Analisis Deskriptif .1 Perkembangan Kondisi Makroekonomi Indonesia

persentase perubahan pendapatan nasional pada suatu tahun tertentu dibandingkan dengan tahun sebelumnya Sadono Sukirno, 2006 : 9. 2. Utang luar negeri merupakan bantuan luar negeri loan yang diberikan oleh pemerintah negara-negara maju atau badan-badan internasional yang khusus dibentuk untuk memberikan pinjaman semacam itu dengan kewajiban untuk membayar kembali dan membayar bunga pinjaman tersebut.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Deskriptif 4.1.1 Perkembangan Kondisi Makroekonomi Indonesia Perekonomian Indonesia sebelum dan sesudah krisis moneter menunujukkan perkembangan yang cukup menarik. Pertumbuhan ekonomi Pada awal tahun 1995 tercatat 4.70 kemudian naik menjadi 7.82 pada tahun 1996 dan disusul dengan penurunan akibat krisis moneter pada tahun 1997 denganpertumbuhan PDB sebesar 4.70. Penurunan pertumbuhan PDB ini berturut-turut terjadi pada sampai tahun 1999 dengan penurunan yang sangat drastis yaitu Universitas Sumatera Utara sebesar 0.79. Hal ini dapat dimaklumi karena dampak dari krisis moneter yang melanda Negara ini sangat signifikan. Banyaknya Perusahaan yang gulung tikar, bahkan industri perbankan sekalipun tidak luput dari terjangan krisis ini. Sehingga terjadi penurunan PDB yang signifikan. Hanya beberapa saja yang biasa bertahan yaitu pengusaha UKM yang sedikit mengandalkan perbankan dalam permodalannya, sehingga pengaruh krisis tidak terlalu besar pada sektor ini. Sedangkan tahun 2005 perekonomian Indonesia menghadapi tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang menguntungkan, terutama meningkatnya harga minyak dunia dan strukutr pengetatan kebijakan moneter global menyebabkan upaya menjaga momentum pertumbuhan ekonomi dan stabilitas ekonomi makro ekjonomi menjadi kendala. Ketergantungan kegiatan ekonomi domestik pada impor menyebabkan kondisi perekonomian secara struktural cukup rentan terhadap perubahan kondisi eksternal. Ekspansi ekonomi menjadi lebih lambat ketika kegiatan investasi terkendala oleh meningkatnya biaya produksi akibat kenaikan harga BBM dan belum tuntasnya berbagai peraturan-peraturan di bidang investasi dan pembangunan infrastruktur. Sementara itu, kegiatan konsumsi juga mengalami penurunan karena melemahnya daya beli mesyarakat dan mulai meningkatkan suku bunga . Di sisi lain, kinerja ekspor juga belum begitu menggembirakan seiring dengan kondisi permintaan global yang menurun dan melemahnya daya saing. Untuk keseluruhan tahun 2005, Bank Indonesia memperkirakan bahwa perekonomian dapat tumbuh sekitar 5,3 - 5,6. Dari stabilitas makro ekonomi, gejolak eksternal harga minyak dunia dan siklus pengetatan moneter global sangat berpengaruh pada kestabilan makroekonomi Indonesia. Kenaikan harga minyak dunia telah mengakibatkan lonjakan kenaikan permintaaan valuta asing di pasar domestik. Kondisi ini diperberat oleh penyesuaian portofolio investor asing yang dengan Universitas Sumatera Utara cepat merespon perubahan suku bunga luar negeri dan masih terbatasnya penanaman modal asing . Dalam pasar volatilitas nilai rupiah yang cukup tajam. Depresiasi nilai tukar dan kenaikan harga BBM pada akhirnya telah menyebabkab peningkatanb inflasi secara signifikan. Dengan perkembangan ini lahju inflasi pada tahun 2005 mencapai sekitar 18. Sementara pada akhir inflasi inti mencapai 9,5.

4.2 Pertumbuhan ekonomi Indonesia Sebelum dan Sesudah Krisis Moneter