Implementasi Pemeliharaan Metode Pengembangan Sistem

3.6.4. Implementasi

Tahapan ini merupakan tahap lanjutan dari desain aplikasi sistem, yaitu menterjemahkan desain aplikasi sistem ke dalam bahasa pemrograman yang dapat dimengerti oleh sistem komputer coding. Dalam tahapan ini dijelaskan secara detail penggunaan sistem dari proses memperbaharui informasi data hasil monitoring korosi pipa hingga proses kondisi tingkatan korosi pada suatu jaringan pipa. Selain itu pada tahapan ini dilakukan pengujian aplikasi oleh pengguna yaitu operator lapangan dan field engineer. Pengujian terlebih dahulu dilakukan pada setiap modul. Jika setiap modul selesai diuji dan tidak bermasalah, modul-modul tersebut segera diintegrasikan dan dikompilasi hingga membentuk suatu perangkat lunak yang memfokuskan pada masalah-masalah logika internal, fungsi eksternal, potensi masalah yang mungkin terjadi, dan pemeriksaan hasil apakah sudah sesuai dengan permintaan.

3.6.5. Pemeliharaan

Tahapan ini merupakan tahapan akhir jika sistem yang telah dibuat telah diimplementasikan dengan baik. Untuk itu sistem yang ada harus benar-benar diimplementasikan dengan baik, agar pengguna yang akan menggunakan dalam hal ini COPI, dapat mempergunakan sistem dengan baik. Tahap ini ditandai oleh penyerahan delivery perangkat lunak kepada pemesannya yang kemudian dioperasikan oleh pengguna. Dalam masa operasional sehari-hari, suatu perangkat lunak mungkin saja mengalami kesalahan atau kegagalan dalam menjalankan fungsi-fungsinya errors atau bugs. Atau, pengguna bisa saja meminta peningkatan kemampuan jumlah atau kualitas perangkat lunak pada pengembangannya. Dengan demikian, kedua faktor ini menyebabkan perlunya perangkat lunak dipelihara di- maintain dari waktu-ke-waktu. 59

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Perencanaan Sistem

4.1.1. Identifikasi Kebutuhan User Need Assisment

Mengidentifikasikan kebutuhan merupakan langkah pertama yang dilakukan dalam tahap perencanaan sistem. Kebutuhan itu dapat juga diartikan sebagai suatu keinginan atau suatu hal. Untuk itu dibuat suatu sistem yang dapat memenuhi kebutuhan informasi aset pipa dan keadaan resiko pipa. Dari hasil penelitian dan melakukan wawancara ke PT. Wilson Walton Indonesia dengan Bapak Teddy Firmansyah. selaku Manager Operation, Bapak Wahyudi Wibawa selaku Field Engineer spesialis eksternal, Bapak Bashari Rozardi selaku Field Engineer spesialis pipeline integrity dan Bapak Paul Indrawan Syukur selaku Field Engineer spesialis internal diperoleh berbagai kebutuhan yang diharapkan oleh COPI, antara lain: 1. Kebutuhan akan suatu sistem yang dapat memberikan informasi aset pipa. 2. Kebutuhan sistem informasi yang dapat menganalisa data hasil monitoring korosi.