4.1. Proses Sosialisasi Budaya Koporat
Proses sosilisasi berkaitan dengan proses belajar kebudayaan dalam hubungannya dengan sistem sosial. Dalam proses ini seorang individu mempelajari pola tindakan dalam
berinteraksi dengan segala macam sifat individu di sekelilingnya yang menduduki beraneka macam peranan sosial yang mungkin ada dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan bagi sebuah unit organisasi atau perusahaan, akan membentuk sebuah budaya korporat. Setelah budaya korporat tersebut dirumuskan, maka para karyawan di
dalam perusahaan tersebut diberikan penjelasan agar memiliki penghayatan dan pengamalan yang sama sehingga akan terdapat praktek yang berguna untuk memelihara kelestarian
budaya korporat perusahaan. Hal ini juga sesuai dengan jawaban responden yang dapat dilihat melalui tabel 4.1.
Tabel 4.1
Budaya korporat harus diwariskan dan dilestarikan oleh para karyawan perusahaan No.
Jawaban yang tersedia Jumlah
Persentase 1
Setuju 76
92,68 2
Tidak setuju 2
2,44 3
Ragu-ragu 4
4,88 Jumlah
82 100
Sumber Data: Hasil Penelitian Angket Tahun 2007 Sebagai contoh, banyak sekali perusahaan yang memperkuat pengamalan budaya
korporatnya kepada karyawannya. Proses pemilihan calon karyawan, proses penilaian, proses pemberian penghargaan, pelatihan, pengembangan karir dan promosi benar-benar diberikan
kepada para karyawan dan sesuai dengan budaya korporat. Seperti yang dikemukakan pada Bab I, bahwa budaya korporat dan nilai-nilai yang
telah terbentuk harus disosialisasikan kepada para karyawan dengan beberapa cara yang
Universitas Sumatera Utara
dianggap berhasil yaitu melalui cerita, acara ritual dan benda material serta bahasa yang digunakan oleh perusahaan.
Selain dari hal-hal tersebut masih ada beberapa cara yang digunakan oleh Bank BNI untuk mensosialisasikan budaya korporat kepada para karyawannya, yaitu:
Pelatihan dan Pengembangan
Pelatihan karyawan dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu dan rutin serta lebih ditekankan pada
penyiapan karyawan untuk melakukan tugas pekerjaan saat ini. Sedangkan penmgembangan karyawan mempunyai ruang lingkup lebih luas dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan
pengetahuan, kemampuan, dan sifat-sifat pribadi. Dengan demikian tekanannya adalah mempersiapkan diri untuk menunjang tanggung jawab di waktu yang akan datang.
Dengan mengadakan program pelatihan dan pengembangan karyawan, perusahaan mempunyai dua tujuan utama, yaitu:
1. Pelatihan dan pengembangan dilakukan untuk meniadakan kesenjangan
antara kecakapan dan keterampilan karyawan dengan persyaratan jabatan yang ada.
2. Melalui pelatihan dan pengembangan karyawan diharapkan dapat
meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja karyawan. Pelatihan dan pengembangan akan membantu karyawan dalam mengup-grade atau
mengembangkan pengetahuannya sehingga perusahaan akan mampu memenuhi kebutuhan di masa mendatang akan tenaga pimpinan atau manager, supervisor, tenaga tehknis profesional
yang matang dari dalam perusahaan. Dari segi tehnik, pelatihan dan pengembangan karyawan, organisasi atau
perusahaan dapat melakukannnya dengan tiga cara yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Belajar Sendiri atau Self Development yaitu dengan mempelajari sendiri
bukbuku pedoman perusahaan, diklat, atau teks book yang ada. 2.
On the Job Training yaitu sebuah pelatihan di tempat kerja melalui bimbingan dari atasannya maupun rekan sekerja yang lebih berpengalaman.
3. Off the Job Training yaitu pelatihan secara klasikal dengan tehnik persentase
informasi dan metode simulasi, metode kasus, role play dan lain sebagainya.
4.3. Laporan Tahunan