Internal Rate of Return IRR

4. Net Present Value NPV Identifikasi masalah kelayakan financial dianalisis dengan menggunakan metode analisis financial dengan kriteria investasi. Net present value adalah kriteria yang digunakan untuk mengukur suatu alat layak atau tidak untuk diusahakan. Perhitungan net present value merupakan net benefit yang telah di diskon dengan discount factor. Secara singkat rumusnya : ………………………………..9 Dimana: B = manfaat penerimaan tiap tahun C = manfaat biaya yang dikeluarkan tiap tahun t = tahun kegiatan usaha t = 1,2,...n i = tingkat discount yang berlaku Dengan Kriteria: - NPV 0, berarti usaha menguntungkan dan layak untuk dilaksanakan dan dikembangkan; - NPV 0, berarti sampai dengan t tahun investasi proyek tidak menguntungkan dan tidak layak untuk dilaksanakan dan dikembangkan; - NPV = 0, berarti tambahan manfaat sama dengan tambahan biaya yang dikeluarkan Darun, 2002

2. Internal Rate of Return IRR

Internal Rate of Return IRR ini digunakan untuk memperkirakan kelayakan lama umur pemilikan suatau alat atau mesin pada tingkat keuntungan tertentu. Internal rate of return IRR adalah suatu tingkatan discount rate, dimana diperoleh BC ratio = 1 atau NPV = 0. Berdasarkan harga dari NPV = X positif Universitas Sumatera Utara atau NPV= Y positif dan NPV = X positif atau NPV = Y negatif, dihitunglah harga IRR dengan menggunakan rumus berikut: ……………...10 Dan ………………..11 dimana : p = suku bunga bank paling atraktif q = suku bunga coba-coba dari p X = NPV awal pada p Y = NPV awal pada q Purba, 1997. Universitas Sumatera Utara METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Mei 2010 di Laboratorium Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Bahan dan Alat Bahan – bahan yang digunakan dalam penelitian adalah : jerami, tepung darah, tepung kanji, tepung tulang, air dan EM 4 . Alat – alat yang digunakan dalam penelitian : ember untuk mengangkut air yang diperlukan untuk pembuatan kompos, timbangan untuk mengukur berat bahan, goni sebagai wadah kompos, plastik hitam untuk menutupi bahan yang akan dijadikan kompos selama proses pengomposan berlangsung, cangkul untuk mempermudah pencampuran bahan baku kompos, sendok pengaduk untuk mempermudah pencampuran kompos yang telah jadi dengan bahan perekat. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian faktorial dengan model rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap RAL yang terdiri dari dua faktor perlakuan, yaitu : Faktor I : jenis perekat, dengan tiga taraf perlakuan P1 = tepung darah P2 = tepung kanji P3 = tepung tulang Faktor II : dosis perekat perekat + air T1 = 20 dari total berat adonan kompos kompos, perekat, dan air Universitas Sumatera Utara T2 = 25 dari total berat bahan kompos kompos, perekat, dan air T3 = 30 dari total berat bahan kompos kompos, perekat, dan air Penelitian dilakukan dengan kombinasi perlakuan sebagai berikut : P1T1 P2T1 P3T1 P1T2 P2T2 P3T2 P1T3 P2T3 P3T3 Jumlah kombinasi perlakuan sebanyak T c = 3 x 3 = 9, sehingga ulangan percobaan dapat dihitung : T c n-1 ≥15 9n-1 ≥ 15 n-1 ≥ 1.67 n ≥ 2.67 dibulatkan menjadi 3 Untuk lebih jelasnya mengenai kombinasi jenis dan dosis perekat, dapat dilihat pada tabel 1 berikut Tabel 1. Kombinasi Jenis Perekat dan Dosis Perekat Perlakuan Kompos gr Perekat gr Air gr Total gr P 1 T 1 400 80 20 500 T 2 375 100 25 500 T 3 350 120 30 500 P 2 T 1 400 80 20 500 T 2 375 100 25 500 T 3 350 120 30 500 P 3 T 1 400 80 20 500 T 2 375 100 25 500 T 3 350 120 30 500 Perekat : air = 4 : 1 Adapun model rancangan yang digunakan yaitu : Y ijk = µ+ α i + β j + αβij+Σ ijk Universitas Sumatera Utara Dimana : Y ijk = pengamatan pada unit percobaan yang mendapat perlakuan faktor jenis perekat pada taraf ke- i dan perlakuan dosis perekat pada taraf ke-j pada ulangan k µ = nilai tengah sebenarnya α i = efek perlakuan jenis perekat pada taraf ke-i β j = efek perlakuan dosis perekat pada taraf ke-j αβij = efek interaksi perlakuan jenis perekat pada taraf ke- i dengan perlakuan dosis perekat pada taraf ke-j Σ ijk = pengaruh pengacakan Pelaksanaan Penelitian A. Persiapan Alat - Semua komponen alat diperiksa apakah semua komponen tersebut dapat beroperasi seperti semestinya - Alat dibersihkan dari semua kotoran agar alat dapat bekerja secara optimal - Diberi minyak gemuk pada komponen alat yang rentan terhadap korosi - Dilakukan pengoperasian alat dengan bahan cetakan alternatif untuk memastikan alat beroperasi secara baik atau tidak, bila tidak diperiksa lagi komponen alat yang kurang optimal kinerjanya, bila alat beroperasi secara baik maka dilanjutkan ke persiapan bahan. B. Persiapan Bahan Pembuatan Kompos Universitas Sumatera Utara a Kompos Jerami - Semua bahan dicacah hingga ukuran menjadi lebih kecil - Ditambahkan EM 4 sebanyak 1,25 berat bahan - Diaduk campuran hingga merata, lalu ditambahkan air hingga mencapai kadar air sebesar 80 atau secara visual air tidak menetes saat diperas - Bahan tersebut ditumpukkan di atas lantai semen, kemudian ditutup dengan plastik hitam dan diberi atap sebagai naungan - Kemudian bahan dibiarkan selama 14 hari, setelah itu kompos jerami tersebut sudah matang. b Persiapan Adonan Cetakan - Adonan cetakan pertama dibuat dari campuran kompos jerami, tepung darah, dan air dengan perbandingan: kompos jerami : tepung darah : air = 20 : 4 : 1 dengan asumsi berat adonan adalah 500 gram, untuk dosis perekat 20 maka dicampurlah kompos jerami sebanyak 400 gram, tepung darah 80 gram, dan air 20 gram. Secara persentase komposisi adonan tersebut dapat dituliskan: kompos jerami 80, tepung darah 16, dan air 4. - Adonan cetakan kedua dibuat dari campuran kompos jerami, tepung darah, dan air dengan perbandingan: kompos jerami : tepung darah : air = 15 : 4 : 1 dengan asumsi berat adonan adalah 500 gram, untuk dosis perekat 25 maka dicampurlah kompos jerami sebanyak 375 Universitas Sumatera Utara gram, tepung darah 100 gram, dan air 25 gram. Secara persentase komposisi adonan tersebut dapat dituliskan: kompos jerami 75, tepung darah 20, dan air 5. - Adonan cetakan ketiga dibuat dari campuran kompos jerami, tepung darah, dan air dengan perbandingan: kompos jerami : tepung darah : air = 35 : 12 : 3 dengan asumsi berat adonan adalah 500 gram, untuk dosis perekat 30 maka dicampurlah kompos jerami sebanyak 350 gram, tepung darah 120 gram, dan air 30 gram. Secara persentase komposisi adonan tersebut dapat dituliskan: kompos jerami 70, tepung darah 24, dan air 6. - Dengan cara yang sama dilakukan pencampuran adonan dengan bahan perekat tepung kanji dan tepung tulang. Prosedur Penelitian a. Ditimbang adonan kompos sebanyak 500 gram untuk campuran kompos jerami dengan tepung darah; 500 gram untuk campuran kompos jerami dengan tepung kanji; dan 500 gram untuk campuran kompos jerami dengan tepung tulang. b. Dimasukkan adonan kompos ke dalam cetakan yang tersedia c. Diratakan permukaan kompos yang dimasukkan dengan plat yang telah disediakan d. Dioperasikan dongkrak sampai ketinggian maksimal dimana dongkrak tidak dapat lagi bergerak Universitas Sumatera Utara e. Dibuka pengaman dongkrak sehingga plat penekan kembali ke posisi semula f. Ditekan keatas tuas pengungkit sehingga kompos hasil cetakan naik ke permukaan plat cetakan g. Diambil hasil cetakan h. Dimasukkan kompos yang baru ke dalam cetakan untuk pekerjaan selanjutnya i. Dicatat waktu yang dibutuhkan untuk mencetak kompos dengan alat ini j. Dihitung parameter yang akan diamati k. Dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali terhadap masing-masing perlakuan Parameter yang diamati 1. Analisis Perbandingan CN dan Unsur Makro Adapun metode analisis yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode Walkley and Black untuk pengukuran kadar C organik, sedangkan untuk pengukuran kadar N total digunakan metode Kjdall. Setelah itu dilanjutkan dengan pengukuran perbandingan unsur makro Nitrogen, Phospat, dan Kalium dari ketiga jenis perekat.

2. Kapasitas Material Kgjam