KARET ALAM LATEKS PEKAT

senyawa kompleks. Ion-ion fosfat yang secara alamiah terdapat dalam serum akan bereaksi dengan amonia membentuk senyawa magnesium amonium fosfat MgNH 4 PO 4 . Amonia juga dapat berfungsi sebagai bakterisida atau penghambat pertumbuhan bakteri pembentuk asam Honggokusumo, 1978. Amonia banyak dipakai dan umumnya memberikan hasil yang memuaskan apabila diberikan pada dosis yang tepat. Bila amonia digunakan dalam pembuatan krep, maka harus diperhatikan bahwa dalam jumlah yang terlampau besar, amonia dapat mempengaruhi warna dari krep tersebut Loo, 1980.

2.3. KARET ALAM

Menurut Triwijoso dan Siswantoro 1989, karet alam adalah suatu polimer alami yang tersusun dari satuan unit ulang monomer transcis 1,4- isoprena dengan rumus umum C 5 H 8 n dimana n adalah bilangan yang menunjukkan jumlah monomer di dalam rantai polimer. Semakin besar harga n maka molekul karet semakin panjang, semakin besar bobot molekul, dan semakin kental viscous. Nilai n dapat berkisar antara 3000-15000. Karet alam bergabung secara ikatan kepala ke ekor head to tail. CH 3 CH 2 =C-CH-CH 3 Gambar 2. Struktur Kimia Monomer Karet Alam Cowd, 1991 H 3 C H CH 3 H C=C C=C -H 2 C CH 2 CH 2 CH 2 - n Gambar 3. Struktur Ruang 1,4 cis poliisoprena Honggokusumo, 1978 Karet alam memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan karet sintesis, yaitu daya elastis atau daya lenting sempurna dan plastisitas yang baik sehingga mudah diolah. Daya ausnya juga tinggi, tidak mudah panas low heat built up, dan tahan terhadap keretakan groove cracking resistance . Bobot molekul karet alam berkisar antara 1 sampai 2 juta. Karet alam memiliki berat jenis 0,92 kgm 3 . Adanya rantai molekul pendek menyebabkan daya rekat yang tinggi. Jenis karet alam sebagai bahan olahan setengah jadi yang siap diproses lebih lanjut untuk membuat barang jadi adalah sebagai berikut : a. karet konvensional Ribbed smoked sheet, white crepes, dan estate brown crepe b. lateks pekat c. karet bongkah atau block rubber d. karet spesifikasi teknis

2.4. LATEKS PEKAT

Lateks pekat diperoleh dengan cara memekatkan lateks kebun. Pembuatan lateks pekat bertujuan untuk menghasilkan lateks dengan kadar karet kering KKK sekitar 60, sehingga memudahkan dalam pengolahan barang jadi karet. Lateks pekat yang diperdagangkan umumnya dibuat dengan metode pemusingan centrifuged latex atau pendadihan creamed latex . Selain metode-metode tersebut, pembuatan lateks pekat juga dapat dilakukan dengan metode penguapan evaporasi, penyaringan filtrasi, dialisis tekanan, dan elektrodekantasi. Metode yang paling sering digunakan adalah metode sentrifuse pemusingan karena menghasilkan kapasitas produksi yang besar, viskositas lateks lebih rendah tidak kental, dan hasil lateks lebih murni tidak tercampur endapan dan kotoran Solichin, 1995. Pemekatan lateks kebun dengan cara pemusingan dilakukan dengan menggunakan alat pemusing yang mempunyai kecepatan antara 6000-7000 rpm putaran per menit. Pemekatan lateks berlangsung sesuai dengan hukum Stokes, yang secara matematis dapat dirumuskan dengan persamaan Suryawan, 2002 : 2gr 2 d 1 - d 2 9η Keterangan : V : kecepatan gerak partikel ke atas g : percepatan gravitasi atau sentrifugal r : jari-jari partikel karet d 1 : rapat jenis serum d 2 : rapat jenis partikel karet η : viskositas serum Prinsip pembuatan lateks pekat dengan cara pemusingan didasarkan pada perbedaan berat jenis antara partikel karet dan serum. Serum mempunyai berat jenis lebih besar daripada partikel karet, yaitu 1,02 kgm 3 , sedangkan partikel karet hanya 0,91 kgm 3 . Dengan demikian partikel karet memiliki kecenderungan untuk naik ke permukaan, sedangkan serum cenderung berada di bawahnya. Partikel karet dalam lateks mengalami gerak Brown karena terjadi gaya tolak-menolak antarpartikel karet yang bermuatan. Gerak Brown ini akan memperlambat terjadinya pemisahan antara partikel karet dan serum. Lateks kebun yang dimasukkan ke dalam alat sentrifugasi separator akan mendapat gaya sentripetal dan gaya sentrifugal yang mengarah keluar. Gaya sentrifugal yang bekerja pada lateks jauh lebih besar daripada percepatan gaya berat dan gerak Brown, sehingga akan terjadi pemisahan antara partikel karet dan serum. Bagian serum yang mempunyai berat jenis lebih besar akan terlempar ke bagian luar lateks skim dan partikel karet akan terkumpul pada bagian pusat alat sentrifugasi dan selanjutnya akan keluar dari bagian bawah lateks pekat. Lateks pekat ini mengandung karet kering sekitar 60, sedangkan lateks skimnya masih mengandung karet kering antara 3-8 Goutara et al., 1985. Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu lateks pekat pusingan adalah pengawetan lateks kebun, KKK lateks kebun, pengendapan lateks kebun, penambahan sabun ammonium laurat sebelum ataupun sesudah pemusingan, alat dan cara pemusingan, penyimpanan, pengangkutan, dan cara pengambilan sampel lateks pekat. Lateks pekat bermutu tinggi diperoleh V = dengan melakukan pengontrolan dan perlakuan yang baik sejak dari lateks kebun sampai pada pengambilan sampel lateks pekat Solichin, 1995.

2.5. DEPOLIMERISASI