Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Penggajian Pada Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN

SKRIPSI

PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGGAJIAN PADA RUMAH SAKIT UMUM BINA KASIH MEDAN

Diajukan Oleh :

NAMA : HADIJAH

NIM : 040522015

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Penggajian Pada Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan”, adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain, dalam konteks penulisan skripsi program S-1 Ekstensi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan jelas dan benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 10 Januari 2011 Yang Membuat Pernyataan

Hadijah


(3)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang telah dikaruniakanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, suri tauladan bagi umat manusia, para sahabat dan orang-orang yang tetap istiqomah dijalanNya.

Penulisan skripsi dengan judul “Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Penggajian Pada Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan” ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi pada Fakultas Ekonomi Univeristas Sumatera Utara.

Sebagai umat manusia yang sesuai kodratnya, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak luput dari kekurangan-kekurangan dan kelemahan karena keterbatasan pengetahuan, kemampuan serta kesempatan yang ada pada penulis. Oleh karena itu penulis menerima setiap kritikan dan saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Keberhasilan penulis dalam penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari petunjuk dan hidayah Allah SWT, serta bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak dan Dra. Mutia Ismail, M.M, Ak Selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(4)

3. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak Selaku Dosen Pembimbing. Terima kasih atas semua waktu dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis selama proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.

4. Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M, Ak Selaku Dosen Pembanding/Penguji I dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M, Ak Selaku Dosen Pembanding/Penguji II. 5. Bapak dan Ibu Pimpinan, Staff dan Karyawan Rumah Sakit Umum Bina

Kasih Medan.

6. Kedua orang tua penulis Ibunda Sofiah dan Ayahanda Syahrul Syam yang telah memberikan dorongan serta doa dengan segenap rasa cinta dan kasih sayangnya kepada penulis serta kakanda dan adindaku tersayang Ahmad Sofian, Ismail Sandi dan Fatimah.

7. Suami dan anak tercinta Edi. P dan Keisya Almaira Haedi. 8. Teman-temanku di extension 2004 kak Witha dan bang Taufik.

Akhir kata penulis memanjatkan doa dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala bantuan yang telah diberikan, semoga akan memperoleh balasan yang berlipat ganda dan mendapatkan ridho dariNya. Amin yaa rabbal’alamin.

Billahitaufiq wal hidayah

Medan, 10 Januari 2011 Penulis,

Hadijah


(5)

ABSTRAK

Rumah sakit adalah suatu lembaga pelayanan kesehatan sekaligus suatu unit usaha baik usaha pemerintah maupun swasta yang mempunyai dua peranan yaitu sebagai lembaga sosial dan sebagai suatu unit badan usaha. Sistem informasi akuntansi memberikan kemudahan bagi rumah sakit untuk menjalankan kegiatannya dengan efisien dan efektif dan pada akhirnya akan meningkatkan pengendalian intern.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu dengan mengumpulkan data-data yang diperoleh kemudian menguraikan dan menganalisa sehingga dapat menghasilkan informasi yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah. Untuk memperoleh data yang diperlukan penulis menggunakan metode deskriptif dan metode komperatif. Jenis data yang digunakan adalah jenis data primer yaitu data yang belum diolah oleh pihak rumah sakit dan data sekunder yang sudah diolah oleh pihak rumah sakit.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan sistem informasi akuntansi penggajian pada Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan sudah cukup baik dilaksanakan. Penerapan sistem informasi akuntansi penggajian diperusahaan ini juga telah didukung pengendalian internal. Dapat dilihat dengan adanya pemisahan tugas wewenang dan praktik-praktik yang sehat.


(6)

ABSTRACT

Hospital is a health institution in addition as the business unit of government or private with two roles, i.e. as the social institution and as a business unit. The accounting information system provides the hospital with easiness to implement any activities efficiently and effectively and then will increase the internal control.

The research method applied in this research is a descriptive study, namely by collect the data and present and analyze the data to get information used in problem solving. In order to collect the required data, the writer applies descriptive and comparative method. The type of data is primary data, i.e. the unprocessed data by the hospital and secondary data is the processed data by hospital.

The result of research indicates that the application of accounting information system for wages at General Hospital of Bina Kasih Medan is good. The implementation of wage accounting information system in this company is also supported by internal control. This indicted by a good job description and practice.

Keywords : Accounting System, Wage Accounting Information System, Wage Internal Control


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Akuntansi ... 5

B. Unsur-Unsur Sistem Akuntansi ... 8

C. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi ... 9

D. Prinsip-Prinsip Sistem Informasi Akuntansi ... 12


(8)

F. Sistem Informasi Akuntansi Penggajian ... 15

G. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 28

H. Kerangka Konseptual ... 29

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 32

B. Jenis Data ... 32

C. Teknik Pengumpulan Data ... 32

D. Metode Analisa Data ... 33

E. Jadwal dan Tempat Penelitian ... 34

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian ... 36

1. Sejarah Singkat RSU Bina Kasih Medan ... 36

2. Ruang Lingkup Kegiatan RSU Bina Kasih Medan ... 38

3. Struktur Organisasi RSU Bina Kasih Medan ... 39

4. Peraturan Kepegawaian dari Sistem Penggajian ... 46

5. Sistem Informasi Akuntansi Penggajian ... 48

6. Prosedur Penggajian ... 51

7. Sistem Pelaporan Penggajian ... 54

B. Analisis Hasil Penelitian ... 1. Struktur Organisasi RSU Bina Kasih Medan ... 55


(9)

3. Jaringan Prosedur Yang Membentuk Sistem Penggajian 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan ... 62

2. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 66


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 28 Tabel 3.1 Jadwal Penelitian ... 34


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 2.1 Transaksi yang diproses oleh sistem informasi ... 11 Gambar 2.2 Kerangka Konseptual ... 30 Gambar 4.1 Sistem Pelaporan ... 54


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman


(13)

ABSTRAK

Rumah sakit adalah suatu lembaga pelayanan kesehatan sekaligus suatu unit usaha baik usaha pemerintah maupun swasta yang mempunyai dua peranan yaitu sebagai lembaga sosial dan sebagai suatu unit badan usaha. Sistem informasi akuntansi memberikan kemudahan bagi rumah sakit untuk menjalankan kegiatannya dengan efisien dan efektif dan pada akhirnya akan meningkatkan pengendalian intern.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu dengan mengumpulkan data-data yang diperoleh kemudian menguraikan dan menganalisa sehingga dapat menghasilkan informasi yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah. Untuk memperoleh data yang diperlukan penulis menggunakan metode deskriptif dan metode komperatif. Jenis data yang digunakan adalah jenis data primer yaitu data yang belum diolah oleh pihak rumah sakit dan data sekunder yang sudah diolah oleh pihak rumah sakit.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan sistem informasi akuntansi penggajian pada Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan sudah cukup baik dilaksanakan. Penerapan sistem informasi akuntansi penggajian diperusahaan ini juga telah didukung pengendalian internal. Dapat dilihat dengan adanya pemisahan tugas wewenang dan praktik-praktik yang sehat.


(14)

ABSTRACT

Hospital is a health institution in addition as the business unit of government or private with two roles, i.e. as the social institution and as a business unit. The accounting information system provides the hospital with easiness to implement any activities efficiently and effectively and then will increase the internal control.

The research method applied in this research is a descriptive study, namely by collect the data and present and analyze the data to get information used in problem solving. In order to collect the required data, the writer applies descriptive and comparative method. The type of data is primary data, i.e. the unprocessed data by the hospital and secondary data is the processed data by hospital.

The result of research indicates that the application of accounting information system for wages at General Hospital of Bina Kasih Medan is good. The implementation of wage accounting information system in this company is also supported by internal control. This indicted by a good job description and practice.

Keywords : Accounting System, Wage Accounting Information System, Wage Internal Control


(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Rumah Sakit merupakan salah satu perusahaan jasa, dimana perusahaan jasa ini adalah perusahaan jasa yang memasarkan produk tidak nyata yang tidak dapat kita lihat atau raba melainkan hanya dapat kita rasakan saja. Jasa adalah setiap tindakan atau aktivitas dan bukan benda yang dapat ditawarkan oleh seseorang kepada orang lain atau suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik).

Rumah Sakit merupakan suatu lembaga yang padat karya, padat modal dan teknologi maupun padat waktu. Disebut padat karya karena Rumah Sakit bergerak dibidang jasa yang melibatkan relatif banyak tenaga kerja, yaitu di bidang medis, paramedis perawatan, paramedis non perawatan dan tenaga non medis. Padat modal dan teknologi karena Rumah Sakit yang baik haruslah didukung dengan investasi yang besar untuk mencakup pengadaan fasilitas pelayanan seperti gedung, peralatan kedokteran yang canggih, obat-obatan yang cukup dan memadai, tenaga dokter umum dan dokter ahli serta fasilitas penunjang lainnya (kendaraan, peralatan rumah sakit dan lain-lain) sedangkan padat waktu dikarenakan rumah sakit dalam memberikan pelayanannya kepada masyarakat berlangsung selama 24 jam sehari dan tidak mengenal adanya hari libur.

Untuk menjalankan kegiatannya dengan efektif dan efisien, sebuah Rumah Sakit memerlukan suatu sistem pengolahan data informasi yang mendukungnya.


(16)

Informasi diperlukan manajemen perusahaan untuk mengurangi ketidakpastian yang dihadapi Rumah Sakit. Kebutuhan berbagai informasi, baik dengan pihak manajemen ataupun pihak luar perusahaan, maka disusunlah suatu sistem yang dapat mengumpulkan berbagai data yang diperlukan untuk diolah menjadi informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu.

Kebutuhan ini akan terpenuhi dengan adanya sistem informasi akuntansi. Hal ini akan membantu manajemen perusahaan dalam mengambil keputusan di dalam menjalankan operasional perusahaan dalam hubungannya dengan kesinambungan perusahaan. Sistem informasi akuntansi harus dirancang dan digunakan secara efektif, karena informasi akuntansi merupakan bagian yang paling penting dari seluruh informasi yang diperlukan oleh manajemen.

Sebagian besar kegiatan ekonomi perusahaan diproses oleh ketiga siklus transaksi, yaitu siklus pengeluaran, siklus konversi dan siklus pendapatan. Sistem informasi akuntansi penggajian sendiri merupakan bagian dari siklus pengeluaran. Pemrosesan gaji pada kenyataannya merupakan prosedur pengeluaran umum yang dapat diterapkan. Prosedur pembayaran gaji sangat berbeda di antara setiap pegawai. Sistem informasi akuntansi penggajian juga memerlukan prosedur akuntansi khusus untuk pengurangan pegawai dan pemotongan pajak yang tidak terdapat pada siklus pengeluaran lainnya.

Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa, yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Perusahaan ini memiliki karyawan yang cukup banyak sehingga biaya gaji merupakan biaya yang cukup penting. Rumah Sakit ini belum memiliki


(17)

prosedur tersendiri dalam memberikan gaji pada karyawannya. Hal ini dapat dilihat masih digunakannya Microsof Excel pada prosedur pembayaran gaji. Jumlah karyawan yang relatif banyak dari berbagai tingkatan yang mengakibatkan pengeluaran untuk gaji menjadi sangat penting atau besar sehingga perlu mendapatkan suatu sistem informasi akuntansi dan pengendalian internal yang baik dalam pelaksanaan pembayaran gaji sehingga dapat memberikan informasi kepada manajemen dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan uraian diatas maka penulis ingin mengetahui lebih mendalam penerapan sistem informasi akuntansi penggajian pada perusahaan ini. Maka penulis tertarik untuk menyusun skripsi dengan judul “Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Penggajian Pada

Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, untuk dapat memudahkan dan mengarahkan dalam melakukan penelitian yang lebih fokus dan sistematis, penulis mencoba merumuskan masalah yaitu : “ apakah sistem informasi akuntansi penggajian yang diterapkan oleh Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan sudah dilaksanakan dengan baik “.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang penulis lakukan adalah :

1. Untuk mengetahui proses transaksi pembayaran gaji di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan.


(18)

2. Untuk melihat dan mengetahui peranan sistem informasi akuntansi dan pengendalian internal pada penggajian yang digunakan Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini perlu dilakukan karena secara teoritis dan historis, para pemakai laporan keuangan sangat membutuhkan informasi. Semakin penting laporan keuangan tersebut, maka semakin besar pula kebutuhan akan informasi yang relevan. Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Peneliti, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan dan memperdalam pengetahuan serta pemahaman tentang penerapan sistem informasi akuntansi penggajian pada suatu perusahaan.

2. Bagi Perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan atau masukan tentang penerapan sistem informasi akuntansi penggajian.

3. Bagi Pihak lain, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam penelitian selanjutnya.


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Sistem Akuntansi

Informasi keuangan mempunyai peranan penting dalam suatu perusahaan. Informasi ini dibutuhkan oleh berbagai pihak yang berkepentingan baik pihak ekstern maupun pihak intern. Guna memenuhi kebutuhan informasi yang cepat, akurat, dan berdaya guna maka didesain suatu sistem akuntansi. Sistem akuntansi merupakan subsistem dari sistem informasi manajemen yang mengelola data keuangan menjadi informasi keuangan untuk memenuhi kebutuhan pihak intern dan ekstern.

Dari pihak intern, sistem akuntansi merupakan sarana bagi pihak manajemen untuk memperoleh informasi keuangan guna mengetahui, mengevaluasi, dan mengambil keputusan-keputusan dalam menjalankan perusahaan, yang tergantung fungsi yang mereka jalankan dalam perusahaan. Bagi pihak ekstern seperti kreditur, investor, supplier, pemerintah, serikat pekerja, memerlukan informasi keuangan dalam kaitannya dengan kepentingan mereka. Sistem akuntansi yang disusun untuk suatu perusahaan dapat diproses secara manual (tanpa mesin-mesin pembantu) dan menggunakan mesin-mesin mulai dari mesin pembukuan yang sederhana sampai menggunakan komputer.

Menurut Widjayanto (2001: 2) “Sistem adalah sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu melalui tiga


(20)

tahapan yaitu: input, proses dan output”. Definisi tersebut bermakna bahwa dalam suatu sistem harus ada tiga tahapan penting yaitu:

a. input berupa masukan, penggerak atau pemberi tenaga dimana sistem tersebut dioperasikan,

b. proses yang mengubah input menjadi output,

c. output adalah hasil operasi yang berarti tujuan, sasaran bagi suatu sistem.

Menurut Mulyadi (2001: 5) “sistem adalah suatu jaringan, prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan”. Pengertian ini mengandung arti bahwa sistem merupakan jaringan prosedur, dimana prosedur merupakan suatu urutan yang melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang. Secara umum setiap sistem terdiri dari unsur-unsur dimana unsur sistem tersebut bekerjasama untuk mencapai tujuan sistem.

Menurut Warren, dkk (2005: 10) “akuntansi didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan”. Data tersebut dapat dimanfaatkan oleh pihak manajemen maupun pihak luar, maka data tersebut harus diolah dan diproses dalam suatu sistem yang mengatur arus dan pengolahan data akuntansi sehingga dihasilkan suatu informasi yang berguna. Informasi yang datanya berhubungan dengan keuangan dinamakan informasi akuntansi dan sistem


(21)

yang memproses data keuangan menjadi informasi akuntansi dinamakan sistem informasi akuntansi.

Sistem akuntansi merupakan sarana yang dipakai oleh manajemen untuk mendapatkan informasi yang diperlukan untuk mengelola perusahaan dan untuk menyusun laporan keuangan bagi pemilik, kreditur, dan pihak lain yang berkepentingan. Sarana tersebut berupa peraturan, kebijaksanaan, catatan, prosedur dan hubungan keorganisasian yang didesain untuk mengendalikan kegiatan serta sumber-sumber yang dimiliki perusahaan, selain itu sistem akuntansi juga merupakan jaringan penghubung yang sistematis dalam menyajikan informasi yang berguna dan dapat dipercaya untuk membantu pimpinan dalam pencapaian tujuan organisasi yang telah ditentukan.

Menurut Mulyadi (2001: 3) “sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan pelaporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan data perusahaan”. Sistem akuntansi yang efektif menurut Mulyadi (2001: 189) adalah sebagai berikut :

a. sah,

b. telah diotorisasi, c. telah dicatat,

d. telah dinilai secara wajar, e. telah digolongkan secara wajar,

f. telah dicatat pada periode yang seharusnya,

g. telah dimasukkan ke dalam buku pembantu yang telah diringkas secara benar.


(22)

B. Unsur-Unsur Sistem Akuntansi

Menurut Mulyadi (2001: 3) “unsur pokok dari sistem akuntansi adalah formulir, catatan (jurnal, buku besar), serta laporan”.

a. Formulir

Formulir disebut dengan istilah dokumen, karena dengan formulir ini data yang bersangkutan dengan transaksi yang terjadi dalam organisasi dicatat. Formulir juga bermanfaat untuk menetapkan tanggung jawab timbulnya transaksi bisnis perusahaan.

b. Catatan (jurnal, buku besar dan buku pembantu)

Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama mengenai transaksi-transaksi suatu perusahaan yang disusun secara lengkap. Sumber informasi pencatatan dalam jurnal adalah formulir. Pencatatan dapat dilakukan pada jurnal umum maupun jurnal khusus.

Buku besar (general ledger) adalah kumpulan rekening yang digunakan untuk menyortasi dan meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal. Jumlah dan susunan rekening yang akan digunakan dalam perusahaan tergantung pada sifat, operasi dan volume perusahaan. Apabila data keuangan yang digolongkan dalam buku besar diperlukan rinciannya maka dapat dibentuk buku pembantu (subsidiary ledger). Buku pembantu ini terdiri dari rekening pembantu yang merinci data keuangan yang tercantum dalam rekening tertentu dalam buku besar.


(23)

c. Laporan keuangan, hasil akhir dari proses akuntansi adalah laporan keuangan

Menurut standar akuntansi keuangan (Ikatan Akuntan Indonesia, 2007: 412) “tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi”.

C. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Romney dan Steinbart (2004: 2) mendefinisikan “Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan”. Menurut Mulyadi (2001: 2) “Suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lain yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu”. Dari defenisi tersebut dapat dirinci lebih lanjut pengertian umum mengenai sistem yaitu sebagai berikut :

a. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur.

b. Unsur-unsur tersebut adalah bagian yang terpadu dari sistem yang bersangkutan.

c. Unsur suatu sistem bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem.


(24)

Kemudian Hall (2001: 7) menyatakan “Sistem informasi adalah rangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan kepada para pemakai”.

Menurut Bodnar dan Hopwood (2004: 1) : “Sistem informasi akuntansi (SIA) adalah kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan yang diatur untuk mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi”. Romney dan Steinbart (2004: 473) menyatakan bahwa “Sistem informasi akuntansi (SIA) adalah sumber daya manusia dan modal dalam organisasi yang bertanggungjawab untuk (1) persiapan informasi keuangan dan (2) informasi yang diperoleh dari mengumpulkan dan memproses berbagai transaksi perusahaan”. Berdasarkan beberapa pengertian diatas, bahwa sistem informasi akuntansi itu mempunyai unsur, yaitu :

a. Sumber daya, merupakan media yang menjadikan sebuah data, seperti manusia atau peralatan/mesin,

b. Pemrosesan, merupakan media yang mengolah data dari input menjadi output. Pemrosesanlah yang mengubah data menjadi informasi,

c. Informasi, merupakan hasil akhir dari pemrosesan suatu sistem. Informasi ini berbentuk dalam suatu format yang berisikan keterangan-keterangan yang dibutuhkan manajemen.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi itu adalah suatu sistem pemrosesan yang menghasilkan keluaran dalam bentuk informasi mengenai akuntansi dengan menggunakan masukan input (data atau transaksi) untuk memenuhi tujuan tertentu pihak manajemen. Dalam


(25)

pelaksanaannya sistem informasi akuntansi menerima input, disebut sebagai transaksi, yang kemudian dikonversi melalui berbagai proses menjadi output yang akan didistribusikan kepada pemakai informasi. Proses tersebut dijelaskan dalam gambar berikut ini.

Transaksi Keuangan

Informasi

Transaksi Non keuangan

Gambar 2.1

Transaksi yang Diproses oleh Sistem Informasi

Sumber: James A. Hall, Sistem Informasi Akuntansi, 2001

Dalam hubungan dengan sistem informasi akuntansi, Hall (2001: 9) memberikan pernyataan tentang transaksi yaitu :

Transaksi dibagi menjadi dua kelas: transaksi keuangan dan transaksi non keuangan. Transaksi keuangan adalah sebuah peristiwa ekonomi yang mempengaruhi aktiva dan ekuitas suatu organisasi, direfleksikan dalam akun-akunnya, dan diukur dalam satuan moneter. Transaksi non-keuangan: termasuk dalam semua peristiwa yang diproses oleh sistem informasi organisasi yang tidak memenuhi definisi sempit dari transaksi keuangan.

Jadi dalam sistem informasi akuntansi tidak hanya mengolah data keuangan saja, data non-keuangan juga diikutsertakan karena dapat pengambilan keputusan tidak hanya informasi keuangan saja yang diperlukan, informasi non-keuangan tentang suatu kondisi dan keadaan juga dapat dipergunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

Sistem Informasi

Keputusan- Keputusan Pemakai


(26)

D. Prinsip-Prinsip Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Romney dan Steinbart (2004: 12) agar suatu sistem informasi akuntansi berguna sebagai informasi yang berdaya guna harus memperhatikan karakteristik informasi sebagai berikut: relevan, andal, lengkap, tepat waktu, dapat dipahami dan dapat diverifikasi.

1. Relevan

Informasi itu relevan jika mengurangi ketidakpastian memperbaiki kemampuan pengambilan keputusan untuk membuat prediksi, mengkonfirmasi atau memperbaiki ekspektasi mereka sebelumnya.

2. Andal

Informasi itu andal jika bebas dari kesalahan atau penyimpangan dan secara akurat mewakili kejadian atau aktifitas di organisasi.

3. Lengkap

Informasi itu lengkap jika tidak menghilangkan aspek-aspek penting dari kejadian yang merupakan dasar masalah atau aktivitas-aktivitas yang diukurnya.

4. Tepat Waktu

Informasi itu tepat waktu jika diberikan pada saat yang tepat untuk memungkinkan pengambilan keputusan menggunakan dalam membuat keputusan.

5. Dapat Dipahami

Informasi dapat dipahami jika disajikan dalam bentuk yang dapat dipakai dan jelas.

6. Dapat diverifikasi

Informasi dapat diverifikasi jika dua orang dengan pengetahuan yang baik, bekerja secara independen dan masing-masing akan menghasilkan informasi yang sama.

Pada prinsipnya sistem informasi akuntansi mempunyai peranan penting dalam sebuah organisasi. Sistem informasi akuntansi memberikan bantuan dalam proses pengambilan keputusan. Kesimpulannya bahwa sistem informasi yang baik harus memiliki prinsip-prinsip kesesuaian desain sistem dengan tujuan sistem informasi dan organisasi.

Sebuah sistem informasi yang baik dan berdaya guna, harus diketahui terlebih dahulu komponen-komponen apa saja yang perlu diperhatikan dalam


(27)

sistem informasi akuntansi. Romney dan Steinbart (2004: 3) menyatakan ada lima komponen sistem informasi akuntansi, yaitu:

1. orang-orang, yang mengoperasikan sistem tersebut dan melaksanakan berbagai fungsi,

2. prosedur-prosedur, baik manual maupun yang terotomatisasi, yang dilibatkan dalam mengumpulkan, memproses dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas organisasi,

3. data tentang proses-proses bisnis organisasi,

4. software yang dipakai untuk memproses data organisasi,

5. infrastruktur teknologi informasi, termasuk komputer, peralatan pendukung (peripheral device) dan peralatan untuk komunikasi jaringan.

Dalam membentuk suatu sistem informasi akuntansi tidak hanya dibutuhkan operator yang menjalankannya, karena pada dasarnya operator yang menjalankan sistem harus berpedoman pada prosedur-prosedur dan didukung oleh infrastruktur teknologi seperti software, komputer, dan peralatan pendukung lainnya. Tanpa itu semua sebuah sistem tidak akan berjalan dengan baik.

E. Fungsi Sistem Informasi Akuntansi

Sistem informasi akuntansi dirancang dan dilaksanakan pada dasarnya untuk memberikan informasi kepada pihak manajemen perusahaan. Dari hasil sistem informasi akuntansi ini akan diperoleh mengenai informasi-informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan dalam mencapai tujuan perusahaan. Romney dan Steinbart (2004: 3) menjelaskan tiga fungsi sistem informasi akuntansi yaitu :

1. mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan oleh organisasi, sumber daya yang dipengaruhi oleh aktivitas-aktivitas tersebut, dan para pelaku yang terlibat dalam berbagai aktivitas-aktivitas tersebut, agar pihak manajemen, para pegawai dan pihak-pihak luar yang berkepentingan dapat meninjau ulang (review) hal-hal yang telah terjadi,


(28)

2. mengubah data menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen untuk membuat keputusan dalam aktivitas perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan,

3. menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga aset-aset organisasi, termasuk data organisasi, untuk memastikan bahwa data tersebut tersedia saat dibutuhkan, akurat dan andal.

Dari uraian diatas terlihat bahwa sistem informasi akuntansi akan menghasilkan informasi yang berguna bagi manajemen. Informasi merupakan data yang telah tersusun dan telah diproses untuk memberikan arti bagi pihak yang membutuhkannya. Informasi dapat berupa laporan bentuk tercetak maupun dalam bentuk digital atau komputer.

Selanjutnya Romney dan Steinbart (2004: 38) menyatakan “informasi yang disediakan sistem informasi akuntansi terbagi dalam dua ketegori yaitu laporan keuangan dan laporan manajerial”. Laporan keuangan sebenarnya lebih mentitikberatkan pada pengguna luar perusahaan dalam mengambil keputusan. Laporan manajerial merupakan laporan di luar laporan keuangan dimana prinsip dan kaitannya masih di dalam konteks akuntansi. Laporan manajerial dapat berupa informasi operasional terinci terutama kinerja organisasi dan laporan atas pelaksanaan anggaran.

Fungsi sistem informasi akuntansi yang ketiga adalah menyediakan pengendalian internal yang memadai. Pengendalian dilakukan agar tujuan sistem informasi akuntansi dapat tercapai. Adapun tujuan sistem informasi akuntansi menurut Romney dan Steinbart (2004: 42) adalah:

1. memastikan bahwa informasi yang dihasilkan oleh sistem dapat diandalkan,

2. memastikan bahwa aktivitas bisnis dilaksanakan dengan efisien dan sesuai dengan tujuan manajemen, serta tidak melanggar kebijakan pemerintah yang berlaku,


(29)

3. menjaga aset-aset organisasional, termasuk data.

Setidaknya untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan dua model penting, yaitu menyediakan dokumentasi yang memadai atas seluruh aktivitas bisnis, serta memastikan pemisahan tugas yang efektif. Dokumen yang memadai atas semua transaksi bisnis adalah kunci akuntabilitas. Dokumen memungkinkan para manajer memverifikasi bahwa tanggung jawab yang diberikan telah dilakukan dengan benar. Pemisahan tugas yang memadai berkenaan dengan pembagian tanggung jawab ke beberapa pegawai atas bagian-bagian dari sebuah transaski. Tujuannya adalah mencegah seseorang pegawai memiliki pengendalian penuh atas seluruh aspek transaksi bisnis.

F. Sistem Informasi Akuntansi Penggajian

Sistem informasi akuntansi penggajian untuk kebanyakan perusahaan adalah suatu sistem, prosedur dan catatan atau formulir yang digunakan untuk menetapkan secara tepat dan akurat berapa gaji yang harus diterima oleh setiap pegawainya, berapa gaji yang harus dipotong, misalnya untuk pajak penghasilan pegawai, pinjaman pegawai pada perusahaan serta sisa gaji yang benar-benar dibayarkan kepada pegawai. Bagi karyawan, gaji merupakan hal yang sangat penting dan sensitif sebab menyangkut kepentingannya secara langsung terhadap perusahaan yang akan mempengaruhi motivasinya di dalam bekerja. Bagi perusahaan, gaji merupakan bagian yang penting bagi unsur biaya perusahaan serta menyangkut jumlah yang material, karenanya perlu ditekankan agar tujuan efisiensi atas gaji tersebut dapat tercapai.


(30)

1. Pengertian Gaji

Gaji adalah pemberian imbalan balas jasa oleh perusahaan kepada karyawan dalam bentuk upah, gaji, insentif, bonus atau dalam bentuk tunjangan yang merupakan hal yang rutin dihadapi oleh pimpinan perusahaan. Mulyadi (2001: 373) memberikan definisi gaji dan upah adalah sebagai berikut: gaji merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan yang mempunyai jenjang jabatan manajer, umumnya gaji diberikan secara tetap perbulan. Sedangkan menurut Manullang (2001: 57) gaji adalah pemberian kepada pegawai dengan pembayaran berupa uang sebagai balas jasa suatu pekerjaan yang telah dilaksanakan sebagai pemberian kegairahan untuk pelaksanaan dan kegiatan diwaktu yang akan datang.

Dalam lingkungan perusahaan dengan jenis manufaktur dikenal dua elemen dasar klasifikasi biaya yaitu biaya manufaktur dan biaya komersial. Biaya manufaktur terdiri dari biaya utama (prime cost) dan biaya overhead pabrik (factory overhead). Biaya utama terdiri dari biaya bahan baku langsung (raw material) dan biaya tenaga kerja langsung (direct labour). Sedangkan biaya overhead (factory overhead) terdiri dari biaya bahan baku tidak langsung, biaya tenaga kerja tidak langsung dan biaya tidak langsung lainnya.

Biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya yang merefleksikan tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku langsung menjadi produk jadi dan dapat dibebankan secara langsung kesuatu produk tertentu. Sedangkan biaya tenaga kerja tidak langsung ke suatu produk biaya yang tidak dapat ditelusuri secara langsung ke suatu produk tertentu. Biaya konversi terdiri dari dua


(31)

klasifikasi besar yaitu beban gaji pemasaran dan beban yang terjadi mulai dari titik pada saat biaya manufaktur berakhir, sehingga pada titik tersebut produk siap dijual.

Melalui penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa upah termasuk ke dalam kelompok biaya manufaktur, yaitu biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tidak langsung. Sedangkan gaji merupakan biaya yang termasuk ke dalam golongan biaya konversi, yaitu biaya pemasaran dan administrasi. Gaji sangat penting bagi pegawai sebagai individu, karena gaji merupakan suatu ukuran nilai atau karya diantara para pegawai itu sendiri, keluarga dan masyarakat.

Menurut Ruky (2001: 191) faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat patokan gaji (standar upah/gaji) perusahaan adalah :

a. ketetapan pemerintah, b. tingkat upah/gaji pasaran, c. kemampuan perusahaan,

d. kualifikasi sumber daya manusia yang digunakan, e. tuntutan pekerjaan.

Salah satu faktor diatas yaitu kesepakatan pemerintah mengeluarkan peraturan mengenai ketentuan pemerintah mengenai upah minimum regional (UMR) atau upah minimum sentral regional (UMSR) sebagai pasangan untuk menetapkan tingkat upah patokan bagi perusahaannya. Tentunya ini hanya berlaku untuk jabatan pelaksana tingkat tertentu. Seluruh faktor-faktor yang mempengaruhi patokan gaji diatas, perusahaan juga harus memperhatikan prinsip-prinsip pembayaran gaji dengan maksud agar pegawai merasa puas dan meningkatkan prestasinya dalam operasi perusahaan untuk mencapai tujuan. Adapun prinsip-prinsip gaji tersebut (Ruky, 2001: 193) adalah:


(32)

a. Gaji yang diberikan harus mencukupi kebutuhan pokok minimum pegawai dan keluarganya,

b. Pemberian gaji harus adil, artinya besar kecil gaji tergantung pada berat atau ringannya tanggung jawab yang diberikan kepada pegawai,

c. Gaji yang diberikan harus tepat pada waktunya,

d. Besar kecilnya suatu gaji harus mengikuti perkembangan harga pasar. Hal ini harus diperhatikan, sebab bukan banyaknya gaji yang diterima, tetapi banyaknya barang atau jasa yang dapat dibeli dengan gaji yang diperoleh, e. Sistem pembayaran gaji harus mudah dipahami dan dilaksanakan sehingga

pembayaran dapat dilakukan dalam waktu yang relatif singkat, f. Perbedaan gaji harus didasarkan atas evaluasi jabatan yang relatif,

g. Struktur gaji harus kembali dan mungkin harus diperbaiki apabila kondisi perusahaan berubah.

Selain gaji pokok yang diberikan, perusahaan juga memberikan jenis kompensasi lain kepada pegawai atau karyawannya, misalnya tunjangan-tunjangan. Beberapa jenis tunjangan penting adalah libur, cuti, bonus, asuransi, pensiun, dan premi (Wungu, 2003: 98-101).

a. Libur

Setiap tahunnya untuk hari-hari libur tertentu bagi kebanyakan perusahaan membayar karyawan yang berlibur dimana mereka yang mendapatkan gaji sebagaimana pada hari kerja biasa.

b. Cuti

Hampir semua perusahaan memberikan cuti kepada karyawannya, dan selama cuti mereka mendapat gaji. Lamanya cuti dikaitkan dengan masa dinas, misalnya cuti dua minggu per tahun untuk karyawan yang masa dinasnya sampai lima tahun. Jika diatas lima tahun cuti diberikan selama tiga minggu.


(33)

c. Bonus

Biasanya bonus dihitung pada akhir tahun. Besarnya bonus tergantung kesepakatan antara majikan (pemilik) dengan karyawannya dan didasarkan pada seberapa jauh laba perusahaan, divisi atau pabrik melampaui target yang ditentukan.

d. Asuransi

Banyak perusahaan membayar semua atau sebagian premi asuransi karyawan untuk kesehatan, perawatan gigi atau asuransi jiwa.

e. Pensiun

Ini merupakan tunjangan yang disediakan hampir semua perusahaan, akan tetapi karyawan biasanya baru akan menikmatinya dalam waktu lama setelah hal itu dihasilkan. Program ini sangat berbeda antar perusahaan. f. Premi (over time premium pay)

Merupakan tambahan tarif per jam apabila karyawan melampaui jam kerja normal. Selain membayar gaji sesuai dengan ketentuan pemerintah, manajemen juga mempertimbangkan cara memaksimumkan produktifitas kerja. Salah satu alat untuk mencapai hal itu adalah program kompensasi intensif, yang memberikan tambahan kompensasi kepada karyawannya. Kinerjanya melampaui standar yang ditentukan. Kompensasi ini besar pengaruhnya terhadap semangat dan kegairahan kerja pada karyawan. 2. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Penggajian

Menurut Mulyadi (2001: 12) “sistem akuntansi penggajian dirancang untuk menanggani transaksi perhitungan gaji karyawan dan pembayarannya”. Mulyadi


(34)

(2001: 285) “sistem informasi akuntansi penggajian digunakan untuk melaksanakan perhitungan, pembayaran, dan pencatatan gaji bagi karyawan yang dibayar tetap bulanan”. Menurut Bodnar dan Hopwood (2004: 3) “sistem informasi akuntansi (SIA) merupakan kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan yang diatur untuk mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi”.

Istilah penggajian (payroll) sering diartikan sebagai jumlah total yang dibayarkan kepada karyawan atas jasa-jasa yang mereka berikan selama satu periode. Penggajian itu penting karena alasan sebagai berikut:

a. karyawan sangat sensitif terhadap kesalahan-kesalahan dalam penggajian atau hal-hal yang tak wajar,

b. penggajian merupakan hal yang diatur oleh peraturan pemerintah,

c. penggajian secara pajak gaji yang berkaitan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap laba bersih sebagian perusahaan, dimana sepertiga dari pendapatan dikeluarkan untuk membayar gaji serta yang berkaitan dengan gaji.

Sedangkan informasi yang diperlukan untuk manajemen dari kegiatan penggajian (Mulyadi, 2001: 374) adalah:

a. jumlah biaya gaji yang menjadi beban perusahaan selama periode akuntansi tidak tentu,

b. jumlah biaya gaji yang menjadi beban setiap pusat pertanggungjawaban selama periode akuntansi tertentu,

c. jumlah gaji yang diterima setiap karyawan selama periode akuntansi tertentu,

d. rincian unsur biaya gaji yang beban perusahaan dan setiap pusat pertanggungjawaban selama periode akuntansi tertentu.


(35)

Dalam merancang sistem penggajian, data-data harus disimpan secara akurat untuk setiap karyawan. Laporan periodik yang menggunakan data-data penggajian harus disampaikan kepada badan-badan pemerintah. Data-data tersebut harus disimpan demi menjaga jika sewaktu-waktu badan-badan yang dimaksud melakukan inspeksi. Sistem penggajian harus dirancang untuk membayar gaji karyawan secara tepat waktu. Sistem ini juga harus dirancang untuk menyediakan data-data yang berguna bagi pengambilan keputusan manajemen. Kebutuhan-kebutuhan tersebut meliputi penyelesaian setiap ketidakpuasan dan negosiasi menyangkut iuran dan tunjangan lainnya.

Umumnya sistem penggajian berbeda pada setiap perusahaan, namun unsur-unsur utama yang umum dalam sebagian besar adalah registrasi pembayaran gaji, catatan pendapatan karyawan dan cek gaji.

a. Registrasi Pembayaran Gaji

Status multi kolom yang digunakan untuk mengisi dan mengikhtisarkan data-data yang dibutuhkan dalam setiap periode penggajian.

b. Catatan Pendapatan Karyawan

Jumlah pendapatan masing-masing karyawan hingga tanggal terakhir harus tersedia pada akhir setiap periode penggajian, jumlah kumulatif ini diperlukan dalam rangka penghitungan potongan pajak kesejahteraan sosial dan pajak kesehatan setiap karyawan serta pajak penggajian majikan c. Cek Gaji

Pada akhir setiap periode penggajian cek gaji disiapkan, cek memiliki potongan-potongan yang dapat dipisahkan, yang memperlihatkan rincian


(36)

tentang bagaimana pembayaran bersih dihitung tidak perlu mencatat setiap gaji dalam jurnal terpisah, karena semua rinciannya telah tersedia dalam registrasi gaji.

3. Dokumen yang Digunakan

Dokumen yang digunakan dalam sistem informasi akuntansi penggajian adalah (Mulyadi, 2001: 374) dokumen pendukung perubahan gaji, kartu jam hadir, kartu jam kerja, daftar gaji dan upah, rekap daftar gaji dan upah, surat pernyataan gaji dan upah, amplop gaji dan upah, dan bukti kas keluar.

a. Dokumen pendukung perubahan gaji

Dokumen ini umumnya dikeluarkan oleh fungsi kepegawaian berupa surat keputusan yang bersangkutan dengan karyawan, misalnya surat keputusan pengangkatan karyawan baru, kenaikkan pangkat, perubahan tarif gaji, penurunan pangkat, pemberhentian sementara dari pekerjaan (skorsing), pemindahan dan lain sebagainya. Tembusan dokumen ini dikirim ke fungsi pembuat daftar gaji untuk kepentingan pembuatan daftar gaji.

b. Kartu jam hadir

Dokumen ini digunakan untuk fungsi waktu untuk mencatat jam hadir setiap karyawan perusahaan. Catatan jam hadir karyawan ini dapat berupa daftar hadir biasa, dapat pula berbentuk kartu hadir yang diisi dengan mesin pencatat waktu.

c. Kartu jam kerja

Dokumen ini digunakan untuk mencatat waktu yang dikonsumsi oleh tenaga kerja langsung pabrik guna mengerjakan pesanan tertentu.


(37)

Dokumen diisi oleh mandor pabrik dan diserahkan ke fungsi pembuat daftar gaji dan upah untuk kemudian dibandingkan dengan kartu jam hadir, sebelum digunakan untuk distribusi biaya upah langsung kepada setiap jenis produk atau pesanan.

d. Daftar gaji dan upah

Dokumen ini berisi jumlah gaji dan upah bruto setiap karyawan, dikurangi potongan-potongan berupa PPh pasal 21, utang karyawan, iuran untuk organisasi karyawan dan lain sebagainya.

e. Rekap daftar gaji dan upah

Dokumen ini merupakan ringkasan gaji dan upah per departemen, yang dibuat berdasarkan daftar gaji dan upah. Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, rekap daftar upah dibuat untuk membebankan upah langsung dalam hubungannya dengan produk kepada pesanan yang bersangkutan. Distribusi biaya tenaga kerja ini dilakukan oleh fungsi akuntansi biaya dengan dasar rekap daftar gaji dan upah.

f. Surat pernyataan gaji dan upah

Dokumen ini dibuat oleh fungsi pembuat daftar gaji dan upah bersamaan dengan pembuatan daftar gaji dan upah atau dalam kegiatan yang terpisah dari pembuatan daftar gaji dan upah. Dokumen ini dibuat sebagai catatan bagi setiap karyawan mengenai rincian gaji dan upah yang diterima setiap karyawan beserta berbagai potongan yang menjadi beban setiap karyawan.


(38)

g. Amplop gaji dan upah

Uang gaji dan upah karyawan diserahkan kepada setiap karyawan dalam amplop gaji dan upah. Halaman muka amplop gaji dan upah setiap karyawan ini berisi informasi mengenai nama karyawan, nomor indentitas karyawan dan jumlah gaji bersih yang diterima karyawan dalam bulan tertentu.

h. Bukti kas keluar

Dokumen ini merupakan perintah pengeluaran uang yang dibuat oleh fungsi akuntansi kepada fungsi keuangan, berdasarkan informasi dalam daftar gaji dan upah yang diterima dari fungsi pembuat daftar gaji dan upah.

4. Catatan Akuntansi yang Digunakan

Catatan akuntansi yang digunakan dalam pencatatan gaji adalah jurnal umum, kartu harga pokok, kartu biaya dan kartu penghasilan karyawan.

a. Jurnal Umum

Dalam pencatatan gaji jurnal umum digunakan untuk mencatat distribusi biaya tenaga kerja ke dalam setiap departemen dalam setiap perusahaan. Dokumen sumber untuk pencatatan ke dalam jurnal adalah bukti kas keluar. Jurnal untuk mencatat biaya gaji dibuat dalam empat tahap berikut ini.

Tahap pertama, berdasarkan dokumen bukti kas keluar dicatat bagian utang kewajiban gaji dalam registrasi bukti kas keluar sebagai berikut:


(39)

Gaji xxx

Bukti kas keluar xxx

Dalam jurnal tersebut digunakan rekening gaji sebagai clearing account. Tahap kedua, berdasarkan bukti nominal, bagian jurnal mencatat distribusi biaya gaji ke dalam jurnal umum sebagai berikut :

Biaya overhead pabrik xxx Biaya administrasi umum xxx

Biaya pemasaran xxx

Gaji xxx

Tahap ketiga, berdasarkan dokumen bukti kas keluar yang telah dicap “LUNAS” oleh fungsi keuangan. Bagian jurnal mencatat pembayaran gaji ke dalam registrasi cek sebagai berikut.

Bukti kas keluar xxx

Kas xxx

Tahap keempat, berdasarkan bukti memorial yang dilampiri dengan rekap daftar gaji, bagian kartu biaya mencatat biaya tenaga kerja ke dalam buku pembantu (kartu biaya). Kartu biaya ini berisi rekening pembantu yang merinci rekening-rekening kontrol yaitu biaya administrasi dan umum serta biaya pemasaran.

b. Kartu Harga Pokok

Catatan ini digunakkan untuk mencatat upah tenaga kerja langsung yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu. Dokumen sumber untuk pencatatan ke dalam buku pembantu ini adalah daftar upah.


(40)

c. Kartu Biaya

Catatan ini digunakan untuk mencatat tenaga kerja tidak langsung dengan biaya tenaga kerja memproduksi setiap departemen dalam perusahaan. Sumber informasi untuk pencatatan dalam kartu biaya ini adalah jurnal umum dan rekap daftar gaji

d. Kartu Penghasilan Karyawan

Catatan ini digunakan untuk mencatat penghasilan dengan berbagai potongannya yang diterima dari perhitungan PPh pasal 21 yang menjadi beban setiap perusahaan. Disamping itu, kartu penghasilan bahan setiap perusahaan. Kartu penghasilan karyawan ini digunakan sebagai tanda terima gaji dan upah karyawan dengan ditandatangani oleh karyawan yang bersangkutan.

5. Jaringan Prosedur Yang Membentuk Sistem Penggajian

Sistem penggajian terdiri dari jaringan prosedur berikut ini (Mulyadi, 2001 : 385-386): prosedur pencatatan waktu hadir, prosedur pembuatan daftar gaji, prosedur distribusi biaya gaji, prosedur pembuatan bukti kas keluar, dan prosedur pembayaran gaji.

a. Prosedur Pencatatan Waktu Hadir

Prosedur ini bertujuan untuk mencatat waktu hadir karyawan. Pencatatan waktu hadir ini diselenggarakan oleh fungsi pencatat waktu dengan menggunakan daftar hadir pada pintu masuk kantor administrasi atau pabrik. Pencatatan waktu hadir dapat menggunakan daftar hadir biasa, yang karyawan harus menandatanganinya setiap hadir dan pulang dari perusahaan atau dapat menggunakan kartu hadir yang diisi secara otomatis dengan menggunakan mesin pencatat waktu. Pencatatan waktu hadir ini diselenggarakan untuk menentukan gaji dan upah karyawan. Bagi karyawan yang digaji bulanan, daftar hadir digunakan untuk menentukan apakah karyawan dapat memperoleh gaji penuh, atau harus dipotong akibat tidak kehadiran mereka. Daftar hadir ini juga digunakan


(41)

untuk menentukan apakah karyawan bekerja diperusahaan dalam jam biasa atau jam lembur, sehingga dapat digunakan untuk menentukan apakah karyawan akan menerima gaji saja atau menerima tunjangan lembur.

b. Prosedur pembuatan Daftar Gaji

Dalam prosedur ini, fungsi pembuatan daftar gaji membuat gaji karyawan. Data yang dipakai adalah surat-surat keputusan mengenai pengangkatan karyawan baru, kenaikan pangkat, pemberhentian karyawan, daftar gaji sebelumnya dan daftar hadir.

c. Prosedur Distribusi Biaya Gaji

Biaya tenaga kerja didistribusikan kepada departemen-departemen yang menikmati manfaat kerja. Ini dimaksudkan untuk pengendalian biaya. d. Prosedur Pembuatan Bukti Kas Keluar

Prosedur pembuatan bukti kas keluar oleh fungsi akuntansi setelah menerima daftar gaji dari fungsi kepegawaian. Kemudian bukti kas keluar diserahkan ke fungsi keuangan, sebagai dasar pembayaran.

e. Prosedur Pembayaran Gaji

Dalam prosedur ini, fungsi keuangan menerima perintah untuk membayar gaji karyawan dalam bukti kas keluar. Kemudian fungsi keuangan memasukkannya ke dalam cek dan menguangkannya ke bank dan memasukkan uang tersebut ke dalam amplop setiap karyawan atau memasukkan uang tersebut ke dalam rekening karyawan yang ada di bank.

Hall (2001: 56) menyatakan bahwa seluruh transaksi perusahaan dapat dikelompokkkan menjadi tiga siklus, yaitu :

a. Siklus pengeluaran, b. Siklus konversi, c. Siklus pendapatan.

Sistem akuntansi penggajian merupakan salah satu sistem akuntansi yang penting untuk menetapkan secara tepat dan teliti mengenai jumlah gaji yang akan diterima oleh setiap pegawai. Pengeluaran gaji merupakan hal yang penting karena karyawan sangat sensitif terhadap kesalahan-kesalahan dalam penggajian atau terhadap hal lainnya yang bersifat tidak wajar dan juga penting untuk menjaga suasana kerja yang baik. Keterlambatan atau kesalahan yang terjadi dalam sistem


(42)

penggajian dapat menyebabkan para pegawai tidak dapat menerima penghasilannya sedangkan di lain pihak kebutuhan hidupnya harus tetap terpenuhi.

G. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Studi empiris yang dilakukan oleh beberapa penelitian terdahulu mengenai sistem informasi akuntansi penggajian dapat dilihat pada tabel 2.1 dibawah ini.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Tahun Penelitian Judul Hasil

2006 Fifi Maria Analisis Sistem Informasi

Akuntansi Penggajian Pada PT. Bank Buana Indonesia Tbk.

Hasil penelitian mengemukakan bahwa analisis sistem informasi akuntansi penggajian pada PT. Bank Buana Indonesia Tbk. sudah efektif, ditandai pada dokumen yang digunakan, catatan akuntansi yang digunakan dan prosedur penggajian pada perusahaan sudah cukup efektif.

2006 Roganti J.

Nababan

Analisa Sistem Akuntansi Penggajian Sebagai Alat Bantu Pada PT. Nindya Karya (Persero) Cabang Sumatera Utara.

Hasil penelitian ini mengemukakan bahwa analisa sistem akuntansi penggajian sebagai alat bantu pengendalian pada PT. Nindya Karya sudah cukup memadai untuk digunakan sebagai alat bantu pengendalian intern terhadap gaji dan upah.

2006 Sri Henny

Apriany

Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dan Pengupahan Pada PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandara Soekarno Hatta Jakarta.

Hasil penelitian ini mengemukakan bahwa penerapan sistem informasi akuntansi penggajian pada PT. (Persero) Angkasa Pura II telah menerapkan sistem informasi

akuntansi penggajian dan

pengupahan secara efektif.

Sumber: Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Skripsi, 2010

Fifi Maria (2006) melakukan penelitian dengan judul analisis sistem informasi akuntansi penggajian pada PT. Bank Buana Indonesia Tbk. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi penggajian sudah


(43)

efektif. Nababan (2006) menganalisis sistem akuntansi penggajian dan pengupahan sebagai alat bantu pengendalian pada PT. Nindya Karya (Persero) Cabang Sumatera Utara. Kesimpulan yang didapat adalah sistem penggajian dan pengupahan sudah memadai untuk digunakan sebagai alat bantu pengendalian intern terhadap gaji dan upah. Sri Henny Apriany (2008) melakukan penelitian dengan judul penerapan sistem informasi akuntansi penggajian dan pengupahan pada PT. (Persero) Angkasa Pura II Bandara Soekarno Hatta Jakarta. Kesimpulan yang didapat adalah penerapan sistem informasi akuntansi penggajian dan pengupahan sudah cukup efektif.

Berdasarkan ketiga penelitian terdahulu dapat diketahui bahwa sistem informasi akuntansi penggajian masing-masing perusahaan sudah cukup baik, ditandai dengan dokumen-dokumen, catatan-catatan akuntansi dan prosedur-prosedur penggajian di masing-masing perusahaan sudah cukup efektif. Dan juga sudah dapat digunakan sebagai alat bantu pengendalian intern terhadap gaji dan upah pada masing-masing perusahaan tersebut. Perbedaan dari ketiga penelitian terdahulu yaitu pada analisis, sebagai alat bantu pengendalian dan pada penerapan sistem informasi akuntansi penggajian pada masing-masing perusahaan tersebut.

H. Kerangka Konseptual

“Kerangka konseptual merupakan sintesa atau ekstrapolasi dari tinjauan teori dan penelitian terdahulu yang mencerminkan keterkaitan antar variabel yang diteliti dan merupakan tuntutan untuk memecahkan masalah penelitian”. (Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 2004: 13). Untuk menggambarkan pengaruh


(44)

antara variabel, maka penulis menyusun kerangka konseptual (theoretical framework). Kerangka konseptual tersebut dapat dilihat pada gambar 2.2 dibawah ini.

Gambar 2.2

Kerangka Konseptual Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Penggajian

Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa, yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Perusahaan ini memiliki karyawan yang cukup banyak sehingga biaya gaji merupakan biaya yang cukup penting. Penerapan sistem informasi akuntansi penggajian di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan yang akan peneliti bahas sudah efektifkah atau belum. Apakah dokumen yang digunakan, catatan akuntansi yang digunakan dan jaringan prosedur yang membentuk sistem sudah digunakan dan diterapkan sesuai prosedur. Proses pembayaran gaji akan membentuk suatu

RUMAH SAKIT UMUM BINA KASIH MEDAN

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGGAJIAN

GAJI

INFORMASI


(45)

sistem informasi akuntansi penggajian dan kemudian dihasilkan suatu informasi yang dapat dijadikan sebagai alat bantu pengambilan keputusan.


(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan dengan cara menguraikan sifat-sifat dan keadaan yang sebenarnya dari objek penelitian. Objek yang diteliti adalah sistem informasi akuntansi penggajian yang digunakan di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Abadi Medan.

B. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: data primer dan data sekunder.

1. Data Primer, yaitu data yang belum diolah yang diperoleh langsung dari objek penelitian, dalam hal ini data yang ada dari hasil wawancara dengan bagian Adm Keuangan, bagian Akuntansi dan bagian Personalia.

2. Data Sekunder, yaitu data yang telah diolah yang diperoleh dari perusahaan, antara lain struktur organisasi perusahaan, sejarah singkat perusahaan, dan lain-lain.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan Data dilakukan dengan: teknik observasi, teknik wawancara, dan teknik studi literature.


(47)

1. Teknik Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung pada objek penelitian untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai fakta dan kondisi lapangan, selanjutnya membuat catatan-catatan hasil pengamatan tersebut.

2. Teknik Wawancara, yaitu dengan melakukan serangkaian tanya jawab dengan pihak perusahaan khususnya bagian manajemen sumber daya manusia.

3. Teknik Studi Literature, yaitu mengumpulkan data-data dengan cara membaca dan mempelajari teori-teori dan literature-literature yang berkaitan dengan penelitian. Seperti buku teks dan materi lainnya dalam bentuk tulisan yang mempunyai kaitan dengan penerapan sistem informasi akuntansi penggajian.

D. Metode Analisis Data

Dalam menganalisa masalah, peneliti menggunakan dua metode yaitu: metode deskriptif dan metode komperatif.

1. Metode Deskriptif, metode ini dilakukan dengan menyusun data yang diperoleh kemudian diinterpretasikan sehingga diperoleh gambaran yang jelas terhadap masalah yang diteliti.

2. Metode Komparatif, metode ini dilakukan dengan membandingkan teori-teori dengan praktek di dalam peusahaan untuk ditarik suatu kesimpulan dan selanjutnya memberikan saran dari hasil perbandingan tersebut.


(48)

E. Jadwal dan Tempat Penelitian 1. Jadwal Penelitian

Adapun jadwal penelitian yang dilakukan penulis dapat dilihat pada tabel 3.1 di bawah ini.

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Tahap

Penelitian

September Oktober November Desember Januari Pengajuan

Proposal

Bimbingan Proposal Seminar Proposal Bimbingan dan Penulisan Skripsi Penyelesaian Skripsi

Penelitian ini dilakukan pada oktober 2010 sebelum judul skripsi ini diajukan, setelah judul skripsi diterima penulis mencoba membuat proposal. Tahap pertama penelitian ini yaitu pengajuan proposal pada pertengahan oktober. Tahap kedua penelitian ini yaitu bimbingan proposal kepada dosen pembimbing yang dilakukan pada november, setelah bimbingan dilakukan selama satu bulan lebih maka tahap ketiga dari penelitian ini dilakukan seminar proposal. Seminar proposal ini dilakukan pada akhir november, setelah seminar proposal dilakukan maka tahap keempat penelitian bimbingan dan penulisan skripsi yang dilakukan awal desember. Tahap kelima dari penelitian ini yaitu penyelesaian skripsi ini pada awal Januari 2011, dimana skripsi sudah mendapat persetujuan dari dosen pembimbing untuk dilakukan meja hijau.


(49)

2. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan mulai dari bulan agustus 2010 sampai selesai, di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan yang beralamat di jalan TB Simatupang No.148 Sunggal, Medan.


(50)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

1. Sejarah Singkat RSU Bina Kasih Medan

Berdirinya Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan dimulai dari mendirikan yayasan yang bernama Yayasan Bina Kasih Abadi yang didirikan dengan Akte Notaris No. 8 tanggal 13 Oktober 2004 dengan Pengesahan Menteri Hukum Atas Hak Azasi Manusia, No. C-934.HT.01.02, Tahun 2005. Pembangunan Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan ini didanai murni oleh penghasilan sebagai dokter spesialis kebidanan dan didukung oleh seluruh unit usaha yang sudah dimiliki sebelumnya, yaitu :

a. Apotik Gita Farma, Jl. Bunga Lau No. 46-48 Medan, yang berdiri pada tanggal 15 Agustus 1992.

b. Apotik Jakarta, Jl. Jend. A. Yani No. 108 Pekan Baru, yang berdiri pada tanggal 26 November 2007.

c. Apotik Iskandar Muda, Jl. Iskandar Muda No. 85-87 A Medan, yang berdiri pada tanggal 15 Januari 2002.

d. Apotik Gita, Jl. Letjen Jamin Ginting No. 93 Medan, yang berdiri pada tanggal 25 Maret 2003.

e. Apotik Pinang Baris, Jl. Pinang Baris No. 18 Medan, yang berdiri pada tanggal 26 April 2004.


(51)

f. Klinik bersalin Gita, Jl. Letjen Jamin Ginting No. 91-93 Medan, yang berdiri pada tanggal 25 Mei 2004.

g. Klinik Spesialis Iskandar Muda, Jl. Iskandar Muda No. 85-87 A Medan, yang berdiri pada tanggal 25 Mei 2004.

Seluruh group usaha yang dimiliki mendanai pembelian 13 unit rumah toko yang terletak di Jl. TB. Simatupang No. 148 Medan, yang mulai direnovasi menjadi Bangunan Rumah Sakit pada tanggal 30 Mei 2004 dan selesai pembangunannya pada bulan Juni 2005. Pada tanggal 17 September 2005 Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan yang telah mendapatkan izin penyelenggaraan Rumah Sakit dengan Nomor 440.441/12085/IX/Thn.2005, diresmikan pemakaiannya oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan. Dalam melengkapi alat-alat medis yang canggih agar dapat terlaksananya pelayanan kesehatan yang prima di Rumah Sakit Umum Bina Kasih ini pada tanggal 30 Juni 2005 didirikanlah PT. Putri Angelina Bina Kasih Abadi untuk mendapatkan kredit investasi dan kredit modal kerja yang ditawarkan oleh Bank Rakyat Indonesia sehingga saat ini gedung Rumah Sakit Umum Bina Kasih yang berlantai 5 mempunyai kapasitas 275 tempat tidur dan dilengkapi dengan Unit Gawat Darurat, Ruang Rawat Inap yang terdiri dari kelas III, kelas II, kelas I, VIP dan Super VIP, Poliklinik Umum Spesialis. Rumah Sakit Umum Bina Kasih ini juga dilengkapi dengan 2 ruang operasi, ruang bayi, ICU dewasa, ICU anak dan dilengkapi dengan Hospital Bed Elevator. Untuk mendukung terwujudnya pelayanan one step service kepada pasien yang memilih pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Bina Kasih, maka manajemen Rumah Sakit Umum Bina Kasih telah melengkapi sarana pendukung berupa Laboratorium


(52)

Klinik Bina Kasih 24 jam, Apotik Bina Kasih 24 jam, unit radiologi dan ambulance 24 jam.

Tanggal 17 November 2005, Rumah Sakit Umum Bina Kasih ini bekerjasama dengan PT. Jamsostek Medan, dimana tujuannya adalah untuk melayani peserta Jamsostek dalam bidang kesehatan. Kerjasama berikutnya juga dilakukan dengan PT. Askes untuk melayani pasien Askeskin. Pelayanan yang cepat, tepat dan murah adalah tujuan dari pelayanan Rumah Sakit Umum Bina Kasih dalam melayani masyarakat Indonesia pada umumnya dan masyarakat kota Medan pada khususnya.

2. Ruang Lingkup Kegiatan RSU Bina Kasih Medan

Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan memberikan berbagai macam pelayanan kesehatan, antara lain:

a. Rawat Jalan

Bagian rawat jalan ini memberikan berbagai jenis pelayanan antara lain Gawat Darurat, Poliklinik Umum, Poliklinik Gigi, Poliklinik Spesialis yaitu Poliklinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan, Poliklinik Penyakit Dalam, Poliklinik Anak, Poliklinik Penyakit Paru, Poliklinik Syaraf, Poliklinik Bedah, Poliklinik THT, Poliklinik Mata, Poliklinik Kulit dan Kelamin.

b. Rawat Inap

Pelayanan rawat inap dikelompokkan dalam ruangan-ruangan rawat inap mulai dari kelas III, kelas II, kelas I, VIP, super VIP dengan dilakukan pemisahan ruangan antara pasien laki-laki dan perempuan dan


(53)

pengelompokan khusus bedah dan non bedah dan ruang isolasi untuk penyakit menular.

c. Pelayanan Gawat Darurat (UGD).

d. Pelayanan Penunjang yang mencakup laboratorium lengkap, radiologi, farmasi dan apotik, rehabilitas serta nutrisi.

e. Pelayanan Imunisasi untuk BCG, DPT, Polio, MMR dan hepatitis A dan B f. Pelayanan Ambulance selama 24 jam.

g. Klinik Gizi.

3. Struktur Organisasi RSU Bina Kasih Medan

Semua organisasi ataupun perusahaan yang didirikan mempunyai misi dan visi dalam mencapai tujuannya, dimana dalam pencapaian visi dan misi tersebut tercermin dari struktur organisasi dan uraian tugas. Struktur organisasi tersebut haruslah disusun secara baik beserta dengan uraian tugas-tugasnya, hal ini menghindari adanya kesalahan dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab di setiap bagian. Struktur organisasi dapat menggambarkan bagian-bagian yang ada dalam perusahaan serta koordinasi antar bagian dan pembagian tugas masing-masing sehingga tiap anggota dapat bekerja sama antara satu dengan yang lainnya secara efektif dan efisien.

Struktur organisasi menetapkan bagaimana tugas akan dibagi, siapa dan mekanisme koordinasi formal serta pola interaksi yang akan diikuti. Struktur organisasi merupakan susunan dan hubungan antar komponen bagian-bagian dan posisi-posisi dalam suatu perusahaan. Struktur organisasi merinci pembagian aktivitas kerja dan menunjukkan bagaimana berbagai tingkatan aktivitas berkaitan


(54)

satu sama lain sampai tingkatan tertentu, juga menunjukkan tingkat spesialisasi dari aktivitas kerja.

Struktur organisasi Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan, terdiri dari:

a. Direktur

Direktur merupakan pimpinan puncak dalam suatu perusahaan, dimana seorang direktur mempunyai tugas memimpin, merumuskan kebijaksanaan pelaksanaan, membina pelaksanaan, mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan tugas rumah sakit sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Direktur ini dibantu oleh 4 Wakil Direktur yaitu Wakil Direktur Pelayanan Medis dan Penelitian, Wakil Direktur Penunjang Medis dan Pendidikan, Wakil Direktur Umum dan Keuangan, Komite Medis dan Staff Medis Fungsional.

b. Wakil Direktur Pelayanan Medis

Wakil Direktur Pelayanan Medis membawahi 3 bidang, 8 instalasi yang masing-masing bidang membawahi 3 Seksi. Tugas Wakil Direktur Pelayanan Medis dan Penelitian Meliputi pengolahan pelayanan medis, asuhan dan pelayanan keperawatan kepada instalasi Rawat Jalan, Rawat Inap, Rawat Intensif, Bedah, Diagnostik Noninvasif dan Pencitraan, Diagnostik Invasif dan Intervensi Nonbedah, Rehabilitas Medis, serta kegiatan penelitian dan pengembangan pada instalasi penelitian dan pengembangan.

Bidang Pelayanan Medis mempunyai tugas mengkoordinasikan seluruh kebutuhan Instalasi Rawat Jalan, Rawat Inap, Rawat Intensif, Diagnostik


(55)

Noninvasif dan Pencitraan, Diagnostik Invasif dan intervensi nonbedah serta Rehabilitasi Medis. Bidang Keperawatan mempunyai tugas melakukan bimbingan pelaksanaan asuhan dan pelayanan keperawatan, logistik keperawatan serta etika dan mutu keperawatan. Bidang Penelitian dan Pengembangan mempunyai tugas mengkoordinasikan seluruh kebutuhan fasilitas dan kegiatan penelitian dan pengembangan dibidang pelayanan medis, pelayanan penunjang dan keperawatan.

Dalam pelaksanaan tugasnya Wakil Direktur Pelayanan Medis dan Penelitian membawahi:

1) Bidang Pelayanan Medis, terdiri dari:

a) Seksi Ketenagaan dan Mutu Pelayanan Medis

b) Seksi Bangunan dan Pemeliharaan Fasilitas Pelayanan Medis

Tugas dan tanggung jawabnya adalah membantu atau mewakili Wakil Direktur Pelayanan Medis dan Penelitian dalam bidang pelayanan medis, yang meliputi perencanaan, pengkoordinasian, pengaturan pelaksanaan dan pengaturan norma-norma serta pengawasan dibidang pelayanan medis.

2) Bidang Keperawatan, terdiri dari:

a) Seksi Asuhan dan Profesi Keperawatan b) Seksi Logistik Keperawatan

Tugas dan tanggung jawabnya adalah membantu atau mewakili Wakil Direktur Pelayanan Medis dan Penelitian dibidang pelayanan dan merencanakan, mengkoordinir, melaksanakan, membina dan


(56)

mengawasi segala kegiatan yang berkaitan dengan perawatan baik rawat inap maupun rawat jalan.

c. Wakil Direktur Penunjang Medis dan Pemasaran

Wakil Direktur Penunjang Medis dan Pemasaran, membawahi 6 instalasi, 2 bidang yang terdiri dari Bidang Penunjang Medis dan Pemasaran. Masing-masing bidang membawahi sebanyak-banyaknya 2 seksi. Tugas Wakil Direktur Penunjang Medis dan Pendidikan adalah membina dan mengelola pelayanan penunjang medis pada Instalasi Radiologi, Patologi Klinik dan Bank Darah, Farmasi dan Sterilisasi Sentral serta Gizi, Kardiologi Sosial serta kegiatan pendidikan dan pelatihan pada Instalasi Pendidikan dan Pelatihan.

Bidang Penunjang Medis mempunyai tugas mengkoordinasikan seluruh kebutuhan pelayanan penunjang medis pada Instalasi Radiologi, Patologi Klinik dan Bank Darah, Farmasi dan Sterilisasi Sentral serta Gizi. Bidang Pendidikan dan Pelatihan mempunyai tugas mengkoordinasikan seluruh kebutuhan fasilitas dan kegiatan pendidikan dan pelatihan tenaga serta organisasi masyarakat. Dalam pelaksanaan tugasnya Wakil Direktur Penunjang Medis dan Pemasaran, membawahi:

1) Kepala Pemasaran

Tugas dan tanggung jawabnya adalah membuat rancangan berupa iklan, brosur dan memperkenalkan rumah sakit baik berupa pelayanan rumah sakit serta pelayanan dari dokter-dokter yang profesional kepada masyarakat.


(57)

2) Kepala Instalasi Farmasi

Tugas dan tanggung jawabnya adalah membantu atau mewakili Wakil Direktur Penunjang Medis dan Pemasaran dalam mempersiapkan keperluan baik untuk operasional pelayanan rumah sakit maupun untuk kebutuhan pasien.

3) Kepala Instalasi Radiologi

Tugas dan tanggung jawabnya adalah membantu atau mewakili Wakil Direktur Penunjang Medis dan Pemasaran dalam mempersiapkan alat-alat dan sumber daya untuk menunjang dan mendukung terapi yang dilakukan oleh dokter-dokter melalui bidang Radiologi.

4) Kepala Instalasi Laboratorium

Tugas dan tanggung jawabnya adalah membantu atau mewakili Wakil Direktur Penunjang Medis dan Pemasaran dalam mempersiapkan alat-alat dan sumber daya untuk menunjang dan mendukung terapi yang dilakukan oleh dokter-dokter malalui bidang Laboratorium.

5) Kepala Instalasi Gizi

Tugas dan tanggung jawabnya adalah membantu atau mewakili Wakil Direktur Penunjang Medis dan Pemasaran dalam mempersiapkan, mengatur, menyediakan kebutuhan konsumsi pasien baik makanan utama maupun makanan tambahan yang diperlukan oleh pasien, dokter dan perawat.


(58)

d. Wakil Direktur Umum dan Keuangan

Wakil Direktur Umum dan Keuangan membawahi tiga bagian yang meliputi Bagian Sekretariat dan Personalia, Bagian Perencanaan dan Rekam Medis, Bagian Keuangan dan 2 Instalasi yang terdiri dari Pengelolaan Data Elektronik dan Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit. Wakil Direktur Umum dan Keuangan mempunyai tugas mengelola kegiatan kesekretariatan dan Personalia, perencanaan dan rekam medis, informasi keuangan, pengelolaan data elektronik dan pemeliharaan sarana rumah sakit.

Bagian Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan kegiatan ketatausahaan, kepegawaian, kerumahtanggaan dan perlengkapan. Bagian Perencanaan dan Rekam Medis mempunyai tugas melaksanakan koordinasi kegiatan perencanaan, rekam medis, pengumpulan dan pengolahan data, penyusunan laporan, publikasi dan pelayanan informasi. Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan keuangan rumah sakit.

Dalam pelaksanaan tugasnya Wakil Direktur Umum dan Keuangan, membawahi :

1) Bagian Sekretariat dan Personalia, terdiri dari: a) Sub Bagian Tata Usaha

b) Sub Bagian Kepegawaian

c) Sub Bagian Pengelolahan Data Elektronik d) Sub Bagian Rumah Tangga dan Perlengkapan.


(59)

Tugas dan tanggung jawabnya adalah membantu atau mewakili Wakil Direktur Umum dan Keuangan, yaitu bagian sekretariat dan Personalia bertugas merencanakan, mengatur, melaksanakan kegiatan-kegiatan dan mengkoordinir kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kesekretariatan, ketatausahaan, administrasi kepegawaian, pembinaan, pelatihan dan pengembangan personil serta program dan pelaporan. 2) Bagian Perencanaan dan Rekam Medis, terdiri dari:

a) Sub Bagian Perencanaan

b) Sub Bagian Penyusunan dan Pengelolaan Rekam Medis c) Sub Bagian Laporan dan Pelayanan Informasi

Tugas dan tanggung jawabnya adalah membantu atau mewakili Wakil Direktur Umum dan Keuangan dalam bidang perencanaan, pelaksanaan, koordinasi dan pengawasan dibidang administrasi pasien dan rekam medis maupun dalam kegiatan pemasukan data.

3) Bagian Keuangan, terdiri dari:

a) Sub Bagian Penyusunan Anggaran dan Verifikasi. b) Sub Bagian Pembendaharaan.

c) Sub Bagian Akuntansi dan Tata Rekening.

Tugas dan tanggung jawabnya adalah membantu atau mewakili Wakil Direktur Umum dan Keuangan, dimana bidang keuangan berfungsi merencanakan, mengatur, melaksanakan, mengkoordinir dan mengawasi kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan keuangan yang


(60)

meliputi penganggaran, pembendaharaan, pembukuan dan akuntansi keuangan.

e. Komite Medis dan Staff Medis Fungsional, merupakan wadah non struktural yang keanggotaannya dipilih dari Wakil Staff Medis Fungsional.

1) Komite Medis adalah wadah nonstruktural yang beranggotakan Ketua Staff Medis Fungsional yang ada di Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan.

2) Pembentukan Komite Medis ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pelayanan Medik atas usulan Direktur dan mempunyai masa kerja 3 tahun.

3) Komite Medis mempunyai tugas membantu Direktur menyusun standard pelayanan dan memantau pelaksanaanya serta melaksanakan pembinaan etika profesi, mengatur kewenangan profesi anggota Staff Medis Fungsional serta menggembangkan program pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan.

4) Membuat standard terapi dan standard pelayanan di rumah sakit sesuai dengan bidang keilmuan.

5) Komite Medis dan Staff Medis Fungsional ini beranggotakan dokter-dokter spesialis dari berbagai disiplin ilmu.

4. Peraturan Kepegawaian dari Sistem Penggajian

Setiap perusahaan berhak memberikan balas jasa atas pekerjaan yang telah dilakukan oleh karyawan atau pegawainya. Balas jasa disini dimaksudkan untuk


(61)

meningkatkan efisiensi daya saing dan pengembangan perusahaan, khususnya pengendalian biaya pegawai dipandang perlu untuk menetapkan sistem penggajian yang dapat memotivasi pegawai dalam pengabdiannya di perusahaan, maka pimpinan Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan menetapkan peraturan gaji dasar pegawai yang isinya antara lain:

a. Pegawai Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan terdiri atas Staff dan Karyawan.

b. Jabatan adalah tingkatan dasar penggajian berdasarkan tingkat pendidikan pada penetapan awal.

c. Penghasilan Pegawai adalah jumlah penerimaan pegawai setiap bulannya terdiri dari:

1) Gaji Pokok adalah salah satu komponen penghasilan pegawai yang diberikan setiap bulan.

2) Tunjangan Jabatan adalah salah satu komponen penghasilan pegawai yang diberikan oleh perusahaan atas tanggung jawab yang diberikan. 3) Lembur adalah salah satu komponen penghasilan pegawai yang

diberikan oleh perusahaan atas kelebihan jam kerja yang telah ditetapkan.

4) Tindakan Khusus adalah salah satu komponen penghasilan pegawai yang diberikan oleh perusahaan atas tindakan yang dilakukan oleh unit tertentu terhadap pasien di rumah sakit.

5) Kinerja adalah salah satu komponen penghasilan pegawai yang diberikan oleh perusahaan atas prestasi atau penilaian yang diberikan.


(62)

Waktu kerja perusahaan adalah 8 (delapan) jam kerja dalam 1 (satu) hari dan 48 (empat puluh delapan) jam dalam 1 (satu) minggu. Waktu kerja perusahaan dibedakan atas 3 shift atas unit–unit tertentu.

Waktu kerja diatur sebagai berikut :

Hari Senin – Sabtu : 08.00 – 16.30 WIB Waktu istirahat antar jam kerja : 13.00 – 13.30 WIB

Shift I : 08.00 – 16.30 WIB

Shift II : 14.00 – 22.30 WIB

Shift III : 21.00 – 05.30 WIB

Untuk waktu kerja dan waktu istirahat diatur oleh pimpinan unit kerja yang bersangkutan diperusahaan, sesuai dengan kebutuhan masing-masing unit.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, sistem informasi akuntansi pada siklus penggajian adalah rangkaian aktifitas bisnis yang berulang dan pemprosesan data terkait yang berhubungan dengan cara yang efektif dalam mengelola pegawai. Dalam hal ini Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan dalam memproses sistem penggajian telah menggunakan komputer sebagai alat untuk menginput, memproses dan menghasilkan data dan informasi. Pada pemprosesan penggajian perusahaan menggunakan microsoft excel dalam sistem perhitungan.

5. Sistem Informasi Akuntansi Penggajian

a. Dokumen yang Digunakan


(63)

1) Dokumen Pendukung Perubahan Gaji

Dokumen ini dikeluarkan oleh pihak yang berwenang. Dimana dokumen ini diperlukan bagian personalia sebagai dasar untuk pembuatan daftar gaji. Dokumen ini antara lain:

a) Surat keputusan pengangkatan pegawai b) Surat keputusan pemberhentian

c) Surat keputusan kenaikan jabatan d) Surat keputusan pemindahan pegawai 2) Daftar Hadir

Untuk pencatatan daftar hadir pegawai menggunakan mesin pencatatan hadir (handkey) yang diletakkan dipintu masuk pegawai, yaitu dengan cara meletakkan telapak tangan pada sebuah mesin perekam. Daftar hadir pada perusahaan ini mempengaruhi secara langsung jumlah pembayaran gaji kepada pegawai. Daftar hadir juga digunakan untuk penilaian prestasi pegawai.

3) Daftar Pembayaran Gaji

Dokumen ini dibuat bagian kepegawaian, dimana dalam dokumen ini tertera nama pegawai, pendidikan, jabatan, masa kerja, nomor rekening pegawai, pajak penghasilan dan jumlah gaji yang dibayarkan ke masing-masing pegawai. Dokumen ini dibuat rangkap 4 yaitu:

a) rangkap pertama sebagai arsip bagian kepegawaian b) rangkap kedua dikirim ke bagian akuntansi


(64)

d) rangkap keempat dikirim ke bank 4) Rekapitulasi Daftar Gaji

Dokumen ini dibuat oleh bagian kepegawaian, dimana dokumen ini berisi total pembayaran gaji pada karyawan setiap bulannya. Dokumen ini juga memuat gaji pokok dan tunjangan lainnyan serta potongan-potongan gaji pegawai. Adapun dokumen ini dibuat rangkap tiga yang terdiri dari:

a) rangkap pertama sebagai arsip bagian kepegawaian b) rangkap kedua dikirim ke bagian akuntansi

c) rangkap ketiga dikirim ke bagian keuangan 5) Bukti Kas Keluar

Dokumen ini digunakan oleh bagian keuangan. Dimana daftar pembayaran gaji yang diterima dari bagian Kepegawaian digunakan sebagai dasar pembuatan bukti kas keluar, kemudian dituliskan dan dikeluarkan sejumlah uang kemudian dikirim ke bank.

6) Slip Gaji Pegawai

Dokumen ini dibuat oleh bagian Kepegawaian yang diberikan kepada pegawai sebagai rincian gaji yang diterima.

b. Catatan Akuntansi yang Digunakan 1) Buku jurnal

a) Atas dasar bukti kas keluar dan dokumen pendukung daftar gaji, bagian akuntansi menjurnal akun gaji dan upah sebagai berikut:


(65)

Biaya gaji Rp. xxx

Kas / Bank Rp. xxx

b) Atas dasar bukti kas keluar dan dokumen pendukung surat pengangkatan pegawai, bagian akuntansi menjurnal akun honorarium sebagai berikut:

Biaya honorarium Rp. xxx

Kas / Bank Rp. xxx

c) Atas dasar bukti kas keluar dan dokumen pendukung daftar hadir dan daftar lembur pegawai, bagian akuntansi menjurnal akun lembur sebagai berikut :

Biaya Lembur Rp. xxx

Kas / Bank Rp. xxx

2) Buku besar

Kedua catatan ini berada dibagian akuntansi, dimana proses kedua buku ini menggunakan program data base.

6. Prosedur Penggajian

Prosedur penggajian Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan adalah sebagai berikut:

a. Prosedur Personalia


(66)

1) Prosedur Penerimaan Karyawan

Dalam penerimaan karyawan yaitu melalui seleksi, di terima dan apabila selesai masa percobaan (traning) dan memenuhi kriteria perusahaan maka akan diangkat menjadi karyawan baru.

2) Prosedur Pemutusan Hubungan Kerja

Pemutusan hubungan kerja dilakukan apabila pegawai yang bersangkutan melakukan tindakan yang merugikan bagi perusahaan. Sebelum pegawai tersebut dikenakan pemutusan hubungan kerja maka pegawai menerima surat peringatan sebanyak tiga (3) kali yaitu surat peringatan pertama, kedua dan ketiga dan apabila yang bersangkutan tidak menghiraukan atau tanpa ada perubahan maka dia akan dikenakan sanksi pemutusan hubungan kerja secara tidak hormat. Sebab lain adalah apabila seorang karyawan mangkir kerja secara berturut-turut tanpa adanya pemberitahuan kepada pihak perusahaan maka yang bersangkutan akan dikenakan pemutusan hubungan kerja. Setelah diputuskan pegawai tersebut untuk diberhentikan dari perusahaan, maka pihak perusahaan akan membuat surat pemutusan hubungan. b. Prosedur Pencatatan Waktu Hadir

Dalam prosedur ini diwajibkan setiap pegawai melakukan absensi dengan sistem handkey yaitu dengan cara meletakkan telapak tangan pada mesin scan yang telah disediakan. Dengan sistem ini perusahaan perlu mengawasi daftar absensi karena sistem yang sudah terprogram langsung, mengawasi kehadiran pegawai sehingga tidak terdapat absensi fiktif, dan apabila


(1)

Harian Bank dan mengirimkannya ke Manager Adm Keuangan untuk diperiksa kembali dan ditandatangani. Kemudian berkas yang telah ditandatangani dan diperiksa diserahkan ke bagian Akuntasi untuk dilakukan proses akuntansi dan disimpan oleh Petugas Akuntansi berdasarkan tanggal sebelum berkas tersebut diserahkan kembali ke Petugas Kepegawaian untuk memperbaharui file yang sudah ada. Dalam hal ini pembayaran kepada pegawai berupa pemberian slip gaji oleh Petugas Kepegawaian yang pencatatan dan penyimpanannya berdasarkan tanggal.

Pembayaran gaji melalui bank yaitu dengan mentransfer ke rekening masing-masing pegawai. Laporan slip gaji karyawan yang diberikan kepada karyawan harus disetujui oleh bagian Keuangan dan kemudian dibagikan kepada setiap karyawan. Pencatatan setiap transaksi dibuat ke dalam buku jurnal lalu kemudian di posting ke dalam buku besar dimana dasar pencatatannya adalah daftar gaji. Dari keterangan diatas maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa secara keseluruhan Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan telah melaksanakan setiap prosedur-prosedur yang terjadi pada sistem penggajian dengan baik tetapi masih kurang memadai dan terpadu, hal ini dapat dilihat dari adanya penggunaan sistem yang ada. Dimana pada prosedur pencatatan waktu hadir dan prosedur pembuatan daftar gaji dan upah menggunakan Microsoft Excel. Sebaiknya perusahaan memiliki satu sistem khusus yang menangani sistem


(2)

penggajian. Hal ini dimaksudkan agar meminimalkan manipulasi dan meningkatkan kinerja perusahaan.

Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan telah menjalankan praktek-praktek yang sehat. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan yang dijalankan perusahaan seperti bagian Kepegawaian yang berfungsi membuat daftar gaji bertanggung jawab untuk menyimpan semua arsip pegawai. Sedangkan bagian akuntansi bertanggung jawab atas pencatatan atas pembayaran gaji.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut dari hasil penelitian yang telah dilakukan.

1. Struktur organisasi yang digunakan oleh Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan berbentuk garis dimana pimpinan tertinggi berada pada seorang Direktur dan dibantu oleh para Wakil Direktur. Dari hal tersebut dapat terlihat bahwa bawahan bertanggung jawab atas tugasnya kepada atasannya. Dengan begitu disiplin yang tinggi karena laporan hasil tugasnya akan langsung diberikan kepada atasannya dengan tepat waktu, tentunya pelaksanaan unit kerja secara umum telah berjalan dengan baik. 2. Perusahaan telah melaksanakan prosedur penerimaan karyawan yang

selektif, sehingga akan diperoleh perusahaan karyawan yang benar-benar berkualitas.

3. Telah dilaksanakannya dengan baik sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang dapat dilihat dari setiap transaksi pada sistem penggajian dimana setiap transaksi tersebut harus mendapatkan persetujuan dari pihak yang berwenang. Misalnya pembuatan atas daftar gaji dan upah, daftar hadir dan lembur yang dikeluarkan dan diotorisasi terlebih dahulu oleh bagian Kepegawaian sebelum didistribusikan kepada unit kerja lainnya. Selain itu apabila terjadi perubahan dalam perhitungan dalam gaji seperti


(4)

perubahan tarif gaji, tunjangan-tunjangan, tarif lembur dan lain sebagainya harus mendapatkan persertujuan dari Manager Adm. Keuangan dan Direktur Utama.

4. Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan telah menjalankan praktek-praktek yang sehat. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan yang dijalankan perusahaan seperti bagian Kepegawaian yang berfungsi membuat daftar gaji bertanggung jawab untuk menyimpan semua arsip pegawai. Sedangkan bagian akuntansi bertanggung jawab atas pencatatan atas pemeriksaan kebenaran sebelum dilakukan pembayaran gaji pegawai.

5. Dokumen dan pencatatan akuntansi pada perusahaan ini sudah memadai, hal ini dapat dilihat adanya dokumen-dokumen antara lain surat pengangkatan karyawan, daftar hadir dan lembur, daftar gaji dan slip gaji. Bagian Kepegawaian membuat daftar gaji yang akan diperiksa oleh bagian Akuntansi sebagai kontrol pembukuan. Selanjutnya diteruskan kepada bagian Keuangan yang mana gaji akan dibayarkan oleh bagian Kepegawaian kepada pegawai dalam bentuk slip gaji.

6. Adapun catatan yang digunakan Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan dalam pembayaran gaji adalah Buku Jurnal dan Buku Besar.

7. Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan dalam pembayaran gaji yaitu dengan cara mentransfer melaui bank ke rekening masing-masing pegawai. 8. Rumah Sakit Umum Bina Kasih Medan masih banyak melakukan proses

penggajian secara manual, tentunya ini membuat kinerja perusahaan menjadi lambat dan tertinggal.


(5)

B. Saran

Peneliti mencoba memberikan saran guna meningkatkan pengawasan atas gaji dan upah, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan.

1. Pembuatan Bukti Kas Keluar harus dibuat oleh bagian akuntansi setelah menerima daftar gaji dari bagian kepegawaian, yang mana pada perusahaan dilaksanakan oleh bagian keuangan. Hal ini dilakukan untuk mencegah kemungkinan terjadinya manipulasi gaji oleh bagian keuangan. Adapun pembuatan Bukti Kas Keluar merupakan perintah pembayaran gaji sejumlah yang tertera dalam daftar gaji kepada bagian keuangan.

2. Kehadiran pegawai harus berpengaruh pada jumlah gaji yang diterima oleh pegawai tersebut setiap bulannya. Hal ini supaya pegawai lebih serius menanggapi masalah kehadiran mereka.

3. Peranan audit internal lebih ditingkatkan dalam mengevaluasi kinerja setiap bagian dalam perusahaan.

4. Seharusnya tidak terjadi rangkap tugas pada unit kepegawaian, hal ini dimaksudkan guna menghindari terjadinya kecurangan.

5. Untuk menjamin pelaksanaan kerja setiap unit organisasi ada baiknya pihak manajemen melakukan pemeriksaan mendadak, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui tanggung jawab akan biaya gaji yang akan dikeluarkan tidak menjadi sia-sia dan dapat menghindari manipulasi terhadap biaya gaji.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Bodnar, George H, dan William S. Hopwood, 2004. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Keenam, Cetakan Pertama, Penerjemah Amir Abadi Jusuf dan Rudi M. Tambunan, Salemba Empat, Buku Satu, Jakarta.

Daniel, Moehar, 2002. Metode Penelitian Sosial Ekonomi, Bumi Aksara, Jakarta. Erlina, 2008. Metode Penelitian Bisnis : Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi

Kedua, Cetakan Pertama, USU Press, Medan.

Hall, James A, 2001. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Pertama, Terjemahan : Amir Abadi Jusuf, Salemba Empat, Buku Satu, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2007. Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 2004. Buku Petunjuk Teknik Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi, Medan.

Mulyadi, 2001. Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Nazir, Moh., 2005, Metode Penelitian, Galia Indonesia, Bogor Selatan.

Niswonger, Rollin C, Carl S. Warren, James M. Reeve, dan Philip E. Fees 2005. “ Prinsip – Prinsip Akuntansi “, Edisi Sembilan Belas, Cetakan Pertama, Terjemahan Alfonsus Sirait, Erlangga, Jilid Satu, Jakarta.

Romney, Marshall B. dan Paul John Steinbart, 2004. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Kesembilan, Cetakan Pertama, Terjemahan : Dewi Fitria Sari, dan Beny Amos Kwary, S.S., Salemba Empat, Jakarta.

Ruky, Akhmad, 2001. Manajemen Penggajian dan Pengupahan Untuk Karyawan Perusahaan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Widjayanto, Nugroho, 2001. Sistem Informasi Akuntansi, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Trisakti, Erlangga, Jakarta.

Wilkinson, Joseph W., 2000. dialihbahasakan Oleh Marianus Sinaga, “Sistem Akuntansi dan Informasi”, Edisi Kedua, Cetakan Pertama, Erlangga, Jakarta.