Pada umumnya berdasarkan henningsen, 2011, pendapatan orangtua sangat mempengaruhi makanan yang dikonsumsi anak, karena seharusnya
semakin baik pekerjaan dan pendapatan orangtua berarti orangtua lebih mampu untuk memilihkan makanan yang tepat untuk dikonsumsi anaknya agar status
gizinya tetap dalam kondisi baik
5.2.1.5 Hubungan antara onset menars ibu dengan onset menars pada
siswi di SMP Negeri 1 Pintu Pohan.
Berdasarkan hasil tabulasi silang pada tabel 5.5 diketahui bahwa terdapat hubungan antara onset menars ibu responden dengan onset menars responden. Hal
ini berarti bahwa ibu responden yang memiliki onset menars normal juga memiliki anak dengan onset menars normal lebih cepat dibandingkan dengan
anak dari orangtua responden yang memiliki onset menars lambat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Terry et al, 2009 yang meniliti
hal tersebut diatas dengan metode cross sectional dengan analisis chi square didapati nilai p = 0,018, hal ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang sangat
kuat Antara onset menars ibu dan anaknya. Selain itu dari hasil penelitian tersebut juga didapati bahwa onset menars anak lebih cepat lima bulan dibandingkan
dengan onset menars ibu.
5.2.1.6 Hubungan antara status gizi dengan onset menars pada siswi di
SMP Negeri 1 Pintu Pohan.
Berdasarkan hasil tabulasi silang pada tabel 5.6 diketahui bahwa terdapat hubungan antara status gizi dengan onset menars responden. Hal ini berarti bahwa
semakin baik status gizi dari responden maka semakin cepat juga onset menars nya dibandingkan dengan responden yang status gizinya tidak baik.
Universitas Sumatera Utara
Penelitian ini didukung oleh Karapanou, 2010, hal ini disebabakan karena ada hubungan dari lemak tubuh dengan siklus menstruasi. Seperti misalnya
hormon estrogen. Estrogen di sintesis di ovarium, di adrenal, plasenta, testis, jaringan lemak dan susunan saraf pusat. Tingginya kadar estrogen di dalam tubuh
mengakibatkan cepatnya onset menars karena akan menahan keluarnya hormone GnRH.
Semakin baiknya nutrisi makanan yang dikonsumsi akan mempengaruhi status gizi. Status gizi akan menginisiasi awal yang akan membawa remaja ke
dalam fase pubertasnya dan akan mempengaruhi percepatan dari onset menars Wu, 2005.
Remaja yang bergizi baik mempunyai kecepatan pertumbuhan yang lebih tinggi dari masa sebelum pubertas prapubertas. dibandingkan dengan remaja
kurang gizi. Remaja kurang gizi tumbuh lebih lambat untuk waktu yang lebih lama , karena itu onset menars juga tertunda Riyadi, 2003.
Menurut hasil analisi multivarian, status gizi adalah faktor yang paling berhubungan. Berdasarkan hasil tabulasi silang pada tabel 5.7 didapati bahwa
yang paling mempengaruhi onset menars adalah status gizi yang memiliki p value 0.014. yang artinya terdapat hubungan antara status gizi dengan onset menars
responden. Nilai OR Odds Ratio dari faktor status gizi adalah 4.618, maka dalam hal itu artinya bahwa responden yang memiliki berat badan normal 4.618
kali lebih cepat mengalami menars dibandingkan dengan responden yang memiliki berat badan kurang.
Hal ini didukung oleh WHO, 2010 yang menyatakan bahwa anak dengan status gizi kurang akan mengalami keterlambatan menars karena terjadi supresi
pada axis reproduksi sehingga mengalami perlambatan dari haid.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN