liberalisme pluralis Berlin senang menyebut negative liberty untuk mewakili pendiriannya ini. Posisi liberalisme Berlin yang unik, oleh John Gray, disebut
sebagai agonistic liberalisme.
43
Perdebatan mengenai pluralisme dan liberalism akan hadir secara lebih detail pada Bab V.
C. Karya-karya Kebanyakan karya Berlin berbentuk esai panjang. Tapi karena esai-esai itu
begitu panjang, akhirnya kemudian terbit dalam bentuk buku utuh. Di antara karya-karya Berlin itu adalah:
1. Karl Marx: His Life and Environment, ditemukan beredar pada tahun 1939.
Edisi keempat buku ini diterbitkan oleh Oxford University Press tahun 1978. 2.
The Age of Enlightenment: The Eighteenth-Centure Philosphers New York: New American Library, 1956. Buku ini berisi kumpulan esai tentang uraian
karya-karya para filsuf abab ke-delapan belas. 3.
Four Essays on Liberty London: Oxford University Press, 1969. Buku ini berisi empat esai tentang kebebasan. Esai-esai itu adalah Political Ideas in the
Twentieth Century, Historical Inevitability, Two Concepts of Liberty, dan John Stuart Mill and the Ends of Life. Inilah satu-satunya buku Berlin yang
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul Empat Esai Kebebasan, diterjemahkan oleh A Zaim Rofiqi Jakarta: Freedom Institute,
2004.
43
Lihat John Gray, Isaiah Berlin, New Jersey: Princeton University Press, 1996, h. 141-168.
4. Vico and Herder: Two Studies in the History of Ideas London: Hogarth
Press, 1976. Buku ini berisi dua esai yang membahas dua pemikir kontra Pencerahan, Giambattista Vico dan Johann Gottfried Herder.
5. Russian Thinkers London: Hogarth Press, 1978. Buku ini adalah kumpulan
esai panjang. Salah satu esai yang sangat terkenal dari Berlin di buku ini adalah The Hedgehog and the Fox: on Tolstoy’s View of History. Esai tersebut
kemudian diterbitkan menjadi buku utuh dengan judul yang mirip, The Hedgehog and the Fox: An Essay on Tolstoy’s View of History New York:
Simon and Schuster, 1953. 6.
Concepts and Nategories: Philosophical Essays London: Hogarth Press, 1978. Buku ini berisi kumpulan esai filosofis yang berisi gugatan terhadap
berbagai konsep filsafat, yang menurut Berlin berafiliasi terhadap tradisi monisme, seperti verifikasinisme, empirisisme, positivisme, logika matematis,
rasionalisme dan lain sebagainya. 7.
Against the Current: Essays in the History of Ideas London: Hogarth Press, 1979. Ini adalah buku kumpulan banyak esai tentang tokoh-tokoh yang
berdiri di garis perlawanan terhadap universalisme Pencerahan. Buku ini juga memuat satu esai mengenai Machiavellli yang diyakini oleh Berlin sebagai
salah satu tokoh yang melawan tradisi Pencerahan, di samping tokoh-tokoh lain seperti Hamann dan Herzen.
8. Personal Impressions London: Hogarth Press, 1980. Buku ini berisi
kumpulan esai lepas tentang profil berbagai tokoh dunia, baik tokoh pemikir maupun tokoh politik.
9. The Croocked Timber of Humanity: Chapters in History of Ideas London:
John Murray, 1990. Buku ini juga berisi esai-esai tentang kritik terhadap Pencerahan dan kultur pemikiran Barat.
10. The Magus of the North: J.G. Hamann and the Origins of Modern
Irrationalism London: John Murray, 1993. Buku ini merupakan buku sejarah pemikiran Hamann, satu tokoh yang sangat berpengaruh di dalam
perjalanan intektual Berlin. Setelah Berlin meninggal pada tahun 1997, muncul beberapa buku yang
merupakan kumpulan esai maupun kumpulan karya Berlin. Penerbit Pimlico, London, yang mengambil inisiatif menerbitkan kembali karya-karya dalam bentuk
yang berbeda. Kumpulan karya dan esai Berlin yang terbit setelah ia meninggal adalah The Power of Ideas 2001, The Proper Study of Mankind 1998, The Roots of
Romanticism 2000, The Sense of Reality 1997, Three Critics of The Enlightenment: Vico, Hamann, Herder 2000, Freedom and It’s Betrayal: Six
Enemies of Human Liberty Princeton: Princeton University Press, 2002, dan Liberty Oxford: Oxford University Press, 2002.
BAB III
TIGA KRITIK UNTUK PENCERAHAN
Berlin hidup di sebuah masa di mana superioritas Pencerahan, dengan rasionalisme sebagai ujung tombaknya, sedang menunjukkan borok busuknya dengan
tampilnya Nazisme dan fasisme yang begitu mengancam peradaban dunia. Berlin adalah anak kandung Pencerahan yang berusaha dengan sangat kritis menemukan
cacat epistemologis dari tradisi Pencerahan. Tanpa ragu, Berlin membuka kembali risalah-risalah masa lalu yang telah dengan sangat tajam melakukan kritik terhadap
Pencerahan. Setidaknya, Berlin begitu terpukau kepada tiga pemikir kontra- Pencerahan yang telah melakukan teoretisasi menggugat langsung kepada intik
konsep Pencerahan yang dikumandangkan para founding fathersnya. Tak ayal, tokoh seperti Rene Descartes, Imanuel Kant dan pengikut Barat sentris menjadi para
pesakitan yang seolah tak mampu menemukan jawaban atas pertanyaan para penggugat. Tradisi rasionalisme, empirisisme, positivisme dan saintisme merupakan
titik pusat kritikan. Tiga tokoh pengkritik Pencerahan, yang mendapat apresiasi dari Berlin dengan sangat mencolok, adalah Giambattista Vico, Johann Gottfried Herder
dan Johann Georg Hamann.
A. Giambattista Vico