Aktivitas-aktivitas Umum Freight Forwading

2.8.3 Aktivitas-aktivitas Umum Freight Forwading

Menurut Suyono 2005, p240, aktivitas Freight Forwarding secara menyeluruh dapat berupa: 1. Memilih rute perjalanan barang, moda transportasi dan pengangkut yang sesuai, kemudian memesan ruang muat space. 2. Melaksanakan penerimaan barang, menyortir, mengepak, menimbang berat, mengukur dimensi, kemudian menyimpan barang ke dalam gudang. 3. Mempelajari letter of credit LC barang, peraturan negara tujuan ekspor, negara transit, negara impor kemudian mempersiapkan dokumen-dokumen lain yang diperlukan. 4. Melaksanakan transportasi barang ke pelabuhan lautudara, mengurus izin Bea dan Cukai, kemudian menyerahkan barang kepada pihak pengangkut. 5. Membayar biaya-biaya handling serta membayar freight. 6. Mendapatkan Bill of Ladingair waybill dari pihak pengangkut. 7. Mengurus asuransi transportasi barang dan membantu mengajukan klaim kepada pihak asuransi bila terjadi kehilangan atau kerusakan atas barang. 8. Memonitor perjalanan barang sampai ke pihak penerima, bedasarkan info dari pihak pengangkut dan agen forwarder di negara transittujuan. 9. Melaksanakan penerimaan barang dari pihak pengangkut. 10. Mengurus izin masuk pada Bea dan Cukai serta menyelesaikan Bea masuk dan biaya-biaya yang timbul di pelabuhan transit atau tujuan. 11. Melaksanakan transprortasi barang dari pelabuhan ke tempat penyimpanan barang di gudang. 12. Melaksanakan penyerahan barang kepada pihak consignee, dan melaksanakan pendistribusian barang bila diminta. Menurut Ronosentono 2006, p129, seorang forwarder dalam melaksanakan tata kerjanya harus mampu serta menguasai hal-hal sebagai berikut: 1. Pengetahuan mengenai barang. 2. Perintah pengiriman barang. 3. Pemeriksaan barang. 4. Penentuan sarana angkutan. 5. Kalkulasi biaya dan tarif pengiriman. 6. Pemantauan barang. 7. Penyerahan barang. 8. Penagihan jasa forwarding. 9. Resiko jasa forwarding. Menurut Suyono 2005, p459, tujuan pokok memilih syarat perdagangan dalam perdagangan international adalah untuk menentukan titik atau tempat dimana penjual harus memenuhi kewajiban melakukan penyerahan barang secara fisik dan yuridis kepada pembeli. Berikut macam-macam syarat penyerahan barang: 1. Ex Works EXW “Ex Works” berarti bahwa penjual melakukan penyerahan barang, bila dia menempatkan barang-barang itu untuk pembeli ditempat kediaman penjual atau tempat lain yang ditentukan, belum diurus formalitas ekspornya dan juga tidak dimuat keatas kendaraan pengangkut manapun. 2. Free Carrier FCA “Free Carrier” berarti bahwa penjual melakukan penyerahan barang-barang, yang sudah mendapatkan izin ekspor, kepada pengangkut yang ditunjuk pembeli ditempat yang disebut. 3. Free Alongside Ship FAS “Free Alongside Ship” berarti bahwa penjual melakukan penyerahan barang- barang, bila barang-barang itu ditempatkan disamping kapal dipelabuhan pengapalan yang disebut. 4. Free On Board FOB “Free On Board” berarti bahwa penjual melakukan penyerahan barang- barang, bila barang-barang melewati pagar kapal dipelabuhan pengapalan yang disebut. 5. Cost and Freight CFR “Cost and Freight” berarti bahwa penjual melakukan penyerahan barang- barang, bila barang-barang melewati pagar kapal dipelabuhan pengapalan. 6. Cost, Insurance, and Freight CIF “Cost, Insurance, and Freight” berarti bahwa penjual melakukan penyerahan barang-barang, bila barang-barang melewati pagar kapal dipelabuhan pengapalan. 7. Carriage Paid To CPT “Carriage Paid To” berarti bahwa penjual melakukan penyerahan barang- barang kepada pengangkut yang ditunjuknya sendiri, tetapi penjual wajib pula membayar ongkos angkut yang perlu untuk mengangkut barang-barang itu sampai ke tempat tujuan yang disebut. 8. Carriage and Insurance Paid to CIP “Carriage and Insurance Paid to” berarti bahwa penjual melakukan penyerahan barang-barang kepada pengangkut yang ditunjuknya sendiri, tetapi penjual wajib pula membayar ongkos angkut yang perlu untuk mengangkut barang-barang itu sampai ke tempat tujuan yang disebut. 9. Delivered At Frontier DAF “Delivered At Frontier” berarti bahwa penjual melakukan penyerahan barang-barang, bila barang-barang itu telah ditempatkan kedalam kewenangan pembeli pada saat datangnya alat angkut, belum dibongkar, sudah diurus formalitas ekspornya, namun belum diurus formalitas impornya, ditempat atau pada titik yang disebut diwilayah perbatasan tetapi belum memasuki wilayah pabean dari negara yang bertetangga. 10. Delivered Ex Ship DES “Delivered Ex Ship” berarti bahwa penjual melakukan penyerahan barang- barang, bila barang-barang itu telah ditempatkan kedalam kewenangan pembeli diatas kapal, belum diurus formalitas impornya, dipelabuhan tujuan yang disebut. 11. Delivered Ex Quay DEQ “Delivered Ex Quay” berarti bahwa penjual melakukan penyerahan barang- barang, bila barang-barang itu telah ditempatkan kedalam kewenangan pembeli diatas dermaga, belum diurus formalitas impornya, dipelabuhan tujuan yang disebut. 12. Delivered Duty Unpaid DDU “Delivered Duty Unpaid” berarti bahwa penjual melakukan penyerahan barang-barang kepada pembeli, belum diurus formalitas impornya, dan belum dibongkar dari atas alat angkut yang baru datang ditempat tujuan yang disebut. 13. Deliverery Duty Paid DDP “Deliverery Duty Paid” berarti bahwa penjual melakukan penyerahan barang-barang kepada pembeli sudah diurus formalitas impornya, namun belum dibongkar dari atas alat angkut yang baru datang ditempat tujuan yang disebut. Menurut Suyono 2005, p272, dalam pengangkutan peti kemas dari suatu negara ke negara lainnya, petikemas mempunyai dua status, yaitu: 1. Full Container Load FCL Ciri-cirinya adalah: a. Berisi muatan dari satu shipper dan dikirim untuk satu consignee. b. Petikemas diisi stuffing oleh shipper shipper load and count dan petikemas yang sudah diisi diserahkan di container yard CY pelabuhan muat. c. Di pelabuhan bongkar, petikemas diambil oleh consignee di CY dan di- unstuffing oleh consignee. d. Perusahaan pelayaran tidak bertanggung jawab atas kerusakan dan kehilangan barang yang ada dalam petikemas. 2. Less than Container Load LCL Ciri-cirinya adalah: a. Petikemas berisi muatan dari beberapa shipper dan ditujukan untuk beberapa consignee. b. Muatan diterima dalam keadaan breakbulk dan diisi stuffing di- container freight station CFS oleh perusahaan pelayaran. c. Di pelabuhan bongkar, petikemas di-unstuffing di CFS oleh perusahaan pelayaran dan diserahkan kepada beberapa consignee dalam keadaan breakbulk. d. Perusahaan pelayaran bertanggung jawab atas kerusakan dan kehilangan barang yang diangkut dalam petikemas. Menurut Ronosentono 2006, p172 Letter of Credit LC adalah surat berharga berupa janji untuk membayar yang diterbitkan oleh bank, atas permintaan nasabahnya applicant – pembeli atau importir terhadap suatu transaksi dagang, yang ditujukan kepada penerima benefeciary – penjual atau eksportir diluar negeri, sebagai mitra dagangnya, apabila telah memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan.

2.9 Analisis Dan Perancangan Sistem