Keluhan pada Mata HASIL PENELITIAN

4.7. Keluhan pada Mata

Untuk mengetahui keluhan padmataa menggunakan kuisioner yang bersumber dari Affandi yang ditanyakan sesaat setelah bekerja. Hasil wawancara yang dilakukan dapat dilihat pada tabel 4.9. sebagai berikut: Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Perajin Sulaman Tangan Menurut Keluhan pada Mata yang Dialami oleh Perajin di Jorong Subarang Tigo Jorong Nagari Koto Gadang pada tahun 2010 No JENIS KELUHAN Ya Tidak Total n n 1 Mata tidak nyaman 43 86 7 14 50 100 2 Iritasi mata 18 36 32 64 50 100 3 Mata panas 2 4 48 96 50 100 4 Mata cepat lelah 33 66 17 34 50 100 5 Mengantuk 29 58 21 42 50 100 6 Mata berair 27 54 23 46 50 100 7 Penglihatan buram 30 60 20 40 50 100 8 Penglihatan ganda 18 32 32 64 50 100 9 Sakit kepala 35 70 15 30 50 100 10 Vertigo 13 26 37 74 50 100 11 Perut kembung 18 36 32 64 50 100 Berdasarkan tabel 4.9. di atas dapat diketahui bahwa perajin sulaman tangan mengalami keluhan pada mata yaitu keluhan mata tidak nyaman sebanyak 43 orang 86, iritasi mata sebanyak 18 orang 36, mata panas sebanyak 2 orang 4, mata cepat lelah sebanyak 33 orang 66, mata mengantuk sebanyak 29 orang 58, mata berair sebanyak 27 orang 54, penglihatan buram sebanyak 30 orang 60, penglihatan ganda sebanyak 18 orang 36, sakit kepala sebanyak 35 orang 70, vertigo sebanyak 13 orang 26, dan perut kembung sebanyak 18 orang 36. Universitas Sumatera Utara

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Sikap Kerja

5.1.1. Sikap Kerja pada Proses Pembuatan Motif Sulaman Tangan

Menurut Suma’mur 1989, pekerjaan sejauh mungkin dilakukan sambil duduk. Keuntungan bekerja sambil duduk adalah 1 kurangnya kelelahan pada kaki, 2 terhindarnya sikap yang tidak alamiah, 3 berkurangnya pemakaian energi, dan 4 kurangnya tingkat keperluan sirkulasi darah. Pembuatan motif sulaman dilakukan dengan cara duduk, akan tetapi pembuatan ini dilakukan dengan duduk di lantai, bukan duduk di kursi seperti yang dikemukakan oleh Suma’mur. Berdasarkan pengamatan pada perajin sulaman tangan, terdapat sikap kerja yang salah dan kurang ergonomis pada proses kerja ini. Sikap tersebut yaitu posisi duduk di lantai dalam waktu yang cukup lama yaitu 2-3 jam dan yang terkadang jongkok pada saat membuat motif sulaman. Bekerja di lantai, menjadikan lantai sebagai meja kerja dan kursi kerja, akibatnya membuat perajin bekerja dalam posisi punggung yang membungkuk. Selain itu tangan kiri harus bertumpu di lantai agar dapat menopang tubuh. Sikap ini sering dilakukan dikarenakan menurut perajin akan menghasilkan motif sulaman yang lebih bagus dibandingkan membuat di atas meja. Sikap tubuh yang tidak alami selama proses kerja harus dihindari, dimana posisi jongkok sebaiknya tidak dilakukan oleh perajin sulaman tangan. Sebaiknya perajin menggambar motif sulaman di atas meja tangan yang memiliki ketinggian lebih kurang 70cm dengan kemiringan meja 30 -45 . Hal ini bertujuan untuk mengurangi Universitas Sumatera Utara