Persentase ( ) perlindungan dan penegakan hukum atas kekayaan intelektual masyarakat

1. Persentase ( ) perlindungan dan penegakan hukum atas kekayaan intelektual masyarakat

  Pada tahun 2013 DJHKI memfokuskan sasaran strategisnya pada tiga (3) pilar utama, dimana ketiga hal ini menjadi corebusiness DJHKI selaku pelayan publik di bidang Hak Kekayaan Intelektual. Adapun 3 pilar utama tersebut adalah sebagai berikut:

  a. Perlindungan dan penegakan hukum atas kekayaan intelektual masyarakat;

  b. Permohonan hak kekayaan intelektual yang mendapat kepastian hukum; dan

  c. Layanan Hak Kekayaan Intelektual yang bisa diakses masyarakat secara online dengan sistem aplikasi dan basis data yang akurat.

  Indikator ini digunakan untuk mengukur kinerja DJHKI di bidang perlindungan dan penegakan hukum atas Hak Kekayaan Intelektual yang telah terdaftar pada DJHKI. Penetapan kinerja ini diukur berdasarkan 2 (dua) indikator utama, yakni penindakan atas pengaduan tindak pidana di bidang HKI dan kelengkapan berkas administrasi perkara tindak pidana di bidang HKI yang sesuai standar. Yang dimaksud dengan penindakan atas pengaduan tindak pidana di bidang HKI sesuai standar adalah pengaduan pelanggaran bidang hak kekayaan intelektual yang dilaporkan oleh masyarakat, untuk kemudian dilakukan penyidikan setelah pelapor melengkapi semua persyaratan yang diperlukan. Pada tahun 2013, Direktorat Penyidikan menerima dan melakukan penyidikan terhadap 19 pengaduan pelanggaran HKI (95) yang dilaporkan oleh masyarakat, dimana ditargetkan jumlah pengaduan yang dilakukan penyidikan sebanyak 20 pengaduan (100).

  Berdasarkan hal tersebut terjadi penurunan jumlah penindakan atas pengaduan tindak pidana jika dibandingkan dengan tahun 2012 telah diterima pengaduan dan dilakukan penyidikan terhadap 22 pengaduan. Namun penurunan jumlah pengaduan ini tidak dapat dijadikan patokan bahwa terjadi penurunan kinerja DJHKI di bidang Penegakan Hukum atas pelanggaran HKI, hal ini dikarenakan jumlah penindakan pengaduan yang diterima adalah pengaduan yang didasarkan atas delik aduan. Sementara untuk penindakan atas delik Undang-undang (Hak Cipta), DJHKI terus melakukan upaya sosialisasi maupun pemeriksaan, pengeledahan dan penyitaan pada beberapa mall di beberapa provinsi di Indonesia.

  Sementara itu yang dimaksud dengan kelengkapan berkas administrasi perkara tindak pidana di bidang HKI yang sesuai standar adalah berkas perkara yang telah dilengkapi dengan surat perintah tugas penyidikan, surat pemberitahuan dimulainya penyidikan (SPDP), berita acara pemeriksaan pelapor, berita acara pemeriksaan saksi-saksi, berita acara pemeriksaan saksi ahli,berita acara pemeriksaan tersangka, surat perintah tugas penggeledahan, berita acara penggeledahan, surat perintah tugas penyitaan, berita acara penyitaan, surat ijin penetapan pengadilan atas penyitaan dan berita acara serah terima barang bukti. Selama tahun 2013 telah dinyatakan sebanyak 9 berkas

  KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI

  pengaduan (90) yang lengkap berkas administrasinya dengan target sebanyak

  10 berkas (100). Sementara pada tahun 2012 berkas yang dinyatakan lengkap adalah sebanyak 38 berkas pengaduan. Berikut adalah data laporan perkembangan penyidikan atas pelanggaran hak kekayaan intelektual sejak Direktorat Penyidikan DJHKI didirikan:

  STATISTIK LAPORAN PENGADUAN PELANGGARAN HKI Tahun 2011 sd 2013

  Pelanggaran HKI

  No

  Tahun Bulan

  Disain Jumlah

  Hak Cipta

  Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan capaian kinerja perlindungan dan penegakan hukum atas kekayaan intelektual masyarakat adalah sebesar

  92.5 (95 รท 90). Sementara itu, jika mengacu kepada terget yang ditetapkan dalam IKU renstra DJHKI adalah pengaduan pelanggaran bidang HKI yang dilakukan penyidikan, dimana dalam hal ini penyidikan hanya dilakukan terhadap pelaporan yang dilakukan oleh masyarakat, atau dengan kata lain jumlah realisasi dari indikator ini sangat dipengaruhi oleh jumlah laporan masyarakat. Namun,DJHKI tetap berupaya untuk meningkatkan pelayanannya dibidang penegakan hukum dengan menambah IKU DJHKI menjadi perlindungan dan penegakan hukum atas kekayaan intelektual masyarakat. Hal ini dikarenakan amanat Undang-Undang DJHKI tidak hanya berpatokan kepada HKI yang dinyatakan perlindungan berdasarkan pendaftaran (Desain Industri, Paten dan Merek), namun juga termasuk perlindungan HKI yang didasarkan pada pengumuman (Hak Cipta) dan DJHKI melalui Direktorat Penyidikan senantiasa siap melayani masyarakat terkait laporan pelanggaran HKI yang disampaikan oleh pemilik HKI, masyarakat dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. Hal lain yang juga perlu diketahui bersama adalah bahwa penegakan hukum terkait pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual tidak hanya ditangani oleh PPNS HKI, namun juga oleh Penyidik POLRI jika laporan dimaksud disampaikan pada pihak Kepolisian.