Kromatografi Lapis Tipis Identifikasi Parasetamol dalam sediaan Obat Tradisonal bentuk

2.4.4 Efek Samping

Efek samping adalah hal yang bukan tidak jarang terjadi pada penggunaankonsumsi senyawa obat, begitu pula dengan parasetamol. Parasetamol menimbulkan efek sampin seperti; reaksi hipersensitivitas dan kelainan pada darah anemia hemolitik. Pada penggunaan kronis dari 3-4 g sehari dapat terjadi kerusakan hati, reaksi alergi: jarang terjadi, berupa eritem, urtikaria, atau bila lebih berat dapat timbul demam dan lesi mukosa Tan dan Kirana, 2002.

2.5 Identifikasi Parasetamol dalam sediaan Obat Tradisonal bentuk

Kapsul secara Kromatografi Lapis Tipis dan Spektrofotometri UV- Visible

2.5.1 Kromatografi Lapis Tipis

Kromatografi merupakan teknik yang paling sering di gunakan dalam bidang kimia analisis karena teknik ini dapat di lakukan untuk keperluan analisis, baik kualitatif maupun kuantitatif, atau preparatif bagi bidang farmasi, ataupun industri. Kromatografi merupakan suatu teknik pemisahan yang menggunakan dua fase, yaitu: fase diam stationary phase dan fase gerak mobile phase. Kromatografi Lapis Tipis KLT Kromatografi lapis tipis di kembangkan oleh Izmailoff dan Schraiber pada tahun 1938. Kromatografi ini merupakan bentuk kromatografi planar. Berbeda dengan kromatografi kolom yang mana fase diamnya diisikan atau di kemas di dalamnya, pada kromatografi lapis tipis fase diamnya berupa lapisan yang seragam uniform pada permukaan bidang datar yang di dukung oleh lempeng kaca, pelat aluminium, atau pelat pelastik. Meskipun demikian kromatografi planar ini dapat dikatakan sebagai bentuk terbuka dari kromatografi kolom. Universitas Sumatera Utara Penggunaan fase gerak atau sebagai pelarut dimana pelarut ini akan bergerak sepanjang fase diam di karenakan oleh dua pengaruh, yaitu 1. Pengaruh kapiler ini terjadi pada metode pengembangan secara menaik ascending, 2. Pengaruh gravitasi ini terjadi pada pengelusian secara menurun descending. Fase diam pada Kromatografi Lapis Tipis adalah merupakan suatu penyerap berukuran kecil dengan diameter partikel antara 10-30 µm. Semakin kecil ukuran rata-rata partikel fase diam dan semakin sempit kisaran ukuran fase diam maka semakin baik kinerja KLT dalam hal efesiensinya dan resolusinya. Biasanya yang paling sering di gunakan adalah silika dan serbuk selulosa. Penyerap biasanya di gunakan untuk melapisi pada permukaan kaca, gelas, atau aluminium dengan ketebalan 250 µ m, atau biasa di sebut platlempeng KLT. Fase gerak pada KLT biasanya dapat di pilih dari pustaka, tetapi lebih sering di pilih dengan cara mencoba-coba karena waktu yang di perlukan hanya sebentar. Sistem yang paling sederhana adalah sistem 2 pelarut organik karena daya elusi camuran dari dua pelarut ini dapat mudah di atur sedemikian rupa sehingga pemisahan dapat terjadi secara optimal. Berikut adalah kriteria yang harus di penuhi oleh fase gerak ialah: Fase gerak harus memiliki kemurnian yang sanagat tinggi, karena KLT sangat sensitif, Daya elusi fase gerak harus di atur agar harga Rf terletak antara 0,2-0,8 untuk pemisahan yang maksimal, untuk pemisahan senyawa yang polar yang biasanya fase diamnya berupa silika gel, maka polaritas dari fase gerak sangat menentukan kecepatan elusipengembangan yang berarti juga akan menentukan nilai Rf Rohman, 2009 Universitas Sumatera Utara

a. Penotolan Sampel