menjelaskan proses pertumbuhan yang terjadi seperti pada pembentukan biomassa tanaman Sitompul, S.M. 1995 .
2.3. Morfologi Daun Kelapa Sawit
Pengetahuan tentang daun kelapa sawit dan perkembangannya sangat penting bagi staf perkebunan. Pada daun itulah, terletak “pabrik” yang sebenarnya bagi
produksi MKS dan IKS.
Daun kelapa sawit terdiri dari beberapa bagian, sebagai berikut : 1. Kumpulan anak daun leaflets yang mempunyai helaian lamina dan tulang anak
daun midrib. 2.
Rachis yang mempunyai tempat anak daun melekat. 3.
Tangkai daun petiole yang merupakan bagian antara daun dan batang. 4.
Seludang daun sheath yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup dan memberi kekuatan pada batang.
Bentuk seludang daun yang terlihat pada daun dewasa sudah tidak lengkap dan merupakan sisa dari perkembangan yang ada. Pada daun yang sedang berkembang,
seludang berbentuk pipa dan membungkus daun muda secara sempurna. Namun, karena daun berkembang terus – menerus, sedangkan seludang sudah tidak
berkembang lagi, serabut – serabut seludang menjadi robek dan tercerai membentuk barisan duri spine sepanjang tepi – tepi petiole yang merupakan pangkal dari serabut
tersebut Pahan.I. 2006.
Universitas Sumatera Utara
2.4. Unsur – Unsur Hara Yang di Butuhkan Kelapa Sawit
Unsur – unsur hara yang dibutuhkan tanaman biasanya dibagi atas dua kelompok, yaitu unsur – unsur makro dan mikro. Alasan pembagian ini sederhana,
yaitu : unsur makro adalah yang dibutuhkan dalam jumlah besar, dan unsur mikro dibutuhkan dalam jumlah kecil. Unsur mikro hanya diberikan dalam bentuk pupuk
bila analisis tanah menunjukkan adanya kekahatan defisiensi, atau bila tanaman menunjukkan gejala – gejala defisiensi.
Unsur – unsur yang tergolong unsur makro adalah Nitrogen N, Fosfor P, Kalium K, Magnesium Mg, Kalsium Ca, Belerang S, dan Natrium Na,
sedangkan unsur mikro adalah Klor Cl, Mangan Mn, Besi Fe, Seng Zn, Tembaga Cu, Molibden Mo, dan Boron B.
2.4.1 Unsur hara Nitrogen
Nitrogen atau Zat lemas adalah sebuah unsur kimia dalam table periodic yang memiliki lambang N dan nomor atom 7. Biasanya ditemukan sebagai gas tanpa warna,
tanpa bau, tanpa rasa dan merupakan gas diatomik bukan logam yang stabil, sangat sulit bereaksi dengan unsur atau senyawa lainnya. Dinamakan zat lemas karena zat ini
bersifat malas, tidak aktif bereaksi dengan unsur lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Nitrogen adalah 78,08 dari atmosfir bumi dan terdapat banyak dalam jaringan hidup. Zat lemas mebentuk banyak senyawa penting seperti asam amino,
amoniak, asam nitrat, dan sianida http:id.wikipedia.orgwikiNitrogen
Nitrogen merupakan hara mineral esensil paling banyak dimanfaatkan dalam praktek pertanian yang diberikan dalam bentuk pupuk. Nitrogen merupakan unsure
penyusun asam amino, protein, asam nukleat dan sebagainya disamping unsur hara lainnya.
Nitrogen yang dapat di manfaatkan oleh tanaman tinggkat tingggi khususnya tanaman budidaya dapat di bedakan atas empat kelompok utama yaitu: nitrogen nitrat
NO
3 -
, nitrogen ammonia NH
4 +
, nitrogen molekuler N
2
dan nitrogen organic. Tidak semua bentuk – bentuk ini dapat dimanfaatkan oleh suatu jenis tnaman.
Umumnya tanaman pertanian memanfaatkan nitrat dan ammonium kecuali pada beberapa tanaman legume mampu memanfaatkan N bebas melalui proses fiksasi N
dengan bersimbiosis dengan bakteri. N organic kadang – kadang dapat dimanfaatkan oleh tanaman tinggi akan tetapi tidak mampu mencukupi kebutuahan N tanaman dan
umumnya dimanfaatkan lewat daun melalui pemupukan lewat daun. Bagi tanaman pertanian terutama manfaat N dalam bentuk ion nitra, akan tetapi dalam kondisi
tertentu khususnya pada tanah – tanha masam dan kondisi an aerobic tanaman akan memanfaatkan N dalam bentuk ion ammonium NH
4 +
.
Pada tanaman – tanaman yang tumbuh aktif dengan cepat nitrat yang terabsopsi oleh akar tanaman akan terangkut dengan cepat ke daun mengikuti alur
transpirasi. Oleh karena itu metabolism nitrat pada kebanyakan tanaman budidaya
Universitas Sumatera Utara
umumnya terjadi didaun walaupun metabolism nitrogen juga terjadi pada akar tanaman http:worldplant.multiply.comjournalitem13.
2.4.2. Peranan Unsur Hara Nitrogen
Nitrogen N telah dikenal bertanggung jawab untuk pertumbuhan vegetative yang lebat dan warna daun yang hijau gelap setelah ditetapkannya sebagai suatu unsur
mineral yang esensial untuk tanaman berakar pada tahun 1800-an. Cukupnya Nitrogen untuk tanaman mendorong pertumbuhan vegetatif bagian diatas tanah, meningkatkan
rasio pucukakar, dan essensial untuk pembentukan buah dan biji. Sebagai suatu anasir esensial asam amino, Nitrogen dibutuhkan dalam sintesis protein, merupakan 12-19
dan berbagai protein dengan rata-rata sekitar 16 atas dasar berat. Karena pembentukan biji tergantung pada kadar kritik tertentu protein, produksi biji secara
nyata berhubungan dengan pasokan Nitrogen, terutama pada tanaman-tanaman serealia. Berlimpahnya Nitrogen dalam medium pertumbuhan juga tercermin dalam
kadar protein kasar dari biji dan dalam hijauan. Di antara unsur-unsur mineral esensial untuk pertumbuhan dan reproduksi tanaman-tanaman hijau tingkat tinggi, terdapat
lebih banyak atom Nitrogen dalam bahan organik kering daripada tiap unsur lainnya yang berasal dari tanah. Berdasarkan massa, Nitrogen dalam bahan tanaman sering
dijumpai dalam jumlah yang lebih banyak daripada masing-masing unsur yang lainnya. Walaupun konsentrasi K berkemungkinan lebih tinggi dalam sebagian bahan
tanaman, Nitrogen melebihi jumlah total semua unsur mineral esensial lainnya yang berasal dari tanah dalam biji tanaman pertanian yang umumnya dibudidayakan.
Universitas Sumatera Utara
Dengan mengingat berlimpahnya Nitrogen dalam tanaman, peranan sentralnya dalam fungsi tanaman dan reaktivitasnya dalam biosfer, tidaklah mengherankan jika
unsur ini merupakan yang paling universal kahat untuk produksi tanaman yang optimum Engelstad, O.P. 1997.
Nitrogen merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman, yang pada umumnya sangat diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian-bagian
vegetative tanaman, seperti daun, batang dan akar. Fungsi Nitrogen yang selengkapnya bagi tanaman adalah:
1. Untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman
2. Dapat menyehatkana pertumbuhan daun, daun tanaman lebar dengan
warna yang lebih hijau 3.
Meningkatkan kadar protein dalam tubuh tanaman 4.
Meningkatkan kualitas tanaman penghasil daun-daunan 5.
Meningkatkan berkembangbiaknya mikro-organisme di dalam tanah. Sebagaimana deiketahui hal itu penting sekali bagi kelangsungan
pelapukan bahan organis Sutedjo,M.M. 1999
Nitrogen juga merupakan komponen utama dalam tubuh tanaman, terutama dalam protoplasma sel, protein, asam amino, amida, dan alcohol. Juga berperan pada
pertumbuhan vegetatif, warna, panjang umur tanaman, dan penggunaan karbohidrat Tim Bina Karya Tani, 2009 .
Universitas Sumatera Utara
2.4.3. Gejala Defisiensi Unsur Hara Nitrogen
Menurut Yan Fauzi 2008 gejala defisiensi unsur hara Nitrogen pada tanaman kelapa sawit adalah:
1. Warna daun menjadi kuning pucat
2. Pada kondisi buruk, jaringan daun menjadi kering dan mati
3. Helaian daun menjadi pendek dan keras
4. Pertumbuhan tanaman terhambat dan kerdil
Defisiensi Nitrogen biasanya diketahui pertama melalui warna hijau pucat atau hijau-kekuningan, terutama pada rumput-rumputan, dan nekrosisi premature dari
daun-daun yang lebih tua, mulai dari pucuk dan menyebar sepanjang tulang daun kearah leher batang dan tepi daun. Asosiasi dengan pewarnaan hijau ini
berkemungkinan disebabkan oleh kenyataan bahwa Nitrogen bersama-sama Mg, merupakan satu dari dua anasir penyusun klorofil. Kekurangan Nitrogen
menyebabkan khlorosisi pada daun muda berwarna kuning dan partumbuhan tertekan. Engelstad dan Sutedjo
Universitas Sumatera Utara
2.5. Analisis Titrimetri
Analisis titrimetri mengacu pada analisis kimia kuantitatif yang dilakuka n dengan menetapkan volume suatu larutan yang konsentrasinya diketahui dengan tepat
, yang diperlukan untuk bereaksi secara kuantitatif dengan larutan dari zat yang akan ditetapkan. Larutan dengan kekuatan konsentrasi yang diketahui tepat itu, disebut
larutan standar. Bobot zat yang hendak ditetapkan, dihitung dari volume larutan standard yang digunakan dan hukum-hukum stoikiometri yang diketahui.
Larutan standard biasanya ditambahkan dari dalam sebuah buret. Proses penambahan larutan standar sampai reaksi tepat lengkap, disebut titrasi, danzat yang
akan ditetapkan, dititrasi. Titik pada mana reaksi itu tepat lengkap, disebut titik ekuivalen setara atau titik akhir teoritis atau titik akhir steokiometri . Lengkapnya
titrasi, lazimnya harus terdeteksi oleh suatu perubahan, yang tak dapat disalah lihat oleh mata, yang dihasilkan oleh larutan standar itu sendiri. Pada titrasi yang ideal, titik
akhir yang terlihat, akan terjadi berbarengan dengan titik titik akhir stoikiometri atau teoriti. Namun dalam prakteknya, biasanya akan terjadi perbedaan yang sangat sedikit.
Ini merupakan sesatan error titrasi. Indikator dan kondisi-kondisi eksperimen harus dipilih sedemikian, sehingga perbedaan antara titik akhir terlihat dan titik ekuivalen,
adalah sekecil mungkin. Untuk digunakan dalam analisis titrimetri, suatu reaksi harus memenuhi
kondisi-kondisi berikut: 1.
Harus ada suatu reaksi yang sederhana, yang dapat dinyattakan dengan suatu persamaan kimia, zat yang akan ditetapkanharus bereaksi lengkap
Universitas Sumatera Utara
dengan dengan reagensia dalam proporsi yang stoikiometrik atau ekuivalen.
2. Reaksi harus praktis berlangsung dalam sekejap atau berjalan dengan
sangat cepat sekali kebanyakan reaksi ionic memenuhi kondisi ini. Dalam beberapa keadaan, penambahan suatu katalis akan menaikkkan kecepatan
reaksi itu. 3.
Harus ada perubahan yang menyolok dalam energy bebas, yang menimbulkan perubahan dalam sifat fisika atau kimia larutan pada titik
ekuivalen. 4.
Harus tersedia suatu indicator, yang oleh perubahan sifat-sifat fisika warna atau pembentukan endapan, harus dengan tajam menetapkan titik
akhir titrasi.
Metode titrasi lazimnya dapat dipakai untuk ketelitian yang tinggi 1 bagian dalam 1000 dan memiliki beberapa keuntungan, dimana ia dapat diterapkan,
melebihui metode-metode gravimetric. Metode-metode ini memerlukan peralatan yang lebih sederhana, dan umumnya cepat dikerjakan, pemisahan yang menjemukan
dan sukar sering dapat dihindari.
Reaksi penetralan, atau asidimetri dan alkalimetri. Ini melibatkan titrasi basa bebas, atau basa yang terbentuk karena hidrolisis garam yang berasal dari asam lemah,
dengan suatu asam standar asidimetri dan titrasi asam bebas, atau asam yang terbentuk dari hidrolisis garam yang berasal dari basa lemah, dengan suatau basa
standard alkalimetri. Reaksi-reaksi ini melibatkan bersenyawanya ion hydrogen dan ion hidroksida untuk membentuk air Vogel, 1994 .
Universitas Sumatera Utara
Volumetri atau titrimetri merupakan suatu metode analisis kuantitatif didasarkan pada pengukuran volume titran yang bereaksi sempurna dengan analit.
Titran merupakan zat yang digunakan untuk mentitrasi. Analit adalah zat yang akan ditentukan konsentrasikadarnya.
Standar primer
Larutan titran haruslah diketahui komposisi dan konsentrasinya. Idealnya kita harus memulai dengan larutan standar primer. Larutan standar primer dibuat dengan
melarutkan zat dengan kemurnian yang tinggi standar primer yang diketahui dengan tepat beratnya dalam suatu larutan yang diketahui dengan tepat volumnya. Apabila
titran tidak cukup murni, maka perlu distandardisasi dengan standar primer. Standar yang tidak termasuk standar primer dikelompokkan sebagai standar sekunder,
contohnya NaOH; karena NaOH tidak cukup murni mengandung air, natrium karbonat dan logam-logam tertentu untuk digunakan sebagai larutan standar secara
langsung, maka perlu distandardisai dengan asam yang merupakan standar primer misal: kalium hidrogen ftalat KHP.
Persyaratan standar primer 1. Kemurnian tinggi
2. Stabil terhadap udara 3. Bukan kelompok hidrat
4. Tersedia dengan mudah 5. Cukup mudah larut
6. Berat molekul cukup besar Larutan standar yang ideal untuk titrasi
Universitas Sumatera Utara
1. Cukup stabil sehingga penentuan konsentrasi cukup dilakukan sekali 2. Bereaksi cepat dengan analit sehingga waktu titrasi dapat dipersingkat
3. Bereaksi sempurna dengan analit sehingga titik akhir yang memuaskan dapat dicapai
4. Melangsungkan reaksi selektif dengan analit
Keakuratan hasil metode titrasi amat bergantung pada keakuratan penentuan konsentrasi larutan standar. Untuk menentukan konsentrasi suatu larutan standar dapat
digunakan 2 cara: 1. Dengan cara langsung, menimbang dengan tepat standar primer, melarutkannya
dalam pelarut hingga volume tertentu 2. Dengan standarisasi, yaitu titran yang akan ditentukan konsentrasinya digunakan
untuk mentitrasi standar primersekunder yang telah diketahui beratnya
Titrasi balik back-titration
Terkadang suatu reaksi berlangsung lambat dan tidak dapat diperoleh titik akhir yang tegas. Untuk itu metoda titrasi balik dapat digunakan untuk mengatasinya.
Caranya dengan menambahkan titran secara berlebih, setelah reaksi dengan analit berjalan sempurna, kelebihan titran ditentukan dengan menitrasi dengan larutan
standar lainnya. Dengan mengetahui mmol titran dan menghitung mmol yang tak bereaksi, akan diperoleh mmol titran yang bereaksi dengan analit
http:blog.unila.ac.idwidiartofiles200910volumetri.pdf.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN
3.2. Alat