85
BAB V ANALISA DATA
V.1 Pengurusan Sertifikat Benih
Pengurusan Sertifikat Benih merupakan salah satu tugas dari BBP2TP. Karena berkaitan dengan penyelenggaraan tugas kegiatan pemerintahan juga
pelayanan kepada masyarakat, hal ini seperti apa yang tertulis pada tugas pokok dan fungsi BBP2TP :
“…BBP2TP Medan mempunyai tugas melaksanakan pengawasan, pengembangan, pengujian mutu benih, dan analisis teknis dan
pengembangan proteksi tanaman perkebunan, serta pemberian bimbingan teknis penerapan sistem manajemen mutu dan laboratorium.…”
Dalam pengurusan Sertifikat Benih tersebut peran BBP2TP sangat penting, selain itu pengurusan ini tidak melibatkan peran pemerintahan lainnya,
seperti dinas pertanian atau pun dinas perkebunan. Pentingnya peran BBP2TP dipertegas dengan dengan bagaimana peran BBP2TP dari awal hingga akhir
pengurusan Sertifikat Benih. Proses pengurusan Sertifikat Benih melewati beberapa tahapan yang
secara keseluruhan melibatkan BBP2TP. Secara sederhana tahapan dari pengurusan Sertifikat Benih adalah diawali dari penyerahan berkas dan surat dari
produsen benih atau penangkar dan pemeriksaan berkas hingga pengeluaran Sertifikat Benih oleh BBP2TP. Berkas awal yang harus dilengkapi oleh produsen
benih atau penangkar yang ingin memiliki Sertifikat Benih adalah Surat Kepemilikan Lahan, Surat Kepemilikan Benih Sumber pohon induk, memiliki
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
86
dokumen hasil pengujian laboratorium khusus komoditi kakao, karet, kopi dan memiliki TRUP. Lalu berkas tersebut di periksa Kepala BBP2TP dan selanjutnya
diserahkan kepada Kepala Bidang Perbenihan. Dilanjutkan pada proses lapangan yang dilakukan olehpegawai BBP2TP. Proses lapangan yang dimaksud adalah
kebenaran dokumen benihbibit yang akan diperiksa, kondisi pertumbuhan tanaman, kelengkapan alat perkebunan dan pengangkutan dan pengujian
laboratorium sesuai standar ISTA. Secara sederhana dari apa yang peneliti dapat dari penelitian yang dilakukan, berikut adalah tahapan-tahapan bagaimana
pengurusan Sertifikat Benih secara proses di BBP2TP Medan : Secara Gambar dapat dilihat pada Gambar 1
1 Produsen benih atau penangkar yang ingin memiliki Sertifikat Benih
dengan alasan apapun harus memasukan berkas. Berkas yang dimasukkan merupakan langkah atau tahapan awal dalam proses Sertifikat Benih di
BBP2TP. 2
Berkas yang dimasukkan oleh pengaju adalah Surat Kepemilikan Lahan sebagai bukti bahwa pengaju mempunyai lahan untuk mengembangkan
benih perkebunan, Surat Kepemilikan Benih Sumber pohon induk, selanjutnya produsen benih harus memiliki dokumen hasil pengujian
laboratorium khusus komoditi kakao, karet, dan kopi dan produsen benih atau penangkar harus memiliki TRUP.
3 Dalam tahapan awal ini masyarakat sebagai pengaju jelas terlibat sebagai
pihak yang berkeinginan. Selanjutnya, berkas-berkas tersebut diserahkan kepada kepala BBP2TP untuk diperiksa kebenanrannya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
87
4 Setelah diperiksa oleh kepala balai BBP2TP, berkas tersebut dilimpahkan
kepada kepala bidang perbenihan untuk dilakukan pemeriksaan oleh pengawas benih tanaman. Pengawas benih tanaman melakukan
penegecekan lapangan. Proses lapangan ini mencakup : kebenaran dokumen benih bibit yang diperiksa, kondisi pertumbuhan tanaman, dan
kelengkapan alat perkebunan dan pengangkutan. Setelah melakukan pemeriksaan lapangan pengawas benih tanaman melakukan pengujian
laboratorium sesuai standar ISTA. 5
Setelah selesai menyelesaikan pemeriksaan tanaman dan uji hasil laboratorium, hasil tersebut diserahkan kembali kepada kepala bidang
perbenihan BBP2TP untuk dilihat kebenarannya dan dilihat hasilnya apakah benih tersebut layak mendapat sertifikat benih sebagai benih yang
mempunyai kualitas unggul. Setelah melihat hasil dan dinyatakan benih tersebut memiliki kualitas baik atau unggul berkas tersebut diserahkan ke
kepala balai BBP2TP. 6
Berkas, maupun pemeriksaan lapangan dan laboratorium yang sudah di lakukan oleh pemeriksa benih tanaman dan dilihat kemabali oelh kepala
bidang perbenihan dan sudah dapat dikatakan benih tersebut merupakan benih yang unggul selanjutnya diserahkan kepada kepala balai BBP2TP
untuk dilakukan penandatanganan berkas tersebut. Dan itu berarti sertifikat benih sudah dapat dikeluarkan dan diberikan kepada produsen
benih atau penangkar. 7
Setelah dilakukan penyerahan sertifikat benih benih kepada produsen benih atau penangkar selanjutnya diberi pelabelan kepada benih yang akan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
88
diedarkan kepada masyarakat. Pelabelan tersebut dilakukan oleh produsen benih dengan menggunakan nomor seri dari BBP2TP Medan. Dan setelah
itu label dipasang oleh Pengawas Benih Tanaman BBP2TP Medan. Jika keterangan diatas berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi BBP2TP
dalam proses pengurusan pelayanan publik Sertifikat Benih, maka ada baiknya menganalisis bagaimana pembiayaan yang dibebankan pada pengurusan ini.
Sesuai hasil penelitian yang peneliti dapatkan, tidak ada perbedaan pendapat dari BBP2TP dan produsen benih atau penangkar. Tidak adanya perbedaan ini
dikarenakan informasi yang diberikan BBP2TP kepada produsen benih atau penangkar sudah cukup terbuka dan tidak ada ditutupi.
Dari informasi yang peneliti dapat, bahwasanya sesuai ketentuan dalam peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2004 tentang tarif atas
jenis penerimaan negara bukan pajak yang berlaku pada departemen pertanian pengurusan akan Sertifikat Benih memang dikenakan pembiayaan. Tapi
pembiayaan disini telah menjadi ketentuan yang harus menajdi kesetaraan di semua kelurahan. Pembiayaan pengurusan Sertifikat Benih yang dibebankan
kepada produsen benih atau penangkar tergantung dari bibit yang akan disertifikasi. Misalnya kelapa sawit dalam pengurusan sertifikat benih kelapa
sawit produsen benih atau penangkar dikenakan biaya antara lain : pemeriksaan lapangan kebun induk Rp. 1.500,00pohon, lalu pengujian benih laboratorium Rp.
10,00 butir, selanjutnya pengujian benih ulang, dan pengujian benih khusus masing dikenakan biaya Rp. 5.000,00sampel.
Informasi ini sudah diketahui produsen benih atau penangkar, dan mereka juga menyanggupi apa yang telah dietapkan oleh pemerintah, karena biaya yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
89
dikenakan kepada produsen benih atau penangkar masih dikatakan ringan. Hanya saja kualitas pelayanan ini harus dijaga, agar dikedepan harinya tidaka ada
pemungutan liar yang dilakukan pegawai sehingga produsen benih atau penangkar juga tidak kecewa dan kredibilitas dari BBP2TP pun semakin baik dalam hal
pelayanan publik.
V.2 Implementasi Prinsip-prinsip Good Governance dalam Pemberian