Gambaran Data Demografi Responden
Akibat kekurangan estrogen terjadi gangguan fungsi sel-sel saraf serta terjadi pengurangan aliran darah ke otak. Pada keadaan kekurangan
estrogen jangka lama dapat menyebabkan kerusakan pada otak, yang suatu saat kelak dapat menimbulkan demensia atau penyakit
Alzheimer Baziad, 2003. Melemahnya ingatan juga membuat banyak wanita khawatir.
Walaupun gejala ini akan dialami oleh setiap orang yang beranjak tua, namun jejak ingatan yang buruk serta hilangnya konsentrasi bisa
menjadi masalah khusus selama menopause. Kurangnya konsentrasi serta melemahnya ingatan mungkin dihubungkan dengan perubahan
pembuluh darah Mackenzie, 2002. Sebagian besar responden tidak mengalami keluhan rasa gelisah,
panikcemas, yaitu sebanyak 55 responden 57,9. Saat penelitian beberapa responden mengungkapkan bahwa terkadang mereka merasa
gelisah dan cemas terhadap suatu hal seperti saat mengetahui bahwa mereka sudah tidak haid lagi atau haid terlalu banyak. Didalam pikiran
mereka, keluhan yang terjadi itu merupakan tanda-tanda suatu penyakit.
Setiap perubahan dalam kehidupan atau peristiwa yang dapat menimbulkan keadaan stress disebut stressor. Stressor dapat
menyebabkan pelepasan epinefrin dari adrenal melalui mekanisme berikut ini : ancaman dipersepsi oleh pancaindera, diteruskan ke
korteks serebri, kemudian ke sistem limbik dan RAS Reticular Activating System, lalu ke hipotalamus dan hipofisis. Kemudian
kelenjar adrenal mensekresikan katekolamin dan terjadilah stimulasi saraf otonom. Hiperaktifitas sistem saraf otonom akan mempengaruhi
berbagai sistem organ dan menyebabkan gejala tertentu, misalnya takikardi, nyeri kepala, dan nafas cepat. Perubahan level estrogen dan
progesteron menunjukkan sejumlah pengaruh neurotransmiter SSP seperti dopamin, norepinefrin, asetilkolin dan serotonin yang
semuanya diketahui sebagai modulator yang mempengaruhi mood, tidur, tingkah laku dan kesadaran Widosari, 2010.
Sebagian besar
responden mengalami
keluhan mudah
marahtersinggung, yaitu sebanyak 65 responden 57,9. Hal ini tidak selaras dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Aina Safitri 2009
bahwa dari 64 responden sebanyak 39 responden 60,9 tidak mengalami keluhan mudah marahtersinggung, dan yang mengalami
keluhan tersebut ada 25 responden 39,1.