Seniman lukis Becak di Solo.

commit to user dalam berbagai peguyuban dan kelompok para pengemudi dan pemilik becak. Diantara paguyuban – paguyuban dan kelompok becak tersebut antara lain Paguyuban Pengemudi Becak Solo Raya PPBSR yang didirikan pada tahun 1996 dan berlokasi di Purwosari, Solidaritas Pengemudi Becak Pasar Gede yang berlokasi di Pasar Gede, dan Solidaritas Pengemudi Becak Pasar Klewer yang berlokasi di Pasar Klewer.

3. Seniman lukis Becak di Solo.

Munculnya desain Vernacular Typography Street pada becak atau disebut dengan becak lukis didorong karena adanya permintaan dari para pengusaha dan pemilik becak untuk memberikan lukisan dan tulisan pada becaknya sebagai identitas dan daya tarik bagi calon penumpang. Desainer Vernacular Typography Street becak di Solo disebut dengan seniman lukis becak, mereka adalah para seniman kalangan bawah yang tidak pernah mendapatkan pengetahuan seni dan desain secara akademis namun mampu menghasilkan karya yang bersifat vernacular yang mampu bertahan hingga sekarang. Seiring perkembangan zaman keberadaan seniman lukis becak di Solo mulai menyurut. Salah satu seniman lukis becak yang masih bertahan adalah Bapak Narto yang beralamat di Jln Saharjo No 80 Solo. Bapak Narto sebelumnya berprofesi sebagai seniman dan pengrajin payung kertas namun karena permintaan payung kertas mulai sepi maka ia mencoba profesi lain sebagai seniman becak sekitar tahun 1970an. Sampai sekarang ± sudah 30 tahun dan merupakan generasi kedua dari usaha becak lukis. Awal mulanya ia menjadi pelukis becak karena mengikuti jejak ayahnya yang dulunya juga seniman lukis becak. Desain dari lukisan dan tipografi pada becak commit to user yang ia buatpun mengikuti dari desain dan tipografi yang dibuat ayahnya beserta seniman lukis becak lainnya pada masa itu. Media yang Bapak Narto gunakan untuk melukis pada becak adalah cat minyak dan cat besi. Untuk sekali melukis becak biayanya sekitar Rp 50.000. Para pelanggan dan pengguna jasa lukis becak diantaranya datang dari daerah Solo, Klaten, Delanggu, Sragen, Salatiga, Jogjakarta, dan Ngawi. Mereka meliputi pengusaha becak maupun pemilik becak secara perorangan. Di musim – musim tertentu pesanan juga datang dari para turis mancanegara terutama dari Jerman yang sering memesan becak beserta desain lukisanya untuk sekedar dikoleksi.

4. Ragam visual Vernacular Typography Street pada Becak di Solo.