Definisi Cahaya Pencahayaan yang Baik

Beberapa penelitian telah berusaha untuk mengurangi kelelahan pada tenaga kerja dengan posisi berdiri. Contohnya yaitu seperti yang diungkapkan Granjean 1988 dalam Santoso 2004, merekomendasikan bahwa untuk jenis pekerjaan teliti, letak tinggi meja diatur 10 cm di atas siku. Untuk jenis pekerjaan ringan, letak tinggi meja diatur sejajar dengan tinggi siku. Dan untuk pekerjaan berat, letak tinggi meja diatur 10 cm di bawah tinggi siku. 3. Kerja Berdiri Setengah Duduk Berdasarkan penelitian Santoso 2004 bahwa tenaga kerja bubut yang telah terbiasa bekerja dengan posisi berdiri tegak diubah menjadi posisi setangah duduk tanpa sandaran dan setengah duduk dengan sandaran, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat kelelahan otot biomekanik antar kelompok. Menurut Suma’mur 1989 posisi kerja yang baik adalah bergantian antara posisi duduk dan posisi berdiri, akan tetapi antara posisi duduk dan berdiri lebih baik dalam posisi duduk. Hal itu dikarenakan sebagian berat tubuh di sangga oleh tempat duduk disamping itu konsumsi energi dan kecepatan sirkulasi lebih tinggi dibandingkan tiduran, tetapi lebih rendah dari pada berdiri. Posisi duduk juga dapat mengontrol kekuatan kaki dalam pekerjaan, akan tetapi harus memberi ruang yang cukup untuk kaki karena bila ruang yang tersedia sangat sempit maka sangatlah tidak nyaman.

2.3. Pencahayaan

2.3.1. Definisi Cahaya

Secara sederhana cahaya adalah bentuk energi yang memungkinkan makhluk hidup dapat mengenali sekelilingnya dengan mata. Secara ilmu fisika cahaya adalah Universitas Sumatera Utara satu dari beberapa jenis energi gelombang wave energy yang disebut sebagai pancaran elektromagnetik electromagnetic radiation. Sebuah benda akan terlihat apabila ia memancarkan cahaya, baik dari benda sendiri maupun cahaya pantulan yang datang dari sumber cahaya lain dan mengenai benda-benda tersebut. Cahaya juga merupakan suatu bentuk energi yang pembentukannya terjadi dengan dua cara, yaitu pijaran incandescence dan pendaran luminescence Istiawan dan Kencana, 2006.

2.3.2. Sumber Cahaya

Cahaya yang cukup untuk pencahayaan ruangan merupakan kebutuhan kesehatan manusia. Menurut Suptandar 1999 pencahayaan secara garis besar dapat dibagi dalam dua macam, yaitu: 1. Pencahayaan Alam Natural Lighting Yang termasuk dalam cahaya alam adalah cahaya matahari yang merupakan sumber cahaya utama dominan. Adapun cahaya matahari bergantung kepada waktu siang hari, musim, cuaca berawan atau tidak. Pencahayaan alam diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke dalam ruangan melalui jendela, celah-celah dan bagian-bagian bangunan yang terbuka. Sinar ini sebaiknya tidak terhalang oleh bangunan, pohon-pohon maupun tembok pagar yang tinggi. Cahaya matahari ini berguna selain untuk pencahayaan juga dapat mengurangi kelembapan ruangan, mengusir nyamuk, membunuh kuman- kuman penyebab penyakit tertentu seperti TBC, influenza, penyakit mata, dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara

2. Pencahayaan Buatan Artificial Lighting

Cahaya buatan ini meliputi cahaya listrik cahaya fluorescent, cahaya gas, lampu minyak dan lilin. Cahaya buatan ini sebagai sarana pelengkap untuk pencahayaan ruangan dan sebagainya. Dewasa ini, ketiga sumber cahaya artificial buatan sangat dibutuhkan antara lain dipergunakan pada: Muhaimin, 2001 1. Lampu filament lampu pijar 2. Lampu fluorescent lampu neon 3. Lampu mercury Cahaya buatan tidak selalu memancarkan cahayanya langsung ke suatu objek penerangan atau bidang kerja. Menurut IES dalam Muhaimin 2001, terdapat 5 klasifikasi sistem pancaran cahaya dari sumber cahaya, yaitu: penerangan tak langsung, penerangan setengah tak langsung, penerangan menyebar difus, penerangan setengah langsung, dan penerangan langsung. a. Penerangan tak langsung Pada penerangan tak langsung ini, 90 hingga 100 cahaya dipancarkan ke langit-langit ruangan sehingga yang dimanfaatkan pada bidang kerja adalah cahaya pantulan. b. Penerangan setengah tak langsung Pada penerangan setengah tak langsung 60 hingga 90 cahaya diarahkan ke langit-langit. Penerangan ini digunakan pada ruangan yang memerlukan modeling shadow. Penggunaan penerangan ini terdapat pada toko buku, ruang baca dan ruang tamu. Universitas Sumatera Utara c. Penerangan menyebar difus Pada penerangan difus, distribusi cahaya ke atas dan bawah relatif merata yaitu berkisar 40 hingga 60. Penerangan ini menghasilkan cahaya teduh dengan bayangan lebih jelas dibandingkan dengan penerangan tidak langsung dan penerangan setengah tak langsung. d. Penerangan setengah langsung Penerangan setengah langsung 60 hingga 90 cahayanya diarahkan ke bidang kerja dan selebihnya diarahkan ke langit-langit. Penerangan jenis ini efisien yang biasanya digunakan di kantor, kelas, toko, dan tempat kerja lainnya. e. Penerangan langsung Pada penerangan jenis ini, cahaya dipancarkan 90 hingga 100 ke bidang kerja. Kelebihannya yaitu efisiensi penerangan tinggi dan memerlukan sedikit lampu untuk bidang kerja yang luas. Kelemahannya yaitu bayangannya gelap karena jumlah lampunya sedikit maka jika terjadinya gangguan sangat berpengaruh.

2.3.3. Pencahayaan yang Baik

Menurut Suma’mur 1996, penerangan yang baik adalah penerangan yang memungkinkan seseorang tenaga kerja melihat pekerjaannya dengan teliti, cepat dan tanpa upaya yang tidak perlu, serta membantu menciptakan lingkungan kerja yang nikmat dan menyenangkan. Sifat-sifat pencahayaan yang baik ditentukan oleh: a. Pembagian luminensi dalam lapangan penglihatan Universitas Sumatera Utara b. Pencegahan kesilauan c. Arah sinar d. Warna e. Panas penerangan terhadap keadaan lingkungan Luminensi merupakan besaran penerangan yang berkaitan erat dengan kuat penerangan. Luminensi lapangan penglihatan yang terbaik adalah dengan kekuatan terbesar di tengah pada daerah kerja dilakukan. Perbandingan terbaik adalah 10:3:1 dari luminensi pusat, daerah sekitar pusat, dan lingkungan luas sekitarnya. Dalam setiap hal, luminensi tidak boleh berbeda melebihi perbandingan 40:1, baik di lapangan penglihatan pekerjaan maupun terhadap lingkungan luar. Sesuai dengan dasar inilah, meja atau mesin sebaiknya tidak ditempatkan mengarah jendela. Kesilauan dapat terjadi jika perbandingan penyebaran luminensi pada lapangan penglihatan tidak dipenuhi. Terdapat beberapa jenis kesilauan, akan tetapi semunya dikarenakan keterbatasan kemampuan penglihatan. Kesilauan dapat ditimbulkan oleh sumber cahaya, permukaan-permukaan mengkilat atau dari sinar matahari atau langit yang dapat dilihat melalui jendela. Selain sinar, pemantulan sinar oleh permukaan dapat menjadi penyebab kesilauan. Arah penerangan sangat penting. Sumber-sumber cahaya yang cukup jumlahnya sangat berguna dalam mengatur penerangan secara baik. Sinar-sinar dari berbagai arah meniadakan gangguan oleh bayangan, karena itu lebih baik sumber- sumber cahaya dipasang secara merata di tempat kerja. Pada umumnya cahaya untuk penerangan hanya terbagi atas tiga macam warna cahaya, yaitu kuning warm light, putih day light dan putih kebiruan cool white. Universitas Sumatera Utara Pemilihan warna tersebut tergantung pada kesan yang ingin ditimbulkan dari suatu objek. Selain ketiga warna utama tersebut, sinar juga dapat dimodifikasi menjadi berbagai macam warna tergantung pada warna bohlam lampunya. Warna yang ditimbulkan bermacam-macam seperti hijau, biru, merah, ungu, oranye, dan sebagainya. Setiap warna tersebut memiliki efek yang berbeda-beda satu sama lain. Pada Peraturan Menteri Perburuhan Nomor 7 Tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan dalam Tempat Kerja, pasal 14 ayat 8 dijelaskan bahwa penerangan yang cukup untuk pekerjaan membeda-bedakan barang halus dengan kontras yang sedang dan dalam waktu yang lama, seperti: 1. Pemasangan yang halus 2. Pekerjaan mesin yang halus 3. Penyemiran yang halus dan pemotongan gelas kaca 4. Pekerjaan kerja yang halus ukuran-ukuran 5. Menjahit benang-benang wol yang berwarna tua 6. Akuntan, pemegang buku, pekerjaan steno, mengetik atau pekerjaan kantor yang lama dan teliti Harus mempunyai kekuatan antara 500-1000 luks.

2.4. Keluhan Muskuloskeletal

2.4.1. Keluhan Muskuloskeletal Akibat Sikap Kerja Tidak Baik

Keluhan muskoletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai sangat sakit. Universitas Sumatera Utara