Curah Hujan Kecepatan Angin

Keterangan : O : nilai observasi evapotranspirasi E : nilai pendugaan evapotranspirasi IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Identifikasi Iklim Wilayah Penelitian Daerah penelitian terletak di Stasiun Klimatologi Klas I BMKG Situgede, Darmaga, Bogor yang berada pada lintang 06 33’LS dan 106 45’BT. Stasiun Klimatologi Darmaga berada pada ketinggian 190 meter di atas permukaan laut. Pada sekitar stasiun klimatologi ini terdapat wilayah pertanian dengan tamanan padi. Menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson, kawasan IPB Darmaga termasuk ke dalam kawasan beriklim tropis basah dengan curah hujan tipe A, rata-rata curah hujan ± 4046 mmtahun, atau ± 329.7 mmbulan. Bulan basah lebih dari 9 bulan berturut-turut, 20 hari hujanbulan. Kecepatan angin 2.1 kmjam, suhu rata-ratatahun 25 −33 o C, kelembaban nisbi rata-rata 80-86 dan lama penyinaran matahari sekitar 58.9 BMKG 2008.

4.1.1 Curah Hujan

Curah hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena keragamannnya sangat tinggi baik menurut waktu maupun menurut tempat. Curah hujan yang terdapat pada Stasiun Klimatologi Klas I Situgede Darmaga Bogor merupakan tipe lokal karena hanya memiliki satu puncak maksimum yang terjadi pada periode basah Gambar 3. Pola lokal dicirikan oleh bentuk pola hujan unimodal satu puncak hujan tapi bentuknya berlawanan dengan pola hujan pada tipe moonson. Pola hujan bulanan berdasarkan Boerema 1941 menjelaskan bahwa periode musim hujan ditandai dengan jumlah curah hujan sama atau lebih dari 150 mm per bulan dan musim kemarau ditandai dengan jumlah curah hujan per bulan kurang dari 150 mm. Penentuan awal musim hujan dan kemarau yang diperoleh dari de Boer 1948 dan BMKG 2012 didasarkan pada data curah hujan dasarian. Awal musim hujan ditandai dengan curah hujan per dasarian sama atau lebih dari 50 mm per dasarian dan awal musim kemarau ditandai dengan curah hujan kurang dari 50 mm per dasarian. Penentuan musim hujan dan musim kemarau tidak bisa dilakukan menggunakan data curah hujan dalam setahun. Oleh karena itu, musim hujan pada studi ini dapat dikatakan sebagai periode basah sedangkan musim kemarau dapat dikatakan sebagai periode kering. Berdasarkan kriteria tersebut, maka awal periode kering berada pada bulan Juli di dasarian pertama sampai September dasarian ketiga, sedangkan awal bulan Januari sampai Juni dan awal bulan Oktober sampai Desember merupakan periode basah. Periode kering pada daerah Darmaga Bogor hanya tiga bulan yaitu bulan Juli sampai September, sedangkan periode basah berada di bulan Januari sampai Juni dan Oktober sampai Desember. Curah hujan pada daerah Situgede Darmaga Bogor merupakan curah hujan yang cukup tinggi karena dalam setahun terdapat sembilan bulan periode basah.

4.1.2 Kecepatan Angin

Profil kecepatan angin bulanan pada wilayah pertanian Situgede dari tiga ketinggian terlihat jelas perbedaannya Gambar 4. Kecepatan angin selama setahun menunjukkan pola yang cukup statis. Kecepatan angin pada ketinggian 10 meter merupakan kecepatan angin terbesar dibandingkan dengan kecepatan angin pada ketinggian 7 meter dan 4 meter. Begitu pula dengan kecepatan angin pada ketinggian 7 meter lebih besar dibandingkan kecepatan angin di ketinggian 4 meter. Gambar 3 Curah hujan wilayah pertanian Situgede Darmaga Bogor Januari-Desember 2009 Kecepatan angin tertinggi berada pada bulan Februari sedangkan kecepatan angin terendah berada pada bulan Juni. Kecepatan angin di ketinggian 10 meter pada bulan Februari dan Maret menunjukkan nilai yang tinggi dibandingkan dengan kecepatan angin di bulan lain. Kecepatan angin terendah sebesar 0.4 ms dan kecepatan angin tertinggi sebesar 1.6 ms. Semakin tinggi permukaan maka kecepatan angin semakin besar. Adanya pengaruh gaya gesek pada permukaan menyebabkan kecepatan angin berkurang. Pada permukaan yang semakin tinggi tidak adanya gaya gesek pada permukaan akan membuat kecepatan angin semakin besar nilainya.

4.1.3 Suhu

Dokumen yang terkait

Penentuan Komoditas Unggulan Pertanian Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) (Studi Kasus: Pertanian Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi)

18 117 72

JASA LINGKUNGAN EKOSISTEM HUTAN MANGROVE DI KECAMATAN JAILOLO Sukarmin Idrus Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680. E-mail: sukarmin.idrusgmail.com ABSTRAK - JAS

0 0 7

Evaluasi Algoritma Wouthuyzen dan Son untuk Pendugaan Sea Surface Salinity (SSS) (Studi Kasus: Perairan Utara Pamekasan)

0 0 5

Pemodelan Persamaan Hubungan Kualitas Perairan Menggunakan Citra Landsat 8 untuk Pendugaan Habitat Padang Lamun (Studi Kasus: Pantai Sanur, Bali)

0 0 6

Perbandingan Evaluasi Biaya Pengembangan Sistem Antrian RSUD Dr Soetrasno Rembang Menggunakan Metode Use Case Point dan Function Point (Studi Kasus: CV Pabrik Teknologi)

1 2 11

Analisis Sentimen Twitter Menggunakan Ensemble Feature dan Metode Extreme Learning Machine (ELM) (Studi Kasus: Samsung Indonesia)

0 1 9

Rekonstruksi 3 Dimensi dari Video menggunakan Metode Structure-From- Motion (Studi Kasus: Wilayah Pertambangan Batubara)

0 0 7

Penyelesaian Masalah Penugasan Menggunakan Metode Hungarian dan Pinalti (Studi Kasus: CV. Surya Pelangi)

1 7 7

Analisis Biaya Pembangunan Proyek Perumahan Menggunakan Metode PERT dan EVM (Studi Kasus: Perumahan D’Lion Cluster)

0 1 6

Penentuan Komoditas Unggulan Pertanian Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) (Studi Kasus: Pertanian Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi)

0 0 7