Uraian Teoritis Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM

C. Uraian Teoritis

Menurut Undang-undang penagihan pajak pada Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa, menyebutkan “Penyitaan adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh Juru Sita Pajak untuk menguasai barang Penanggung Pajak guna dijadikan jaminan untuk melunasi utang pajak menurut peraturan per Undang- Undangan”. Apabila utang pajak tidak dilunasi Penanggung Pajak dalam waktu 2 x 24 jam setelah Surat Paksa diberitahukan, pejabat menerbitkan Surat Perintah melaksanakan penyitaan. Penyitaan dilakukan oleh Juru Sita Pajak yang disaksikan oleh sekurang-kurangnya 2 dua orang yang telah dewasa, pendududuk Indonesia, dikenal oleh Juru Sita Pajak, dan dapat dipercaya. Penyitaan merupakan tindakan penagihan lebih lanjut setelah diterbitkan Surat Paksa dan hanya dapat dilakukan setelah batas waktu 2 x 24 jam sebagaimana telah disebutkan dalam Surat Sita. Artinya adalah jika Penanggung Pajak Wajib Pajak tidak melunasi utang pajak sebagaimana telah tercantum dalam Surat Paksa, barulah penyitaan dapat dilakukan. Menurut Undang-Undang ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan pasal 1 angka 28 Penanggung Pajak adalah Orang Pribadi atau Badan yang bertanggung jawab atas pembayaran utang pajak, termasuk wakil yang menjalankan hak dan memenuhi kewajiban pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-Undangan perpajakan. Sedangkan yang menjadi Objek Pajak adalah: barang yang bergerak maupun yang tidak bergerak yang dimiliki oleh Penanggung Pajak baik yang berada di tempat Universitas Sumatera Utara tinggal, tempat usaha, tempat kedudukan, atau tempat lain termasuk yang penguasaannya berada di tangan pihak lain atau dijadikan jaminan sebagai pelunasan utang.

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM

Adapun yang menjadi ruang lingkup dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM yang paling mendasar adalah hal pembahasan untuk lebih mengetahui tentang: 1. Ketentuan secara luas tentang penagihan pajak. 2. Prosedur penagihan pajak melalui surat teguran. 3. Prosedur penagihan pajak melalui penerbitan dan pemberitahuan surat paksa. 4. Ketentuan penagihan seketika dan sekaligus. 5. Hak dan kewajiban Wajib Pajak saat dilakukan Penyitaan. 6. Penyebab Wajib Pajak tidak mau menandatangani Berita Acara Pelaksanaan sita. 7. Kendala- kendala yang dihadapi Juru Sita Pajak dalam melakukan Penyitaan

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM