kategorisasi Perolehan Nilai N-Gain 18
Nilai N-Gain Kategori
(<g>) > 0,7 Tinggi 0,7 > (<g>) > 0,3
Sedang (<g>) < 0,3
Rendah
2. Pengujian Prasyarat Analisis
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian prasyarat berupa uji normalitas dan uji homogenitas.
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah uji
Lilliefors 19 . Untuk pengujian hipotesis nol melalui prosedur berikut: Dilakukan pengamatan x 1 ,x 2 ,...x n dijadikan bilangan baku z 1 ,z 2 ,...z n
dengan menggunakan rumus z i =
̅ dan s masing-masing merupakan rata- rata dan simpangan baku sampel). Kemudian dihitung peluang F (z i ) = P (z ≤ z i ).
Selanjutnya dihitung proporsi z 1 ,z 2 ,...,z n yang lebih kecil atau sama dengan z i .
17 Yanti Herlanti, “Science Education Research, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains ”, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2006, h. 71, tersedia melalui
http://dhetik.weebly.com diunduh pada tanggal 21 November 2014. 18 Richard R. Hake, Analyzing Change/Gain Scores, 1999, p.1, tersedia melalui
www.physics.indiana.edu diunduh pada tanggal 24 Desember 2014.
19 Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: PT Tarsito, 2002), Cet. II, h. 466-467.
Jika proporsi ini dinyatakan oleh S(z 1 ), maka S(z 1 )=
Kemudian dihitung selisih F (z 1 ) – S (z 1 ) dan ditentukan harga mutlaknya. Diambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut (harga L 0 /L hitung ). Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, dibandingkan L 0 ini dengan nilai kritis L / L tabel yang diambil dari daftar nilai kritis uji Lilliefors untuk taraf nyata α yang dipilih. Jika L hitung < L tabel , maka H 0 diterima yang berarti data
berdistribusi normal. Sebaliknya L hitung >L tabel , maka H 0 ditolak yang berarti data tidak berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk menguji kesamaan atau perbedaan antara dua populasi atau sampel. Uji homogenitas yang dilakukan adalah uji Fischer ,
dengan rumus sebagai berikut: 20
F = , dengan s =
Keterangan: F : homogenitas S 2 1 : varians terbesar S 2 2 : varians terkecil
Kriteria hipotesis uji homogenitas untuk menganalisis data dalam penelitian yaitu, jika F hitung <F tabel , maka H 0 diterima yang berarti varians antara kelas eksperimen dan kontrol homogen. Sebaliknya jika F hitung >F tabel , maka H 0 ditolak yang berarti varians antara kelas eksperimen dan kontrol heterogen.
20 Ibid., h. 249.
c. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t. Uji t dalam hal ini digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh penggunaan model pembelajaran problem based learning (PBL) terhadap hasil belajar biologi siswa. Uji t
dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 21
t=
, dengan s 2
Keterangan: ̅ : rata-rata skor kelompok eksperimen ̅ : rata-rata skor kelompok kontrol
n 1 : jumlah sampel kelompok eksperimen n 2 : jumlah sampel kelompok kontrol S 1 : varians kelompok eksperimen S 2 : varians kelompok kontrol
S : nilai varians gabungan