Pengujian Bilangan Iod Pengujian Kadar Air

gbr 14 Viknometer untuk mengukur vikositas terlampir pada lampiran 11

3.5.3. Pengujian Titik kabut Cloud Point

Tujuan pengujian cloud point adalah untuk mengetahui pada temperature berapa biodiesel dari minyak kemiri mulai terbentuk awan titik kabut Peralatan yang digunakan : a. Botol sampel b. Termometer kisaran -2 C sd 68 C c. Water Bath suhu water bath sebayiknya tidak kurang dari 2 C atau tidak lebih dari 5 C dibawah cloud point Prosedur Kerja: a. Panaskan minyak kemiri sebanyak 70 gr pada temperature 130 C dan tuangkan 45 ml minyak panas kedalam botol yang berisi minyak kemiri. b. Masukkan botol yang berisi minyak kemiri kedalam water bath dan mulai dinginkan . c. Kemudian water bath diaduk agar suhunya merata. Bila subhu minyak sudh mencapai 10 C diatas cloud pointnya, minyak kemiri mulai diaduk menggunakan thermometer dengan kecepatan yang relatif konstan untuk menghindari terbentuknya kristal atau padatan. d. Amati suhu thermometer ,suhu dimana bacaan termometer tidak dapat dilihat merupakan cloud point dari sampel yang diamati. gbr 15 penentuan titik kabut terlampir pada lampiran 12

3.5.4. Pengujian Bilangan Iod

Tujuan pengujian bilangan Iod adalah untuk mengetahui banyaknya ikatan rangkap atau ikatan tidak jenuh Peralatan yang digunakan: a. Erlenmeyer Universitas Sumatera Utara b. Neraca Analitik c. Buret mokro d. Gelas ukur e. Pipet Bahan yang digunakan: a. Larutan Wijs b. Karbon tetra klorida CCl 4 c. KI 15 d. Indikator amylum e. Larutan natrium thiosulfat f. Air destilasi. Prosedur kerja: a. Minyak kemiri ditimbang 0,5 grm dalam Erlenmeyer b. Lalu kedalamnya ditambahkan 20 ml CCl 4 dan 15 ml Wijs,kemudian disimpan ditempat yang gelap selama 30 menit. c. Kemudian ditambahkan lagi 15 ml KI 15 dalam 85 ml air destilasi d. Dititrasi dalam larutan Na 2 S 2 O 3, 5H 2 O 0,1 N dengan amylum sebagai indicator dimana warna titik akhir titrasi tepat hilangnya warna biru e. Lalu catat volume Na 2 S 2 O 3 yang terpakai. Rumus perhitungan bilangan Iod: Contoh Berat x O S Na N x Sampel Vol blangko Vol 69 , 12 . . 2 2 2 − gbr 16 buret micro = alat yang digunakan untuk menentukan angka iod pada lampiran 13 .

3.5.5. Pengujian Kadar Air

Tujuan adalah untuk mengetahui kadar air yang ada pada biodiesel. Peralatan yang digunakan: a. Satu set oven b. Cawan porselin c. Gegep Kayu d. Desikator Universitas Sumatera Utara e. Neraca Analisis Prosedur Kerja: a. Menghidupkan oven dan memeriksa apakah alat dalam keadaan baik. b. Jika oven dalam keadaan baik, maka atur temperatur hingga 110 C dan waktu pemanasan 4 jam. c. Cawan porselin dimasukkan ke dalam oven untuk menguapkan kandungan air. d. Setelah beberapa saat dipanaskan pada temperatur 110 C, cawan diambil untuk dimasukkan kedalam desikator. e. Setel dingin, ambil cawan porselin dan dimasukkan biodisel sesuai volum yang sudah ditentukan. f. Cawan porselin berisi biodisel dimasukkan ke dalam oven dan dipanaskan pada temperatur 110 C selama 4 jam. g. Cawan porselin dikeluarkan dari oven untuk selanjutnya dimasukkan kedalam desikator. h. Setelah dingin, timbang cawan berisi biodisel yang sudah dipanaskan tersebut dan dicatat beratnya. i. Selanjutnya dihitung kadar air dalam biodisel dengan rumus sebagai berikut : Kadar Air = Awal Biodisel Berat Akhir Biodisel Berat Awal Biodisel Berat − x 100 gbr 17 desikator untuk mengukur kadar air terlampir pada lampiran 14 Universitas Sumatera Utara BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN Dalam penelitian ini telah dilakukan proses reaksi transesterifikasi terhadap minyak kemiri dalam methanol dengan menggunakan katalis basa yaitu KOH dan CaO dan eter sebagai koselvent dengan lama reaksi 3 jam pada temperature 65 C untuk mendapatkan dan mengetahui apakah jumlah metil ester ,densitas, viskositas, clout point, bilangan iod, kadar air, monogliserida, digliserida dan trigliserida ada perbedaan

4.1. Hasil dan Pembahsan Proses reaksi transeseterifikasi

Dokumen yang terkait

Sintesis Biodiesel Sawit Melalui Reaksi Interesterifikasi menggunakan Katalis Enzim Lipase Terimobilisasi: Pengaruh Jumlah Biokatalis, Rasio Mol Reaktan, dan Temperatur

3 56 91

Pengaruh Lama Reaksi Terhadap Perubahan Karakteristik Biodiesel Turunan Minyak Kemiri Dengan Menggunakan Katalis CaO Dan Kosolvent Eter

0 62 76

Pengaruh Tipe Katalis KOH Dan CaO Pada Pembuatan Biodiesel Turunan Minyak Kacang Tanah Melalui Transesterifikasi Dengan Lama Reaksi 3 Jam Pada Suhu 65 Oc Menggunakan Eter Sebagai Cosolvent

9 136 92

Pengaruh Lama Reaksi Terhadap Perubahan Karakteristik Biodiesel Turunan Minyak Kacang Tanah Dengan Menggunakan Katalis CaO Dan Cosolvent Eter

1 72 94

Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Dedak Padi (Rice Bran Oil) Dengan Reaksi Transesterifikasi Menggunakan Katalis Heterogen Zeolit Alam yang Dimodifikasi Dengan KOH

5 19 95

Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Dedak Padi (Rice Bran Oil) Dengan Reaksi Transesterifikasi Menggunakan Katalis Heterogen Zeolit Alam yang Dimodifikasi Dengan KOH

0 3 21

Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Dedak Padi (Rice Bran Oil) Dengan Reaksi Transesterifikasi Menggunakan Katalis Heterogen Zeolit Alam yang Dimodifikasi Dengan KOH

0 0 4

Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Dedak Padi (Rice Bran Oil) Dengan Reaksi Transesterifikasi Menggunakan Katalis Heterogen Zeolit Alam yang Dimodifikasi Dengan KOH

0 2 12

Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Dedak Padi (Rice Bran Oil) Dengan Reaksi Transesterifikasi Menggunakan Katalis Heterogen Zeolit Alam yang Dimodifikasi Dengan KOH

0 0 6

PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK GORENG BEKAS DENGAN PROSES TRANSESTERIFIKASI MENGGUNAKAN KATALIS KOH

0 1 150