Faktor – Faktor yang mempengaruhi onset menars

Namun menars bukan hanya dipengaruhi oleh hormone yang diregulasi di uterus dan ovarium tetapi juga akan dipengaruhi oleh kecepatan metabolism tubuh, toleransi glukosa, makanan, mood dan banyak hal French, S.A, 2006. Menars tersebut dibagi menjadi 3 yakni menars normal, menars precocious yakni terlalu cepat yakni dibawah umur 10 tahun yang dapat diakibatkan oleh banyak hal seperti tumor pada ovarium, kelenjar adrenal, otak, adanya reye syndrome atau penyakit genetic dan penggunaan obat – obatan. Yang terakhir adalah menars delayed atau terlambat yang terjadi di atas 16 tahun apabila ciri seks sekunder positif atau 14 tahun apabila ciri seks sekunder tidak ada yang dapat diakibatkan oleh kegiatan fisik yang terlalu berat, penyakit kronik seperi cystic fibrosis atau sickle cell dan kelainan genetik seperti Turner’s syndrome Needlman, 2007.

2.2.3. Faktor – Faktor yang mempengaruhi onset menars

Faktor – faktor yang mempengaruhi onset menars adalah: 1. Tingkat pengetahuan gizi Pengetahuan gizi adalah pemahaman seseorang tentang ilmu gizi, zat gizi serta interaksi antara zat gizi terhadap status gizi dan kesehatan Suhardjo, 1996 dikutip dari Lusiana, 2007. Pemahaman diketahui dengan banyak hal, dari penelitian yang dilakukan oleh Lusiana, 2007 tentang pengetahuan gizi yaitu mengenai karbohidrat dan lemak, kekurangan vitamin dalam tubuh, dampak kurang gizi terhadap remaja dan protein nabati, didapati bahwa pada anak yang pengetahuan gizinya baik akan lebih cepat menars dibandingkan dengan remaja yang pengetahuan gizi nya rendah. 2. Konsumsi vitamin B12, besi dan kalsium Saat remaja mengkonsumsi bahan – bahan tersebut dalam jumlah yang kurang maka akan terjadi perburukan untuk perkembangan remaja sampai menyelesaikan fase growth spurt nya. Misalnya pada remaja yang terbiasa dengan pola vegetarian yang tidak terkontrol Dilley, 2005. Universitas Sumatera Utara Perbedaan antara remaja yang terbiasa dengan pola vegetarian juga sangat berrpengaruh dengan onset menars Bagga, 2000. 3. Sosioekonomi Faktor sosioekonomi yang dimaksudkan termasuk jumlah dari anggota keluarga, pendapatan keluarga, level pendidikan keluarga Karapanou, 2010. Remaja yang memiliki tingkat ekonomi yang baik memiliki onset menars yang lebih cepat dibandingkan remaja yang memiliki tingkat ekonomi rendah. Hal ini dikarenakan bahwa remaja yang memiliki tingkat ekonomi tinggi memiliki akses untuk perbaikan kesehatan yang lebih baik dibandingkan dengan remaja tingkat ekonomi rendah Lusiana, 2007. Remaja yang memiliki jumlah anggota keluarga lebih besar memiliki onset menars yang lebih lambat. Selain itu remaja yang tidak tinggal dengan ayah biologis misalnya dengan ayah tiri dan saudara laki – laki tiri memiliki onset menars yang lebih cepat. Sedangkan remaja yang tinggal dengan saudara perempuan yang lebih tua darinya mengalami onset menars yang lebih lama dibandingkan dengan remaja seusianya. Hal ini disebabkan oleh stress lingkungan keluarga dan gangguan marental mood Karapanou, 2010. 4. Psikologis Keadaan psikologis remaja yang dinilai dengan penilaian remaja terhadap tubuhnya apakah baik atau buruk dan respon remaja terhadap keadaan tubuhnya. Hal ini akan berpengaruh pada faktor stress dari remaja yang disebut sebagai experimental health Gaudineau, 2010. 5. Faktor Lingkungan Keadaan lingkungan akan mendukung cepat tindaknya remaja untuk mendapatkan menars. Misalnya faktor stres lingkungan seperti penyakit akut maupun kronis dan keadaan peperangan. Keadaan ini akan menekan axis hypothalamic – pituitary – gonadal – axis dan akhirnya akan mengakibatkan perlambatan usia menars Karapanou, 2010. Universitas Sumatera Utara Ketinggian tempat tinggal akan mempengaruhi seorang anak akan mendapatkan menars. Setiap kenaikan 100 m dari permukaan laut akan memberikan tiga bulan keterlambatan untuk waktu menars seseorang. Hal ini dikarenakan oleh keadaan nutrisi yang diharuskan untuk seseorang yang tinggal didataran tinggi akan membutuhkan energi yang lebih banyak sehingga simpanan lemak tubuh untuk proporsi tubuh yang baik susah dicapai Karapanou, 2010. Keadaan kimiawi lingkungan yang disebut dengan kimiawi penghambat endokrin endocrine distruptor chemical. dapat mempengaruhi onset pubertas dan tentunya onset menars Karapanou, 2010. Kimiawi penghambat endokrin endocrine distruptor chemical. merupakan suatu bahan yang memiliki sesuatu struktur yang sama dengan estrogen sehingga dapat menduduki reseptor estrogen sehingga hal ini akan mengganggu steroidogenesis. Selain itu kimiawi penghambat endokrin endocrine distruptor chemical. juga akan mempengaruhi pubertas melalui jalur Central Nervous System dengan menurunkan sirkulasi LH dan prolaktin. Hal yang paling membahayakan adalah saat kimiawi penghambat endokrin endocrine distruptor chemical. mempengaruhi sistem endokrin, karena hal ini dapat mengakibatkan terjadi gangguan diferensiasi sex dan memacu hormon – hormon penyebab kanker Karapanou, 2010. 6. Father absence and present Keberadaan ayah yang tinggal dalam satu rumah akan mempengaruhi onset menars pada seorang remaja. Belum banyak penelitian yang dilakukan dalam hal ini namun didapati bahwa hal ini disebabkan oleh stimuli kehadiran seorang ayah dalam keluarga yang akan mempengaruhi stress anak yang berpengaruh pada onset menarsnya Maestripieri, 2004. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.4. Pengaruh keberadaan ayah menetap di rumah Sumber : Maestripieri, 2004 7. Usia menars ibu Rata – rata onset menars ibu adalah 13 -14 tahun. Variasi umur rata-rata onset menars merupakan interaksi genetik dan lingkungan. Sehingga ibu yang memilik onset menars lebih cepat dibandingkan ibu lain memiliki remaja yang juga lebih cepat onset menarsnya Lusiana, 2007. 8. Status gizi Pada remaja yang termasuk gizi tumbuh lebih lambat untuk waktu yang lebih lama, karena itu menars umur pertama kali menstruasi juga akan tertunda Lusiana, 2007. Status gizi itupun dipengaruhi oleh nutrisi yang masuk ke dalam tubuh anak Padez, 2003. Parameter yang digunakan adalah berat badan dan Body Mass Index BMI. dan tinggi badan. Misalnya : tingginya level lemak subcutaneous dan BMI pada masaprapubertal 5 - 9 tahun. akan mengasosiasikan kenaikan onset menars menjadi dibawah 11 tahun. Onset menars berbanding terbalik dengan lingkar paha dan lingkar lengan namun onset menars berbanding lurus dengan lingkar pinggul Karapanou, 2010. 9. Kadar Leptin di dalam darah Tingginya kadar leptin di dalam darah lebih ditandai dengan lemak pada gluteofemoral dibandingkan dengan lemak pada tubuh bagian atas, lemak pada bagian ini akan dianggap oleh hipotalamus sebagai gambaran distribusi lemak semasa pubertas Karapanou, 2010. 10. Birth weight Berat Badan Lahir. Hubungan antara berat badan lahir dengan onset menars pada remaja belum sepenuhnya di teliti dan dokumentasinya belum juga lengkap. Namun didapati bahwa kecil besarnya umur gestasi akan berbanding lurus dengan onset Universitas Sumatera Utara menars Barasi, 2007. Berat badan lahir akan mempengaruhi 5 – 10 bulan dari tertunda maupun terlalu cepatnya onset pubertas dan onset menars Karapanou, 2010. Berat badan lahir 11. Kecepatan pertambahan berat badan bayi Kecepatan pertambahan berat badan bayi mulai dari baru lahir sampai berumur 2 bulan dan mulai dari 2 bulan sampai 9 bulan , akan mempengaruhi onset pubertas dan onset menars dari remaja. Karena kecepatan pertambahan berat badan bayi pada saat itu akan mempengaruhi besar jaringan lemak yang akan ada di tubuh anak mulai dari berumur 10 tahun, sehingga semakin besar pertambahan akan semakin cepat onset menars seorang anak. Namun hal ini tidak berlaku pada anak yang memiliki kecepatan pertambahan berat badan yang tinggi saat berumur 9 sampai 19 bulan Ellison, 1981 dikutip dari Karapanou, 2010. 12. Aktivitas fisik Didapati bahwa remaja yang memiliki aktifitas fisik sekitar 2 jam perhari diklasifikasikan sebagai remaja yang memiliki aktivitas fisik tinggi. Remaja tersebut memiliki onset menars yang lebih terlambat dibandingkan dengan remaja yang tidak melakukan aktivitas fisik yang berat. Hal ini disebabkan oleh dikirimnya impuls negatif dari hipotalamus yang mengatur keluarnya GnRH pulsatil oleh karena aktivitas fisik yang berlebihan Chavarro, 2004. Aktifitas fisik yang dilakukan secara regular oleh para remaja seperti permainan voli, badminton dan berenang akan membuat keterlambatan sekresi dari hormone sehingga memperlambat maturitas tubuh dan akhirnya memperlambat onset menars Bagga, 2000. 13. Status kesehatan Status kesehatan yang berpengaruh pada pubertas adalah Body Mass Index BMI., resistensi insulin, ada tidaknya menderita sindrom metabolik, dan ada tidaknya gangguan kardiovaskular Karapanou, 2010. Universitas Sumatera Utara Remaja yang memiliki penyakit seperti penyakit kardiovaskular, penyakit jantung koroner atau setidaknya memiliki orang tua yang memiliki riwayat demikian akan lebih cepat menars dan ternyata yang didapati adalah bahwa hal tersebut terjadi karena secara genetik akan mengkontribusi kenaikan sel adiposa dalam tubuh seseorang tersebut. Remaja akan lebih cepat pada remaja yang tidak memiliki gangguan dari kenaikan gula darah dan tidak intoleransi insulin Karapanou, 2010. 14. Pengguna obat – obatan Remaja pengguna obat – obatan seperti tobacco, cannabis, alcohol akan lebih cepat onset menarsnya dibandingkan dengan remaja yang tidak menggunakan obat – obatan tersebut Gaudineau, 2010. 2.3 Status Gizi 2.3.1. Defenisi Status Gizi