b. Pasal 13 dan 14 Peraturan Menteri Keuangan Indonesia Nomor
24PMK.032008 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Penagihan dengan Surat Paksa dan Pelaksanaan Penagihan Seketika dan Sekaligus.
2. Pelaksanaan Penagihan Seketika dan Sekaligus
Penagihan Seketika dan Sekaligus adalah tindakan penagihan pajak yang dilakukan oleh Juru Sita Pajak kepada Penanggung Pajak tanpa menunggu
tanggal jatuh tempo pembayaran yang meliputi seluruh Utang Pajak dari semua jenis pajak, Masa Pajak dan Tahun pajak. Juru Sita Pajak melaksanakan
Penagihan Seketika dan Sekaligus berdasarkan Surat Perintah Penagihan Seketika dan sekaligus. Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus
diterbitkan apabila: a.
Penanggung Pajak akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya atau berniat untuk itu.
b. Penanggung Pajak memindahtangankan barang yang dimiliki atau yang
dikuasai dalam rangka menghentikan atau mengecilkan kegiatan perusahaan, atau pekerjaan yang dilakukannya di Indonesia.
c. Terdapat tanda-tanda bahwa Penanggung Pajak akan membubarkan badan
usahanya, atau menghubungkan usahanya, atau memekarkan usahanya, atau memindahtangankan perusahaan yang dimiliki atau dikuasainya, atau
melakukan perubahan bentuk lainnya. d.
Badan usaha akan dibubarkan oleh Negara.
Universitas Sumatera Utara
e. Terjadinya penyitaan atas barang Penanggung Pajak oleh pihak ketiga atau
terdapat tanda-tanda kepailitan. Dalam hal ini mungkin saja si Penanggung Pajak mempunyai itikad yang
kurang baik. Penanggung Pajak bermaksud apabila dilaksanakan penyitaan, barang yang yang akan disita sudah tidak ada lagi. Hal ini
perlu diantisipasi oleh Pejabat Juru Sita Pajak dengan melaksanakan Penagihan Seketika dan Sekaligus yang disampaikan langsung oleh Juru
Sita kepada Penanggung Pajak untuk mengurangi kerugian negara. Surat Perintah Penagihan Pajak Seketika dan Sekaligus sekurang-
kurangnya memuat: 1.
Nama Wajib Pajak, atau Penanggung Pajak; 2.
Besarnya Utang Pajak; 3.
Perintah untuk membayar; 4.
Saat pelunasan pajak. Surat Penagihan Seketika dan Sekaligus diterbitkan sebelum penerbitan
Surat Paksa.
E. Penyitaan Pajak 1. Dasar Hukum