banyak waktu luangnya. Seorang wirausahawan bukanlah seseorang yang makin sibuk jika usahanya mulai berkembang.
4. Sikap mental yang mandiri
Sebagai seorang manajer dalam usaha sendiri, maka bersikap mandiri dalam menjalankan usahanya yang merupakan tuntutan yang harus dilakukan. Sikap
mental yang kuat dan mandiri sangat dibutuhkan pada saat sedang menghadapi masalah yang berat sehingga menuntut untuk dapat mengambil
tindakan yang cepat dan tepat. Pada situasi seperti ini tidak ada siapapun yang bisa diandalkan selain diri sendiri, karena setiap wirausahawan merupakan
manajer pada usahanya. Justru wirausahawan tersebut yang diharapkan oleh para karyawan untuk dapat mengatasi masalah yang sedang dihadapi.
Kemandirian dan sikap mental yang kuat dalam berbisnis dan kehidupan pribadi si pengusaha sangat berkorelasi dan saling mempengaruhi. Self
manajemen manajemen diri sendiri merupakan hal yang sangat penting yang harus dilakukan oleh seorang wirausahawan untuk memberikan contoh bagi
para bawahan atau karyawannya.
D. Faktor-faktor Yang Mendorong Wiraswastawan Memulai Usaha Kecil.
Faktor sebenarnya yang mengerakkan seseorang untuk memiliki usaha sendiri. Pertanyaan ini kerap muncul ketika kesuksesan seseorang dipublikasi
pada media, pengakuan ini bukanlah suatu hal yang mudah didapatkan. Lust of power atau haus akan kekuasaan dapat dikatakan sebagai alasan seseorang ingin
menjadi wiraswastawan, mereka yakin apabila mereka punya power atau
Universitas Sumatera Utara
kekuasaan, mereka dapat melakukan sesuatu lebih lancar dan lebih efisien Abdinagoro, 2004:2. Dengan pengetahuan dan kemampuan yang mereka miliki
dapatlah merubah cara pengerjaan sesuatu apapun Pandji, 2004:243, maka faktor-faktor yang mendorong wiraswastawan memulai usaha kecil adalah sebagai
berikut: 1.
Modal Modal merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam berbagai
aktivitas yang dilakukan, karena modal dapat membiayai semua kegiatan operasional dalam usaha, seperti: untuk pengadaan bahan baku, membayar
upah tenaga kerja, pemasaran, produksi dan lain-lain. Akan tetapi masalah modal kadangkala tidak menjadi masalah bagi orang yang mempunyai
kelebihan dana, tetapi bagi orang yang yang mempunyai dana relatif kecil itu memang menjadi masalah. Kedua kelompok tersebut, ketika akan memulai
usaha jelas mempunyai keinginan yang sama. Apabila seseorang mempunyai jiwa wirausahaan, maka dia mampu menciptakan nilai tambah dari
keterbatasan itu. Pandji, 2004:244. 2.
Peluang Banyak orang membayangkan dirinya mengelola bisnis milik mereka sendiri,
membuat keputusan-keputusan kunci, dan menghasilkan keuntungan. Peluang merupakan suatu kesempatan dalam menjalankan usaha. Seorang
wirausahawan harus dapat melihat dan memanfaatkan peluang sehingga dapat memberikan keuntungan bagi usahanya. Peluang atau kesempatan tidak
datang berulang-ulang, tetapi mungkin hanya sekali saja dalam waktu yang
Universitas Sumatera Utara
sangat singkat, sehingga diperlukan antisipasi dan waktu yang tepat untuk melihat berbagai peluang agar tidak mengalami kegagalan. Para
wirausahawan harus dapat mengukur dan memperkirakan ukuran pertumbuhan dan potensi laba dari setiap peluang yang ada, dan berhati-hati
dalam mengevaluasi peluang sebelum memilih pasar dan sasaran yang ingin dicapai Pandji, 2004:246.
Ada tiga fase pendekatan mengindefikasi peluang dalam bisnis, yaitu: 1.
Menemukan gagasan. 2.
Mengindefikasi peluang yang ada. 3.
Melaksanakan manajemen usaha yang diciptakan. 3.
Pendidikan Pendidikan salah satu faktor yang diperlukan dalam memulai dan
menjalankan usaha, baik usaha kecil maupun usaha menengah. Pendidikan diperlukan untuk membuat perencanaan bisnis yang meliputi perencanaan
keuangan dan pengelolaan usaha. Pada umumnya hanya sedikit yang mempumyai laporan keuangan yang sederhana, hal ini disebabkan karena
kurangnya pengetahuan. Pengetahuan tersebut dapat diperoleh melalui pendidikan formal, seperti: dari SMU atau Perguruan Tinggi, dan pendidikan
non formal, seperti: pelatihan tentang UMKM atau kursus Pandji, 2004:247. 4.
Emosional Suatu keadaan yang mampu mempengaruhi tindakan seseorang untuk
melakukan suatu rencana yang dikehendakinya. Tindakan emosional itu juga merupakan dorongan pribadi seseorang untuk melakukaan suatu kegiatan.
Universitas Sumatera Utara
Dengan dorongan emosi maka orang dapat bertindak sesuai dengan keinginannya. Faktor Emosional adalah fenomena kelas mental yang secara
unik dikarakteristikkan oleh pengalaman yang disadari, yaitu keadaan perasaan subjektif, yang biasanya muncul bersama-sama dengan suasana hati
konsumen Mowen dan Minor, 2004: 208. 5. Pengalaman
Pengalaman merupakan pengetahuan yang didapat dari pekerjaan yang terakhir maupun pada pekerjaan yang pernah dilakukan pada masa sekarang.
Dengan adanya pengalaman sering kali membuat seseorang untuk melihat kemungkinan untuk memodifikasi produk yang telah ada, memperbaiki
pelayanan dan menduplikasikan konsep bisnis dalam lokasi yang berbeda. Pengalaman dapatlah merupakan suatu hal yang sangat berharga karena
dengan adanya pengalaman seseorang dapat lebih memahami terhadap apa yang sedang dikerjakan Longenecker, 2000:95.
E. Tahap Menyusun Rencana Usaha