BAB 4. HASIL PENELITIAN
4.1 Hasil penelitian Penelitian dilaksanakan di 3 sekolah dasar di Kecamatan Kabanjahe dan Simpang
Empat, Kabupaten Karo yang berjarak + 80 km dari kota Medan selama bulan Mei dan Juni 2010. Di kedua lokasi tersebut, diperiksa 475 anak, diantaranya 41 anak
tidak mengembalikan pot, dan sisanya sebanyak 434 anak diperiksa terhadap adanya infeksi T. trichiura. Dari hasil pemeriksaan tinja didapat 279 anak yang
menderita kecacingan, dan 260 diantaranya positif menderita infeksi T. trichiura, yang kemudian dibagi menjadi dua kelompok yaitu masing-masing terdiri dari 142
anak yang mendapatkan pengobatan albendazole 400 mg satu hari dan 118 anak mendapat pengobatan albendazole 400 mg tiga hari berturut. Profil penelitian dapat
dilihat pada Gambar 4.1.
475 anak yang masuk dalam skrining infeksi Trichuris trichiura
260 anak terinfeksi 41 anak tidak mengembalikan pot
untuk pemeriksaan tinja
Kelompok II: albendazole 400 mg satu hari
Kelompok I: albendazole 400 mg 3 hari berturut
434 anak diperiksa dengan
randomisasi
Universitas Sumatera Utara
Prevalensi kecacingan di Kabupaten Karo didapatkan sebesar 58.7, sedangkan prevalensi infeksi T. trichiura didapatkan sebesar 54.7. Kebanyakan
anak menderita infeksi campuran antara T. trichiura dengan A. Lumbricoides dengan prevalensi 70.6. Infeksi T. trichiura tunggal hanya didapati pada 22.6 anak dan
infeksi tunggal A. lumbricoides sebesar 6.8.
Tabel 4.1. Karakteristik dasar responden penelitian
Karakteristik Albendazole 400 mg
3 hari berturut Albendazole 400 mg
satu hari Total
Total n=118
n= 142
Jenis Kelamin rasio laki-lakiperempuan
60 58 61 81
Usia tahun, mean SD 9.3 1.55
9.4 1.64 Berat Badan, kg, mean SD
23.9 3.80 24.7 5.53
Tinggi Badan, cm, mean SD 124.9 2.48
124.3 20.10 BBTB, mean SD
95.4 9.27 94.9 10.50
Prevalensi trichuriasis 100
100 Intensitas Infeksi, n
Ringan 105 89
133 93.7 Sedang
13 11 9 6.3
Berat 0 0
0 0 Infeksi Campuran
A. lumbricoides dan 86 72.9
111 78.2 T. trichiura
Universitas Sumatera Utara
Dari karakteristik dasar responden penelitian kedua kelompok sebelum intervensi tidak berbeda, dengan rerata usia 9 tahun dan status gizi baik. Intensitas
infeksi Trichuris trichiura di kedua kelompok dominan derajat intensitas ringan yaitu 93.7 di kelompok albendazole 400 mg satu hari dan 89 di kelompok albendazole
400 mg selama 3 hari berturut. Kedua kelompok juga menunjukkan angka infeksi campuran yang tinggi sebesar 72.9 dan 78.2 untuk kelompok I dan II.
Tabel 4.2. Perbedaan jumlah egg per gram epg telur T. trichiura diantara kedua kelompok pada hari pengamatan ke 7, 14, 21, dan 28
Epg telur
T.trichiura Mean
SD Albendazole 400 mg
3 hari berturut Albendazole 400 mg
satu hari P
Total Total
IK 95 n=118
n= 142
Hari ke 7 11.8 32.42
37.2 71.44 11.37; 39.40
0.0001 Hari ke 14
2.2 13.31 7.8 26.59
0.24; 10.84 0.041
Hari ke 21 1.4 11.01
5.9 26.07 -0.26; 9.25
0.082 Hari ke 28
2.6 24.37 5.6 24.37
-2.24; 8.10 0.265
Setelah pemberian intervensi dijumpai perbedaan jumlah rerata epg T.trichiura di antara kedua kelompok pada hari ke 7 dan 14 dengan P 0.05.
Namun, tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada hari pengamatan hari ke 21 dan 28.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.2. Rerata jumlah epg T.trichiura pada hari pengamatan ke 7, 14, 21, dan 28
Kedua kelompok menunjukkan penurunan rerata epg telur T. trichiura terbesar pada hari pengamatan ke 7 dan 14.
Table 4.3. Angka kesembuhan cure rate trichuriasis pada hari ke 7, 14, 21, dan 28
Angka Kesembuhan, SD
Albendazole 400 mg
3 hari berturut Albendazole
400 mg 1 hari
IK 95 P
Total Total
n=118 n= 142
Setelah terapi Hari ke 7
83.9 36.91 64.8 47.93
-29.48; -8.74 0.0001
Hari ke 14 96.6 18.17
88.7 31.73 -14.07; -1.68
0.013 Hari ke 21
98.3 12.96 93.8 24.45
-9.32; 0.035 0.052
Hari ke 28 96.6 18.17
92.9 25.68 -9.03; 1.72
0.182 10
20 30
40 50
60
hari ke-7 hari ke-14
hari ke-21 hari ke-28
e pg
T. t ri
chi ur
a
Waktu pengamatan
Albendazole 400 mg satu hari
Albendazole 400 mg 3 hari berturut
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel 4.3 diketahui bahwa kedua regimen memberikan angka kesembuhan tertinggi pada hari ke 21 yaitu 98.3 pada kelompok 1 dan 93.8 pada kelompok 2.
Perbedaan angka kesembuhan di antara kedua regimen terlihat pada pengamatan hari ke 7 P = 0.0001 dan 14 P = 0.013. Absolute risk reduction ARR
penggunaan regimen albendazole 400 mg selama 3 hari berturut didapati sebesar 0.191 pada pengamatan hari ke 7 dengan number needed to treat NNT ialah
sebesar 5. Pada pengamatan hari ke 14, ARR didapati sebesar 0.079 sehingga angka NNT sebesar 12.
Tabel 4.4. Perbedaan angka kesembuhan trichuriasis hari ke 7 dan 14 diantara kedua kelompok berdasarkan intensitas infeksi
Intensitas Infeksi
Angka Kesembuhan P
Albendazole 400 mg
3 hari berturut Albendazole
400 mg satu hari
IK 95 Hari ke 7
Ringan 75.6 43.02
68.4 48.66 -29.48; 8.74
0.317 Sedang
50 51.18 11.1 33.33
7.43; 55.32 0.001
Hari ke 14 Ringan
93.7 24.35 90.9 28.76
-14.07; -1.68 0.035
Sedang 77.3 42.89
55.6 52.71 45.43; 87.23
0.025
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel 4.4 terlihat bahwa pengobatan dengan regimen albendazole 400 mg 3 hari berturut memberikan angka kesembuhan yang lebih baik anak yang
terinfeksi T.trichiura dengan derajat sedang sedangkan untuk anak yang terinfeksi ringan, tidak didapati perbedaan angka kesembuhan di antara kedua regimen
pengobatan.
Tabel 4.5. Angka penurunan telur egg reduction rate trichuriasis pada hari ke 7, 14, 21, dan 28
Angka penurunan telur, , SD
Albendazole 400 mg
3 hari berturut Albendazole
400 mg 1 hari
IK 95 P
Total Total
n=118 n= 142
Setelah terapi Hari ke 7
96.811.61 83.7 43.33
-20.63; -5.67 0.001
Hari ke 14 99.7 2.23
96.3 19.26 -6.57; -0.13
0.041 Hari ke 21
99.8 1.73 98.7 7.29
-2.40; 0.10 0.072
Hari ke 28 99.5 3.26
98.4 8.94 -2.72; 0.47
0.165
Dari tabel 4.5 diketahui bahwa kedua regimen memberikan angka penurunan telur tertinggi pada hari ke 21 yaitu 99.8 pada kelompok 1 dan 98.7 pada
kelompok 2. Perbedaan angka penurunan telur di antara kedua regimen terlihat pada pengamatan hari ke 7 dan 14 P 0.05.
Pada penelitian ini tidak didapati efek samping pemberian obat, baik di kelompok albendazole 400 mg 3 hari berturut dan albendazole 400 mg satu hari.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5. PEMBAHASAN