34
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Perbankan dan Bank
Industri perbankan merupakan sektor penting dalam pembangunan nasional yang berfungsi sebagai perantara keuangan di antara pihak yang
memiliki dana dengan pihak yang memerlukan dana. Fungsi ini membuat perbankan menjadi agen pembangunan. Perkembangan dunia usaha pada
umumnya, memaksa perbankan untuk secara bertahap melakukan penyesuaian dan berperan aktif dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Kegiatan
utama usaha perbankan di Indonesia adalah menghimpun dana masyarakat untuk disalurkan dalam bentuk pemberian kredit kepada nasabah, menunjang
mekanisme pembayaran internasional, jasa penitipan surat berharga, jasa kartu kredit dan berbagai jasa lainnya. Dalam rangka mengawasi bank. Bank
Indonesia BI setiap tahun menilai kesehatan bank di Indonesia dengan tujuan membantu manajemen bank, apakah telah dikelola dengan prinsip kehati-
hatian dan sistem perbankan yang sehat, serta sesuai dengan peraturan BI. Bank memberikan laporan kepada BI dan secara tidak langsung menteri
keuangan memberi pengarahan mulai dari suku bunga hingga daftar kredit perbankan yang menguntungkan.
Perbankan konvensional sebagi pemain lama telah menawarkan berbagai produk unggulan salah satunya kredit kepemilikan baik rumah, kendaraan
35 bermotor atau yang lainnya, produk bank konvensional tersebut mendapat
respon yang sangat bagus oleh masyarakat. Bank syariah sebagai lembaga intermediasi menerima pendanaan dari
nasabah dan meminjamkannya kepada nasabah unit ekonomi lain yang membutuhkan dana. Atas pendanaan para nasabah itu bank memberi imbalan
berupa bagi hasil. Demikian pula, atas pemberian pembiayaan itu bank mewajibkan bagi hasil kepada para peminjam. Peran bank syariah dianggap
mampu untuk memenuhi kebutuhan manusia, dan aktivitas perbankan dapat dipandang sebagai wahana bagi masyarakat modern untuk membawa mereka
kepada pelaksanaan kegiatan tolong-menolong dan menghindari adanya dana- dana yang menganggur. Selain itu bank syariah juga menyediakan produk-
produk jasa yang dapat dimanfaatkan oleh nasabahnya. Bank Syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha yang
berlandaskan pada Al-Qur’an dan Hadist Nabi SAW, atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran dan beroperasi tidak mengandalkan pada bunga tapi menerapkan pada sistem bagi hasil. Kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh Bank
Umum menurut UU No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan adalah sebagai berikut:
1. Menghimpun dana dari masyarakat 2. Memberikan kredit
3. Menerbitkan surat pengakuan Hutang
36 4. Membeli, menjual atau menjamin atas resiko sendiri maupun untuk
kepentingan dan atas perintah nasabahnya. Ide dasar sistem perbankan Islam sebenarnya dapat dikemukakan dengan
sederhana. Operasi institusi keuangan Islam terutama berdasarkan pada prinsip profit and loss sharing
. Bank Islam tidak membebankan bunga, melainkan mengajak partisipasi dalam bidang usaha yang didanai. Pada deposan juga
sama-sama mendapat bagian dari keuntungan bank sesuai dengan rasio yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian, ada kemitraan antara bank
Islam dan para deposan di satu pihak, dan antara bank dan nasabah investasi- sebagai pengelola sumberdaya para deposan dalam berbagai usaha produktif
di pihak lain. Sistem ini berbeda dengan bank konvensional yang pada intinya meminjam dana dengan membayar bunga pada satu sisi neraca dan
memberikan pinjaman dana dengan menarik bunga pada sisi lainnya. Kompleksitas perbankan Islam tampak dari keragaman dan penamaan
instrumen-instrumen yang digunakan, serta pemahaman atas dalil-dalil hukum Islamnya. Sementara itu pengertian Bank Syariah menurut Muhammad Syafi’i
Antonio adalah sebagai berikut: “Bank Islam adalah bank yang hanya melakukan investasi-investasi yang
halal saja; aBank yang didasarkan pada prinsip bagi hasil, jual beli, atau sewa; b Profit dan Falah oriented; c Bank yang mempunyai hubungan
dengan nasabah dalam bentuk hubungan kemitraan; d Penghimpunan dan penyaluran dana harus sesuai dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah”.
37 Secara umum keseluruhan transaksi di perbankan syariah dapat dibagi
menjadi tiga bagian besar, yakni: 1. Produk pembiayaan
Produk-produk yang tergabung di sini adalah produk yang bertujuan untuk membiayai kebutuhan masyarakat. Dalam sistem perbankan syariah
pembiayaan dibedakan menjadi tiga bagian: a Berdasarkan prinsip jual beli yaitu: murabahah, salam, ishtishna; b Prinsip bagi hasil yaitu:
musyarakah dan mudharabah: c Prinsip sewa menyewa: ijarah dan
ijarah muntahiyah bittamlik. 2. Produk dana
Produk-produk yang tergabung disini adalah produk yang bertujuan untuk menghimpun dana masyarakat. Dalam sistem perbankan syariah simpanan
diterima berdasarkan prinsip wadiah dan mudharab. 3. Produk jasa
Produk-produk yang tergabung disini adalah produk yang dibuat untuk melayani kebutuhan masyarakat yang berbasis pendapatan tanpa exposure
pembiayaan. Pada dasarnya operasi Bank Syariah Bank Islam tidak jauh berbeda
dengan bank konvensional bank komersilumum yaitu sebagai lembaga perantara. Bank Syariah berperan sebagai lembaga perantara antara satuan-
satuan kelompok masyarakat atau unit-unit ekonomi yang mengalami kelebihan dana dengan unit-unit lain yang mengalami kekurangan dana.
Melalui bank kelebihan dana tersebut dapat disalurkan kepada pihak yang
38 memerlukan dan memberikan manfaat kepada kedua belah pihak. Bank
berbasis bunga melaksanakan peran tersebut melalui kegiatannya sebagai peminjam dan pemberi pinjaman. Para pemilik dana tertarik untuk menyimpan
dana di bank berdasarkan tingkat bunga yang dijanjikan. Demikian pula bank memberikan pinjaman kepada pihak-pihak yang memerlukan dana
berdasarkan kemampuan mereka membayar tingkat bunga tertentu. Hubungan antara bank dengan nasabahnya adalah hubungan antara kreditur dengan
debitur. Berbeda dengan bank konvensional, hubungan antara bank syariah dengan
nasabahnya bukan hubungan antara debitur dengan kreditur, melainkan “hubungan kemitraan” penyandang dana dengan pengelola dana. Oleh karena
itu, tingkat laba bank syariah bukan saja berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil untuk para pemegang saham, tetapi juga berpengaruh terhadap bagi hasil
yang dapat diberikan kepada nasabah penyimpan dana. Dengan demikian kemampuan manajemen untuk melaksanakan fungsinya sebagai penyimpan
harta, pengusaha dan pengelola investasi yang baik akan sangat menentukan kualitas usahanya sebagai lembaga perantara dan kemampuannya
menghasilkan laba. Adapun prinsip-prinsip pokok yang menyebabkan antara bank umum dan
syariah “tidak sama” adalah bahwa pemasukan bank syariah tidak berasal dari selisih tingkat bunga dari pembiayaan kredit yang disalurkan. Namun
pemasukan itu tergantung dari usaha peminjaman debitur. Aktivitas keuangan dan perbankan dapat dipandang sebagai wahana bagi masyarakat
39 modern untuk membawa mereka kepada, paling tidak, pelaksanaan dua ajaran
Al Qur’an yaitu: a. Prinsip At Ta’awun, yaitu saling membantu dan saling bekerja sama di
antara anggota masyarakat untuk kebaikan, sebagaimana dinyatakan dalam Al Qur’an :
“….dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan ketaqwaan, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran…” QS 5:2. b. Prinsip menghindari Al Iktinaz, yaitu menahan uang dana dan
membiarkannya menganggur yang tidak berputar dalam transaksi yang bermanfaat bagi masyarakat umum, sebagaimana yang dinyatakan dalam
Al Qur’an: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu…” QS 4:29.
Perbedaan pokok antara perbankan islam dengan perbankan konvensional adalah adanya “larangan riba bunga bagi perbankan islam”. Bagi islam riba
dilarang, sedang jual beli al bai’ dihalalkan. Sejak awal dasarwarsa 1970-an, umat islam di berbagai negara telah berusaha untuk mendirikan bank islam.
Tujuannya, pada
umumnya, adalah
untuk mempromosikan
dan mengembangkan penerapan prinsip-prinsip syariat Islam dan tradisinya
kedalam transaksi keuangan dan perbankan serta bisnis lain yang terkait. Prinsip utama yang dianut oleh bank islam adalah:
40 a. Larangan riba bunga dalam berbagai bentuk transaksi
b. Menjalankan bisnis dan aktivitas perdagangan yang berbasis pada perolehan keuntungan yang sah menurut syariat dan memberikan zakat.
B. Pengertian Kredit dan Pembiayaan Murabahah