PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR PERANCANGAN VERNACULAR TYPOGRAPHY STREET BECAK – SOLO MELALUI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

(1)

PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR

PERANCANGAN

VERNACULAR TYPOGRAPHY STREET

BECAK – SOLO

MELALUI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

Diajukan untuk menempuh Ujian Tugas Akhir guna Mencapai gelar Sarjana Seni Rupa

Jurusan Desain Komunikasi Visual

Oleh :

DYAH ARUM KUSUMASTUTI C 0705010


(2)

commit to user

BAB 1

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah.

Tipografi merupakan bagian dari disiplin ilmu desain komunikasi visual. Di masa urban, bentuk – bentuk tipografi mengalami perkembangan secara variatif yang sebagian besar dapat di temui di sepanjang jalan bahkan hingga disetiap gang – gang. Dimana sebagian bentuk tipografi tersebut bukanlah jenis tipografi yang dihasilkan melalui proses komputerisasi atau berasal dari jenis huruf (font) yang sudah ada melainkan bentuk tipografi yang dihasilkan oleh masyarakat sekitar dengan cara manual. Bentuk tipografi semacam ini disebut dengan tipografi vernacular. Para pembuat tipografi vernacular tersebut bukan dari akademisi seni rupa desain melainkan belajar secara otodidak. Tipografi – tipografi vernacular yang dibuat oleh pembuat tipografi otodidak memiliki keunikan tersendiri, juga dapat mempresentasikan kekayaan budaya suatu wilayah. Pada kenyataannya jenis tipografi semacam ini kadang hanya dipandang sebelah mata oleh masyarakat, karena masyarakat menilai dari segi informasinya saja, padahal bentuk – bentuk tipografi semacam ini merupakan kekayaan intelektual yang harus dihargai dan dilindungi.

Di kota Solo, dimana dikenal sebagai kota yang memiliki latar belakang budaya dan seni yang sangat kental, sering ditemui pula jenis tipografi vernacular dan yang paling terlihat secara spesifik adalah jenis tipografi yang ada pada becak di Surakarta. Dimana becak di Surakarta adalah jenis transportasi tradisional yang masih dipertahankan keberadaannya. Tipografi pada becak ini sangat unik dan tidak ditemui bentuk tipografi serupa pada becak – becak lainnya di kota – kota sekitar.


(3)

Bentuk tipografi vernacular seperti bentuk tipografi pada becak – becak di kota Solo memiliki berbagai kelemahan. Melihat permasalahan tersebut, maka penulis bertujuan untuk merancang dan mendesain kembali jenis Vernacular Typography

Street tersebut dalam bentuk visual dengan tujuan untuk semakin memperkenalkan

becak Solo kepada masyarakat melalui tipografi dan untuk memperkaya bentuk

typeface di Indonesia

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana merancang kembali bentuk typeface baru dari Vernacular Typhograpy Street becak Solo melalui kaidah – kaidah dalam tipografi.

2. Bagaimana mengaplikasi bentuk typeface baru Vernacular Typhograpy Street

becak Solo melalui media Desain Komunikasi Visual.

3. Bagaimana merancang media publikasi yang tepat dari bentuk typeface baru

Vernacular Typhograpy Street becak Solo melalui media Desain Komunikasi

Visual.

C. Tujuan Perancangan.

1. Merancang kembali bentuk typeface dari Vernacular Typhograpy Street becak Solo melalui kaidah – kaidah dalam tipografi.


(4)

commit to user

3. Merancang bentuk media publikasi yang tepat dalam mempublikasikan bentuk

typeface baru Vernacular Typhograpy Street becak Solo melalui media Desain Komunikasi Visual.

D

. Target Market

dan

Target Audience

.

Segmentasi pasar perancangan Vernacular Typography Street becak Solo melalui Desain Komunikasi Visual meliputi :

1. Target market. a. Demografis.

Masyarakat : Masyarakat Indonesia. Jenis kelamin : Laki – laki dan Perempuan. Usia : 20 tahun – 50 tahun.

Sosial ekonomi : Semua lapisan ekonomi.

Pendidikan : Desain terutama Desain Komunikasi Visual. b. Geografis : Daerah perkotaan

2. Target audience.

Target audience berdasarkan faktor psikografis yaitu mereka yang bekerja dibidang kreatif dan memiliki jiwa muda, mengapresiasi dan mengikuti dengan baik perkembangn dunia kreatif serta mengerti dan memahami aspek – aspek desain terutama desain komunikasi visual dan memiliki pemahaman terhadap seni pemilihan huruf dalam tipografi serta tidak menganggap bahwa huruf hanyalah pembentuk kalimat biasanya saja yang hanya bersifat informatif tapi tipografi merupakan bagian penting dari disiplin ilmu desain yang mempunyai kekuatan


(5)

untuk memvisualkan suatu komunikasi dalan rancangan desain yang baik. Para desainer inipun selalu bersifat terbuka terhadap perkembangan bentuk desain yang ada dan selalu mencoba untuk bereksperimen dengan berbagai bentuk tipografi dalam karya desainnya.


(6)

BAB II

KAJIAN TEORI

A.

Desain Komunikasi Visual.

1. Pengertian.

Desain komunikasi visual merupakan disiplin ilmu yang bertujuan mempelajari konsep – konsep komunikasi serta ungkapan kreatif melalui berbagai media untuk menyampaikan pesan dan gagasan secara visual termasuk audio dengan mengelola elemen – elemen grafis yang berupa bentuk dan gambar, tatanan huruf (tipografi), serta komposisi warna serta layout sehingga gagasan dan pesan dapat diterima oleh sasaran (Adi Kusrianto, 2007 : 2).

2. Prinsip – prinsip Desain Komunikasi Visual . a. Keseimbangan (Balance).

Setiap obyek yang kita temui di muka bumi ini mempunyai unsur keseimbangan baik simetris maupun asimetris.

b. Kontras(Contrast).

Kontras adalah hal yang penting dalam prinsip-prinsip desain. Kontras menciptakan keindahan pada setiap obyek publikasi. Kontras dapat diwujudkan dalam segi bentuk, ukuran, garis, warna, ruang dan tata letak. c. Keselarasan(Harmony).

Harmoni mungkin sedikit bertolak belakang dengan kontras, yaitu menyatukan semua unsur dalam publikasi secara visual sehingga menjadi satu kesatuan. Kesatuan itu bisa dalam bentuk, warna, bobot, ruang dan tata letak.


(7)

d. Kesatuan Bentuk(Proximity).

Dalam sebuah karya desain harus ada sebuah kesatuan bentuk akhir yang dapat dijadikan identitas dari sebuah karya desain.

e. Pengulangan(Repetition).

Merupakan ikatan konsistensi yang harus dipegang dalam sebuah karya desain, sehingga mudah untuk dikenali oleh publik. Misalnya : logo perusahaan.

f. Penekanan(Emphasis).

Dalam sebuah karya desain, harus ada penekanan pada suatu bentuk atau obyek desain. Perlu adanya penekanan supaya publik/khalayak tahu mana yang harus dibaca terlebih dahulu atau yang harus diingat dalam keseluruhan obyek desain tersebut. Dengan adanya penekanan kita juga dapat mengenali ciri khas atau identitas desain.

3. Unsur – unsur Desain Komunikasi Visual. a. Garis (Line).

Garis merupakan unsur desain yang menghubungkan antara satu titik poin dengan titik poin yang lain sehingga bisa berbentuk gambar garis lengkung (curve) atau lurus (straight). Garis adalah unsur dasar untuk membangun bentuk atau konstruksi desain.

b. Bentuk (Shape).


(8)

segitiga (triangle). Berdasarkan sifatnya, bentuk dikategorikan menjadi tiga,yaitu:

1) Huruf (Character) yang direpresentasikan dalam bentuk visual yang dapat digunakan untuk membentuk tulisan seperti A, B, C, dsb.

2) Simbol (Symbol) yang direpresentasikan dalam bentuk visual yang

mewakili bentuk benda secara sederhana dan dapat dipahami secara umum sebagai simbol atau lambang untuk menggambarkan suatu bentuk benda nyata, misalnya gambar orang, bintang, matahari dalam bentuk sederhana (simbol), bukan dalam bentuk nyata (dengan detail).

3) Bentuk Nyata (Form) bentuk ini betul-betul mencerminkan kondisi fisik dari suatu obyek. Seperti gambar manusia secara detail, hewan atau benda lainnya.

c. Tekstur (Texture).

Tekstur adalah tampilan permukaan (corak) dari suatu benda yang dapat dinilai dengan cara dilihat atau diraba. Tekstur dapat dibagi menjadi dua diantaranya tekstur nyata dan tekstur semu. Yang pada prakteknya, tekstur sering dikategorikan sebagai corak dari suatu permukaan benda, misalnya permukaan karpet, baju, kulit kayu, dan lain sebagainya.

d. Ruang (Space).

Ruang merupakan jarak antara suatu bentuk dengan bentuk lainnya yang pada praktek desain dapat dijadikan unsur untuk memberi efek estetika desain. Ruang digolongkan menjadi dua unsur, yaitu obyek (figure) dan latar belakang (background).


(9)

e. Ukuran (Size).

Ukuran adalah unsur lain dalam desain yang mendefinisikan besar kecilnya suatu obyek. Dengan menggunakan unsur ini dapat menciptakan kontras dan penekanan (emphasis) pada obyek desain yang akan dilihat atau dibaca terlebih dahulu.

f. Warna (Color).

Warna merupakan unsur penting dalam obyek desain yang berfungsi merepresentasikan identitas dan pembeda sifat dari bentuk-bentuk bentuk visual secara jelas. Warna dibedakan menjadi dua: yaitu warna yang ditimbulkan karena sinar (Additive color/RGB) yang biasanya digunakan pada warna lampu, monitor, TV dan sebagainya, dan warna yang dibuat dengan unsur-unsur tinta atau cat (Substractive color/CMYK) yang biasanya digunakan dalam proses pencetakan gambar ke permukaan benda padat seperti kertas, logam, kain atau plastik.

A.

Tipografi

1. Pengertian.

Tipografi berasal dari bahasa Yunani typos yang berarti bentuk dan graphein yang berarti menulis. Tipografi didefinisikan sebagai seni dan teknik mengatur, serta memilih jenis huruf dengan pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan khusus, sehingga akan menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin dengan


(10)

pandu dan jarak antar baris( Adi Kusrianto,2007 : 79 ). Dalam tipografi dikenal istilah typeface dan font. Typeface yaitu sekumpulan karakteryang memiliki kesamaan ciri – ciri visual. Walaupun tidak sama persis, ada bagian anatomi pada huruf yang satu, dipakai lagi pada huruf yang lain juga yang memberikan kesan kesatuan atau unity (Huruf Font Tipografi : 32). Font yaitu bentuk fisik/karakter yang dimaksudkan guna membentuk sebuah typeface ( Ebook The Fundamental Of Typography : 56 ).

2. Klasifikasi typefaces.

a. Huruf tanpa kait ( Sans Serif ).

Kata sans berasal dari bahasa Perancis yang artinya tanpa. Sans serif dapat diartikan tanpa serif / kait. Karakter huruf sans serif hanya berbentuk batang dan tangkainya saja. Contoh : Arial, Avant Garde, Tahoma dsb.

b. Huruf berkait ( Serif )

Huruf Serif merupakan huruf berkait atau memiliki kait pada ujungnya. Contoh : Times New Roman, Garamound dsb.

c. Egyptian

Yaitu, jenis huruf yang memiliki ciri serif yang berbentuk persegi seperti papan dengan ketebalan yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan adalah kokoh, kuat, kekar dan stabil. Contoh : Century Expended. d. Huruf tulis ( Script ).

Hurufnya saling terkait seperti tulisan tangan. Contoh : Brushscript, Mistral, Shelley dsb.


(11)

e. Huruf dekoratif.

Huruf jenis ini merupakan pengembangan dari bentuk-bentuk yang sudah ada. Ditambah hiasan dan ornamen, atau garis-garis dekoratif. Kesan yang dimiliki adalah dekoratif dan ornamental. Contoh : Augsburger Initial dll.

f. Karakter huruf (Character Fonts)

Karekter fonts yaitu secara luas merupakan bentuk kesatuan karakter atau kode yang dikemas sebagai font. Contoh : Wingdings dan Dingbats.

3. Sejarah tipografi.

Sejarah perkembangan tipografi di dunia diawali dari penggunaan pictograph oleh bangsa Viking Norwegia dan hieroglipth oleh bangsa Mesir pada abad 1300 SM. Berkembang pada masa kejayaan Romawi yaitu dengan ditakhlukkannya bangsa Yunani oleh kekaisaran Roma yang membawa peradaban baru dalam sejarah barat dengan diadaptasikannya kesusastraan, kesenian, agama, serta sistem alfabet dari Yunani. Alfabet Yunani awalnya hanya terdiri dari 21 huruf yaitu A, B, C, D, E, F, G, H, I, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, V, dan X, kemudian huruf Y dan Z ditambahkan dalam alfabet latin untuk mengakomodasi kata yang berasal dari bahasa Yunani. Tiga huruf tambahan J, U, dan W dimasukkan pada abad pertengahan sehingga jumlahnya menjadi 26( www.google/Tipografi dan Sejarahnya.htm : 29 Maret 2009).

Sistem huruf dan penulisan berkembang setelah terjadi revolusi industri, dengan diketemukannya tekhnologi mesin cetak pertama kali oleh Johan Gensflesch Zum Gutenberg dari Jerman (1398-1468) Tekhnologi mesin cetak Gutenberg juga melatar


(12)

belakangi munculnya sistem tipografi modern yang lebih sempurna dan variatif dibandingkan awal ditemukannya sistem alfabet( Dantong Sihombing, 2001 : 6 ).

4. Sejarah perkembangan tipografi dalam desain grafis.

Dalam perkembangannya tipografi memberikan konstribusi yang sangat penting terhadap perkembangan desain grafis. Tipografi berperan sebagai unsur pendukung dalam desain serta menjadi pembeda antara desain grafis dengan seni murni pada umumnya.

Awal ditemukannya sistem penulisan modern, huruf hanya dipakai untuk sistem penulisan dalam Al - Kitab serta buku – buku keagamaan dan buku – buku perguruan tinggi. Pada tahun 1836 – 1933 di paris muncul istilah commercial art yang dipelopori oleh Jules Cheret dengan memproduksi berbagai poster ilustrasi dan cover buku berwarna secara massa menggunakan tehnik lithography (Ebook The Fundamental Of Typography : 35). Pekembangan cetak tersebut dimanfaatkan pula pada awal perang dunia pertama pada tahun 1914 untuk memproduksi poster – poster propaganda.


(13)

Contoh commercial art

Ilustrasi cover majalah satirical Jerman Simplicissimus

Sumber : Ebook The fundamental of typography.

Contoh Poster propaganda Amerika

‘I Want You For U.S Army ‘

Sumber : foto dari Concept vol 05.

Istilah desain grafis sendiri baru muncul pada tahun 1950an, diikuti terjadinya perang dunia ke dua dengan optimisme baru yang muncul sebagai akibat dari ledakan jumlah


(14)

photosetting pada era ini juga memberikan dampak terhadap perkembangan tipografi, salah satunya Herman Zapf dengan huruf Palatino (Ebook The Fundamental Of Typography : 42).

Tahun 1960an tipografi dan desain banyak dipengaruhi oleh budaya pop art yang popular saat itu terutama dalam musik, seni, dan desain. Kemudian diikuti pada tahun 1970an dimana tipografi berlanjut menjadi lebih dekoratif, kasar, dan berlebihan yang berlangsung hingga masa pertengahan ketika budaya punk muncul (Ebook The Fundamental Of Typography : 44 - 46).

Tahun 1973 terjadi perambahan tekhnologi digital dalam dunia tipografi. Perusahann URW dari Hamburg, Jerman, dengan produknya yang bernama IKARUS. Tekhnologi ini berfungsi untuk membuat huruf digital sehingga dapat digunakan dalam sistem komputer. Kemajuan tekhnologi selanjutnya terjadi pada tahun 1984 ketika Adobe System merilis postscript font dan ditahun 1991 Apple Computer dan Microsoft Corporation mengeluarkan True Type Font. Postscript font dan true type font adalah berupa font elektronik. (Danton Sihombing, 2001 : 8 – 9).

Perkembangan tipografi dan desain secara komputerisasi tersebut memudahkan desainer untuk bereksperimen dan bermain – main dengan jenis font sehingga sifat tipografi menjadi lebih halus dan ekspresif sebagai bagian dari pesan dibandingkan hanya sebagai alat menyampaikan pesan.


(15)

Contoh eksperimen tipografi secara komputerisasi Stefan Sagmeister ‘Poster for the American institute of graphic arts’

Sumber : Ebook The Fundamental Of Typography.

Tahun 2000, dengan adanya tekhnologi digital printing dan perkembangan sistem aplikasi media dalam desain memberikan banyak kebebasan dan tantangan serta menciptakan permintaan baru dalam jenis huruf. Sehingga tipografi tidak hanya muncul dalam media- media grafis namun juga media – media komunikasi visual lainnya yang bergerak. Perkembangan tipografi yang menjadi lebih beranekaragam juga tidak lepas dari peranan berbagai perusahaan type foundry dunia seperti Linotype GmBh, Émigré, Font Bureu, ITC, dan Scan Graphic yang terus bereksperimen untuk menciptakan berbagai macam jenis dan bentuk typeface baru


(16)

5. Sejarah perkembangan tipografi di Indonesia. a. Sebelum penjajahan Belanda.

Sejarah tipografi di Indonesia sebelum kedatangan bangsa barat di mulai dari penggunaan berbagai aksara di masing – masing daerah di Indonesia, seperti : Aksara Jawa, Bali, Bugis (Makasar) dan Batak.

1) Aksara Jawa.

Aksara Jawa Hanacaraka termasuk ke dalam kelompok turunan aksara Sansekerta yang berasal dari Hindustan. Huruf ini dibawa oleh Raja Aji Saka yang datang ke Jawa pada tahun 78 Masehi. Huruf yang diperkenalkan pada waktu itu sebenarnya bukan huruf tetapi suku kata, yang terdiri atas suku kata: Ha, na, ca, ra, ka, ga, ta, ma, nga, ba, sa, wa, la, pa, da, ja, ya, nya. Kedelapan belas aksara ini dapat dirangkaikan menjadi suatu kalimat untuk memudahkan menghafalkannya.

Contoh Aksara Jawa.

Sumber : www.google/images/aksara-jawa.htm (2 September 2009).

2) Aksara Bali.

Aksara Bali berkembang dari huruf Pallawa yang dikenal dengan nama huruf Bali Kuno. Huruf ini berkembang pada sekitar abad ke-9 sampai abad ke-10. Sistem yang digunakan yaitu sistem silabik. Artinya, satu


(17)

tanda mewakili satu suku kata yang diambil dari huruf awal suku kata yang diambil dari huruf awal suku kata dimaksud. Tiap suku kata dibentuk dari satu konsonan dan satu vokal.

Contoh Aksara Bali

Sumber : www.google/images/aksara-bali.htm (2 September 2009 ).

3) Aksara Bugis.

Suku bugis merupakan salah satu suku yang terdapat di sumatera selatan. Suku bugis menggunakan dialek yang dikenal dengan "Bahasa Ugi" dan mempunyai tulisan huruf bugis yang disebut dengan "Aksara Lontara Bugis". Aksara ini telah ada sejak abad ke-12 sejak melebarnya pengaruh Hindu di Indonesia.Aksara bugis berjumlah 23 huruf yang semuanya disusun berdasarkan aturan tersendiri. Kata Lontara berasal dari bahasa Bugis yang berarti Daun Lontar karena awalnya ditulis dalam daun lontar dan cara membacanya dari kiri ke kanan.


(18)

Contoh Aksara Bugis.

Sumber : www.google/images/aksara-bugis.htm (2 September 2009 ).

4) Aksara Batak.

Suku Batak merupakan salah satu suku yang berada di kawasan tanah tinggi sumatera utara dan berpusat di danau toba. Sistem penulisan aksara Batak Toba telah ada sejak abad ke-13, diperkirakan aksara tersebut berasal dari aksara Jawa Kuna, melalui aksara Sumatera Kuna. Aksara ini bersifat silabis artinya tanda untuk menggambarkan satu suku kata/silaba atau silabis.


(19)

Contoh Aksara Batak Toba.

Sumber : www.google/aksara-bataktoba.htm(2 September 2009 ).

Setiap aksara – aksara tersebut digunakan untuk masing – masing daerah asalnya saja, sehingga untuk sistem penulisan dalam komunikasi mengalami kendala antara daerah satu dengan daerah lainnya.

b. Masa penjajahan Belanda.

Masuknya bangsa Belanda ke Indonesia membawa banyak perubahan dalam sistem penulisan huruf. Bangsa Belanda memperkenalkan sistem penulisan huruf sesuai dengan sistem huruf Roman. Sistem huruf Roman tersebut dapat mudah diterima oleh masyarakat Indonesia sebagai sistem penulisan yang baru karena sifatnya lebih general, dan dapat di pakai sebagai sarana komunikasi secara luas.

Tipografi pada masa penjajahan Belanda awal mulanya digunakan dalam penyiaran berita dan iklan dalam persaingan perdagangan oleh bangsa


(20)

Ambon dengan judul Memorie De Nouvelles. Surat tersebut ditulis dengan tulisan tangan yang indah dengan merefleksikan naluri bersaing antara pemerintah Belanda dengan Portugis. Pada tahun 1744 surat tersebut diterbitkan dalam surat kabar Bataviaasche Nouvelles, sebuah surat kabar yang diperuntukkan untuk mengiklankan produk (Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia, 2003 : 1).

Contoh tipografi dalam iklan produk pada masa penjajahan Belanda. Iklan cetak kompor gas PHILIPS

Sumber : foto, Cakap kecap.

Di era perang bangsa Indonesia melawan penjajah tipografi banyak juga digunakan dalam iklan – iklan propaganda namun keberadaannya dalam desain saat itu masih menggunakan bentuk - bentuk yang sederhana karena lebih menitik beratkan pada fungsinya sebagai informasi dan propaganda untuk berjuang melawan penjajahan.


(21)

Contoh tipografi dalam iklan propaganda pada masa penjajahan Belanda Affandi ‘ Boeng Ayo Boeng ‘ Poster Circa 1940an

Sumber : foto Versus.

c. Era komputer grafis.

Perkembangan tipografi setelah era penggunaan komputer grafis tidak jauh beda dengan perkembangan tipografi modern di dunia. Perkembangan tipografi modern di Indonesia didukung oleh kesadaran desainer untuk memakai desain font secara eklusif dalam desainnya. Sehingga tipografinya tidak asal mengambil dari komputer atau font yang sudah ada. Meskipun sampai sekarang belum ada perusahaan di Indonesia yang mengkhususkan diri dalam pembuatan font namun banyak perusahaan – perusahaan desain lokal Indonesia maupun desainer secara pribadi yang membuat sendiri font-nya secara eklusif . Berikut adalah contoh dari perusahaan, studio grafis dan desainer yang sebagian besar mendesain font-nya sendiri :


(22)

1) UNKLE347

Unkle347 merupakan perusahaan distro yang kreatif merancang font-nya sendiri dalam setiap desain produk – produk distronya. Contohnya adalah font Unklply yang didesain oleh Ucok Homicide salah satu desainer Unkle pada tahun 2008. Font Unklply terinspirasi dari bentuk geometris standar dari papan skate dan juga merombak dari inti font bold Neubau.

Contoh tipografi kreasi dari desainer distro Unkle Font Unklply, desain huruf seri t-shirt Unkle

Sumber : foto Still Loving Youth.

2) Inkara desain.

Inkara desain didirikan oleh Danton Sihombing sebagai perusahaan yang bergerak dalam jasa desain grafis dan digital type foundry. Salah satu font yang pernah dibuat oleh Inkara desain adalah font Pandhito pada tahun 1999. FontPandhito terinspirasi dari bentukan dasar dan gerak – gerik


(23)

coretan aksara hanacaraka, namun dalam proses pengembangan desain huruf timbul pemadupadanan bentuk yang berorientasi kepada citra modern.

Contoh font Pandhito

Sumber : foto Still Loving Youth.

3) Thinking Room.

Thinking room adalah studio grafis yang berlokasi di Jakarta. Thinking room tidak hanya fokus kepada desain namun juga berkonsep kreatif secara menyeluruh termasuk dalam eksperimen mendesain font. Salah satu eksperimennya yaitu yang diberi judul Duality, yaitu proyek dengan tujuan menampilkan dua esensi kehidupan yang diterjemahkan ke dalam seni instalasi tipografi.


(24)

Contoh desain instalasi tipografi Duality.

Sumber : foto Concept vol 6.

C.

Vernacular Typography Street.

1. Pengertian.

Vernacular is the everyday language spoken by a group of people that includes slang and regional phrasing. It is the language of the street, no matter where that street is. To a certain extent, the textures of vernacular can be communicated in text through the use of typography(Ebook The Fundamental Of Typography : 162 ).

Vernacular merupakan bahasa lisan sehari – hari dari sekelompok orang atau masyarakat yang meliputi logat dan frase kedaerahan. Hingga taraf tertentu, bentuk vernacular dikomunikasikan dalam bentuk teks yang keseluruhannya menggunakan tipografi.

Typography street merupakan salah satu bentuk dari pengaruh budaya urban. Typography street terdiri dari beberapa elemen tipografi yang dapat ditemukan di sekitar lingkungan perkotaan. Meliputi, grafiti, road signs, shop fronts, desain


(25)

tipografi pada becak, desain tipografi pada tenda – tenda pedagang kaki lima dan tulisan – tulisan sederhana lainnya yang telah menjadi bagian dari rutinitas keseharian masyarakat.

Menurut praktisi desain grafis Sumbo Tinarbuko, desain grafis Vernacular adalah gaya desain grafis yang crafmanship-nya dikerjakan secara manual deangan memanfaatkan ketrampilan tangan (Concept Edisi 40, 2011 : 07).

Riama Maslan Sihombing, mendefinisikan pengertian Vernacular Typography Street yaitu bentuk tipografi yang dibuat dengan spontan secara manual oleh ‘ kalangan bawah(Facebook/inbox/message. 15 Mei 2009). Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa bentuk Vernacular Typography Street merupakan bentuk karya tipografi eksperimental dari masyarakat kalangan bawah yang sama sekali bukan dari kalangan desain atau praktisi yang bahkan tidak pernah mengenyam pendidikan desain secara akademisi. Walaupun tanpa didukung oleh latar belakang pendidikan desain, kalangan masyarakat tersebut memiliki apresiasi yang tinggi dalam mengaplikasikan ilmu – ilmu desain dalam kehidupan sehari – hari. Meski tipografi yang dihasilkan bersifat tidak terstruktur namun untuk beberapa macam diantaranya sangat memasyarakat dan memiliki semacam kesepakatan tidak tertulis untuk menggunakan bentuk visual type yang serupa dalam satu wilayah untuk satu macam usaha(Concept Edisi 26, 2008 : 3).

2. Perkembangan Vernacular Typography Street.

Perkembangan Vernacular Typography Street di awali oleh pergerakan seni jalanan dan budaya urban di masyarakat. Seni jalanan yang muncul lebih dulu adalah


(26)

grafiti pada tahun 1800an. Perkembangan Vernacular Typography Street dapat dilihat diluar negeri dan didalam negeri (Indonesia), diantaranya:

a. Luar negeri.

Perkembangan Vernacular Typography Street di luar negeri diantaranya dapat dilihat di Lebanon dan India.

1) Lebanon.

Lebanon merupakan Negara yang cukup padat penduduk dengan kepercayaan, agama, budaya dan bahasa yang berbeda – beda. Vernacular Typography Street di Lebanon kemungkinan dipengaruhi oleh perang sipil selama tujuh belas tahun. Di setiap jalanan di Beirut ibukota Lebanon dapat ditemui berbagai desain vernacular berupa slogan – slogan dan signs yang mengekspresikan gaya hidup dan aspirasi masyarakat sekitar. Desainer dan tipografer dari desain tersebut merupakan desainer dan tipografer yang tak terdidik. Mereka menggunakan typefaces berupa tulisan tangan dengan gaya kaligrafi untuk mengekspresikan isi dari pesan yang ingin mereka sampaikan.

Contoh vernacular typography street pada desain parking sign di Beirut .


(27)

2) India.

India merupakan Negara dengan jumlah penduduk padat. Vernacular Typography Street di India berupa grafis jalanan yang berkembang di masyarakat yang dilatar belakangi oleh kebutuhan akan informasi, keindahan dan desain meski desainer dan tipografernya tidak mendapatkan pengetahuan desain dan tipografi secara akademis. Desain vernacular di India dipengaruhi oleh unsur keagamaan dan budaya yang sangat kuat.

Contoh vernacular typography street pada desain Shop Sign di India

Sumber : www.google/images/typography-street/India.htm (27 Februari 2009).

b. Indonesia.

Vernacular Typography Street di Indonesia telah ada sejak sekitar tahun 70-an sebagai jawab70-an lokal terhadap kebutuh70-an tipografi pada desain jal70-an70-an. Vernacular typography street juga merupakan solusi paling murah pada saat itu


(28)

negeri dan biasanya hanya dipakai oleh kalangan desainer professional dan perusahaan cetak kelas atas. Perkembangan Vernacular Typography Street di Indonesia berkembang di daerah urban perkotaan dimana terjadi pertemuan dan percampuran berbagai kelas sosial dan budaya. Munculnya Vernacular Typography Street di latar belakangi oleh tradisi masyarakat dan kebutuhan akan informasi dan desain dalam kehidupan perkotaan masyarakat kalangan bawah yang tak tersentuh oleh gaya desain high art. Sehingga desain – desain tersebut sering hanya dilihat dari segi informasinya saja. Desain Vernacular Typography Street dapat ditemui di sepanjang jalan perkotaan berupa desain tipografi pada desain – desain warung – warung tenda, becak, gerobak asongan dsb.

Contoh desain Vernacular typography street pada desain warung tenda di Solo.

Sumber : foto warung tenda Solo (12 Oktober 2009).

3. Perkembangan Vernacular Typography Street dalam desain grafis.

Vernacular Typography Street memberikan banyak masukan dan pengaruh terhadap gaya desain dan tipografi di dunia maupun di Indonesia. Banyak dari


(29)

desainer hingga studio grafis yang terinspirasi untuk menciptakan bentuk font dari desain Vernacular Typography Street. Diantaranya yaitu :

a. Luar negeri.

1) Gerry Powell (1938).

Gerry Powell adalah seorang tipografer yang menciptakan font Stencil pada tahun 1938.Fonttersebut terinspirasi dari bentuk huruf jalanan yang biasa terdapat dalam desain Vernacular Typography Street pada tembok – tembok kota. Sifat dari bentuk font Stencil adalah terlihat industrial, kuat, dan memungkinkan untuk diproduksi secara massa serta memiliki tingkat keterbacaan tinggi.

Contoh desain Font Stencil

Sumber : Ebook The Fundamental Of Typography.

2) Pablo A Medina.

Pablo A Medina adalah tipografer dan desainer grafis yang mendirikan Cubanica, Cubanica merupakan sebuah studio grafis di New York yang banyak mengerjakan pembuatan font. Pablo A Medina dikenal sebagai seorang desainer yang sangat aktif mengaplikasikan Vernacular Typography Street dalam kehidupan nyata. Salah satu font rancangannya yang terinspirasi dari Vernacular Typography Street yaitu font 1 st Ave yang dibuat pada tahun 1999. Font tersebut diadaptasi dari desain sign


(30)

Contoh desain aplikasi dari font 1 st Ave. Sumber : www.Cubanica/1stAve.htm (14 Desember 2009)

3) Yodane.

Yodane adalah seorang tipografer dan desainer grafis yang berasal dari Jerman. Pada tahun 2009 Yodane bekerjasama dengan agensi desain SYNTAX , salah satu agensi desain terbesar di Jordania untuk merancang desain branding peringatan 100 tahun kota Amman. Dalam desain branding tersebut, Yodane mendesain font Amman yang merupakan hasil pengembangan dari font latin dan Arabic yang terinspirasi dari desain Vernacular Typography Street yang ada kota Amman.

Contoh aplikasi font Amman pada desain branding 100 tahun kota Amman.


(31)

b. Indonesia.

Munculnya Vernacular Typography Street menjadi daya tarik dan inspirasi tersendiri bagi para desainer grafis dan tipografer Indonesia untuk mengadaptasikannya dalam bentuk desain yang lebih modern. Diantara desainer – desainer tersebut antara lain :

1) Rudy Farid.

Rudy farid adalah praktisi desain dan staf pengajar untuk jurusan desain komunikasi visual Universitas Widyatama Bandung. Pada tahun 2005 Rudy farid merancang font Shouts yang dikhususkan untuk keperluan desain majalah Shouts, sebuah majalah seni jalanan yang dibuat oleh Charlie Hobbies. Font shouts bukanlah font yang seluruhnya diambil dari desain Vernacular Typography Street melainkan font modern Clarendon Bold yang di reka ulang dan di desain kembali menggunakan prinsip dari desain Vernacular Typography Street yang biasa terdapat pada tipografi stencil supaya dapat memunculkan kesan street art.


(32)

2) Irvandy Syafruddin.

Irvandy Syafruddin adalah freelance desain grafis dan tipografer yang aktif mengerjakan proyek – proyek desain pada agensi – agensi desain di kota Munich dan Berlin. Di Indonesia Irvandy Syafruddin merupakan pendiri dari perhimpunan tipografi Indonesia www.tipografi-indonesia.com yang merupakan wadah komunikasi dan informassi mengenai perkembangan dunia tipografi Indonesia dan internasional. Banyak dari karya – karya tipografinya yang terinspirasi dari lingkungan sekitar. Salah satunya adalah font Kenari yang berbasis pada seni lukis huruf yang sering terlihat pada desain Vernacular Typography Street papan – papan iklan di pasar – pasar tradisional di Indonesia dan juga pada papan – papan nama penginapan di daerah pariwisata terutama di Bali dan Jogjakarta.

Contoh font Kenari


(33)

3) Riama Maslan Sihombing dan Naomi Haswanto.

Riama Maslan Sihombing dan Naomi Haswanto merupakan staf pengajar program studi Desain Komunikasi Visual Institut Tekhnologi Bandung. Sejak tahun 2005 mereka tertarik pada desain Vernacular Typography Street di Indonesia. Dibantu oleh para mahasiswa Desain KomunIkasi Visual Institut Tekhnologi Bandung mereka bersama – sama mengadakan penelitian tentang Vernacular Typography Street di bandung. Dari hasil penelitian tersebut menghasilkan beberapa desain tipografi eksperimen baru yang berhasil dipresentasikan dalam ajang 3rd International

Conference on Typography and Visual Communication (ICTVC) di Thessaloniki Yunani pada tahun 2007 (Concept Edisi 26, 2008 :23 - 24). Beberapa karya tipografi dari desain Vernacular Typography Street antara lain typeface bubur ayam yang diadaptasi dari bentuk Vernacular Typography Street pada gerobak penjual penjual bubur ayam dan juga typeface cendol yang diadaptasi pula dari Vernacular Typography Street pada gerobak es cendol, yang kesemua desain typeface baru itu di aplikasikan pada desain poster.


(34)

Contoh aplikasi dan desain typeface bubur ayam Sumber : desain grafis-Indonesai.com ( 14 Desember 2009).

Contoh desain poster typeface cendol.

Sumber : desain grafis-Indonesia.com(14 Desember 2009).

Berdasarkan dari penelitian dan karya – karya para praktisi dan desainer yang mengangkat desain Vernacular Typography Street sedikit banyak telah memacu perkembangan dalam dunia desain terutama tipografi. Hal itu membuktikan bahwa Vernacular Typography Street dapat pula dipakai sebagai inspirasi untuk menghasilkan desain yang mendireksikan budaya dan desain Indonesia.


(35)

Bentuk desain Vernacular Typography Street mulai dari tebal tipis font, kemiringan, jarak antar font, penebalan pada fontfont tertentu dan hiasan pada awal kata merupakan efek dari pembawa perasaan para perancang desain Vernacular. Yang mencerminkan pengalaman latar belakang sosial dan budaya visual lingkungan sekitar mereka yang terus berputar dan saling berbagi. Ekspresi rupa desain Vernacular dari desain – desain warung tenda pedagang kaki lima, ahli kunci, becak dan sebagainya adalah inspirasi dalam mendesain huruf. Kenaifan para perancang desain Vernacular dalam bereksperimen untuk menarik perhatian khalayak di lingkungan masyarakat dengan mobilitas padat tersebut yang tidak didapatkan dari buku dan referensi tipografi dari barat dan seni kelas atas (Still Loving Youth, 2009 :20).

Contoh layout desain alfhabet dari beberapa desain Vernacular di Indonesia.


(36)

BAB III

IDENTIFIKASI DATA

A.

Vernacular Typography Street

pada Becak di Solo

1. Monografi Solo.

Kota Solo didirikan pertama kali oleh Paku Buwono II pada tahun 1745 dari perpindahan pemerintahan kerajaan Mataram di Kartasura. Secara geografis kota Solo terletak diantara : 110 45' 15"- 110 45'35" Bujur Timur, 70 36' - 70 56' Lintang Selatan. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar. Kota Solo memiliki letak yang strategis dan merupakan titik persimpangan jalur transportasi regional yaitu diantara jalur kota – kota besar seperti Yogyakarta, Semarang dan Jawa Timur. Selain itu kota Solo mempunyai fasilitas – fasilitas transportasi yang memadai baik jalur darat maupun udara sehingga dapat mudah dijangkau baik dari segala arah.

Pada tahun 2009 jumlah penduduk kota Solo diperkirakan berjumlah kurang lebih 525.505 orang dengan latar belakang mata pencaharian yang berbeda – beda diantaranya Pedagang, PNS, Pekerja swasta, Petani dan sebagainya. Kota Solo sendiri merupakan salah satu kota yang masih menjunjung tinggi kebudayaan ditengah perkembangan budaya modern. Salah satu buktinya yaitu masih eksistensinya keraton dalam kehidupan masyarakat serta keberadaan batik, pagelaran wayang orang, serta becak sebagai alat transportasi tradisional.


(37)

Contoh gambar peta Solo.

Sumber : www.google/images/peta-surakarta.co.id (18 Desember 2009).

2. Becak di Solo.

Kata becak berasal dari bahasa Hokkien be chia yang berarti kereta kuda. Becak sendiri merupakan transformasi bentuk dari becak tandu (sedan chair) dan becak tarik (pull rickshaw) yang ditemukan pada tahun 1870 di Jepang. Bentuk becak saat ini merupakan hasil modifikasi dari pengkombinasian tekhnis antara kekuatan tenaga manusia dan teknik sepeda. Bentuk becak yang lazim di kota Solo yaitu berupa becak kayuh yang menggunakan sepeda sebagai kemudi dengan pengemudi di belakang dengan kapasitas penumpang dua orang.

Becak muncul pertama kali di Jakarta pada tahun 1930an dan mengalami penyebaran di seluruh Indonesia termasuk Yogya dan Solo pada masa perang dunia kedua (Sartono Kartodirdjo, 1981). Hingga saat ini becak merupakan alat transportasi tradisional yang masih bertahan ditengah berkembangnya alat transportasi modern di Solo. Hingga tahun 2009 jumlah becak di kota Solo diperkirakan mencapai kurang


(38)

dalam berbagai peguyuban dan kelompok para pengemudi dan pemilik becak. Diantara paguyuban – paguyuban dan kelompok becak tersebut antara lain Paguyuban Pengemudi Becak Solo Raya (PPBSR) yang didirikan pada tahun 1996 dan berlokasi di Purwosari, Solidaritas Pengemudi Becak Pasar Gede yang berlokasi di Pasar Gede, dan Solidaritas Pengemudi Becak Pasar Klewer yang berlokasi di Pasar Klewer.

3. Seniman lukis Becak di Solo.

Munculnya desain Vernacular Typography Street pada becak atau disebut dengan becak lukis didorong karena adanya permintaan dari para pengusaha dan pemilik becak untuk memberikan lukisan dan tulisan pada becaknya sebagai identitas dan daya tarik bagi calon penumpang. Desainer VernacularTypography Street becak di Solo disebut dengan seniman lukis becak, mereka adalah para seniman kalangan bawah yang tidak pernah mendapatkan pengetahuan seni dan desain secara akademis namun mampu menghasilkan karya yang bersifat vernacular yang mampu bertahan hingga sekarang.

Seiring perkembangan zaman keberadaan seniman lukis becak di Solo mulai menyurut. Salah satu seniman lukis becak yang masih bertahan adalah Bapak Narto yang beralamat di Jln Saharjo No 80 Solo. Bapak Narto sebelumnya berprofesi sebagai seniman dan pengrajin payung kertas namun karena permintaan payung kertas mulai sepi maka ia mencoba profesi lain sebagai seniman becak sekitar tahun 1970an. Sampai sekarang ± sudah 30 tahun dan merupakan generasi kedua dari usaha becak lukis. Awal mulanya ia menjadi pelukis becak karena mengikuti jejak ayahnya yang dulunya juga seniman lukis becak. Desain dari lukisan dan tipografi pada becak


(39)

yang ia buatpun mengikuti dari desain dan tipografi yang dibuat ayahnya beserta seniman lukis becak lainnya pada masa itu.

Media yang Bapak Narto gunakan untuk melukis pada becak adalah cat minyak dan cat besi. Untuk sekali melukis becak biayanya sekitar Rp 50.000. Para pelanggan dan pengguna jasa lukis becak diantaranya datang dari daerah Solo, Klaten, Delanggu, Sragen, Salatiga, Jogjakarta, dan Ngawi. Mereka meliputi pengusaha becak maupun pemilik becak secara perorangan. Di musim – musim tertentu pesanan juga datang dari para turis mancanegara terutama dari Jerman yang sering memesan becak beserta desain lukisanya untuk sekedar dikoleksi.

4. Ragam visual Vernacular Typography Street pada Becak di Solo.

Tipografi yang dipakai dalam desain Vernacular Typography Street becak Solo adalah ‘huruf kembang’. Tipografi tersebut dinamakan huruf kembang karena memiliki motif meliuk – liuk yang diperumpamakan seperti bunga atau kembang dalam bahasa Jawa. Tipografi tersebut dibuat secara manual dan spontan dengan cara dilukis tanpa menggunakan letterset atau alat cetak huruf. Bentuk huruf kembang juga telah ada secara turun temurun semenjak adanya becak lukis dan bertahan hingga sekarang.

Proporsi dan karakter yang menonjol dari bentuk tipografi Vernacular Typography Street becak Solo terdiri dari :

a. Huruf dekoratif.

b. Bentuk huruf yang terdiri dari uppercase (huruf kapital).


(40)

d. Bentuk huruf cenderung bergelombang sesuai motif dekoratif bunga dengan berbagai sudut kelengkungan yang variatif.

e. Stroke bentuk Vernacular Typography Street becak Solo relatif tebal dan ketebalannya konstan.

Bentuk tipografi dalam desain Vernacular Typography Street becak Solo didukung oleh berbagai ragam visual pendukung yang memiliki keterkaitan erat dengan kebudayaan Jawa, Solo dan akulturasi kebudayaan Cina yang berkembang di Surakarta. Hal itu dapat dilihat dari segi tema desain lukisannya yang bertemakan ajaran – ajaran filosofis kehidupan kosmologis masyarakat Jawa – Solo, sedangkan bentuk akulturasi kebudayaan Cina dapat dilihat dari segi pewarnaan yang menggunakan warna dominan merah pada desain becak. Warna merah dalam filosofi Cina mengandung arti mendatangkan keberuntungan. Latar belakang dari terjadinya akulturasi ini dikarenakan keberadaan becak diawal mula perkembanganya di kota Solo dipakai sebagai alat transportasi dalam perdagangan masyarakat etnis Cina di Solo. Ragam desain visual tersebut merupakan hasil peniruan dari bentuk – bentuk alam sekitar seperti bentuk pemandangan, binatang hingga tokoh dalam pewayangan. Di dalam ragam desain visual Vernacular Typography Street becak Solo mengandung beberapa ungkapan kata tentang ajaran hidup Jawa seperti Nrimo Wae, Ojo Dumeh, Kadung Tresno, Gotong – royong, Sumber Urip, Lumintu, Gemah Ripah dan Prihatin. Dikarenakan sifat desain dari seni jalanan yang kurang teratur dan dikerjakan oleh desiner jalanan yang tidak terdidik maka meskipun mengandung filosofi – filosofi Jawa dan karakter desain yang unik serta berciri khas namun diantara desain – desain vernacular tersebut terdapat beberapa yang tidak sinkron antara desain dan tulisan


(41)

tipografinya. Serta sering hanya memenuhi dari permintaan pemilik becak untuk diberi tulisan apa.

Diantaranya ragam visual desain Vernacular Typography Street becak Solo antara lain :

a. Nrimo Wae.

Nrimo Wae dalam bahasa Indonesia artinya menerima saja. Memiliki arti filosofi dalam kehidupan kosmologi masyarakat Jawa bahwa apapun yang terjadi di dunia ini merupakan kehendak ilahi dan kita sebagai manusia hendaknya pasrah dan berserah diri kepada-NYA. Dalam desain Nrimo Wae digambarkan berupa desain pemandangan alam yang merupakan hasil peniruan dan imajinasi dari pemandangan alam yang ada dalam benak seniman lukis becak saat melukisnya. Tulisan tipografi wajah baru juga merupakan unsur pelengkap dalam desain yang merupakan semacam celoteh dari senimannya. Hal ini menunjukkan bahwa antara desain, tulisan dan tema dari desain tidak memiliki kesatuan keterikatan yang khusus karena desain tidak sesuai dengan tema. Ini merupakan sebuah ciri dari desain yang berasal dari seniman atau desainer yang otodidak dan kurang terlatih.


(42)

b. Ojo Dumeh.

Pengertian Ojo Dumeh dari segi bahasa yaitu Ojo yang berarti jangan atau tidak boleh. Kata Ojo dinyatakan untuk manusia secara tegas dan lugas. Dumeh yang berarti mentang – mentang. Jadi Ojo Dumeh bisa diartikan jangan mentang – mentang. Secara filosofis memiliki makna bahwa manusia itu tempat bersemayamnya lupa. Baik lupa diri, lupa daratan, lupa asal – usul, lupa sejarahnya atau lupa yang lain. Disamping itu pula manusia merupakan makhluk yang cenderung tergoda oleh hawa nafsu duniawi. Maka Ojo Dumeh adalah ikon pengendali agar manusia itu tidak larut dalam ranah duniawi yang dilingkungi oleh nafsu – nafsu yang buruk. Dalam desain vernacular Ojo Dumeh digambarkan seekor banteng yang kuat. Gambar Banteng mewakili dari karakte manusia, dimaksudkan bahwa manusia jangan mentang – mentang kuat maka menjadi semena – mena terhadap orang lain. Sedangkan tipografi dalam desainnya berupa tulisan berseri. Tipografi dengan tulisan berseri merupakan motto dari kota Solo.

Contoh desain Vernacular becak Solo ‘Ojo Dumeh’.


(43)

c. Kadung Tresno.

Kadung Tresno dalam bahasa Indonesia memiliki arti terlanjur cinta. Memiliki arti filosofi bahwa jika manusia sudah terlanjur cinta maka mereka akan buta terhadap segala perbedaan dan tidak memperdulikan apa kata orang sekitarnya. Dalam desain Kadung Tresno di wakili oleh gambar seekor gajah dan harimau yang melambangkan segala perbedaan tersebut tapi mereka tetap bisa hidup rukun tanpa memperdulikan segala bentuk perbedaan mereka. Tipografi pada desain vernacular kadung tresno berupa tulisan inisial dari identitas pemilik becak.

Contoh desain vernacular becak Solo ‘Kadung tresno’.

Sumber : foto ( 6 Desember 2009).

d. Gotong royong.

Gotong royong adalah kerja sosial yang besar dan berat tetapi terasa ringan dan riang karena ditangani oraang banyak secara ramai – ramai. Kehidupan masyarakat tradisional biasanya semangat gotong royong terasa lebih kuat. Hubungan individu tidak dilandassi semata – mata oleh karena untung rugi material. Hidup memerlukan kebersamaan untuk mencapai keselarasan dan


(44)

masyarakat tanpa melihat dari segi perbedaan sosial dan golongan. Dalam desain vernacular gotong royong digambarkan seekor rusa dan seekor harimau dengan disertai desain tipografi bertuliskan gotong royong. Gambar harimau dan rusa menggambarkan dua makhluk yang berbeda baik dari segi ukuran, bentuk, kebiasaan dan tabiat. Seperti manusia pula yang tak pernah sama antara satu sama lain namun terikat oleh satu konsep nilai estetika budaya yang sama seperti diungkapkan oleh Prof. Koentjaraningrat, yaitu :

1) Manusia itu tidak hidup sendiri di dunia ini, tetapi dikelilingi oleh komunitasnya, masyarakatnya, dan alam semesta sekitarnya. Di dalam sisitem makro kosmos tersebut ia merasakan dirinya hanya sebagai suatu unsur kecil saja yang ikut terbawa oleh proses peredaran alam semesta yang Maha Besar itu.

2) Dengan demikian dalam segala aspek kehidupannya manusia pada hakikatnya tergantung kepada sesamanya.

3) Karena itu ia harus selalu berusaha untuk sedapat mungkin memelihara hubungan baik dengan sesamanya, terdorong oleh jiwa sama rata, sama rasa meskipun ditengah segala perbedaan yang ada.

4) Selalu berusaha untuk sedapat mungkin bersifat konform, berbuat sama dan bersama dalam komunikasi, terdorong oleh jiwa sama tinggi dan sama rendah.


(45)

Contoh desain Vernacular becak Solo ‘Gotong Royong’. Sumber : foto ( 6 Desember 2009).

e. Sumber urip.

Sumber urip dalam bahasa Indonesia berarti sumber hidup. Sedangkan secara filosofi kosmologis kehidupan Jawa arti Sumber Urip merupakan salah satu syarat prinsip dari hakekat hidup manusia di dunia yang terdiri dari :

1) Berusaha dengan cara bekerja untuk mencapai suatu kedudukan yang layak sesuai dengan kemampuan dan kemauan dalam bekerja yang berakibat pada penghasilan sebagai sumber hidup.

2) Berusaha memperoleh uang secara halal, sebagai sumber hidup.

3) Berusaha memperoleh atau mendapatkan suatu kepandaian, baik berupa ketrampilan yang dapat menghasilkan sumber penghidupan.

Dalam desain Vernacular Typography Street sumber urip digambarkan dengan landscape gambar pemandangan dengan hamparan sawahnya yang luas dan subur disertai dengan tipografi bertuliskan Rahardjo yang memiliki arti makmur atau kemakmuran. Arti dari lukisan pemandangan tersebut yaitu bagi masyarakat pedesaan yang bermata pencaharian sebagai petani, sawah


(46)

Contoh desain Vernacular becak Solo ‘Sumber Urip’. Sumber : foto ( 6 Desember 2009).

f. Lumintu.

Lumintu dalam bahasa Indonesia memiliki arti tidak terputus atau terus menerus tanpa henti. Diartikan secara filosofis berdasarkan ajaran kosmologis masyarakat Jawa bahwa dalam berusaha harus secara terus menerus dan berkesinambungan dan tidak terputus sebagai keinginan untuk menjalankan suatu usaha seterusnya dan bisa berjalan langgeng atau selamanya. Seperti yang dilukiskan dalam desain yang digambarkan dengan dua ekor sapi yang bekerja menarik gerobak. Sapi dalam kehidupan masyarakat jawa merupakan lambang pekerja keras. Disertai tipografi berseri sebagai motto dari kota Solo.

Contoh desain Vernacular becak Solo ‘Lumintu’.


(47)

g. Gemah ripah.

Gemah ripah dalam bahasa Indonesia memiliki arti subur makmur. Dalam desain digambarkan dengan lukisan area pedesaan dan persawahan yang subur dengan tipografi bertuliskan Margo Tentrem. Lukisan tersebut merupakan hasil dari peniruan dan imajinasi seniman becak yang berasal dari pemandangan lingkungan pedesaan. Mengandung makna secara filosofis dalam kosmologis masyarakat jawa bahwa hidup itu bergantung pada alam. Sehingga tingkat kesuburan suatu daerah dapat dilihat dari tanaman dan tumbuhan yang tumbuh subur diarea tersebut, dan jika suatu daerah subur maka dapat menjamin tingkat kemakmuran dan ketentraman suatu wilayah.

Contoh desain Vernacular becak Solo ‘Gemah Ripah’.

Sumber : foto ( 6 Desember 2009). h. Prihatin.

Prihatin memiliki makna secara filosofis dalam ajaran kehidupan kosmologis masyarakat Jawa sebagai sikap dimana kita mencoba memposisikan diri pada posisi sulit yang dialami oleh orang lain supaya kita dapat merasakan dan mengerti tentang posisi dan perasaan mereka. Dalam desain dilukiskan dengan


(48)

tipografi bertuliskan kata Prihatin yang merupakan ajakan untuk kita hidup prehatin dan secukupnya tanpa berlebih – lebihan.

Contoh desain Vernacular becak Solo ‘Prihatin’.

Sumber : foto ( 6 Desember 2009).

B.

Pembanding.

1. Vernacular Typography Street becak Yogya.

Sejarah keberadaan becak di Yogya diperkirakan berkembang pada masa perang dunia kedua. Salah satu seniman lukis becak yang terkenal di Yogya adalah Bapak Sucipto yang beralamat di Ketanggunan, Wirobrajan, Yogyakarta. Bapak Sucipto melukis becak sejak tahun 1970an dengan ongkos sekali lukis berkisar Rp 40.000. Warna yang dominan dari desain becak Yogya adalah merah, kuning, hijau, biru dan lebih cenderung pada suka – suka seniman yang melukisnya.

Karakter desain Vernacular Typography Street becak yogya sangat khas yaitu berupa lukisan pemandangan alam di kaki gunung berapi dikarenakan lokasi Yogya yang berada tidak jauh dari lokasi gunung berapi. Difilosofikan bahwa gunung merupakan sumber kehidupan dalam kepercayaaan dan kosmologi manusia Jawa. Bentuk tipografi dalam desain Vernacular Typography Street becak Yogya terdiri dari beberapa tulisan yang berisi kata – kata filosofis diantaranya adalah Mbanyu Mili,


(49)

Migunani dan Waton urip. Menurut pakar budaya Sindhunata kata – kata tersebut menyiratkan filosofi atau pandangan hidup tukang becak. Seperti Mbanyu Mili yang memiliki arti secara filosofi bahwa pendapatan tetap mengalir meskipun sedikit dari hasil menarik becak. Migunani yang berarti berguna atau bermanfaat dalam hidup sebagai sumber pandapatan bagi tukang becak. Waton Urip yang berarti berani hidup tanpa tanpa takut terhadap segala cobaan yang ada. Kesemua desain tipografi pada desain Vernacular Typography Street becak Yogya tersebut ditulis dengan menggunakan bentuk tipografi modern dengan semacam letterset atau alat cetak tipografi sederhana sehingga tidak dibuat spontan dengan cara manual lukis tangan.

Contoh desain Vernacular Typography Sstreet becak Yogya

Sumber : www.google/images-becak/harianjogja.com (10 januari 2010).

2. Vernacular Typography Street becak Bandung.

Keberadaan becak di kota Bandung berkembang pesat sejak diberlakukannya peraturan daerah di Jakarta yang melarang beroperasinya becak dikota tersebut pada tahun 1980, sehingga banyak dari penarik becak yang berpindah operasi di kota


(50)

Desain vernacular yang terdapat pada becak Bandung sangat beraneka ragam dari segi warna karena dalam satu desain becak tampak sangat colorfull dengan warna – warna yang mencolok dibandingkan pada desain becak di kota – kota lain seperti Solo dan Yogya. Namun dari segi tulisan yang tercantum pada becakpun masih sama mengandung arti kata filosofis seperti sabar yang mengajarkan bahwa hidup itu harus sabar sebagaimanapun cobaan yang dihadapi. Desain tipografi pada desain Vernacular Typography Street becak Bandung memiliki desain yang sudah lebih teratur dan konstan dari segi bentuk dan ukuran serta memiliki desain kesatuan.

Contoh desain vernacular typography street becak di Bandung

Sumber : www.desaingrafis-indonesia.com (2 April 2009).

Desain vernacular becak Bandung ini pun pernah menjadi sumber inspirasi dalam perancangan tipografi yang diberi tajuk perancangan Vernacular Typography Street Baca Becak. Di rancang oleh Asih Nurul yang merupakan mahasiswa Desain komunikasi visual Institut Tekhnologi Bandung. Hasil rancangan dari desain Vernacular Typography Street becak diaplikasikan dalam desain poster yang di presentasikan dalam tajuk ‘ Vernacular Street Typography as Source of Ideas for


(51)

Typeface Design ; Case Study Bandung, Indonesia dalam ajang 3rd International

Conference on Typography and Visual Communication (ICTVC) di Thessaloniki Yunani pada tahun 2007. 3rd International Conference on Typography and Visual

Communication (ICTVC) merupakan ajang konferensi tipografi tingkat internasional yang diselenggarakan oleh Universitas Macedonia setiap dua tahun sekali dengan tema tertentu yang selalu berbeda. Untuk ajang 3rdInternational Conference on Typography

and Visual Communication (ICTVC) ketiga pada tahun 2007 tersebut mengangkat tema From Verbal to Graphic yang dimaksudkan untuk mengembangkan pendidikan dan riset di bidang tipografi. Presentasi dari desain Vernacular Typography Street ini banyak mendapat tanggapan positif dari berbagai desainer dan tipografer dunia peserta ICTV.

Contoh Vernacular Typography Street Baca Becak. Sumber : www.desaingrafis-Indonesia.com ( 2 April 2009).


(52)

C. Analisis SWOT.

SWOT Venacular Typography Street becak Solo.

Vernacular Typography Street becak Yogya.

Venacular Typography Street

becak Bandung

Strength Bentuk desain tipografinya tidak ditemui pada bentuk desain tipografi modern buatan desainer grafis dan

typographer.

Bentuk desain

tipografinya bermacam – macam, sebagian besar merupakan bentuk huruf roman.

Bentuk desain

tipografinya berwarna – warni dan indah, sehingga dapat dengan mudah menarik perhatian khalayak.

Bentuk desain tipografinya yang mampu bertahan selama lebih dari 30 tahun sebagai tipografi pada becak Solo.

Bentuk desain tipografinya telah diadaptasi ke dalam desain Venacular Typography Street Baca Becak melalui media desain komunikasi visual.

Satu – satunya desain tipografi pada becak


(53)

yang dilukis tangan secara manual. Weakness Dibuat secara manual

dengan dilukis sehingga kurang adanya kekonstanan dalam desain

Bentuk desain tipografinya berbeda antara becak satu dengan becak lainnya di Yogya.

Desain tipografinya hanya terdiri dari huruf kapital sehingga terbatas penggunaanya dalam desain atau hanya untuk keperluan headline.

Desain tipografinya hanya terdiri dari huruf kapital sehingga terbatas penggunaanya dalam desain atau hanya untuk keperluan headline.

Desain tipografinya hanya terdiri dari huruf kapital sehingga terbatas penggunaanya dalam desain atau hanya untuk

keperluan headline.

Oppurtunity Bentuk desain tipografinya unik dan seragam dipakai pada desain tipografi becak di Solo.

Bentuk desain tipografinya telah diperkenalkan dalam konferensi tipografi ICTV di Yunani. Treath Penggunaan tekhnologi

komputerisasi dan print

Penggunaan tekhnologi

komputerisasi dan print

Penggunaan tekhnologi


(54)

out yang diaplikasikan pada becak

mengancam hilangnya bentuk tipografi vernacular.

out yang diaplikasikan pada becak mengancam hilangnya bentuk tipografi vernacular.

out yang diaplikasikan pada becak mengancam hilangnya bentuk tipografi vernacular.

A.

Positioning

.

Desain tipografi pada desain Vernacular Typography Street becak di kota Solo

mempunyai positioning sebagai bentuk tipografi yang mengambil dasar bentuk

tipografi pada becak di kota Solo, yang dibuat dengan cara di lukis secara spontan.

B.

USP (

Unique, Selling, Prepositioning

).

Vernacular Typography Street becak Solo merupakan bentuk tipografi pada becak di Solo yang memiliki karakteristik khas di bandingkan bentuk tipografi –pada becak dikota di Indonesia. Bentuk tipografinya merupakan hasil kreasi dari seniman lukis becak yang mampu bertahan selama lebih dari 30 tahun. Bentuk tipografinya tetap dibuat secara manual dan spontan, walaupun tekhnologi dalam desain grafis telah berkembang pesat. Sehingga disetiap guratan tipografinya menampakkan emosi dari sang seniman ketika melukis. Namun tetap memiliki karakteristik kesatuan bentuk yang konsisten dan tidak berubah dalam tiap karyanya. Dikarenakan bentuk karakter tipografinya sering dipakai pada desain tipografi becak di Solo sehingga mempunnyai ciri khas diantara bentuk tipografi jalanan yang ada,. Masyarakatpun dapat mengenali bentuk khas tipografi tersebut sebagai identitas dari becak Solo.


(55)

BAB IV

KONSEP PEMIKIRAN DESAIN

A.

Metode Perancangan.

Metode perancangan bentuk tipografi dari desain Vernacular Typography Street becak Solo ditujukan untuk menghasilkan bentuk typeface baru secara digital dengan menggunakan metode eksperimental yang lebih kearah bentuk tipografi dekoratif namun tanpa bentuk ornament yang berlebih dan tetap sesuai dengan bentuk dasar tipografi pada desain becak Solo.

Perancangan bentuk typeface baru dari desain Vernacular Typography Street becak Solo ini meliputi bentuk desain typeface lengkap secara alphabet, numeral dan symbol dalam bentuk uppercase bold (kapital tebal). Typeface dengan bentuk dekoratif uppercase bold memiliki limitasi dalam penggunaan tidak seperti bentuk typeface – typeface lainnya yang memiliki kompatibilitas untuk digunakan dalam berbagai tujuan. Bentuk typeface dekoratif uppercase bold penggunaanya diterapkan untuk keperluan atau tujuan – tujuan tertentu seperti dalam headline, desain logo, label maupun judul buku. Sehingga bentuk dekoratif uppercase bold tidak sesuai untuk kebutuhan desain dalam teks yang panjang. Di karenakan akan sulit terbaca dalam ukuran teks poin.

Perancangan bentuk typeface baru ini ditujukan sebagai bentuk identitas visual becak Solo, selain itu dalam dunia desain typeface baru ini ditujukan untuk semakin memperkaya bentuk typeface dalam dunia tipografi di Indonesia dan diharapkan


(56)

bentuk publisitas yang dipilih sangat terbatas pada kalangan tertentu melalui media lini bawah (Bellow The Line/BTL).

B.

Konsep Kreatif.

1. Konsep kreatif perancangan typeface baru dari desain Vernacular Typography Street becak Solo.

Konsep kreatif perancangan bentuk typeface baru dari desain Vernacular Typography Street becak Solo dirancang menggunakan prinsip – prinsip tipografi dalam desain komunikasi visual yang meliputi :

a. Readibility.

Readibility dalam hal ini mengacu pada sebagaimana baik sebuah text yang tertulis memudahkan dalam membaca. Readibility dipengaruhi beberapa faktor antara lain :

1) Type size.

Type size merupakan ukuran tinggi vertikal di setiap poin huruf. Sebagai contoh kira – kira 72 poin dalam ukuran satu inchi, sehingga huruf dengan ukuran 72 poin adalah sekitar satu inchi tingginya dalam sebuah halaman tercetak. Ukuran 36 poin huruf berarti sekitar ½ inchi tingginya dan 18 poin huruf berarti sekitar ¼ inchi tingginya. Huruf dalam teks biasanya dicetak minimal dengan ukuran 10 sampai 12 poin karena ukuran huruf dibawah 9 poin akan sangat sulit untuk dibaca.


(57)

2) Weight

Weight mengacu pada kepadatan huruf, keringanan atau berat garis (stroke) yang menyusun sebuah typeface. Perubahan berat dari struktur bentuk dasar huruf terletak pada perbandingan antara tinggi dari huruf yang tercetak dengan lebar stroke. Bila ditinjau dari berat huruf, maka terdiri atas : light, regular, dan bold. Light, regular dan bold memiliki kesamaan ciri fisik, namun dengan tampilnya perbedaan berat dapat memberikan dampak visual yang berbeda. Diskripsi dari berat huruf (weight) digunakan dalam penamaan huruf untuk menguraikan ketebalan garis masing – masing huruf tersebut. Light fonts tersusun dari garis – garis tipis dan extra bold fonts tersusun dari garis – garis tebal, namun tidak semua berat huruf (weight) sesuai untuk semua bentuk typeface dan dalam rangkaian kesatuannya adakalanya berubah – ubah atau berbeda – beda dalam beberapa typeface.

3) Style.

Style berkenaan pada pilihan meliputi bold, italic, dan underline. Yang dapat dipilih sebagai bagian dari spesifikasi huruf.

4) Leading.

Leading atau jarak antar baris merupakan ruang vertikal diantara garis – garis huruf. Meliputi ukuran poin dan diekspresikan sebagai hitungan ukutan huruf dan ruang diantara dua garis. Biasanya terdapat pada ukuran


(58)

relatif diantara garisnya disebut memiliki leading sempit. Beberapa program software komputer meliputi semua program desktop publishing mengizinkan penggunanya untuk mengatur leading yang akan dipakai.

5) Alignment.

Alignment atau penataan baris mengacu pada bentuk blok dalam sebuah teks dalam hubungannya dengan garis tepi (margin). Dalam beberapa program software terdiri dari rata kanan (right alignment) dengan susunan huruf menghasilkan bentuk yang memberi kesan dinamis, Rata kiri (left alignment) dengan penataan jumlah huruf – huruf perbarisnya hampir setara, rata tengah (center alignment) merupakan penataan jumlah huruf dengan seimbang pada tiap barisnya, dan rata kiri – kanan (justified alignment) yang memberikan kesan bersih dan rapi dalam teks namun dalam pengaturan jarak antar kata harus lebih diperhatikan.

6) The Color of Type.

Warna huruf berpengaruh pada tingkat readibility, semakin kontras antar huruf dengan latar belakangnya maka semakin tinggi tingkat readibilitynya. Warna disini berarti meliputi keseluruhan sifat atau tekstur tipe huruf dan penerangan atau penggelapan yang berubah diantara typeface dan ruang huruf.

a. Legibility.

Legibility merupakan kemampuan untuk membedakan satu bentuk huruf dari yang lain yang meliputi karakteristik fisik yang menjadi sifat dalam sebuah typeface tertentu. Hal ini bisa ditentukan oleh kerumitan desain huruf, seperti


(59)

penggunaan serif, kontras stroke, dan sebagainya, penggunaan warna serta frekuensi pengamat menemui huruf tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Mempertimbangkan dari prinsip – prinsip dasar tipografi dalam desain diatas membantu dalam merancang bentuk typeface baru. Bentuk dari perancangan typeface baru tersebut dibuat dalam bentuk font. Font ini dirancang dalam format TTF (True Type Font). True Type Font merupakan format font digital yang dideskripsikan secara matematik dengan berbagai instruksi yang dapat mengaktifkan komputer dan printer untuk menggambar huruf dalam berbagai ukuran dan resolusi. True Type Font menggunakan metode quadratic b-spline dengan menerapkan titik – titik secara langsung pada garis dan bagian – bagian yang akan dibentuk.

Karakteristik Font baru ini sebagai berikut : 1) Dekoratif.

2) Bentuk stroke tebal (bold) dengan ketebalan konstan.

3) Terdiri dari desain alfabet A – Z dengan numeral 0 – 9 dan symbol yang terdiri dari tanda baca . : / ! ? & ( ) yang kesemuanya berbentuk kapital tebal (uppercase bold).

Supaya menghasilkan karakteristik bentuk font yang diinginkan maka diikuti proses kreatif dengan menganalisa bentuk dasar desain tipografi pada becak Solo melalui unsur – unsur garis yang membentuknya.

Unsur – unsur garis meliputi : 1) Unsur garis horizontal.


(60)

2) Unsur garis vertikal.

Unsur garis vertical jika dicontohkan dalam tipografi modern meliputi alfabet B, D, E, H, I, J, K, L, M, N, P, R, T, U, Y.

3) Unsur garis miring.

Unsur garis miring jika dicontohkan dalam tipografi modern meliputi alfabet A, K, M, N, R, V, W, X, Y, Z

4) Unsur garis vertikal lengkung.

Unsur garis vertical lengkung jika dicontohkan dalam tipografi modern meliputi alfabet B, D, G, J, P, R, U.

5) Unsur garis lengkung.

Unsur garis lengkung jika dicontohkan dalam tipografi modern meliputi alfabet C, O, Q, S.

Keberadaan unsur – unsur garis sangat bermanfaat dalam memperhitungkan tinggi fisik dari masing – masing font terutama karena font baru yang dirancang merupakan bentuk font dalam uppercase bold (huruf kapital tebal). Dimana dalam font ini terdiri dari masing – masing bentuk font yang memiliki azas optikal matematis dalam pengertian bahwa dalam perhitungan angka, beberapa ukuran font dalam alfabet memiliki tinggi yang berbeda – beda namun secara optis keseluruhan font tersebut terlihat sama tinggi. Bentuk font yang memiliki bentuk lengkung dan segitiga pada bagian teratas atau terbawah akan memiliki bidang lebih dibandingkan dengan yang memiliki bentuk datar. Namun apabila dicetak secara berdampingan akan tercapai kesamaan tinggi secara optis.


(61)

2. Konsep kreatif perancangan publisitas font baru dari desain Vernacular

Typography Street becak Solo.

Konsep perancangan desain publisitas bentuk font baru dari desain Vernacular Typography Street becak solo kepada target market dilakukan melalui pendekatan – pendekatan kreatif yaitu :

a. Pendekatan Informatif.

Pendekatan secara informatif ditujukan guna mempublikasikan serta menginformasikan bentuk font baru perancangan dari desain Vernacular Typography Street becak Solo kepada para desainer sebagai target market bahwa font ini merupakan bentuk variasi font baru yang akan semakin memperkaya bentuk font dalam dunia tipografi dan desain Indonesia.

b. Pendekatan Emosional.

Bentuk pendekatan emosional dalam publikasi font baru dari desain Vernacular Typography Street becak Solo ditujukan supaya desainer memiliki keterikatan secara emosi dengan desain font baru tersebut. Dan rasa memiliki terhadap keanekaragaman identitas kebudayaan bangsa yang merupakan sumber inspirasi dalam berkarya dalam tipografi. Dengan begitu diharapkan para desainer semakin menyadari bahwa keekslusivan dalam seni memilih bentuk dan jenis tipografi dalam sebuah karya desain itu penting. Selain itu pendekatan publikasi secara emosional ini diharapkan akan menyentuh sisi emosional desainer untuk tergerak dan ikut serta memajukan dunia tipografi


(62)

c. Pendekatan artistik.

Bentuk publikasi melalui pendekatan artistik dari perancangan font baru desain Vernacular Typography Street becak Solo, Desain font baru tersebut ditampilkan melalui unsur kesatuan (unity), yang dimaksudkan bahwa desain font baru dalam identitas visual becak Solo ini masih mempunyai kesatuan keterikatan dalam desainnya serta dapat mudah dilihat dan dikenali sebagai bentuk tipografi becak Solo.

Media yang dipakai dalam perancangan publikasi desain font dari tipografi desain Vernacular Typography Street becak Solo adalah media lini bawah ( Bellow The Line/BTL). Media bellow the line merupakan media yang mencakup media non massa sehingga spesifik kepada target komunikasinya karena jangkauannya lebih pendek dibandingkan media lainnya. Jenis tekhnik komunikasi ini mudah terukur karena target marketnya jelas dan terbatas.

C.

Standar Visual.

1. Standar visual perancangan font dari desain Vernacular Typography Street becak Solo.

Standar visual perancangan font dari desain Vernacular Typography Street becak Solo merupakan unsur – unsur yang menjadi acuan baku yang harus ada dalam bentuk font baru dari desain tipografi pada Vernacular Typography Street becak Solo. standar visual yang dipakai dalam perancangan font tersebut meliputi langkah – langkah pemilihan nama font, dan penentuan karakter font yang dijelaskan sebagai berikut :


(63)

a. Nama font.

Nama merupakan sebuah identitas pengenal, dengan nama sesuatu dapat mudah diidentifikasi. Penentuan nama font juga dapat memudahkan dalam penyebutan. Dalam penentuan sebuah nama harus mengacu pada prinsip – prinsipnya, antara lain :

1) Nama font harus dapat menggambarkan bentuk dari font baru dari desain Vernacular Typography Street becak Solo.

2) Nama font harus memiliki sinkronisasi hubungan dengan bentuk font dari desain Vernacular Typography Street becak Solo.

3) Nama font harus bersifat unik dan beda dari nama – nama bentuk font lainnya.

4) Nama font harus mudah diingat dengan harapan dapat hidup lebih lama dalam benak target market.

Berdasarkan prinsip – prinsip acuan diatas serta mempertimbangkan dari latar belakang sejarah dan antropologi budaya yang mempengaruhi terbentuknya desain Vernacular Typography Sreet becak solo maka dipilihlah nama ‘kembang becak‘ sebagai nama dari desain font yang baru.

b. Karakter font.

Karakter fontkembang becak termasuk dalam kelompok font dekoratif dalam ilmu tipografi. Karakter fontkembangbecak terdiri dari bentuk font uppercase bold (capital tebal). Bentuk uppercase bold dipilih karena sesuai dengan karakter tipografi pada desain Vernacular Typography Street becak Solo yang


(64)

becak bertujuan supaya mudah terlihat karena letaknya yang berada di badan becak. Font kembang becak terdiri dari karakter alfabet dalam bentuk kapital bold : A, B, C, D. E, F, G, H, I, J, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, U, V, W, X, Y, Z dengan numeral berupa numeral kapital bold atau disebut juga dengan lining numeral : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 dan symbol berupa tanda baca . : / ! ? & ( ). Karakter yang unik dan khas dari font kembang becak adalah karakter bentuknya yang mengikuti bentuk karakter bunga namun memilki pengaruh dari goresan kuas dikarenakan proses pembuatanya dengan cara dilukis tangan secara manual. Dengan bagian – bagian stroke pada font yang dilebih – lebihkan secara dekoratif baik bercabang atau bergelombang.

1. Standar visual perancangan publikasi font kembang becak.

Standar visual perancangan bentuk desain publikasi font kembang becak meliputi berbagai penentuan standar dari karakter – karakter visual yang harus ada dalam desain. Standar visualnya berupa :

a. Tipografi.

Tipografi yang dipakai dikarenakan tujuan utama publikasi ini adalah untuk memperkenalkan desain fontkembang becak maka bentuk tipografinya adalah font kembang becak itu sendiri sebagai font utama dalam headline atau dalam setiap sub judul, sedangkan dalam teks panjang dipakai font seperti times new roman atau disesuaikan dengan kebutuhan desain. Dalam perancangan publikasi lebih difokuskan pada penggunaan font utama karena jika terlalu banyak menggunakan bentuk font maka akan mengganggu estetika rancangan


(65)

desain. Disamping hal tersebut, pemakaian jenis font yang terlalu banyak akan mengaburkan karakteristik dan kesatuan rancangan desain publikasi. Penggunaan satu macam font tidak akan monoton apabila digali sesuai dengan potensinya.

b. Ilustrasi.

Dikarenakan bentuk publikasinya sebagai identitas visual dari becak Solo maka ilustrasi visual yang dipakai dalam perancangan media publikasi font kembang becak adalah ilustrasi visual bentuk becak beserta kesemua unsur – unsur ilustrasi yang ada pada desainnya.

c. Warna.

Warna yang dipilih sebagai standar visual perancangan publikasi font kembang becak adalah warna – warna yang sangat dominan dalam karakter desain Vernacular Typography Street becak solo seperti :

C : 0 M : 100 Y : 100 K : 0

C : 0 M : 0 Y : 100 K : 0


(66)

D. Pemilihan Media.

Media merupakan sarana berupa ruang dan waktu untuk media publikasi dalam bentuk cetak maupun elektronik (Nuradi, 2003 : 110). Media yang dipilih dalam perancangan publikasi desain font kembang becak meliputi :

1. Media Utama.

a. Kembang Becak Typo profile.

Pembatasan singkat tentang perancangan Font kembang becak ini, disertai contoh pengaplikasian pada berbagai media. Type profile ini dibagikan secara gratis pada saat pembelian secara langsung CD installer font dan dibuat juga versi E-Book nya sebagai bonus saat pembelian font melalui website diinternet.

b. CD Installer.

CD installer adalah CD yang berisi huruf kembang becak yang dapat diaplikasikan langsung pada komputer.

c. Website.

Website sangat penting bagi type foundry. Yang berisi info mengenai font tersebut yang dapat memperluas akses pengenalan font tersebut karena target audiens dari font ini sangat segmented maka blog ini sangat vital peranannya. Di website ini juga akan diperoleh info dimana saja font ini dapat diperoleh. 2. Media Pendukung.

a. Publikasi. 1) Poster.


(67)

Media poster adalah media klasik dan mempunyai karakteristik dapat mendominasi pandangan serta mudah menarik perhatian karena pada umumnya ukuranya cukup besar. Sebagai bagian dari desain grafis poster termasuk dalam kategori presentasi dan promosi dimana citra kata – kata harus bernilai ekonomis, terhubung dalam satu arti dan mudah diingat. Media Placement : Poster disini sebagai media promosi yang akan disebarluaskan melalui website jejaring social, forum serta milis desain grafis & advertising serta dapat pula dicetak untuk beriklan (free). Sebagai merchandise setiap pembelian CD pack font dan sebagai media publikasi yang ditempel di tempat tertentu untuk menginformasikan tentang font kembang becak ini.

2) X Banner.

X Banner disini sebagai media promosi yang ditempelkan di booth saat ada pameran atau event dimana font kembang becak ini akan dipamerkan, dipromosikan atau dijual.

3) Web Banner.

Web Banner adalah media yang akan mengarahkan target audiens ke website yang berisi informasi lengkap mengenai font.

Media Placement : Web Banner akan di pasang pada space iklan website – website yang relevan (website desain, komunitas desain, dll) dimana jika diklik maka banner akan mengarah pada blog yang berisi informasi


(1)

c. Web banner.

Spesifikasi :

1) Ukuran : 120 x 240 px..

2) Format : Vertikal

3) Media/Bahan : Internet.

4) Visualisasi karya : Adobe Photoshop CS2.


(2)

commit to user

2. Merchandise.

a. Pin.

Typeface

Spesifikasi :

1) Ukuran : 58 mm..

2) Format : Lingkaran.

3) Media/Bahan : Allumunium & kertas glossy 120 gr..

4) Visualisasi karya : Adobe Photoshop CS2.

5) Tipografi : Kembang Becak bold.

6) Ilustrasi : Gambar dan tipografi.


(3)

b. T-shirt.

Depan Belakang

Spesifikasi :

1) Ukuran : All size.

2) Format : Vertikal.

3) Media/Bahan : Kain kaos kattun.

4) Visualisasi karya : Adobe Photoshop CS2.

5) Tipografi : Kembang Becak bold.

6) Ilustrasi : Gambar dan tipografi.


(4)

commit to user

c. Pembatas Buku.

Desain 1

Desain 2 Spesifikasi :

1) Ukuran : 6 x 19 cm.

2) Format : Vertikal.

3) Media/Bahan : Art carton 210 gr.

4) Visualisasi karya : Adobe Photoshop CS2.

5) Tipografi : Kembang Becak bold.

6) Ilustrasi : Gambar dan tipografi.


(5)

d. Stiker.

Desain 1

Desain 2 Spesifikasi :

1) Ukuran :6 x 12 cm & 2 x 15 cm.

2) Format : Vertikal.

3) Media/Bahan : Graftact.

4) Visualisasi karya : Adobe Photoshop CS2.

5) Tipografi : Kembang Becak bold.

6) Ilustrasi : Gambar dan tipografi.


(6)

commit to user

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melalui beberapa proses dalam pengerjaan perancangan

typeface

baru

kembang becak yang diadaptasi dari desain vernakular becak Solo dapat diambil

kesimpulan bahwa kekayaan desain tipografi vernakular memiliki potensi untuk

dikembangkan guna memenuhi kebutuhan huruf dalam mendesain sesuatu dengan

cita rasa gaya lokal dimana desain tersebut ditujukan bagi masyarakat kalangan

menengah bawah. Tipografi pada badan becak Solo mempunyai keunikan dan berciri

khas kelokalan grafis manual dari seniman otodidak pelukis becak yang desainnya

mampu bertahan sampai berpuluh tahun sehingga karakter desain huruf kembang

becak memiliki potensi yang besar dalam mewakili gaya desain vernakular yang

bercita rasa lokal dari kota Solo.

B. Saran.

1. Huruf Kembang Becak baik digunakan untuk desain dalam headline, judul buku,

dan Logo. Tidak disarankan penggunaanya dalam teks panjang karena tidak

akan terbaca secara baik.