2
remaja laki-laki dilaporkan mencoba menjaga agar berat badan mereka tidak bertambah Robert, 2000.
Penelitian dilakukan di SMA Plus Al-Azhar Medan yang terletak di jalan Pintu Air IV, Kwala Bekala, Padang Bulan Medan. Alasan penentuan lokasi
penelitian antara lain adalah untuk menjaga homogenitas dari sampel. SMA Plus Al-Azhar merupakan SMA yang menggunakan fasilitas asrama, sehingga hal ini
dapat menyingkirkan faktor-faktor lain yang secara umum dapat mempengaruhi kejadian sindroma dispepsia seperti aktivitas, konsumsi alkohol, dan rokok. Selain
itu, belum ada penelitian serupa yang pernah dilakukan di SMA Plus Al-Azhar Medan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:
Apakah ada hubungan antara ketidakteraturan makan dengan terjadinya sindroma dispepsia remaja perempuan SMA Plus Al-Azhar?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Mencari hubungan antara ketidakteraturan makan dengan kejadian sindroma dispepsia remaja perempuan SMA Plus Al-Azhar Medan.
1.3.2. Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah: 1.
Diketahuinya ketidakteraturan makan remaja perempuan SMA Plus Al-Azhar Medan
2. Diketahuinya angka kejadian sindroma dispepsia remaja
perempuan SMA Plus Al-Azhar Medan
3
1.4. Manfaat Penelitian
1. Bidang penelitian:
Hasil penelitian diharapkan dapat dipakai sebagai data dasar untuk penelitian lebih lanjut tentang sindroma dispepsia.
2. Bidang pendidikan:
Penelitian ini diharapkan sebagai sarana untuk melatih berfikir secara logis dan sistematis serta mampu menyelenggarakan suatu penelitian
berdasarkan metode yang baik dan benar. 3.
Bidang pelayanan masyarakat: Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang
benar bagi masyarakat tentang ketidakteraturan makan dan sindroma dispepsia pada remaja perempuan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Dispepsia
Dispepsia umumnya terjadi akibat adanya masalah pada bagian lambung dan duodenum. Penyakit yang memiliki sindroma seperti dispepsia seperti gastro-
esophageal reflux disease dan irritable bowel syndrome yang melibatkan esofagus dan bagian saluran cerna lainnya tidak dimasukkan ke dalam bagian dispepsia
Djojoningrat, 2001.
2.1.1. Sekresi Asam Lambung
Lambung melaksanakan 3 fungsi utama. Fungsi utama lambung yang paling penting adalah menyimpan makanan yang telah dicerna hingga makanan tersebut
dapat dikosongkan kedalam usus halus pada kecepatan normal untuk proses cerna dan absorpsi. Lambung akan mensekresikan asam hidroklorida HCl dan enzim
untuk memulai pencernaan protein. Lambung memiliki motilitas khusus untuk gerakan pencampuran antara makanan yang dicerna dan cairan lambung untuk
membentuk cairan padat yang dinamakan kimus. Seluruh isi lambung harus diubah menjadi kimus sebelum dikosongkan ke duodenum Sheerwood, 2007.
Sel-sel lambung mensekresikan sekitar 2500 ml cairan lambung setiap hari. Cairan lambung ini mengandung bermacam-macam zat, diantaranya adalah
HCl dan pepsinogen Gambar 2.1.. HCl yang disekresikan oleh kelenjar di korpus lambung membunuh sebagian besar bakteri yang masuk, membantu
pencernaan protein, menghasilkan pH yang diperlukan pepsin untuk mencerna protein, serta merangsang aliran empedu dan cairan pankreas. Asam ini cukup
pekat untuk dapat menyebabkan kerusakan jaringan, tetapi pada orang normal muksa lambung tidak mengalami iritasi atau tercerna karena sebagian cairan
lambung juga mengandung mukus Ganong, 2003.