mentranskrip informasi genetik Virus dari RNA menjadi DNA, sehingga dapat berintegrasi ke dalam genom host.
Dalam penelitian, reverse transcription menyebabkan data yang dikode pada rantai RNA dapat di ubah menjadi bentuk DNA dan digunakan dalam
PCR, sebab PCR tidak dapat mereplikasi molekul RNA secara langsung. Kombinasi proses reverse transcriptase dan PCR disebut RT-PCR.
II. 6. Elektroforesis
Elektroforesis merupakan teknik pemisahan molekul dalam suatu campuran dibawah pengaruh Medan listrik. Molekul yang terlarut dalam Medan listrik akan
bergerak dengan kecepatan tertentu. Elektroforesis melalui gel agarosa merupakan metode standar untuk
pemisahan, identifikasi dan pemurnian fragmen DNA. Agarosa di sarikan dari ganggang laut dengan dasar struktur D–galaktosa dan 3,6–anhidrol–galaktosa. Gel
agarosa di buat dengan melelehkan agarosa dalam buffer dengan pemanasan dan kemudian dituangkan pada cetakkan serta didiamkan sampai dingin. Setelah
mengeras, diberikan Medan listrik pada kedua ujungnya, maka DNA yang lebih besar akan bergerak lebih lambat karena terjadi gesekan lebih besar. Untuk mendeteksi
adanya DNA, sebelum dimasukkan dalam gel agarosa, terlebih dahulu di warnai dan kemudian dapat di lihat adanya pita molekul pada gel agarosa jika diletakkan di atas
cahanya ultraviolet. Pita molekul ini menandakan adanya segmen DNA Sudjadi, 2006.
Marliana Lubis : Frekuensi Virus Dengue Serotipe 4 Dari Serum Penderita DD BBD Di Rumah Sakit Kota Medan Menggunakan RT-PCR, 2009
USU Repository © 2008
II. 7. Diagnosa Laboratorium
a. Hematologi 1.
Jumlah leukosit normal, tetapi biasanya menurun dengan dominasi sel
neutrofil. Selanjutnya pada akhir fase demam, jumlah leukosit dan sel neutrofil bersama-sama menurun sehingga jumlah sel limfosit secara
relatif meningkat. Peningkatan jumlah sel limfosit atifikal atau limfosit plasma biru LPB 4 di daerah tepi dapat dijumpai pada hari ketiga
sampai hari ke tujuh. 2.
Jumlah trombosit menjadi
≤ 100.000 µl atau kurang dari 1-2 trombositt lapangan besar lpb dengan rata-rata pemeriksaan dilakukan pada 10l
bm. Pada umumnya trombositopenia terjadi sebelum ada peningkatan hematokrit dan terjadi sebelum suhu turun. Jumlah trombosit
≤100.000 µl biasanya ditemukan antara hari sakit ketiga sampai ketujuh. Pemeriksaan
trombosit perlu di ulang sampai terbukti bahwa jumlah trombosit dalam batas normal atau menurun. Pemeriksaan dilakukan pertama pada saat-saat
diduga menderita DBD, bila normal maka di ulang pada hari sakit ketiga, tetapi bila perlu, di ulang setiap hari sampai suhu turun.
3. Kadar
hemotokrit meningkat, menandakan terjadinya perembesan plasma. 4. Pemeriksaan Laboratorium Lain
- Kadar albumin menurun sedikit dan bersifat sementara.
- Eritrosit dalam tinja selalu ditemukan.
Marliana Lubis : Frekuensi Virus Dengue Serotipe 4 Dari Serum Penderita DD BBD Di Rumah Sakit Kota Medan Menggunakan RT-PCR, 2009
USU Repository © 2008
- Pada sebagian besar kasus, disertai penurunan faktor koagolasi dan fibrinolitik yaitu fibrinogen, protombin, faktor VIII, faktor XII, dan
antitrombin III. - Pada kasus berat dijumpai disfungsi hati, dijumpai penurunan kelompok
vitamin K-dependent protrombin seperti, faktor V, VII, IX, dan X. -
Waktu tromboplastin parsial dan waktu protombin memanjang. -
Hipoprotenemia - SGOT dan SGPT sedikit meningkat
- Hiponatremia
- Asedosis metabolik berat
Marliana Lubis : Frekuensi Virus Dengue Serotipe 4 Dari Serum Penderita DD BBD Di Rumah Sakit Kota Medan Menggunakan RT-PCR, 2009
USU Repository © 2008
BAB. III METODE PENELITIAN
III. 1. Rancangan Penelitian