6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu digunakan sebagai dasar tinjauan teoritis dalam menyusun sebuah penelitian. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu yang
digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Haryono, fauzi dan Arifin, 2008 dengan judul ”Analisis beberapa atribut dan bauran
promosi serta implikasinya terhadap keputusan pembelian”. Hasil dalam penelitian ini adalah dikatahuinya variabel rekemondasi personal melalui WOM memiliki pengaruh
yang dominan terhadap keputusan pembelian. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Sukaris dan Kusuma 2008 dengan
judul “Analisis perbedaan sikap konsumen atas atribut produk air minum dalam kemasan merek ”X” dan ”Y” di kabupaten Gresik”. Hasil penelitian tersebut adalah
konsumen mempunyai sikap yang berbeda untuk atribut kemasan dan kinerja sedangkan untuk atribut merek dan label konsumen mempunyai sikapyang sama.
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi 2005 dengan judul ”Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan Konsumen Mahasiswa Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Malang”. Hasil penelitian tersebut adalah terdapat pengaruh dari variabel harga, kualitas dan kemasan detergen baik secara parsial
maupun secara simultan terhadap keputusan kunsumen dalam melakukan pembelian.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran terjadi bilamana setidak-tidaknya salah satu pihak dalam pertukaran potensial mempertimbangkan sasaran dan sarana untuk
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
7
memperoleh tanggapan yang diinginkan dati pihak lain. Menurut Kotler 1997 : 13 manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran,
penetapan harga, promosi dan penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi.
Dari definisi tersebut mengandung arti bahwa manajemen sebagai suatu proses yang meliputi analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian yang
mencakup gagasan pertukaran, bertujuan untuk menghasilkan kepuasan bagi
pihak-pihak yang terlibat. 2.2.2.
Konsep Pemasaran
Menurut Swastha 2002:10 konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat
ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan. Definisi tersebut mempunyai konsekuensi bahwa semua kegiatan perusahaan termasuk produksi,
teknik, keuangan dan pemasaran harus selalu diarahkan pada usaha untuk mengetahui kebutuhan pembeli, kemudian memutuskan kebutuhan tersebut
dengan mendapatkan laba yang layak dalam jangka panjang. Definisi lain dikemukakan oleh Stanton 1998:14 dalam maknanya yang
utuh konsep pemasaran adalah suatu filsafat bisnis yang mengatakan bahwa kepuasan keinginan konsumen adalah dasar kebenaran sosial dan ekonomi sebuah
perusahaan. Sudah sewajarnya jika segala kegiatan perusahaan harus dicurahkan untuk mengetahui apa yang diinginkan oleh konsumen dan kemudian memuaskan
keinginan-keinginan itu, dan sudah tentu pada akhirnya perusahaan bertujuan untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya. Sebagai falsafah bisnis, konsep
pemasaran bertujuan memberikan kepuasan terhadap keinginan konsumen, atau berorientasi pada konsumen.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
8
Menurut Swastha dan Handoko 1997:5-7 terdapat tiga unsur pokok atau tiga unsur penting yang dipakai dasar dalam konsep pemasaran:
1. Orientasi pada konsumen
Perusahaan yang benar-benar ingin memperhatikan kepuasan harus: a.
Menentukan kebutuhan pokok basic need dari pembeli yang akan dilayani dan dipenuhi.
b. Menentukan kelompok pembeli yang akan dijadikan sasaran penjualan, karena perusahaan tak mungkin dapat memenuhi segala kebutuhan pokok
konsumen, maka perusahaan harus memilih kelompok pembeli tertentu dari kelompok pembeli tersebut.
c. Menentukan produk dan program pemasarannya untuk memenuhi
kebutuhan yang berbeda-beda dari kelompok pembeli yang dipilih sebagai sasaran, perusahaan dapat menghasilkan barang-barang dengan tipe model
yang berbeda-beda dan dipasarkan dengan program pemasaran lainnya. d. Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai dan
menafsirkan keinginan, sikap serta perilaku mereka. e.
Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah menitik beratkan pada mutu yang tinggi, harga yang tinggi, harga yang murah atau
model yang menarik. 2.
Penyusunan kegiatan secara integral integral marketing Pengintegrasian pemasaran berarti bahwa setiap orang dan setiap bagian
perusahaan turut berkecimpung dalam suatu yang terkoordinir untuk memberikan kepuasan sehingga tujuan perusahaan dapat direalisir. Selain itu,
harus terdapat penyesuaian dan koordinasi antara produk, harga, saluran
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
9
distribusi dan promosi untuk menciptakan hubungan pertukaran yang kuat dengan konsumen.
3. Kepuasan konsumen costumer satisfaction
Faktor yang menentukan apakah perusahaan dalam jangka panjang akan mendapatkan laba ialah banyak sedikitnya kepuasan konsumen yang dapat
dipenuhi, itu berarti perusahaan harus mendapatkan laba dengan cara memberikan kepuasan kepada konsumen.
Sedangkan Marti Sumarni dan John Soeprihanto 2000:263 dasar pemikiran yang terkandung dalam konsep pemasaran antara lain adalah :
1. Pemuasan keinginan kelompok pembeli tertentu adalah menjadi tuas
perusahaan. 2.
Untuk memuaskan keinginan konsumen tersebut, diperlukan program riset pemasaran agar dapat diketahui pola keinginan konsumen.
3. Semua kegiatan untuk mempengaruhi pembeli harus ditetapkan dibawah
control pemasaran yang terintegrasi. 4.
Kepuasan konsumen akan menimbulkan loyalitas dan kesan baik dari pembeli.
2.2.3. Produk
Menurut Philip Kotler 1999 : 189, Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan kepada sebuah pasar agar diperhatikan, diminta, dipakai, atau
dikonsumsi sehingga mungkin memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk bisa berupa benda fisik, jasa, orang, tempat, organisasi, dan gagasan.
Menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong 1992 : 347, Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, untuk
dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memenuhi suatu keinginan atau
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
10
kebutuhan. Dalam arti yang luas, produk adalah sesuatu yang dapat dipasarkan,
termasuk obyek, fisik, jasa layanan, orang tempat, organisasi dan gagasan. 2.2.3.1. Klasifikasi Produk
Dalam mencari strategi pemasaran untuk tiap produk, pemasar mengembangkan beberapa susunan klasifikasi produk yang didasarkan pada
karakteristik produk. a.
Produk dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok menurut ketahanlamaanya durability atau keberwujudannya tangibility.
1. Barang tidak tahan lama adalah barang konsumsi yang biasanya
dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan. Beberapa contoh diantaranya adalah bir, sabun, garam, rokok, gula, ndan roti.
2. Barang tahan lama adalah barang konsumsi yang digunakan selama kurun
waktu yang panjang dan biasanya tetap bertahan hingga banyak kali penggunaan. Beberapa contohnya diantaranya adalah kulkas, mobil, kursi,
meja, dan kompor. 3.
Jasa atau layanan adalah kegiatan, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Beberapa contoh diantaranya adalah pemangkas
rambut, pemeriksaan dokter, konsultasi menajemen, dan perawatan. b.
Berdasarkan tujuan pembeliannya:
Barang Konsumsi adalah barang yang dibeli oleh masyarakat untuk dipakai sendiri guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. Barang konsumsi
dapat dibedakan menjadi tiga jenis : 1.
Barang konvennien atau kebutuhan sehari-hari.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
11
Yaitu barang –barang yang dibutuhkan oleh masyarakat setiap hari untuk kebutuhan sehari-hari. Barang konvenien dibedakan menjadi tiga:
Bahan kebutuhan pokok adalah barang kebutuhan hidup sehari-hari.
Barang implusif adalah barang yang biasa dibeli tanpa rancangan
terlebih dulu.
Barang darurat adalah barang yang dibeli karena kebutuhan mendesak dan tidak bisa ditunda.
2. Barang Shopping
Yaitu barang kebutuhan pelengkap yang dalam proses pemilihan dan pembeliannya konsumen mempertimbangkan terlebih dulu akan
kebutuhan barang tersebut. 3.
Barang Spesial Yaitu barang spesial atau barang mewah yang umumnya berharga
mahal dan tidak banyak jumlah serta frekuensi pembeliannya sangat kecil. Contohnya: mobil, parabola, video camera.
2.2.3.2. Atribut Produk
Atribut produk adalah suatu komponen yang merupakan sifat-sifat produk yang menjamin produk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
Atribut produk dapat berupa suatu yang berwujud atau tangible maupun suatu yang tak berwujud atau intangible. Atribut produk yang berwujud dapat berupa:
a. Desain Produk
Merupakan atribut yang sangat penting untuk mempengaruhi konsumen agar tertarik lalu membelinya. Dalam prakteknya kita dapat melihat bahwa
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
12
desain produk dapat berbeda walaupun merupakan produk sejenis. Misanya: produk sabun merek Lux berbeda bentuknya dengan merek Lifeboy. Dalam
hal produk jasa pendidikan desain produk ditunjukkan oleh kurikulum serta silabi yang ditampilkan.
Atribut produk merupakan senjata yang ampuh dalam persaingan competitive weapon dengan para pesaingnya dalam mempengaruhi
konsumen. Oleh karena itu, kita perlu mempelajari atribut desain produk dengan lebih seksama, karena pada umumnya konsumen hanya
mempertimbangkan antara dua sampai lima atribut dalam mengambil keputusan untuk membeli. Hal ini disebabkan oleh faktor yang bersifat
manusiawi dimana kapasitas atau daya pikir manusia pada umumnya hanya akan mampu untuk mempertimbangkan dua sampai lima faktor dalam
memikirkan sesuatu. Oleh karena itu, pengusaha harus lebih teliti dalam mendesain suatu produk agar konsumen tertarik untuk membeli produk
tersebut.
c. Merek Brand