PENDAHULUAN Penggunaan Implan Zigoma Pada Rehabilitasi Pasca Maksilektomi Sebagian

Nelly : Penggunaan Implan Zigoma Pada Rehabilitasi Pasca Maksilektomi Sebagian, 2009.

BAB 1 PENDAHULUAN

Defek pada maksila dapat terjadi akibat trauma, penyakit, perubahan patologi atau akibat reseksi neoplasma pada rongga mulut. Maksilektomi menyebabkan terbukanya hubungan antara rongga mulut ke antrum dan ke nasofaring, serta menimbulkan masalah yang tak terhindarkan yaitu perubahan dalam berbicara, mengunyah, penelanan, dan mengurangi estetik wajah. Rehabilitasi menjadi hal yang penting apabila sampai terjadi perubahan-perubahan fungsi yang berdampak merusak kualitas hidup. Ada banyak pilihan rekonstruksi seperti obturator prostetik, pencangkokan non-vaskularisasi, lokal flap, regional flap, dan pemindahan bebas jaringan mikrovaskular. Walaupun terdapat kemajuan dalam bedah plastik, rekonstruksi pada defek maksilektomi tidak dapat diprediksikan dan tidak selalu mungkin dapat dilakukan karena alasan lokal atau sistemik. Karena terbatasnya sisa jumlah tulang maksila setelah maksilektomi, diperkenalkan pemakaian implan untuk menjangkarkan protesa pada tempat yang tipis seperti pada tulang zigomatik. 1 Bränemark memperkenalkan sebuah pilihan perawatan alternatif untuk menolong pasien dalam mencapai tujuan prostetik dengan menaikkan kemungkinan untuk menurunkan cacat muka, waktu perawatan dan biaya. Pada awalnya, Bränemark menggunakan tulang zigoma sebagai sisi penjangkar implan pada pasien yang kehilangan bagian tulang maksila karena reseksi dan pasien dengan celah palatum. Bränemark menemukan bahwa tulang zigoma mempunyai kualitas tulang yang sama dengan bagian anterior mandibula, yang secara luas telah diketahui Nelly : Penggunaan Implan Zigoma Pada Rehabilitasi Pasca Maksilektomi Sebagian, 2009. mempunyai tingkat keberhasilan tinggi untuk kelangsungan implan. Kegunaan menggunakan tulang zigoma sebagai sisi penjangkar pada implan adalah untuk memungkinkan penyediaan penjangkaran pada bagian posterior guna mengembalikan usaha pembuatan protesa. 2 Implan pada zigoma diperkenalkan untuk mengurangi secara besar prosedur yang memerlukan pencangkokan. 2 Implan pada zigoma tersedia dalam 8 ukuran dari 30-52,5 mm. Teknik pembedahan implan pada zigoma dilakukan dengan membuka bagian dalam sinus maksilaris. 3 Pembedahan ini bukanlah tanpa resiko karena arah bur berdekatan dengan struktur anatomi yang kritis seperti sinus maksilaris, rongga hidung, mata, dan lain-lain. Oleh karena itu diperlukan bantuan computer untuk perencanaan praoperatif dengan data CT Computerized Tomography. 4 Penulisan skripsi ini akan membahas tentang bagaimana penggunaan implan zigoma pada rehabilitasi pasca maksilektomi sebagian sehingga meningkatkan fungsi stabilitas protesa, estetik dan kepuasan pasien. Nelly : Penggunaan Implan Zigoma Pada Rehabilitasi Pasca Maksilektomi Sebagian, 2009.

BAB 2 MAKSILEKTOMI