Penggantian Lapisan Air Water Layer Requirement = WLR Koefisien Tanaman Penggunaan Konsumtif Efisiensi Irigasi

2.4.3 Perkolasi

Perkolasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perhitungan besarnya kebutuhan air di sawah. Perkolasi adalah proses mengalirnya air dibawah permukaan tanah akibat adanya gaya gravitasi atau tekanan hidrostatik atau juga dari keduanya, dan suatu lapisan tanah ke lapisan tanah dibawahnya, hingga mencapai permukaan air tanah pada lapisan jenuhnya. Jenis air ini tidak dapat dimanfaatkan untuk tanaman. Perkolasi atau peresapan air kedalam tanah dibedakan menjadi dua, yaitu perkolasi vertikal dan perkolasi horizontal. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah : • Sifat tanah • Air tanah • Keadaan medan Jadi perkolasi disini adalah kehilangan air yang dipengaruhi oleh keadaan fisik dilapangan. Besar angka perkolasi dapat dilihat pada Tabel 2.6 berikut ini Tabel 2.6 Tingkat Perkolasi Jenis Tanah Angka Perkolasi Padi mmhari Palawija mmhari Tekstur Berat Tekstur Sedang Tekstur Ringan 1 2 5 2 4 10 Sumber : Standart Perencanaan Irigasi KP-01

2.4.4 Penggantian Lapisan Air Water Layer Requirement = WLR

Penggantian lapisan air mi dimaksudkan untuk mengisi kembali lapisan air setelah dilakukan pemupukan. Penggantian ini dilakukan sebanyak 2 kali, masing- Universitas Sumatera Utara masing 50 mm 3,3 mmhari selama setengah bulan selama sebulan dan dua bulan setelah transplantasi.

2.4.5 Koefisien Tanaman

Besarnya koefisien tanaman yang diperlukan untuk menghitung evapotranspirasi tergantung dari jenis dan umur tanaman tersebut. Koefisien tanaman ini merupakan faktor yang mencari besarnya air yang habis terpakai oleh tanaman untuk pertumbuhannya. Dalam studi ini harga-harga koefisien tanaman padi dan palawija yang akan dipakai berdasarkan data-data dan FAO yang telah dipakai secara umum di Indonesia. Harga koefisien tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.7 Harga Koefisien Tanaman Bulan Padi Palawija Varietas Biasa Varietas Unggul Keledai K. Tanah Jagung 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 4,5 1,10 1,10 1,10 1,10 1,10 1,05 0,95 0,00 1,10 1,10 1,05 1,05 0,95 0,00 0,50 0,75 1,00 1,00 0,82 0,45 0,50 0,51 0,66 0,85 0,95 0,95 0,95 0,55 0,55 0,50 0,95 0,96 1,05 1,02

0,95

Sumber : Standart Perencanaan Irigasi KP-01 Catatan - = untuk sisanya kurang dan 12 bulan - Umur kedelai = 85 hari - Umur kacang tanah = 130 hari - Umur jagung = 80 hari

2.4.6 Penggunaan Konsumtif

Penggunaan air yang dikonsumsi tanarnan tergantung pada data iklim dan koefisien tanaman pada tahap pertumbuhannya. Rumus yang dipakai adalah : Etc = Kc x Eto ………………………………………………………………….2.13 Universitas Sumatera Utara Dimana : Etc = Evapotranspirasi tanaman mmhari Kc = Koefisien tanaman Eto = Evapotranspirasi Penman Modifikasi mmhari

2.4.7 Pola Tanam

Dengan keterbatasan persediaan air, maka pengaturan pola tanam dan jadwal tanam perlu dilaksanakan untuk mengurangi banyaknya air yang diperlukan. Pola tanam adalah suatu sistem dalam menentukan jenis-jenis tanaman atau pergiliran tanaman pada suatu daerah tertentu yang disesuaikan dengan persediaan air yang ada dan dilaksanakan sesuai jadwal penanarnan yang ditetapkan. Alternatif pola tanam disusun dengan rnemperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Dengan membagi areal irigasi dalam beberapa golongan berdasarkan pertimbangan pemasokan air dan tenaga kerja yang tersedia 2. Jenis tanaman Gambar 2.1 Pola Tanam J F M A M J J A S O N D 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 PALAWIJA PADI PADI 85 hari 90 hari setelah 90 hari transplantasi setelah transplantasi Sumber : Buku Petunjuk Perencanaan Irigasi 1986 Universitas Sumatera Utara Untuk mempermudah perhitungan, pola tanam pada gambar 2.8 dibuat dalam bentuk skema seperti terlihat pada tabel 2.9 Masa tanam tidak serentak berperiode tengah bulanan dengan waktu bebas timelag satu setengah bulan, diandaikan mencakup 3 bulan yang disediakan untuk penyiapan lahan 45 hari. Lapisan air setinggi 50 mm diberikan dengan jangka waktu satu setengah bulan, jadi kebutuhan air tambahan adalah 3,3 mmhari. Berdasarkan data-data yang diketahui dan skema pola tanam dengan koefisien tanaman, kebutuhan air untuk pola tanam yang diterapkan dapat dihitung. Selama jangka waktu penyiapan lahan 45 hari, air irigasi diberikan secara terus menerus dan merata untuk seluruh areal. Tidak dibedakan antara areal yang sudah ditanami atau areal yang masih dalam tahap penyiapan. Tabel 2.8 Skema Pola Tanam Dengam Koefisien Tanaman jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nop Des I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I C1 1. 05 0. 95 LP

1. 10

1. 10

1. 05

1. 05

0. 95

0. 50

0. 75

1. 00

1. 00

0. 82

0. 45

LP 1. 10 1. 10 1. 05 C2

1. 05

1. 05

0. 95

LP LP

1. 10

1. 10

1. 05

1. 05

0. 95

0. 50

0. 75

1. 00

1. 00

0. 82

0. 45

LP LP

1. 10

1. 10

C3 1. 10 1. 05 1. 05 0. 95 LP LP LP

1. 10

1. 10

1. 05

1. 05

0. 95

0. 50

0. 75

1. 00

1. 00

0. 82

0. 45

LP LP LP 1. 10 C

1. 07

1. 02

0. 67

0. 32

0. 00

LP LP LP 1. 08 1. 07 1. 02 0. 67 0. 48 0. 42 0. 75 0. 92 0. 94 0. 76 0. 42 0. 15 LP LP LP

1. 08

Sumber : Buku Petunjuk Perencanaan Irigasi 1986 Tabel 2.9 Penggantian Lapisan Air jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nop Des I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II WL R1 3 ,3 3 ,3 3 ,3 3 ,3 WL R2 3 ,3 3 ,3 3 ,3 3 ,3 WL R3 3 ,3 3 ,3 3 ,3 3 ,3 WL R

1, 10

2, 20

1, 10

1, 10

1, 10

1, 10

2, 20

1, 10

1, 10

1, 10

Sumber : Buku Petunjuk Perencanaan Irigasi 1986 Universitas Sumatera Utara

2.4.8 Efisiensi Irigasi

Efisiensi irigasi adalah perbandingan antara jumlah air yang digunakan dengan jumlah air yang digunakan untuk pertumbuhan tanaman dengan jumlah air yang dikeluarkan dari pintu pengambilan yang dinyatakan dalam persen . Supaya air yang sampai pada tanaman tepat pada jumlahnya, maka air yang dikeluarkan dari pintu pengambilan harus lebih besar dari kebutuhan, untuk itu diperlukan faktor efisiensi irigasi Besarnya efisiensi irigasi dipengaruhi olch jumlah air yang hilang selama diperjalanan. Kehilangan air yang dimaksud adalah : 1. Kehilangan air di tingkat primer Meliputi kehilangan air di saluran primer dan bangunan-bangunannya. 2. Kehilangan air di tingkat sekunder Meliputi kehilangan air di saluran sekunder dan bangunan-bangunannya. 3. Kehilangan air di tingkat tersier Meliputi kehilangan air di sawah, di saluran kuarter dan saluran tersier serta di bangunan- bangunannya. Pada dacrah irigasi Bandar Sidoras kehilangan air di tingkat saluran diasumsikan sebagai berikut: 1. Kehilangan air di tingkat primer : 10 2. Kehilangan air di tingkat sekunder : 10 3. Kehilangan air di tingkat tersier : 20 Berdasarkan besamya kehilangan air tersebut, maka besarnya efisiensi di masing-masing tingkat saluran dapat ditentukan sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 1. Efisiensi ditingkat primer = 100 - 10 = 90 2. Efisiensi ditingkat sekunder = 100 - 10 = 90 3. Efisiensi ditingkat tersier = 100 - 20 = 80 Sehingga besamya efisiensi irigasi totalE: E= 90 x 90 x 80 = 65 ………………………………………………….2.14

2.4.9 Kebutuhan Air di Pintu Pengambilan