dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan kepada pemakai untuk mendukung pengambilan keputusan dan mencapai sasaran.
2.2 Sistem Informasi Akuntansi
2.2.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Wilkinson et al 2000, p7, “Accounting information system is a unified structure within an entity, such as a business firm, that employs physical
resources and other components to transform economic data into accounting information”. Dengan demikian, Sistem Informasi Akuntansi adalah sebuah
struktur kesatuan di dalam suatu entitas, seperti perusahaan bisnis, yang mempekerjakan sumber daya fisik dan komponen-komponen lainnya untuk
mengubah data ekonomi ke dalam informasi akuntansi. Menurut Gelinas et al. 2005, p15, Sistem Informasi Akuntansi adalah
sebuah spesifikasi subsistem dari sistem informasi, tujuannya untuk mengumpulkan, memproses, dan melaporkan informasi yang berkaitan terhadap
aspek keuangan dari kegiatan bisnis, di mana terintegrasi dengan sistem informasi dan tidak dapat membedakan sebagai pemisah subsistem.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa, Sistem Informasi Akuntansi adalah sebuah struktur kesatuan di dalam satu organisasi atau entitas
yang memperkerjakan sumber daya manusia ataupun modal, yang mengubah data akuntansi menjadi informasi akuntansi.
2.2.2 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Wilkinson et al. 2000, p8-10, tujuan dan kegunaan sistem informasi akuntansi adalah :
1. Mendukung operasional sehari-hari.
2. Mendukung pengambilan keputusan bagi pengambil keputusan internal.
3. Untuk memenuhi kewajiban atau tanggung jawab yang sesuai dengan
jabatannya. Menurut Jones dan Rama 2006, p6-7, tujuan dan kegunaan Sistem
Informasi Akuntansi ada lima, yaitu : 1.
Menghasilkan laporan eksternal Sistem informasi akuntansi mampu menghasilkan laporan-laporan khusus
untuk memuaskan kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh pihak eksternal perusahaan. Laporan-laporan tersebut mencakup financial statement, tax
returns, dan laporan lainnya yang dibutuhkan oleh perwakilan pihak-pihak yang terkait.
2. Mendukung aktifitas yang rutin
Mampu mendukung manajer dalam menangani aktivitas-aktivitas operasi yang bersifat rutin selama siklus operasi perusahaan.
3. Mendukung keputusan
Informasi juga dibutuhkan untuk pengambilan keputusan yang bersifat non- rutin yang terdapat pada organisasi atau perusahaan.
4. Perencanaan dan pengawasan
Sebuah sistem informasi sangat dibutuhkan untuk kegiatan perencanaan dan pengawasan. Informasi mengenai anggaran dan biaya-biaya standar disimpan
dalam sistem informasi dan laporan digunakan untuk membandingkan antara anggaran yang ditetapkan dengan jumlah yang sebenarnya.
5. Pengimplementasian pengendalian internal
Pengendalian internal meliputi kebijakan, prosedur, dan sistem informasi yang digunakan untuk melindungi asset perusahaan dari kehilangan atau
penggelapan dan untuk menjaga keakuratan data keuangan. Hal tersebut dapat berhasil yaitu dengan membangun suatu sistem informasi akuntansi
yang terkomputerisasi.
2.2.3 Komponen-Komponen Sistem Informasi Akuntansi