Tingkat Depresi Depresi pada Kanker Serviks

Desy Kartika Tama : tingkat depresi pada pasien kanker serviks Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2009, 2010. gangguan distimik yang juga mengalami gangguan depresi mayor double depression Baldwin, 2002. Gangguan distimik tampaknya disebabkan oleh perkembangan kronis yang sering kali bermula pada masa kanak-kanak atau masa remaja. Orang dengan gangguan distimik merasakan “spirit yang buruk” atau keterpurukan sepanjang waktu, namun mereka tidak mengalami depresi yang sangat parah seperti yang dialami oleh orang dengan gangguan depresi mayor Klein, 2000 dalam Nevid, 2005. Meskipun gangguan distimik lebih ringan daripada gangguan depresi mayor, mood tertekan dan self esteem rendah yang terus-menerus dapat mempengaruhi fungsi pekerjaan dan sosial orang tersebut Nevid, 2005.

2.2.4. Tingkat Depresi

Penilaian berat ringannya depresi dapat diukur dengan beberapa skala penilaian depresi, antara lain : a. Hamilton Depression Rating Scale HDRS: suatu skala pengukuran depresi terdiri dari 21 items pernyataan dengan fokus primer pada gejala somatik dan penilaian dilakukan oleh pemeriksa. b. Becks Depression Inventory BDI: suatu skala pengukuran depresi terdiri dari 21 items pernyataan yang diberikan oleh pemeriksa, namun dapat juga digunakan oleh pasien untuk menilai derajat depresinya sendiri. c. Zung Self Depression Scale: suatu skala depresi terdiri dari 20 kalimat dan penilaian derajat depresinya. Berq 2008 menyatakan bahwa Hamilton Depression Rating Scale HDRS dan Becks Depression Inventory BDI sama-sama bermanfaat dalam menilai depresi, tetapi tidak menunjukkan perbedaan yang jelas satu sama lain. Desy Kartika Tama : tingkat depresi pada pasien kanker serviks Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2009, 2010.

2.2.5. Depresi pada Kanker Serviks

Stres adalah suatu tekanan atau tuntutan yang menyebabkan perubahan pada kehidupan seseorang sehingga orang tersebut terpaksa mengadakan adaptasi. Sumber stress disebut stressor. Dalam batas tertentu, stress membantu kita untuk tetap aktif dan waspada. Akan tetapi, stres yang sangat kuat atau berlangsung lama dapat melebihi kemampuan kita untuk mengatasinya coping ability dan akan menyebabkan munculnya distress emosional. Distres adalah suatu keadaan kesakitan atau penderitaan secara fisik atau psikologis Nevid, 2005. Depresi adalah reaksi kejiwaan seseorang terhadap stresor yang dialaminya. Penyakit fisik merupakan salah satu bentuk stresor psikososial. Stres yang dapat menyebabkan depresi antara lain; penyakit kronis, jantung, kanker, dan lain sebagainya. Sekitar 20-25 penderita penyakit tersebut mengalami gangguan depresif mayor. Depresi melibatkan berbagai faktor yang saling mempengaruhi. Depresi dapat merefleksikan interaksi antara faktor-faktor biologis, faktor psikologis serta stressor sosial dan lingkungan. Berdasarkan model diatesis-stres, faktor-faktor sosiokultural merupakan stressor yang dapat mencetuskan timbulnya depresi melalui penurunan aktivitas neurotransmitter dalam otak. Hal ini lebih cenderung terjadi pada orang dengan predisposisi genetis tertentu. Diatesis untuk depresi juga dapat berbentuk kerentanan psikologis berupa gaya berpikir yang cenderung depresi. Namun, suatu gangguan depresi mungkin tidak berkembang atau berkembang dalam bentuk ringan pada orang-orang yang meiliki sumber daya coping yang lebih efektif dalam menghadapi situasi yang penuh tekanan. Desy Kartika Tama : tingkat depresi pada pasien kanker serviks Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2009, 2010. Faktor-faktor yang Potensial Melindungi Faktor-faktor Diatesis Potensial Stres + Gambar 2.1 Model Diatesis Stres Depresi Nevid, 2005 Diagnosis kanker menciptakan krisis yang menuntut pasien untuk beradaptasi dengan cepat. Mereka harus dapat mengontrol tingkat tekanan emosional sambil membuat keputusan-keputusan penting untuk pengobatan. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah ketakutan akan kematian, ketergantungan terhadap orang lain, perubahan bentuk tubuh, ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas seperti biasanya, dan rasa ditinggalkan seperti juga kerusakan hubungan dengan keluarga dan pasangan, peran dalam keluarga dan masyarakat, dan status keuangan. Menurut Haerschbach 2004, distress yang paling berpengaruh pada munculnya depresi pada pasien kanker adalah ketakutan pada progresivitas penyakit. Kanker serviks merupakan salah satu kanker pada sistem reproduksi yang paling menyebabkan distres, karena sistem reproduksi berhubungan dengan kemampuan Kerentanan Psikologis Kerentanan Biologis Sumber-sumber daya cahaya Coping Dukungan Sosial Pengangguran Perceraian Faktor-faktor Sosiokultural Depresi Desy Kartika Tama : tingkat depresi pada pasien kanker serviks Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2009, 2010. seseorang untuk menghasilkan keturunan, dan juga merupakan simbol kematangan seksual. Herschbach 2004 menyatakan depresi pada pasien kanker ginekologis berhubungan dengan lamanya sakit yang diderita. Depresi pada penderita kanker serviks juga dapat dipahami karena wanita memang memiliki kecenderungan dua kali lipat untuk mengalami depresi. Desy Kartika Tama : tingkat depresi pada pasien kanker serviks Di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2009, 2010.

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1.Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:

3.2. Definisi Operasional

• Pasien kanker serviks : pasien yang telah didiagnosa oleh dokter menderita kanker serviks. • Tingkat depresi : derajat keparahan depresi yang dialami oleh pasien yang ditentukan oleh jumlah skor yang diperoleh dari wawancara terpimpin berdasarkan Hamilton Depression Rating Scale HDRS. Aspek yang dinilai meliputi: 1. Mood depresi: perubahan kondisi emosional yang ditandai dengan adanya sikap muram, pesimis terhadap masa depan, merasa sedih, dan kecenderungan untuk menangis. 2. Perasaan bersalah: perasaan yang ditandai dengan adanya kecenderungan untuk menyalahkan diri, perasaan telah mengecewakan orang lain, dan pemikiran yang terkadang disertai delusi, dan halusinasi rasa bersalah. 3. Bunuh diri: suatu perasaan, pemikiran, dan gerak-gerik yang mengarah kepada tindakan bunuh diri. 4. Insomnia inisial: kesulitan untuk memulai tidur. 5. Insomnia pertengahan: merasa sulit untuk tidur sepanjang malam akibat sering terbangun pada malam hari. 6. Insomnia tertunda: keadaan bangun yang terlalu awal dan tidak dapat tidur kembali. Pasien Kanker Serviks Tingkat Depresi