Nelly : Penggunaan Implan Zigoma Pada Rehabilitasi Pasca Maksilektomi Sebagian, 2009.
BAB 4 PENGGUNAAN IMPLAN ZIGOMA PADA REHABILITASI PASCA
MAKSILEKTOMI SEBAGIAN
Pasien dengan defek maksila yang berat mempunyai kesulitan untuk mengembalikan fungsi pengunyahan, percakapan, jaringan lunak dan lain-lain.
22
Rekonstruksi pada defek maksila setelah reseksi tumor merupakan tantangan bagi dokter bedah rekonstruksi mulut dan maksilofasial. Teknik rekonstruksi maksila pada
saat ini dilakukan dengan penempatan obturator prostetik, flap lokal dan regional, flap bebas mikrovaskular dan prosedur pencangkokan. Teknik rekonstruksi yang
dipakai tergantung pada kasus defek, status medis pasien, dan prognosis pasien.
23
Dengan diperkenalkan konsep implan pada zigoma, Professor Bränemark menghadirkan alternatif perawatan tanpa pencangkokan untuk merawat pasien
dengan defek maksila. Prosedur ini mengurangi kecacatan, meningkatkan perawatan, merekonstruksi maksila karena reseksi tumor atau trauma.
24,25,26
4.1 Persiapan Sebelum Pemasangan Implan Zigoma
Sebelum melakukan pemasangan implan zigoma, harus dilakukan pemeriksaan klinis dan radiografi terlebih dahulu guna menunjang prosedur
pembedahan.
14
4.1.1 Pemeriksaan Klinis
Sebelum melakukan prosedur implan, dilakukan pemeriksaan pada sinus maksilaris. Selain itu, pemeriksaan pada jaringan lunak juga dilakukan untuk
Nelly : Penggunaan Implan Zigoma Pada Rehabilitasi Pasca Maksilektomi Sebagian, 2009.
mengetahui apakah jaringan lunak dapat menerima implan yang akan ditanamkan, untuk mengetahui ada tidaknya infeksi pada jaringan lunak dan keras tulang pada
sisi penanaman implan. Perencanaan perawatan pasien termasuk perawatan gigi seperti perawatan periodontal untuk memastikan kesehatan mulut harus sudah selesai
sebelum penempatan implan Gambar 23.
13,14,15,19
Pemeriksaan riwayat medis dan fisik pasien dilakukan untuk mengetahui apakah pasien cukup stabil untuk dilakukan tindakan dan dapat mentoleransi anastesi
umum atau sedasi deep intravena.
14
Pemeriksaan riwayat medis juga perlu untuk mengevaluasi resiko pembedahan dan anastesi seperti penyakit kardiovaskular,
pernafasan, dan ginjal.
17,21,27
Juga harus diperiksa apakah pasien dapat membuka mulut cukup lebar untuk mendapatkan akses ke arah regio posterior. Selain itu, juga diperiksa apakah terdapat
gigi pada mandibula, jika terdapat gigi pada mandibula, akan membatasi akses ke sisi penanaman implan pada zigoma.
2,14
Gambar 23. Kondisi praoperatif maksilektomi sebagian
1
Nelly : Penggunaan Implan Zigoma Pada Rehabilitasi Pasca Maksilektomi Sebagian, 2009.
4.1.2 Pemeriksaan Radiografi
Pemeriksaan radiografi yang adekuat diperlukan pada pembedahan. Tujuan pemeriksaan radiografi adalah untuk mendeteksi kelainan pada sinus maksilaris atau
kelainan lainnya, untuk mengevaluasi struktur anatomi tulang zigoma dan maksila, mengevaluasi hubungan sagital, untuk mengevaluasi volume tulang zigoma, serta
untuk menentukan topografi dinding anterior fossa temporal.
14,19,24
Pemeriksaan radiografi yang dilakukan antara lain radiografi intraoral untuk menentukan penyakit pada puncak ridge,
radiografi panoramik untuk mengidentifikasi struktur anatomi dan untuk membantu menentukan perubahan
penyakit di dalam rahang, serta lateral sefalogram untuk mengevaluasi dimensi rahang dan hubungan anteroposterior antara rahang atas dan bawah, atau dapat juga
dengan tomogram yang lebih akurat dalam menggambarkan dan mengukur untuk memperkirakan struktur tulang yang memungkinkan untuk implan terutama dengan
dasar computed tomography CT Gambar 24.
13,19,25,28
Gambaran CT juga untuk mengidentifikasi perluasan sinus maksilaris ke dalam zigoma bervariasi pada tiap
individu, oleh karena walaupun pada individu yang sama, terdapat perbedaan antara kiri dan kanan, mengevaluasi ketebalan dan tinggi tulang zigoma, kemungkinan
kehadiran penyakit sinus, memperhitungkan posisi implan dan menjadi pedoman pembedahan.
19,25
Apeks sinus yang terletak lateral ke dasar orbital harus diidentifikasi dan dievaluasi kualitas dan kuantitas tulang yang akan mendukung ujung apikal dari
implan pada zigoma.
13
Panjang yang umumnya tersedia untuk implan pada zigoma adalah 30-52,5 mm. Studi pada area tuberositas dan pterigoid mengungkapkan bahwa
Nelly : Penggunaan Implan Zigoma Pada Rehabilitasi Pasca Maksilektomi Sebagian, 2009.
implan mungkin dapat ditempatkan pada daerah tersebut apabila terdapat inklinasi aksial mesial yang cukup untuk memfasilitasi penempatan cetakan coping dan
sekrup.
2
4.2 Prosedur Pembedahan