8. Selain melakukan pembinaan dan pengawasan, Bank juga harus merapikan dokumentasi kredit, agar sewaktu-waktu dapat dimonitor. Dokumentasi
kredit ini menjadi bagian tak terpisahkan dari paket kredit, merupakan salah satu aspek penting yang dapat menjamin pengembalian kredit, serta
dokumentasi kredit wajib dilaksanakan dengan baik, tertib dan lengkap. Pada akhirnya, dengan kebijakan dan sistem yang baik, akan diperoleh
tingkat kesehatan bank. Di satu sisi, setiap pejabatstaf dari bank yang berperan menganalisis suatu usaha debitur telah mempunyai perangkat yang dapat
digunakan, sehingga manajemen risiko, serta early warning system dapat dijalankan dengan baik. Dan yang paling utama, jika semua prosedur standar telah
dipenuhi, maka budaya kredit credit culture yang sehat akan berperan aktif dalam membuat bank dapat berperan serta dalam menumbuhkan perekonomian
untuk debitur UKM.
2.4.1 Penyaluran kredit oleh Bank terhadap UKM
Pada kenyataannya penyaluran kredit pada UKM masih kecil dibandingkan dengan usaha besar. Pemecahan masalah tersebut secara
makro seperti kebijakan pemerintah mewajibkan Bank Umum untuk menyalurkan 20 kredit kepada UKM dari total kreditnya,KUT, program
program promosi akses kredit UKM kepada lembaga keuangan dan lain- lainnya ternyata hasilnya masih jauh dari memuaskan. Hal ini disebabkan
selain karena ketidak mampuan UKM mengakses bank juga disebabkan oleh :
Universitas Sumatera Utara
1. Officer Bank kekurangan pengetahuan atau pengalaman, sehingga bank
kesulitan menilai prospek bisnis UKM, sehingga untuk meminimalisasi resiko perlu menetapkan persyaratan jaminan yang ketat. Skema kredit
UKM kurang bervariasi mengikuti variasi karakteristik usaha UKM yang spesifik.
2. Pada UKM yang mengajukan kredit, Officer Bank masih kesulitan untuk
menemukan yang prospektif untuk dibiayai Untuk mendorong penyelesaian masalah ditingkat mikro tersebut
semestinya menjadi perioritas dalam mempromosikan akses kredit UKM pada lembaga keuangan. secara teknis bank harus punya target pasar spesifik untuk
UKM sebagaimana juga bank memiliki target pasar spesifik untuk usaha besar, tetapi menetapkan target pasar untuk UKM ternyata lebih rumit dari pada
menetapkan target pasar kredit usaha besar, hal ini disebabkan : 1.
Tidak tersedianya data sekunder yang memadai tentang UKM, data yang tersedia pada dinas teknis dan BPS sangat tidak memadai sebagai
pertimbangan dalam merumuskan target pasar kredit UKM. 2.
Faktor lokalitas pada tingkat Kabupatenpropinsi bahkan pada tingkat wilayah yang lebih kecil sangat mempengaruhi potensi pengembangan
UKM, dengan demikian data Nasional akan sangat bisa jika digunakan dalam memilih sektor UKM.
3. Pengelompokkan UKM selama ini berdasarkan sub sektor telah menjadi
pola analisis, padahal pengelompokkan tersebut pada dasarnya untuk kepentingan administrasi Pemerintah BI bukan kepentingan analisis
Universitas Sumatera Utara
bisnis, Analisis yang paling rasional adalah berdasarkan rantai bisnis dan wilayah wilayah yang dibatasi oleh keterkaitan pelaku bukan wilayah
administrasi Karena sebagian besar UKM tidak memiliki dokumen usaha dan data tentang
UKM sangat sedikit maka untuk bisa menyalurkan kredit kepada UKM, bank perlu mengenal dengan baik karakteristik dan pola bisnis UKM, perlu cara lain
dalam analisis pasar dan potensi sektor agar penyaluran kredit pada UKM tetap dengan pendekatan koridor biasa.
2.4.2 Syarat UKM mendapat kucuran dana dari Bank