Tinjauan Review Kajian Terdahulu Kerangka Konseptual

b. Bagaimana tugas dan wewenang Ombudsman dalam menangani kasus berupa dugaan pelanggaran dalam penyelenggaraan pelayanan publik ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Selaras dengan pembatasan dan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk : a. Untuk mengetahui kedudukan Ombudsman sebagai lembaga pengawas pelayanan publik dalam struktur ketatanegaraan Indonesia. b. Untuk mengetahui tugas dan wewenang Ombudsman dalam menangani kasus berupa dugaan pelanggaran dalam penyelenggaraan pelayanan publik.

2. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai kedudukan Ombudsman sebagai lembaga pengawas pelayanan publik dalam struktur ketatanegaraan Indonesia dan tugas dan wewenang Ombudsman dalam menangani kasus berupa dugaan pelanggaran dalam penyelenggaraan pelayanan publik.

D. Tinjauan Review Kajian Terdahulu

Untuk menghindari kesamaan dalam penelitian ini, Penulis melakukan penelusuran terhadap penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini di beberapa sumber yang Penulis temukan, penelitian tersebut yaitu : 1. Judul Skripsi : PERAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA PERWAKILAN PROPINSI JAWA TIMUR DALAM PENYELESAIAN LAPORAN ATAS DUGAAN MAL ADMINISTRASI PENYELENGGARA PELAYANAN PUBLIK. Studi Kasus di Wilayah Kerja Kota Surabaya. Penulis : Heru Prasetyo Yayasan Kesejahteraan Pendidikan dan Perumahan Universitas Pembangunan N asional “Veteran” Jawa Timur 2012 Penelitian ini didasarkan Permasalahan tentang Peran Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Propinsi Jawa Timur Dalam Penyelesaian Laporan Atas Dugaan Mal-administrasi Penyelenggara Pelayanan Publik. Sedangkan penulis, menitikberatkan permasalahan tentang Kedudukan Ombudsman Dalam Struktur Ketatanegaraan Indonesia dan tugas serta wewenang Ombudsman dalam menangani kasus berupa dugaan pelanggaran dalam penyelenggaraan pelayanan publik 2. Judul Skripsi : PERANAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA UNTUK MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE DI INDONESIA. Penulis : Lina Rubiyanti UMY 2010 Penelitian ini didasarkan pada permasalahan Peranan Ombudsman RI Untuk mewujudkan Good Governance di Indonesia dan mengkaji Ombudsman RI dalam penyelenggaraan pelayanan publik dalam kinerja penanganan laporan. Sedangkan penulis didasarkan pada permasalahan tentang Kedudukan Ombudsman Dalam Struktur Ketatanegaraan Indonesia dan tugas serta wewenang Ombudsman dalam menangani kasus berupa dugaan pelanggaran dalam penyelenggaraan pelayanan publik.

E. Kerangka Konseptual

Institusi pengawasan yang bernama “Ombudsman” pertama kali lahir di Swedia, namun demikian sebenarnya Swedia bukanlah Negara pertama yang membangun Sistem pengawasan Ombudsman. Pada zaman Romawi telah terdapat intitusi “Tribunal Plebis” yang tugasnya hampir sama dengan Ombudsman yaitu melindungi hak masyarakat lemah dan penyalahgunaan kekuasaan oleh para bangsawan. Model yang demikian juga dapat dijumpai pada kekaisaran Cina Dinasty Tsin pada tahun 221 SM. 5 Ombudsman menurut Undang-undang No. 37 Tahun 2008 tentang Ombudsman Republik Indonesia adalah Ombudsman Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Ombudsman adalah Lembaga Negara yang mempunyai kewenangan mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik baik yang diselenggarakan oleh penyelenggara Negara dan pemerintahan termasuk yang diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, dan Badan Hukum Milik Negara serta badan swasta atau perseorangan yang diberi tugas menyelenggarakan pelayanan publik tertentu yang sebagian atau 5 Jeremi Pope, Pengembangan Sistem Integritas Nasional Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1999 h. 115. seluruh dananya bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja Negara danatau anggaran pendapatan dan belanja daerah. Kemudian dalam menaungi Lembaga Ombudsman yang pada awalnya telah dibentuk Komisi Ombudsman Nasional, yang diuraikan pada Pasal 2 Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 2000 tentang Komisi Ombudsman Nasional yang dikatakan “Ombudsman Nasional adalah lembaga pengawasan masyarakat yang berasaskan Pancasila dan bersifat mandiri, serta berwenang melakukan klarifikasi, monitoring atau pemeriksaan atas laporan masyarakat mengenai penyelenggaraan Negara khususnya pelaksanaan oleh aparatur pemerintah termasuk lembaga peradilan terutama dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dengan lahirnya Undang-undang Nomor 37 Tahun 2008 tentang Ombudsman Republik Indonesia, maka hal-hal yang diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 2000 tentang Komisi Ombudsman Nasional sudah dihapus dan digantikan dengan Undang-undang terbaru. Dalam literatur peraturan perUndang-undangan, Perbedaan Keputusan Presiden dengan Peraturan, yakni suatu keputusan beschikking selalu bersifat individual, kongkret dan berlaku sekali selesai enmahlig. Sedangkan, suatu peraturan regels selalu bersifat umum, abstrak dan berlaku secara terus menerus dauerhaftig. Keputusan Presiden adalah norma Hukum yang bersifat konkret, individual, dan sekali selesai. Begitupun dengan Ombudsman yang menurut Undang-undang terbaru Nomor 37 Tahun 2008 tentang Ombudsman Republik Indonesia membaharui Keppres Nomor 44 Tahun 2000 Tentang Komisi Ombudsman Nasional.

F. Metode Penelitian