Strategi Pemberdayaan Landasan Teori 1. Pemberdayaan

penyalahgunaan kekuasaan polisi dan pegawai pemerintahan. 8. Jaminan ekonomi dan kontribusi terhadap keluarga : memiliki rumah, tanah, tabungan. Seseorang dianggap memiliki poin tinggi jika memiliki aspek-aspek secara sendiriterpisah dari pasangannya

2.2.1.3. Strategi Pemberdayaan

Parsons et.al. 1994 dalam Suharto 2009:66 menyatakan bahwa proses pemberdayaan umumnya dilakukan secara kolektif. Menurutnya, tidak ada literature yang menyatakan bahwa proses pemberdayaan terjadi dalam relasi satu lawan satu antara pekerja sosial dan klien dalam pertolongan perseorangan. Meskipun pemberdayaan seperti ini dapat meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan diri klien, hal ini bukanlah strategi utama pemberdayaan. Namun demikian, tidak semua intervensi pekerjaan sosial dapat dilakukan melalui kolektivitas, dalam arti mengkaitkan klien dengan sumber atau sistem lain diluar dirinya. Dalam konteks pekerjaan sosial, pemberdayaan dapat dilakukan melalui tiga aras atau matra pemberdayaan empowerment setting : mikro, mezzo dan makro. 1. Pendekatan Mikro : pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara individu melalui bimbingan konseling, stress management manajemen stress, crisis intervention krisis intervensi. Tujuan utamanya adalah membimbing atau melatih klien dalam menjalankan tugas-tugas kehidupanya. Model ini sering disebut sebagai Pendekatan yang Berpusat pada Tugas task centered approach. 2. Pendekatan Mezzo : pemberdayaan dilakukan terhadap kelompok masyarakat, pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan pendekatan kelompok sebagai media intervensi. Pendidikan, pelatihan, dinamika kelompok biasanya digunakan sebagai strategi dalam meningkatkan kesadaran, pengetahuan, keterampilan serta sikap-sikap kelompok agar memiliki kemampuan memecahkan permasalahan yang dihadapi. 3. Pendekatan Makro : pendekatan ini sering disebut dengan strategi sistem pasar large-system strategy, karena sasaran perubahan diarahkan pada sistem lingkungan yang luas. Perumusan kebijakan, perencanaan sosial, kampanye, aksi sosial, pengorganisasian dan pengembangan masyarakat adalah beberapa strategi dalam pendekatan ini. Strategi Sistem Besar memandang klien sebagai orang yang memiliki kompetensi untuk memahami situasi-situasi mereka sendiri, dan untuk memilih serta menentukan strategi yang tepat untuk bertindak. Menurut Kartasasmita dalam Mashoed 2004:46, upaya-upaya dalam pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan melalui tiga tahap, antara lain : 1. Menciptakan suasana atau iklim tolaknya yang memungkinkan masyarakat untuk berkembang. Disini titik tolaknya bahwa setiap manusia, setiap masyarakat memiliki potensi yang dapat dikembangkan, artinya tidak ada masyarakat yang sama sekali tanpa daya. 2. Memperkuat potensi daya yang dimiliki oleh masyarakat Empowering. Dalam rangka ini perlu langkah-langkah yang lebih positif, Selain menciptakan iklim dan suasana. Penguatan ini merupakan meliputi langkah-langkah nyata dan menyangkut penyediaan berbagai masukan, serta pembukaan akses kedalam berbagai peluang yang akan membuat masyarakat menjadi makin berdaya. Dalam rangka pemberdayaan ini upaya yang amat pokok adalah peningkatan taraf pendidikan, derajat kesehatan, serta akses kedalam sumber-sumber kemajuan ekonomi seperti modal, teknologi, informasi, lapangan kerja, dan pasar. 3. Pemberdayaan mengandung pula arti melindungi Protecting. Dalam proses pemberdayaan harus dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah karena kekurangberdayaan dalam menghadapi yang kuat. Oleh karena itu, perlindungan dan pemihakkan kepada yang lemah sangat mendasar sifatnya dalam konsep pemberdayaan masyarakat. Melindungi bukan berarti mengisolasi atau menutupi dari interaksi, karena hal ini justru akan menglunglaikan yang lemah. Melindungi harus dilihat dari sebagai upaya untuk mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang, serta eksploitasi yang kuat atas yang lemah. Pendekatan utama dalam konsep pemberdayaan adalah masyarakat tidak dijadikan objek berbagai proyek pembangunan, tetapi merupakan subyek upaya pembangunan sendiri. Upaya utama dalam pemberdayaan menurut Wrihatnolo dan Dwidjojoto 2007 : 205, ada tiga macam upaya, yaitu : 1. Upaya pemberian kesempatan Pemberdayaan adalah upaya memberikan kesempatan kepada kelompok masyarakat berkemampuan lemah yang dilakukan secara sengaja dan terukur. Upaya yang dilakukan secara sengaja dan terukur artinya terdapat strategi, mekanisme, dan tahapan yang disusun secara sistematis untuk memberdayakan kelompok masyarakat berkemampuan lemah dalam jangka waktu tertentu World Bank, 2000, dan UNDP, 2003. Upaya ini harus disediakan dan dipersiapkan secara terencana oleh para pengambil keputusan baik dikalangan pemerintaan maupun di kelompok swadaya masyarakat Sumodiningrat, 1999. Yang dimaksud kelompok berkemampuan lemah dapat dikategorikan dengan berbagai pendekatan. Dari sisi pendekatan ekonomin Badan Pusat statistic BPS mengkategorikan masyarakat berkemampuan lemah yaitu dengan penghasilan dibawah garis kemiskinan BPS,2002. 2. Upaya pemihakan Pemberdayaan adalah memberikan pemihakan yang berjalan terpadu upaya pemberian kesempatan. Upaya pemihakan utamanya dilakukan dengan cara-cara menciptakan iklim yang kondusif untuk melakukan kegiata social-ekonomi enabling dan mencegah penindasan yang kuat terhadap yang lemah dengan mempertimbangkan keseimbangan antara kebutuhan mengakses asset produktif dan sediaan produktif yang ada. 3. Upaya perlindungan Pemberdayaan adalah melindungi yang lemah. Melindungi yag lemah diperlukan akibat penguasaan asset yang produktif yang tidak seimbang antara kekuatan ekonomi besar dan sekelompok warga Negara yang tidak menguasai atau mempunyai sekalipun asset produktif.

2.2.1.4. Pendekatan Pemberdayaan