akad yang berdasarkan prinsip tolong-menolong.
29
Maka, dapat disimpulkan bahwa Qardhul Hasan merupakan trasnsaksi yang
berupa pinjaman yang diberikan atas dasar kewajiban sosial semata, tanpa dituntut adanya jaminan dan tambahan pengembalian cicilan
sehingga peminjam
hanya mengembalikan
jumlah pokok
pinjamannya saja. BAZDA Kota Tangerang memberikan modal pinjaman
tanpa adanya jaminan, biaya administrasi, bunga pinjaman, dan denda
keterlambatan pelunasan, sehingga seharusnya para peserta program tidak mengalami kesulitan dalam meminjam dan mengembalikan
modal pinjaman untuk usahanya. Jadi variabel modal pinjaman dalam penelitian ini dinilai dari pemberian pinjaman berdasarkan
skema Qardhul Hasan yang dapat diukur melalui indikator: a. Prosedur pinjaman
b. Pengelolaan modal pinjaman
2. Indikator Variabel Pembinaan
Pada pemaparan sebelumnya dijelaskan bahwa program bantuan modal usaha untuk usaha kecil harus disertai dengan
pembinaan, hal ini selaras dengan Kwik Kian Gie yang berpendapat bahwa kredit pinjaman harus diberikan dalam satu paket dengan
29
Abdul Ghofur Ansori, Perbankan Syariah di Indonesia, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2009, h.146.
bimbingan dan pembinaan manajemen.
30
Marco Sumampouw menyatakan bahwa perkembangan bisnis atau organisasi tidak dapat
dipisahkan dari kualitas sumber daya manusia.
31
Menurut Kuncoro, pembinaan bisa dilakukan melalui program pendidikan dan
pelatihan.
32
Pembinaan dari sisi pendidikan diberikan oleh BAZDA Kota Tangerang dilakukan dengan cara pembinaan Class Room, yaitu
pembinaan berupa seminar tanya jawab mengenai pengetahuan ibadah dan amaliyah. Pembinaan dari sisi pelatihan diberikan
dengan cara pembinaan lapangan, yaitu memberikan pelatihan secara langsung kepada peserta program mengenai administrasi
keuangan, tata letak layout, dan pelayanan konsumen. Jadi, variabel pembinaan dapat diukur dari indikator sebagai berikut:
a. Pendidikan b. Pelatihan
3. Indikator Variabel Kinerja Usaha
Pada pemaparan sebelumnya dijelaskan bahwa kinerja merupakan hasil atau output yang didapatkan dari serangkaian
kegiatan yang telah dilakukan, hal ini selaras dengan Armstrong
30
Kwik Kian Gie, Praktek Bisnis dan Orientasi Ekonomi Indonesia, h.221
31
Marco Sumampow,
Investasi sumber
daya manusia
dan perkembangan
perusahaanorganisasi, h.20
32
Mudrajad Kuncoro ,
Ekonomika Industri Indonesia: Menuju Negara Industri Baru 2030?, h.371