Pengaruh pendapat, minat, aktivitas, terhadap keputusan pembelian rokok A-mild
PENGARUH PENDAPAT, MINAT, AKTIVITAS, TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN ROKOK A-MILD
Oleh: Uden
NIM : 205081000159
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
(2)
N N U F P J T A N N a m a
Nim Universitas Fakultas Program Stu Jurusan/Kon Tempat dan Alamat Nama Orang (Ibu ) 1. Lulu 2. Lulu 3. Lulu 4. Terd Bisn
DA
udi nsentrasi Tgl.Lahirg Tua (Bapak
us Sekolah D
us Madrasah
us SMK
AL-daftar sebaga
is Program S
AFTAR
: Ude
: 2050
: UIN
: Eko
: Man
: Pem
: Suka
: Kp. G Kabu
k) : H. A
: Hj. E
RIWAYA
Dasar Negeri
Tsanawiyah FAJAR ai Mahasiswa Studi Manaj ii
RIWA
en 081000159 N JAKARTAnomi dan Bi
najemen
masaran
abumi, 16 A
Gobang RT upaten Sukab
Aip
Eem
AT PENDID
i SDN Goba
h Assyuhada
a Fakultas E
emen Unive
AYAT H
A
isnis
April 1986
09 RW 09. D bumi. Kecam DIKAN ang a Citarik Ekonomi dan ersitas Islam
HIDUP
Desa Pasir S matan Palabu Tahun Tahun Tahun n NegeriTahu
P
Suren. uhan Ratu. 1999 2002 2005(3)
iii ABSTRACT
This research has a purpose: to analyze influence of opinions, interests, activities, against purchasing decision A-Mild.Penelitian Cigarettes are using multiple linear regression analysis. Data used in this study using primary data obtained from the answers of respondents who provided questions. The sample in this study is that all consumers who use a A-Mild cigarette. The results of this study indicate that there are significant variables simultaneously on Opinion, Interest and Aktivity of Buying Decision. The results of this study also showed variable has a significant interest, Opinion and partially to the Decision Choosing, while variable Aktivity no significant effect on purchase decisions. In the test there is determination of the influence of 57.2% which affects the purchasing decision is explained by variables Opinion, Interest and Aktivity while the remaining 42.8% are influenced by other variables and not included in this regression analysis.
(4)
iv
ABSTRAK
Penelitian ini memiliki tujuan: menganalisis Pengaruh pendapat, minat, aktivitas, terhadap keputusan pembelian Rokok A-Mild.Penelitian ini menggunakan analisa regresi linier berganda. Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari jawaban dari responden yang diberikan pertanyaan. Pemilihan sampel pada penelitian ini adalah semua konsumen yang menggunakan rokok A-Mild. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara simultan pada variabel Opinion, Interest dan Aktivity terhadap Keputusan Pembelian. Hasil penelitian ini juga menunjukkan variabel Opinion dan interest berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Keputusan Memilih, sedangkan variabel Aktivity tidak berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Pada uji determinasi terdapat pengaruh sebesar 57,2% yang mempengaruhi Keputusan pembelian yang dijelaskan oleh variabel Opinion, Interest dan Aktivity sedangkan sisanya 42,8% dipengaruhi oleh variabel lain dan tidak termasuk kedalam analisis regresi ini.
(5)
T p y s l k t t k N P k 2 Alham Tuhan Sem penulis, baik yang diberik salam penul
laki sejati ga
kepada manu
tidak lupa p
tabi-tabi’in, Penuli kelulusan pe Negeri Syar Pemasaran. Denga
kasih yang s
1. Nabi Be
untuk m
zaman k
2. Kedua O
dukunga
hentinya
dan mem
mdulillah, seg
esta Alam,
k itu nikmat
kan kepada p
is haturkan k
agah berani
usia sehingg
enulis haturk
dan para pe
s melakuka
enulis untuk
rif Hidayatu
Dan alhamd
an selesainya sebesar-besa esar Muhamm mengajarkan kebodohan. Orang tuaku annya materi
a kau berikan
mbuat ku teg
KATA
gala puji dan
yang telah
t iman, seha
penulis dala
kepada Nab
yang memb
ga terhindar
kan pula kep
engikutnya h
an penelitia
k memperole
ullah Fakulta
dulillah pene a penelitian
rnya kepada
mad SAW y
kebenaran k
(Bapak H.A
i serta doa-d
n kepadaku.
gar dalam me
v
PENGAN
n syukur pen
memberika
at , dan wak
am menyeles
i Besar uma
bawa risalah
dari zaman
pada para ke
hingga akhir
an ini untu
eh gelar sarj
as Ekonomi
elitian ini dap
ini, penulis
a :
yang telah m
kepada umat
Aip & Ibu H
doa mulia y
Tak lupa pe
enghadapi se
NTAR
nulis haturka
n segala ke
ktu serta nik
saikan penel
at manusia M
h Allah SWT
kejahiliyaha
eluarga nabi
zaman.
uk memenu
ana ekonom
i Dan Bisni
pat penulis s
s ingin men
memberikan
t manusia, s
Hj.Eem). Te
yang selalu d
etuah-petuah
emua cobaan
an kepada A
enikmatan-N
kmat kemud
itian ini. Sh
Muhammad S
T dan meng
an. Shalawat
i, sahabat na
uhi persyar
mi di Univer
is Jurusan M
selesaikan.
ngucapkan r
segenap jiw
sehingga terh
erima kasih
dipanjatkan
h bijak disaa
n yang diber
Allah SWT, Nya kepada dahan jalan halawat dan SAW, laki-ajarkannya
t dan salam
abi, tabi’in,
ratan akan rsitas Islam Manajemen rasa terima wa raganya hindar dari atas segala yang tiada
at ku lemah
(6)
3 4 5 6 7 8 SWT ser kekhilas tangguh 3. Kakakku dan Sua awaliyah Penulis d
4. Prof. Dr
Universi
kasih ata
selalu m
5. Prof. Dr
Bisnis U
terima k
SWT sel
6. Bapak D
kasih at
penulis.
7. Bapak D
kasih at
penulis.
8. Dosen-D
mendidik
Jakarta,
penulis d
rta menjadi
an, serta tela
dan bijaksan
u Uce Anwa
aminya, ser
h,Muhamad
dapat menye
r. Abdul Ha
itas Islam N
as support y memberikan p
. Ahmad Ro
Universitas I
kasih atas sup
lalu member
Dr. Yahya H
as segala b
Dr.Ahmad Du
as segala b
Dosen UIN
k penulis s
terima kasih
dan kawan-k
teladan bag
ah mendidik
na.
ari dan Istriny
rta keponak
Haidar, Sa
esalkan skrip
amid, MS.,
Negeri Syari
yang telah B
perlindungan
odoni, MM s
Islam Neger
pport yang t rikan perlind
Hamza, MM
bimbingan, p
umyathi B, M
bimbingan, p
Jakarta FE
selama menj
h atas pengo
kawan maha
vi gi penulis un
k penulis unt
ya, Ati Suza
kan-keponak ania, terima psi ini. selaku Dek if Hidayatul Bapak berika
n kepada Bap
selaku pemb
ri Syarif Hi
telah Bapak
dungan kepa
M. Selaku d
pendapat, da
MA. Selaku
pendapat, da
EB Non Re
njadi mahasi
rbanan wakt
asiswa lainn
ntuk memaha
tuk menjadi
anti dan Suam
kanku yang
kasih atas
kan Fakultas
llah Jakarta.
an selama in
pak dan Kelu
antu Dekan
idayatullah J
berikan sela
da Bapak da
dosen pembi
an waktu y
dosen pemb
an waktu y
eguler yang
iswa di FE
tu dan ilmu
nya. Semoga
ami arti kesa
seorang lak
minya, adiku
g lucu Mia
dukungann
s Ekonomi
Saya ucapk
ni. Semoga A
uarga.
Fakultas Ek
Jakarta. Say
ama ini. Sem
an Keluarga.
imbing utam
yang diberik
bimbing ked
yang diberik
g telah men
EB Non Re
yang diberik
a Allah SWT
abaran dan
ki-laki yang
u Ai Salma
a Saptitah nya hingga dan Bisnis kan terima Allah SWT konomi dan ya ucapkan moga Allah ma. Terima kan kepada dua, Terima kan kepada ngajar dan guler UIN kan kepada T mencatat
(7)
9 semuany Amin. 9. Kesekret dapat pe pertolon 10.Keluarga terima ka 11.Kepada mereka Erwin su Karena b moril un
12.Terima k
gholiat,
Boay, A
masukan menyele 13.Thanks Doyok, T 14.Terima motivasi 15.Kepada gelar sarj 16.Seluruh tidak ke motivasi
ya sebagai a
tariatan FEB
enulis sebut
gannya untu
a besar penu
asih atas doa
teman-seper
agak sediki
usanto, M.
berkat merek
ntuk terus ber
kasih juga u
Wijdi Elo,
Anom Gori)
n-masukan t
esai skripsi in
juga buat
Teemon) yan
kasih kepa
i dan dukung
kawanku ya rjana.. pihak yang pada penuli inya ya..!!! amal ibadah
B Non Regu
tkan satu p
uk penulis.
ulis yang tid
a dan motiva
rjuangan an
it aneh yait
Arief jauha kalah menuli rusaha meny ntuk teman-Surya alay, yang telah entang keten ni. ”Arina foto
ng selalu me
ada saudara
gan hingga p
ang sedang
g telah mem
is untuk me
vii yang tak a
uler UIN Jak
persatu disin
dak dapat pe
asinya ya..!!
ngkatan 200
tu genk mac
ari (Si jengg
is termotivas
yelesikan skr
-teman ”Kep
Ricky mau
membantu m
ntuan-ketent
copy” (Tim enemani hari aku Samsul penulis dapat proses skrip mbantu penu enyelesaikan akan terputus
karta dan Sta
ni, terima k
enulis sebutk
!
5 walaupun
caw, Alfian got), M. Za
si dan mend
ripsi ini. prie Brother lana, Nizom memberikan tuan sekrips mbul Lonton
i-hari yang n
Bahri yan
t menyelesai
psi semanga
ulis baik sec
penelitian
s hingga ak
af-Staf lain
kasih atas w
kan satu per
n nama dan
n., Edi kary
ain, Muhyid
dapat bantuan
” (Soheh po mi, Jepe, Lil
n banyak info
i hingga pen
ng Kebumen
ngga’ jelas.
ng telah m
ikan skripsi
at selalu dal
cara langsun ini. Terima khir zaman. yang tidak waktu dan satu disini, kelompok yadi (edot), din (Once). n dorongan oker, Randi is, Nanang formasi dan nulis dapat n, Sutrisno memberikan ini. am meraih ng maupun kasih atas
(8)
viii
Dalam penelitian ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan
yang dilakukan penulis. Oleh karena itu penulis akan membuka diri untuk
menerima kritik dan saran dari semua pihak terkait penelitian ini sehingga penulis
dapat memperbaiki dan menyempurnakan penelitian ini. Akhir kata penulis
berharap semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada seluruh pihak
terkait.
Jakarta, Desember 2010
(9)
ix
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI Halaman
Halaman Pengesahan ... i
Daftar riwayat hidup ... ii
Abstract ... iii
Abstraks ... vi
Kata Pengantar ... vii
Daftar Isi ... x
Daftar Tabel ... xv
Daftar Gambar ... xvi
Daftar Lampiran ... xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pemasaran ... 7
1. Konsep Pemasaran ... 8
2. Konsep Produksi ... 10
(10)
x
4. Konsep Penjualan ... 11
5. Lingkungan Pemasaran ... 12
6. Pengertian Manajemen Pemasaran ... 13
7. Bauran Pemasaran ... 13
8. Keputusan Pembelian Konsumen ... 15
9. Pembelian Ulang ... 16
10.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen .. 17
B. Gaya Hidup (Life Style) ... 18
1. Pengertian Gaya Hidup ... 18
2. Dimensi Gaya Hidup ... 22
3. Segmentasi Gaya Hidup ... 23
C. Minat ... 24
D. Aktivitas ... 31
E. Rokok A-Mild ... 32
F. Penelitian Terdahulu ... 34
G. Kerangka Pemikiran ... 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ... 38
B. Metode Penentuan Sampel ... 38
C. Metode Pengumpulan Data ... 39
D. Metode Analisis ... 40
(11)
xi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 47
B. Karakteristrik Responden ... 48
C. Hasil Dan Pembahasan ... 50
D. Uji Asumsi Klasik ... 79
E. Interprestasi ... 90
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 92
B. Implikasi ... 93
C. Saran ... 93
(12)
xii
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Hal
2.1 Tabel Kategori AIO dari studi mengenai gaya hidup ... 20
2.2 Tabel Data Produsen dan Merek Rokok A-Mild ... 33
3.1 Tabel Operasional Variabel Penelitian... 45
4.1 Tabel Data Responden ... 49
4.2 Tabel Hasil Try Out Item Instrumen ... 52
4.3 TabelMenurut anda rokok akan meningkatkan Kepecayaan diri anda ... 54
4.4 Tabel Menurut anda rokok akan meningkatkan pergaulan dalam suatu hubungan sosial di masyarakat ... 54
4.5 Tabel Menurut anda rokok dapat mempengaruhi Keadaan politik di suatu negara ... 55
4.6 Tabel Menurut anda seorang businesmen harus Mengkonsumi rokok ... 55
4.7 Tabel Menurut anda rokok dapat meningkatkan perekonomian Suatu negara ... 56
4.8 Tabel Menurut anda rokok dapat menurunkan kualitas pendidikan di suatu negara ... 57
4.9 Tabel Menurut anda rokok merupakan budaya Masyarakat saat ini ... 57
4.10 Tabel Menurut Anda saat ini rokok merupakan produk yang telah mengalami perkembangan inovasi yang semakin baik dengan meningkatkan aroma dan campuran lainnya ... 58
4.11 Tabel Dalam membeli rokok anda selalu memikirkan Kepentingan keluarga terlebih dahulu ... 59
4.12 Tabel Anda lebih tertarik mengkonsumsi rokok di rumah Dibandingkan di luar rumah ... 59
(13)
xiii
4.13 Tabel Anda merupakan seorang yang mencintai pekerjaan dan merupakan seorang yang ulet dan
Bertanggung jawab ... 60 4.14 Tabel Anda memiliki komunitas dalam
Pergaulan anda ... 61 4.15 Tabel Anda memiki keterkaitan untuk melakukan
Kegiatan rekeasi setiap minggunya ... 61 4.16 Tabel Anda tertarik dengan perkembangan fasion saat ini ... 62 4.17 Tabel Anda adalah orang yang lebih tertarik untuk membeli
Rokok dibandingkan untuk membeli makanan ... 62 4.18 Tabel Anda membeli rokok yang anda sukai karena iklan
Di media menarik ... 63 4.19 Tabel Anda tertarik mengkonsumsi rokok karena dapat
Meningkatkan prestasi ... 64 4.20 Tabel Dalam setiap melakukan pekerjaan anda selalu
Mengkonsumsi rokok ... 65 4.21 Tabel Merokok merupakan kegiatan yang anda sukai ... 65 4.22 Tabel Dalam kegiatan sosial anda selalu
Merokok untuk mengisi waktu istirahat ... 66 4.23 Tabel ketika berlibur anda selalu
Merokok ... 67 4.24 Tabel Anda tergabung dalam suatu organisasi serta menjadi
anggota dalam suatu organisasi ... 67 4.25 Tabel Anda senang mengikuti kegiatan klub ... 68 4.26 Tabel Merokok merupakan salah satu kegiatan yang
dilakukan dalam komunitas yang anda ikuti ... 69 4.27 Tabel Ketika melakukan kegiatan berbelanja anda selalu
Merokok ... 69 4.28 Tabel Ketika berolahraga anda selalu memokok ... 70
4.29 Tabel Anda membeli rokok karena kebiasa yang menjadi
(14)
xiv
4.30 Tabel Anda mengkonsumsi rokok karena mengikuti kebiasaan
dilingkungan sosial anda ... 71
4.31 Tabel Anda memilih produk sampoerna mild karena harganya yang terjangkau ... 72
4.32 Tabel Anda membeli rokok dalam jumlah yang cukup banyak dalam sehari ... 72
4.33 Tabel Anda mengetahui produk sampoerna mild dari keluarga ... 73
4.34 Tabel Anda mengetahui informasi tentang sampoerna mild dari temen ... 74
4.35 Tabel Anda mengetahui informasi tentang sampoerna mild dari tetangga ... 74
4.36 Tabel Anda mengetahui informasi sampoerna mild dari kenalan anda ... 75
4.37 Tabel Anda mengetahui tentang sampoerna mild dari iklan di tv ... 76
4.38 Tabel Disekitar rumah anda banyak tersedia penjual yang menjual sampoerna mild ... 76
4.39 Tabel Ketika membeli rokok anda selalu Dengan merek sampoerna mild ... 77
4.40 Tabel Ketika anda membeli rokok anda selalu membandingkan harga dengan merek lain ... 77
4.41 Tabel Sampoerna mild memiliki aroma dan kualitas yang baik dibandingkan dengan merek rokok lainnya ... 78
4.42 Tabel Sampoerna mild adalah rokok yang memiliki desain kemasan yang menarik ... 79
4.43 Tabel Uji Korelasi ... 81
4.44 Tabel Uji Interpretasi Koefisien Korelasi ... 81
4.45 Tabel Uji Pengujian Hubungan Antar Sub Variabel ... 82
4.46 Tabel Uji Multikolinieritas ... 82
(15)
xv
4.48 Tabel Uji F ... 85 4.49 Tabel Uji T ... 87 4.50 Tabel Uji Regresi Berganda ... 89
(16)
xvi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Hal
2.1 Gambar Konsep Pemasaran (INTEGRATED MARKETING) ... 9
2.2 Gambar Konsep Penjualan ... 12
2.3 Gambar Bauran Pemasaran dan Sub-Baurannya ... 14
2.4 Gambar Proses Pengambilan Keputusan Konsumen ... 16
2.5 Gambar Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelian Konsumen ... 17
2.6 Gambar Kerangka Pemikiran ... 36
4.1 Gambar Data Responden Menurut jenis kelamin ... 49
4.2 Gambar Data responden menurut usia ... 50
4.3 Gambar Normalitas Data (P-P Plot) ... 80
(17)
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan Hal
1. Lembar Kuisioner 97
2. Data Mentah 100
3. Hasil Uji Regresi 105
4. Tabel Uji Validitas Dan Realibelitas 116
(18)
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Rokok merupakan salah satu intrumen penting dalam penerimaan Negara. Ini dapat diketahui dari besarnya cukai yang berhasil dihimpun pemerintah. Pada TA 1990/1991 sumbangan cukai hasil tembakau terhadap cukai secara keseluruhan adalah sebesar 95,2 % kemudian setiap tahunnya menunjukkan angka peningkatan (kecuali TA 1991/1992), dan pada TA 1999/2000 realisasi penerimaan cukai hasil tembakau mencapai jumlah Rp.10.113,3 miliar atau sebesar 97,26 %. Sementara itu, jika dilihat dari perkembangan realisasinya penerimaan cukai hasil tembakau dalam kurun waktu 10 tahun terakhir telah terjadi peningkatan sebesar 590 % atau hampir mencapai 6 (enam) kali lipat, yaitu dari Rp. 1.713,8 miliar pada TA 1990/1991 menjadi Rp. 10.113,3 miliar pada TA 1999/2000. Pemerintah terus berupaya agar pendapatan cukai rokok bisa naik. Caranya yaitu dengan menaikan harga jual eceran.
Industri rokok di Indonesia merupakan salah satu produsen rokok terbesar di dunia dan jumlah perokok di Indonesia berada pada urutan kedua dunia setelah china, Menurut ketua gabungan produsen rokok putih Indonesia (Gaprindo) Muhaimin mufti, total produksi pada tahun 2006 mencapai 220 miliar batang, dengan produksi rata-rata perbulannya 19 miliar batang.
Pada tahun 2007 pemerintah akhirnya menaikan kembali harga jual eceran (HJE) sebesar 7% pada bulan maret 2007. sehingga produksi rokok tahun 9,4
(19)
2 miliar batang pada 16-04-2007. Menurut mufti “pada januari hingga febuari 2007 total produksi rokok telah mencapai 50 miliar batang. Namun pada maret produksi hanya mencapai sekitar 6,1 miliar batang, karena banderol yang lama telah diganti dengan yang baru.
Produksi rokok nasional pada triwulan I 2007 mencapai 36,1 miliar batang atau turun 9,4 miliar batang dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu yang mencapai 65,5 miliar batang. Total produksi rokok itu dihitung berdasarkan jumlah pembelian pita cukai di Ditjen Bea dan cukai (www.deperin.go.id)
Jika dikaitkan dengan populasi penduduk Indonesia yang pada tahun 2004 mencapai 216,4 juta jiwa, konsumsi rokok putih mengalami penurunan perkapita hanya 72 batang, dan pada 2005 sebanyak 77 batang, meski terlihat naik, jika melihat kondisi enam tahun terakhir, sebetulnya konsumsi perkapitanya turun 8,3%..(Warta Ekonomi. No.23 th.XVIII.10 November)
Pada tahun 2006 kenaikan HJE atau harga jual eceran terjadi pada bulan April. Ini menjelaskan mengapa ditriwulan I 2006 produksi rokok mencapai 65,5 miliar batang. Namun menurut Mufti, jika mengasampingkan pembelian pita cukai, produksi rokok ditriwulan I 2007 mencapai 54 miliar batang. Ini dengan asumsi rata-rata produksi rokok disemester I 2007 diharapkan mencapai 108 miliar batang.
Menurut penelitian gabungan produsen rokok putih Indonesia (Gaprindo) proyeksi konsumsi rokok nasional dari tahun 1997 sampai pada tahun 2002 terus mengalami peningkatan yang cukup tinggi, baik konsumsi rokok kretek maupun
(20)
3 rokok putih. Hal ini dikarnakan jumlah perokok diindonesia relative besar, yakni jumlah perokok laki-laki mencapai sekitar 59% dan wanita sebanyak 41% dari jumlah penduduk (Media Indonesia, 18 maret 2000)
Walaupun pemerintah memperoleh pendapatan yang tinggi dari cukai rokok, namun tidak sebanding dengan biaya kesehatan yang dikeluarkan untuk menangani dampak dari rokok itu sendiri. Antara lain dengan kerugian ekonomi dan sosial yang harus ditanggumg seperti biaya kesehatan, kematian dan hilangnya produktifitas kerja yang ternyata biayanya bisa mencapai 7 kali lipat lebih besar daripada penerimaan Negara dari cukai rokok. Data tahun 1990 menunjukan bahwa perolehan cukai rokok di Indonesia mencapai 2,6 triliun, sedangkan kerugian yang ditimbulkan oleh rokok mencapai Rp. 14,5 triliun.
Akhir-akahir ini produsen rokok banyak mengeluarkan produk baru dengan kadar nikotin dan tar rendah yang dikenal dengan rokok Mild, seperti PT. HM Sampoerna dengan A-Mild, dan U-Mild. PT.Djarum dengan produknya LA Light, dan Djarum super Mezzo. Juga ada merek lain seperti X-Mild, dan Star Mild dari PT.Bentoel dan Clas Mild dari PT.Nojorono.
Perbedaan jumlah rokok dapat dibedakan berdasarkan tingkan ekonomi, gender, dan tingkat penddikan. Perokok pria aktif di Negara berkembang mencapai 48% sedangkan untuk Negara maju 42%. Namun jumlah perokok aktif wanita mencapai 24%. Dari keseluruhan jumlah tersebut, produk aktif sebagai besar berada pada masyarakat berpendidikan rendah dan buta huruf.
(21)
4 Kesimpulan dari data diatas adalah semakin maju tingkat pendidikan seseoarang, semakin kecil kemungkinannya seseorang menjadi perokok. 80% perokok tinggal dinegara miskin hingga Negara berkembang, sisanya dinegara maju. Jadi jelas bahwa ada hubungan antara standar hidup sebuah Negara, tingkat penddikan, dan penghasilan masyarakatnya,. Dengan kata lain jika anda perokok, maka anda boleh menyandang gelar “Bermental miskin Dan Bodoh”.
Menurut dewi Sulistiowati, (geografian.com. 2005) pengamat geografi kesehatan di universitas Indonesia mengatakan, bahwa penyakit akibat gaya hidup merokok cenderung menyebar berdasarkan tingkat kesejahteraan dan pendidikan masyarakat. Salah satu cara efektif untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh gaya hidup adalah dengan menyadarkan orang yang melakukan kegiatan tersebut, yakni dengan kampanye anti rokok.
Kampanye anti rokok dapat dilakukan dengan berbagai macam cara diantaranya yaitu dengan memperketat peraturan penggunaannya. Mulai dari pelarangan merokok ditempat umum seperti terminal, dalam bus, dalam gedung, maupun ditempat umum lainnya. Membatasi iklan rokok, hingga mencegah para artis dan actor untuk membintangi iklan rokok.
Kombinasi antara merokok dengan gaya hidup diet Amirican style seperti makan Junk Food, Hamburger, French Fries, dan Milk Shake, kian mempercepat penyempitan arteri tidak hanya dijantung saja, tapi hampir di sekujur tubuh.
Pada masa sekarang ini rokok sudah menjadi suatu gaya hidup, kebiasan merokok merupakan gaya hidup yang telah dilakukan manusia sejak lama.
(22)
5 Kebiasaan ini terus berkembang karena orang lain mencontoh gaya hidup tersebut. Pada awalnya merokok merupakan kebiasaan kaum bangsawan, kini terjadi pergeseran dari pola tersebut, jumlah perokok dinegara maju mulai menurun sedangkan jumlah perokok di Negara miskin dan berkembang jumlahnya semakin meningkat.
Kebanyakan para perokok berawal saat mereka masih muda dulu dengan berbagai alasan diantaranya : agar diterima dalam pergaulan, agar terlihat macho atau jantan, menjadi pemberontak, agar terlihat keren, agar terlihat dewasa dan lain-lain. Hampir semua remaja mengalami krisis identitas diri dan merasa paling kuat sedunia. Sedangkan pada remaja putri yang memakai rokok agar terlihat anggun, elegan, cantik.
Untuk itu penulis mencoba melakukan penelitian ini dalam bentuk skripsi dengan judul “PENGARUH PENDAPAT, MINAT, AKTIVITAS, TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN ROKOK A-MILD”
B. Perumusan masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang penelitian, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah “ Apakah terdapat pengaruh antara pendapat, minat, aktivitas, terhadap keputusan pembelian Rokok A-Mild.
C. Tujuan penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah: menganalisis Pengaruh pendapat, minat, aktivitas, terhadap keputusan pembelian Rokok A-Mild.
(23)
6
D. Manfaat penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian diatas, diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi:
1 Peneliti
Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan penulis yaitu tentang ilmu marketing atau manajemen pemasaran. Serta dapat menambah wawasan penulis tentang pengaruh pendapat, minat, aktivitas, terhadap keputusan pembelian rokok A-Mild.
2 Perusahaan
Menjadi acuan bagi produsen dalam menetapkan segmen pasar, menetukan posisi produk melalui periklanan, mengembangkan media guidelines dan untuk membatasi target produk baru.
3 Akademisi
Menambahkan referensi bagi universitas dan mahasiswa sehingga penelitian ini dapat dijadikan study literature untuk penelitian lebih lanjut. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi para akademis serta dapat menambah wawasan. Pengetahuan dan pemahaman yang berhubungan dengan ilmu manajemen pemasaran.
(24)
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKAN
A. Pengertian Pemasaran
American marketing association (A M A) mendifinisikan pemasaran sebagai proses perencanaan dan pelaksanaan rencana penetapan harga, promosi dan distribusi dari ide-ide, barang-barang dan jasa-jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individual dan organisasional. (Rhenald Kasali,2001:53)
Pemasaran didefinisikan sebagai suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan yang mereka inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain.
Pemasaran adalah proses pemberian kepuasan kepada konsumen untuk mendapatkan laba. Dua sasaran pemasaran yang utama adalah menarik konsumen baru dengan menjanjikan nilai yang unggul dan mempertahankan konsumen saat ini dengan memberikan kepuasan. ( Kotler dan Amstrong, 2004:5)
Pemasaran berasal dari kenyataan bahwa manusia mempunyai kebutuhan dan keinginan, sehingga timbullah berbagai macam produk yang dihasilkan untuk memenuhi segala macam kebutuhan manusia.
Menurut Simamora (2003: 20) pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang digunakan individu, rumah tangga ataupun organisasi untuk
(25)
8 memperoleh kebutuhan dan keinginan mereka dengan cara menciptakan dan mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain.
1. Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran (marketing Concept) merupakan falsafah perusahaan yang menyatakan bahwa pemasaran keinginan pembeli adalah syarat utama bagi kelangsungan hidup perusahaan. Segala kegiatan perusahaan dibidang produksi, tekhnik, keuangan, dan pemasaran diarahkan pada usaha untuk mengetahui keinginan pembeli dan kemudian memuaskan keinginan tersebut dengan mendapatkan laba.
Konsep pemasaran ini sering juga disebut sebagai konsep yang berorientasi kepada keinginan konsumen, setiap produk yang dihasilkan produsen, selalu lebih dahulu disesuaikan dengan keinginan konsumen pembeli, atau kepada langganan pembeli.
Jadi, bagian pemasaran mempunyai peranan aktif sejak dimulainya proses produksi. Semua kegiatan perusahaan untuk menghasilkan dan menjual barang didasarkan pada masalah pemasaran.
Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan (Swastha Dan Sukotjo 2000:181)
Didalam konsep ini perusahaan mengadakan pemasaran yang terpadu (integrated marketing). Disini, semua departemen yang ada didalam perusahaan diupayahkan untuk menciptakan langganan yang baru dan tetap mempertahankan
(26)
9 langganan yang sudah lama. Langganan merasa puas dan keinginannya dapat terpenuhi setiap pemakai produk tertentu. Kepuasan mereka menjadi keuntungan bagi perusahaan. Karena pembeli yang sudah merasa puas ini akan menjadi pembeli yang setia dikemudian harinya. Untuk lebih jelasnya, konsep pemasaran ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1
KONSEP PEMASARAN (INTEGRATED MARKETING )
(Pusat perhatian) (sasaran untuk mencapai (tujuan akhir) tujuan)
Sumber: Sutisna (2002) perilaku konsumen dan komunikasi Pemasaran
FOCUS MEANS ENDS
Kebutuhan Dan keinginan pelanggan (Customer needs
and wants)
Mencapai tujuan melalui Kepuasan pelanggan (Profit though customer satisfaction)
Usaha Pemasaran terpadu (Integrate marketing Effort)
(27)
10
Dengan melihat gambar kedua konsep diatas, jelas bagi kita terdapat perbedaan antara konsep penjualan denngan konsep pemasaran. Konsep pemasaran lebih dahulu meneliti dan mencari tahu kebutuhan dan keinginan konsumen dan setelah itu baru memproduksikan barang kebutuhan mereka. Berbeda dengan konsep penjualan, yang berusaha menggalakkan promosi terus menerus untuk meningingkatkan penjualan.
2. Konsep Produksi
Didalam konsep produksi, pengusaha memproduksi produk sebanyak banyaknya. Karena produk ini pasti akan terjual dipasar, karena jumlah pembeli yang ada masih jauh lebih banyak dibandingkan dengan penjual yang ada. Itu menunjukan bahwa barang yang ada dipasar masih jauh lebih sedikit dibandingkan dengan permintaan yang ada, berarti barang dipasar masih kurang.
3. Konsep Financial
Disini pengusaha berpendapat bahwa uang dan modal mempunyai peranan yang besar meningkatkan laba. Pengusaha berusaha meningkatkan produksi dengan cara penggabungan modal, sehingga produk yang mereka hasilkan juga lebih besar dibandingkan dengan produk yang mereka hasilkan sendiri-sendiri.
Para pengusaha beranggapan bahwa memproduksi barang sebanyak-banyaknya akan mendapatkan keuntungan atau laba dengan sebesar-besarnya pula. Factor ini menyebabkan pengusaha bergabung didalam modal untuk mendatangkan keuntungan maksimum.
(28)
11
4. Konsep penjualan
Konsep ini beranggapan bahwa jumlah pasar yang ada dipasar sudah berlimpah. Untuk itu pengusaha perlu mencoba mencari berbagai macam cara untuk meningkatkan volume penjualan. Pengusaha memakai advertising, promosi, showroom, penjualan rumah, dan lain-lain. Tujuannya adalah untuk meningkatkan jumlah penjualan.
Para pengusaha mencari para pembeli secara agresif, itu berarti dengan mempengaruhi para pembeli sedemikian rupa supaya konsumen dapat tertarik kepada barang yang sedang dipromosikan. Bahkan kadang-kadang para penjual ini memakai cara tipuan halus, asalkan produk mereka dapat terjual.
Kepuasan pelanggan kurang diperhatikan dalam konsep penjualan. Yang terpenting untuk pengusaha disini adalah volume penjualan yang terus menerus meningkat.
(29)
12
Gambar 2.2 Konsep Penjualan
(Pusat perhatian) (sasaran untuk mencapai (tujuan akhir) tujuan)
Sumber : Sutisna (2002) 5. Lingkungan Pemasaran
Lingkungan pemasaran terdiri dari lingkungan tugas dan lingkungan luas, lingkungan tugas meliputi kepada siapa saja yang terlibat didalam melakukan produksi, menyalurkan, dan mempromosikan tawaran. Yang tercakup dalam kelompok pemasok adalah pemasok bahan baku, dan pemasok jasa seperti agen riset pemasaran, agen periklanan, perusahaan perbankan dan asuransi, perusahaan tranportasi dan telekomunikasi. Yang termasuk distributor dan dealer adalah again, pialang, dan
FOCUS MEANS ENDS
HASIL PRODUKSI PERUSAHAAN (INDUSTRY PRODUCT)
KEUNTUNGAN MELALUI VOLUME PENJUALAN (PROPFIT THROUGH SALES
VAOLUME)
PENJUALAN dan PROMOSI (selling and promoting)
(30)
13
perwakilan manufaktur, serta yang lainnya yang memudahkan penemuan dan penjualan kepada pelanggan.
Lingkungan luas terdiri dari enam komponen yaitu : lingkungan demografis, lingkungan ekonomi, lingkungan alam, lingkungan tekhnologi, lingkungan hukum-politik, dan lingkungan sosial budaya. Lingkungan-lingkungan itu mengandung kekuatan yang dapat membawa dampak utama bagi para pelaku dilingkungan tugas (kotler, 2002 : 17)
6. Pengertian Manajemen Pemasaran
Manajemen asosiasi pemasaran Amerika (American Marketing Association), manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi dan distribusi gagasan, barang, dan jasa untuk menghasilkan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran perorangan dan organisasi. (Philip kotler, (1997).
Manajemen pemasaran didefinisikan sebagai suatu proses dalam pengelolaan yang meliputi perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta menyalurkan setiap macam gagasan untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran individu dan organisasi. (kotler, 2002:9)
7. Bauran Pemasaran
Bauran Pemasaran (Marketing Mix) adalah perangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk secara terus menerus mencapai tujuan pemasaran dipasar sasaran. Mc carthy mendefinisikan alat-alat itu menjadi empat kelompok yang disebut dengan 4p ( Empat P ) yaitu Product (produk), Price
(31)
14 Marketing mix selalu berhubungan dengan strategi pemasaran dan keputusan pemasaran, kerena keempat variabel ini adalah variabel terpenting dalam pemasaran,. Perusahaan akan mengatur variabel produk, price, place, dan promotion untuk menghadapi persaingan dengan perusahaan yang lain.
Perusahaan memakai cara marketing mix yang berbeda untuk setiap produk yang berbeda. Produk yang baru memasuki pasar memakai marketing mix yang berbeda dengan produk yang sudah mempunyai Market Share. Produk yang PLC mulai naik (growth) berbeda marketing Mix-nya dengan produk yang sudah memasuki tahap decline.
Marketing mix (concept) mengatakan bahwa masing-masing pengambilan keputusan harus menganalisa kekuatan pasar dan harus menganalisis elemen-elemen pemasaran, kalau manajer pada akhirnya ingin menentukan keberhasilan pemakaian elemen tersebut. Memakai elemen-elemen pemasaran ini memberikan hasil dan keuntungan pada perusahaan.
Gambar 2.3
Bauran pemasaran dan Sub – Baurannya Bauran produk:
- Merek - Warna
- Style - Servis
- Desain - Jaminan
- Kemasan
Bauran harga - Harga dasar
- Debit
- Pemotongan harga
Bauran promosi: - Periklanan
- Penjualan tatap muka - Publisitan
- Promosi penjualan
Bauran tempat : - Transportasi - Pergudangan - Persedian
barang-barang
Bauran Pemasaran
(32)
15
8. Keputusan Pembelian Konsumen
Menurut Sutisna (2002:2) Pengambilan keputusan oleh konsumen untuk melakukan pembelian suatu barang atau produk diawali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan dan keinginan, yang oleh Assael disebut sebagai need arousal. Selanjutnyan jika sudah disadari adanya kebutuhan dan keinginan, maka konsumen akan mencari informasi mengenai keberadaan produk yang diinginkannya.
Proses pencarian informasi ini akan dilakukan dengan mengumpulkan semua informasi yang berhubungan dengan produk yang diinginkan. Dari berbagai informasi yang diperoleh konsumen melakukan seleksi atas alternative-alternatif yang tersedia. Proses seleksi inilah yang disebut sebagai tahap evaluasi informasi.
Setelah adanya proses evaluasi informasi itu, selanjutnya konsumen akan melakukan evaluasi pasca pembelian (post purchase evaluation). Proses evaluasi ini akan menentukan apakan konsumen merasa puas atau tidak atas keputusan pembeliannya. Seandainya konsumen merasa puas, maka kemungkinan untuk melakukan pembelian kembali pada masa depan akan terjadi, sementara itu jika konsumen merasa tidak puas atas keputusan pembeliannya, maka dia akan mencari kembali berbagai informasi produk yang dibutuhkannya. Proses itu akan terus berulang sampai konsumen merasa terpuaskan atas keputusan pembelian produknya. Seperti dijelaskan pada gambar.2.4 yang menjelaskan tentang proses pengambilan keputusan kansumen.
(33)
16
Gambar 2.4
Proses pengambilan keputusan konsumen
Umpan Balik
Sumber: (Sutisna, 2002: 16)
9. Pembelian Ulang
Jika konsumen senang atau tertarik terhadap suatu merek atau produk tertentu, maka tindakan tersebut akan berulang sampai konsumen menemukan produk atau jasa pengganti yang lebih baik. Menurut Engel etal (1994:38) yang ada dua kemungkinan pengambilan keputusan, bila proses pembelian diulang sepanjang waktu, yaitu:
a. Pemecahan masalah berulang
Pembelian ulang merupakan syarat adanya pemecahan masalah berlanjut. Ada beberapa factor yang mempengaruhi masalah ini, tetapi yang paling mempengaruhi yaitu karena adanya kekecewaan konsumen terhadap Pengenalan masalah/kebutuhan
dan keinginan
Pencarian berbagai informasi
Evaluasi berbagai alternative merek produk
Pilihan atas merek produk untuk dibeli
(34)
17 alternatif produk yang telah dibeli sebelumnya. Faktor lain yang juga mempengaruhi seperti menggantikan merek atau kehabisan persediaan barang juga merupakan penyebab dari masalah ini. Sehingga konsumen harus memikirkan kembali konsekuensi dari investasi waktu dan energi dalam berbelanja ditempat lain. Akhirnya pengambilan keputusan pembelian ulang didasarkan pada keputusan “beli yang termurah”.
b. Pengambilan keputusan kebiasaan
Ada faktor kebiasaan pembelian yang mengakibatkan terjadinya pembelian ulang yaitu: Loyalitas merek, yaitu loyalitas yang mencerminkan kebiasaan yang termotivasi tinggi dan sulit diubah dan untuk menghindari resiko kesalahan dalam pemilihan altetnatif merek lain.
10. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Konsumen
Menurut Kotler dan Armstrong (2004:2014) factor yang mempengaruhi perilaku pembelian konsumen adalah sebagai berikut:
Gambar 2.5
Factor-faktor yang mempengaruhi pembelian konsumen
`
Sumber: Kotler & Emstrong (2004:201) “Dasar-dasar pemasaran Budaya Budaya Sub-budaya Kelas sosial Sosial Kelompo k acuan Keluarga
Peran dan status
Pribadi Umur dan
tahap dalam siklus tahap hidup Pekerjaan Situasi ekonomi Gaya hidup Kepribadian dan konsep diri Psikologi Motivasi Persepsi Pembelajaran Kepercayaan karyawan pembeli
(35)
18
B. Gaya Hidup (Lifestyle)
1. Pengertian gaya hidup
Orang yang berasal dari sub-budaya, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama mungkin akan memiliki gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup / lifestyle seseorang menujukkan pola kehidupan orang yang bersangkutan yang tercermin dalam kegiatan,minat, dan pendapatannya. (Simamora, 2003:89)
(Kotler dan Armstrong 2004:210) menyatakan gaya hidup/lifestyle adalah pola hidup seseorang yang tergambarkan pada sikografisnya. Psikografis membutuhkan pengukuran dimensi AIO utama konsumen yaitu opinions (tentang diri mereka sendiri, isu-isu sosial, bisnis, produk),
interest/minat (makanan, mode, keluarga, rekreasi) dan activities/kegiatan (pekerjaan, hobi, belanja, olahraga, kelas sosial).
Menurut Rhenald Kasali, (2001:225). Gaya hidup pada prinsipnya adalah bagaimana seseorang menghabiskan waktu dan uangnya. Gaya hidup mempengaruhi seseorang, dan akhirnya menentukan pilihan-pilihan konsumsi seseorang.
Orang-orang yang berorientasi pada karir akan memilih pakaian, buku, majalah, computer, dan barang-barang lainnya yang berbeda dengan mereka yang berorientasi pada keluarga. Demikian pula bagi mereka yang sudah meraih sukses, tentu mempunyai cara-cara konsumsi yang berbeda dengan mereka yang baru merintis.
(36)
19 Gaya hidup menggambarkan sesuatu yang lebih dari kelas sosial atau kepribadian seseorang.. Assael (1992:290) menyatakan bahwa akhir-akhir ini para pemasar semakin tertarik terhadap pengetahuan tentang karakteristik psikografik. Dimana psikografik itu adalah psychological characteristic dari konsumen yang dapat dihitung. Psikografi diwakili oleh 2 jenis variabel, yaitu: gaya hidup (Lifestyle), dan kepribadian (personality).
Gaya hidup merupakan pola hidup yang diidentifikasikan dengan bagaimana orang menggunakan waktunya. Apa yang mereka anggap penting dalam lingkungan (interest) dan apa yang mereka piker tentang dirinya dan dunia sekitarnya. Menurut Engel (1994) gaya hidup didefinisikan sebagai pola dimana orang hidup dan menghabiskan waktu dan uang. Gaya hidup adalah fungsi motivasi konsumen dan pembelajaran sebelumnya, kelas sosial, demografi dan variabel yang lain Engel, J.F, Blackwell, R.D. & Miniard, P.W. (1994) Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang terungkap pada aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang berinteraksi dengan lingkungannya. Dan masing-masing orang memiliki karakteristik kepribadian yang berbeda yang mempengaruhi perilaku pembeliannya. Kepribadian biasanya digambarkan dengan menggunakan ciri bawaan seperti kepercayaan diri, dominasi, otonomi, kehormatan, kemampuan bersosialisasi, pertahanan diri, dan kemampuan beradaptasi. Sedangkan menurut Kotler Gaya Hidup adalah pola hidup
(37)
20 seseorang berdasarkan psikografisnya. Psikografis membutuhkan pengukuran dimensi AIO utama konsumen yaitu:
1. Activities (kegiatan) seperti pekerjaan, hobi, belanja, olahraga, kerja social 2. Interest (minat) seperti makanan, menonton, mode, keluarga, rekreasi; 3. Opinion (pendapat) tentang diri mereka, isu-isu sosial, bisnis, dan produk.
Berikut ini akan disajikan kategori AIO dari studi mengenai gaya hidup yang disarikan oleh Flummer dalam Assael (1992) yang disajikan pada tabel
Tabel 2.1
Kategori AIO dari studi mengenai gaya hidup
Activities Interest Opinions Kerja
Hobi Peristiwa sosial
Liburan Hiburan Keanggotaan klub
Komunitas Berbelanja Olahraga
Keluarga Rumah Pekerjaan Komunitas
Rekreasi Mode Makanan
Media Prestasi
Diri mereka sendiri Isu Sosial
Politik Bisnis Ekonomi Pendidikan
Produk Masa depan
Budaya
Sumber : Assael (1992)
Gaya hidup menggambarkan sesuatu yang lebih dari kelas sosial atau kepribadian seseorang. Gaya hidup menunjukkan seluruh pola kegiatan dan interaksi seseorang di dunia, Jika digunakan secara tepat, konsep gaya hidup
(38)
21 dapat membantu pemasar untuk memahami perubahan nilai konsumen dan bagaimana perubahan tersebut mempengaruhi perilaku pembelian. Penanda atau symbol dari status individu tersebut tentu saja berhubungan dengan keadaan masyarakat Jakarta pada saat ini, status sosial dapat ditunjukan oleh berbagai hal seperti tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, jumlah pendapatan, atau status sosial dapat dilihat dari gaya bicara, gaya berpakaian dan juga konsumsi.
Dalam Segmentasi psikografis, perilaku konsumen diobservasi melalui gaya hidup, nilai-nilai kehidupan yang dianut, dan kepribadian konsumen. Gaya hidup pada prinsipnya adalah pola seseorang dalam mengelola waktu dan uangnya. Gaya hidup mempengaruhi perilaku seseorang yang pada akhirnya menentukan pola konsumsi seseorang Yohanes Sondang Kunto dan Peter Ramy Pasla (2006). Terdapat macam-macam konsep yang dapat menjelaskan konsep tentang gaya hidup. Menurut Mowen, 1995 gaya hidup adalah “Life style relate to how people live, how they spend their money, an how allocate the time”, Dengan demikian berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa gaya hidup berhubungan dengan bagaimana mereka hidup, cara mereka menggunakan uangnya dan cara mereka mengalokasikan waktunya (aktifitas) dan apa yang menurut mereka penting dalam lingkungannya (minat) dan apa yang mereka pikirkan tentang dirinya dan dunia sekelilingnya (opini). Menurut perspektif sosiologi, sebuah gaya hidup sangat berkaitan dengan status sosial, pada masyarakat tradisional status sosial
(39)
22 sangat ditentukan oleh pengetahuan yang berasal dari interaksi dalam konteks yang berbeda pada suatu periode tahun. Namun, pada masyarakat berkembang menjadi lebih kompleks, Menurut Weber status tidak dapat lagi diukur hanya melalui pengetahuan, tetapi status juga dapat diekspresikan melalui style of life dari seseorang individu. Penanda atau symbol dari status tersebut antara lain adalah: rumah, pakaian, cara berbicara, dan juga pekerjaan. Pengukuran gaya hidup dapat dilakukan dengan aktivitas/sikap, ketertarikan/minat dan pendapat konsumen. Jadi, sikap/aktivitas tertentu yang dimiliki oleh konsumen terhadap suatu obyek tertentu (misalnya merek produk) bisa mencerminkan gaya hidupnya. Gaya hidup seseorang juga bisa dilihat dari apa yang disenangi dan disukainya.
2. Dimensi Gaya Hidup
Para peneliti pasar yang menganut pendekatan gaya hidup, cenderung mengklasifikasikan konsumen berdasarkan variabel AIO yaitu: Opinion (pandangan-pandangan), interest (minat), dan Activity (aktifitas). Joseph Plumer (1974:33-34) mengatakan bahwa segmentasi gaya hidup mengukur aktifitas-aktifitas manusia dalam hal:
a. Bagaimana mereka menghabiskan waktunya.
b. Minat mereka, apa yang dianggap penting disekitarnya.
c. Pandangan-pandangan baik terhadap diri sendiri, maupun terhadap orang lain.
(40)
23 d. Karakter-karakter dasar seperti tahap yang telah mereka lalui dalam
kehidupan. (Life Cycle), penghasilan, pendidikan, dan dimana mereka tinggal.
3. Segmentasi gaya hidup
Di Indonesi, Susianto (1993: 56-76) dengan menggunakan model yang dikembangkan oleh Plummer, berhasil memetakan 6 segmen gaya hidup remaja dijakarta. Ke 6 segmen itu adalah:
a. Hura-hura
Yaitu kelompok yang menyukai kegiatan ‘hura-hura’, dalam artian tidak terlalu serius terlibat dalam sesuatu hal. Sebagian besar kelompok ini adalah mereka yang senang dengan “keramaian kota”
b. Hedonis (pencari kenikmatan indrawi).
Adalah segmen yang mengarahkan aktifitasnya untuk mencari kenikmatan hidup. Mereka banyak menghabiskan waktunya diluar rumah, dan cenderung membeli barang-barang yang harganya mahal untuk kesenangannya.
c. Rumahan
Atau bisa disebut anak rumahan, yaitu merek yang lebih banyak menghabiskan waktunya dirumah dan tidak banyak bergaul dengan teman-teman yang ada disekitar lingkungannya. Mereka berorientasi pada keluarga dan agak perhitungan dalam menghabiskan uang sakunya.
(41)
24 d. Sportif.
Yaitu mereka yang senang berolahraga dan banyak mendapatkan prestasi pada bidang olahraga. Biasanya mereka tidak terlalu memikirkan penampilan dan lebih terbuka terhadap situasi.
e. Kebanyakan
Adalah tipe yang paling umum ditemui, mereka agak berhati-hati dalam bertindak dan mengambil suatu keputusan. Cenderung konformis (tidak ingin bertentangan dengan kelompok yang lebih besar) dan kurang berani menjadi inisiator.
f. Orang untuk orang lain.
Adalah kelompok yang peka terhadap kebutuhan orang lain, dapat diandalkan dan bersikap sosial, produktif (selalu melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat) dan mengutamakan kebersamaan dalam keluarga.
C. Minat
Eysenck dkk. (1972) mendefinisikan minat sebagai suatu kecenderungan untuk bertingkah laku yang berorientasi kepada objek, kegiatan, atau pengalaman tertentu, dan kecenderungan tersebut antara individu yang satu dengan yang lain tidak sama intensitasnya. Sedang Witherington (1986) berpendapat bahwa minat adalah kesadaran seseorang pada sesuatu, seseorang, suatu soal atau situasi yang bersangkut paut dengan dirinya. Tanpa kesadaran seseorang pada suatu objek, maka individu tidak akan pernah mempunyai minat terhadap sesuatu.
(42)
25 Hurlock (1986) mengartikan minat sebagai sumber motivasi yang akan mengarahkan seseorang pada apa yang akan mereka lakukan bila diberi kebebasan untuk memilihnya. Bila mereka melihat sesuatu itu mempunyai arti bagi dirinya, maka mereka akan tertarik terhadap sesuatu itu yang pada akhirnya nanti akan menimbulkan kepuasan bagi dirinya.
Sedangkan Drever (1988) mengartikan minat (interest) ke dalam dua pengertian, baik fungsional maupun struktural. Minat dalam pengertian fungsional menunjukan suatu jenis pengalaman perasaan yang disebut “worthwhileness” (kegunaan) yang dihubungkan dengan perhatian pada objek atau tindakan. Sedang minat dalam pengertian struktural adalah elemen atau hal dalam sikap individu, baik yang merupakan bawaan ataupun karena perolehan, sehingga seseorang itu cenderung memenuhi perasaan worthwhileness dalam hubungannya dengan objek-objek atau hal-hal yang berhubungan dengan subjek khusus atau bidang pengetahuan khusus. Apa yang disebut sebagai “doctrine of interest” dalam pendidikan harus berdasarkan pada minat anak, dan selanjutnya dikembangkan minat baru berdasarkan minat yang sudah ada tersebut. Dalam kamus psikologi, Chaplin (1989) menyebutkan bahwa interes atau minat dapat diartikan sebagai:
a. Suatu sikap yang berlangsung terus menerus yang memberi pola pada perhatian seseorang sehingga membuat dirinya selektif terhadap objek minatnya.
(43)
26 b. Perasaan yang menyatakan bahwa satu aktivitas pekerjaan atau objek itu
berharga atau berarti bagi individu.
c. Satu keadaan motivasi atau satu set motivasi yang menuntut tingkah laku menuju satu arah tertentu.
Dalam “Encyclopedia of Psychology”, minat adalah kecenderungan tingkah laku yang mengarah pada tujuan yang pasti, aktivitas-aktivitas atau pengalaman yang menarik dari tiap individu. Oleh karena itu, apabila individu atau seseorang menaruh minat terhadap sesuatu, maka itu berarti ia telah menetapkan tujuan sebelumnya (Cuming, 1972). Sedangkan Crow and Crow mengidentifikasikan minat sebagai kekuatan yang mendorong seseorang memberikan perhatian terhadap orang lain atau melakukan aktivitas tertentu. Dengan mengutip pendapat Layton, Handoyo mengartikan minat sebagai kesukaan atau ketidak-sukaan terhadap sesuatu. Dengan kata lain, minat dapat dilihat atas dasar perbedaan rasa suka terhadap sesuatu hal, pekerjaan, tugas atau suatu kegiatan. Sedangkan Murphy berpendapat, sebagaimana yang dikutip oleh Handoyo, bahwa minat merupakan kondisi rangsang yang terarah sehubungan dengan tujuan yang bermanfaat.
Menurut Guilford (1956), minat adalah kecenderungan untuk memperhatikan dan mencari objek-objek tertentu, dan perhatian terhadap objek tersebut cenderung mempengaruhi perilaku individu dalam kegiatan-kegiatan yang lain.
(44)
27 McDaniel & Sahftel (1958) berpendapat bahwa minat merupakan suatu aktivitas yang sebagian besar perhatian individu terfokus pada objek atau aktivitas tertentu. Keadaan atau aktivitas tersebut tidak hanya sekadar memberikan kepuasan, tetapi juga memberikan suatu kondisi yang menghasilkan dan menggairahkan sehingga bisa menyingkirkan aktivitas-aktivitas lain yang tidak sesuai dengan objek yang menjadi fokus perhatian individu tersebut. Sedang menurut Jones (1963), minat adalah reaksi organisme yang berhubungan dengan perasaan suka terhadap situasi tertentu. Reaksi tersebut dapat berupa reaksi aktual dan bisa juga bersifat imajiner. Dengan demikian, minat merupakan suatu aktivitas yang berbentuk perhatian yang intens terhadap suatu objek, baik secara aktual atau tidak. Maksudnya adalah bahwa perhatian tadi dapat berlangsung secara indriawi terhadap objek yang sebenarnya atau menggunakan perenungan atau pemikiran terhadap objek yang imajiner. Perhatian yang intens tersebut dapat memberikan kepuasan bagi pelakunya, dan juga bisa membuat individu tersebut menjadi bergairah. Dalam kondisi demikian, individu akan mengabaikan objek-objek lain yang tidak diminati.
Menurut Laiton (Hansen, 1984), minat didefinisikan sebagai kesukaan atau ketidaksukaan terhadap sesuatu hal. Dengan kata lain, minat tersebut dapat dilihat berdasarkan adanya perbedaan rasa suka terhadap sesuatu hal, pekerjaan, tugas atau kegiatan. Sementara itu, Masykur (1983) menunjukkan bahwa minat berhubungan dengan kuatnya dorongan yang menyebabkan seseorang memperhatikan seseorang, objek, atau suatu aktivitas.
(45)
28 Sedangkan Bhatia (1977) menunjukkan bahwa minat merupakan keterlibatan perasaan seseorang terhadap suatu objek atau perasaan seseorang yang tidak dapat dipisahkan dengan objek atau aktivitas, karena adanya kaitan antara individu dengan aktivitas yang disukai tersebut. Di samping berbagai pengertian di atas, pengertian minat secara harfiah adalah suatu kegiatan organisme yang mengarahkan perhatian dengan sungguh-sungguh terhadap suatu objek, yaitu objek yang relevan atau mempunyai karakteristik yang serupa dengan objek tertentu. Ada yang mengatakan bahwa hubungan minat dengan motivasi itu bersifat gradual, di mana timbulnya motivasi setelah adanya sikap, dan sikap timbul karena adanya minat. Ada yang mengatakan bahwa minat itu adalah aspek kognitif dari motivasi, dan ada pula yang mengatakan bahwa minat timbul bersamaan dengan motivasi. Ada juga yang justru mengidentikkan minat dengan motivasi. Misalnya, apabila timbul minat terhadap suatu aktivitas berarti ada indikasi motivasi terhadap aktivitas tadi.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa minat adalah suatu kecenderungan seseorang dalam bertingkah laku yang dapat diarahkan untuk memperhatikan suatu objek atau melakukan suatu aktivitas tertentu yang didorong oleh perasaan senang karena dianggap bermanfaat bagi dirinya. Di samping itu, dari beberapa pengertian di atas, dapat diambil beberapa pengertian berikut:
1. Perasaan sadar dari individu terhadap suatu objek atau aktivitas, karena adanya anggapan bahwa objek dan aktivitas tersebut bermanfaat bagi dirinya.
(46)
29 2. Perasaan senang terhadap subjek atau objek ataupun juga aktivitas.
3. Perasaan sadar dan suka tersebut pada gilirannya akan menimbulkan rasa untuk memperhatikan suatu objek, subjek atau aktivitas.
4. Dorongan tersebut akan berlangsung secara terus menerus untuk selalu melakukan aktivitas yang berhubungan dengan objek atau subjek yang diminati, dan
5. Kuatnya kecenderungan individu untuk memberikan perhatian terhadap objek, subjek atau aktivitas yang memuaskan dan bermanfaat bagi objek, subjek atau aktivitas tersebut.
Minat merupakan aspek kognitif dari motivasi, atau merupakan gambaran kognitif yang memberikan arah pada suatu tindakan (Franken, 1982). Besar kecilnya minat seseorang terhadap suatu tugas atau pekerjaan, banyak menentukan keberhasilan yang bersangkutan dalam melaksanakan tugas tadi, karena motivasi, efisiensi, gerak dan kepuasan kerja, akan didapat apabila pekerjaan tersebut sesuai dengan lapangan yang diminatinya. Sebagaimana yang telah disebutkan di atas, minat yang berbentuk perhatian yang intens tadi merupakan suatu reaksi organisme, baik yang tampak nyata maupun yang imajiner, yang disebabkan karena rasa suka terhadap suatu objek tertentu. Minat ini mempunyai kecenderungan mempengaruhi perilaku individu dalam aktivitas tertentu (Guilford, 1956; Jones, 1963).
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa minat dalam diri individu sangat penting artinya bagi kesuksesan yang akan dicapai. Individu yang mempunyai
(47)
30 minat terhadap suatu objek atau aktivitas berarti ia telah menetapkan tujuan yang berguna bagi dirinya sehingga ia akan cenderung untuk menyukainya. Dari sana kemudian, segala tingkah lakunya menjadi terarah dengan baik dan tujuan pun akan tercapai.
Sedangkan faktor timbulnya minat, menurut Crow and Crow (1982), terdiri dari tiga faktor:
a. Faktor dorongan dari dalam, yaitu rasa ingin tahu atau dorongan untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan berbeda. Dorongan ini dapat membuat seseorang berminat untuk mempelajari ilmu mekanik, melakukan penelitian ilmiah, atau aktivitas lain yang menantang.
b. Faktor motif sosial, yakni minat dalam upaya mengembangkan diri dari dan dalam ilmu pengetahuan, yang mungkin diilhami oleh hasrat untuk mendapatkan kemampuan dalam bekerja, atau adanya hasrat untuk memperoleh penghargaan dari keluarga atau teman.
c. Faktor emosional, yakni minat yang berkaitan dengan perasaan dan emosi. Misalnya, keberhasilan akan menimbulkan perasaan puas dan dapat meningkatkan minat, sedangkan kegagalan dapat menghilangkan minat seseorang.
Berdasarkan pengertian minat yang telah diuraikan, kiranya dapat dikatakan bahwa keberadaan minat pada diri individu merupakan hasil dari serangkaian proses. Jika seseorang berminat terhadap sesuatu, maka yang
(48)
31 pertama kali dialami adalah pengarahan terhadap objek, subjek atau aktivitas yang merupakan rangsangan bagi diri individu.
Berbagai rangsangan tersebut dapat berbentuk benda-benda atau suatu kegiatan. Dari pengenalan ini, akan timbul perasaan sadar pada diri individu bahwa objek, subjek atau aktivitas tersebut bermanfaat bagi dirinya. Adanya pengenalan dan perasaan sadar yang didasarkan pada asas manfaat (dalam arti bahwa objek, subjek atau aktivitas itu diperlukan oleh individu), maka pada saat itu juga akan diikuti perasaan senang pada objek, subjek atau aktivitas tersebut. Dari kedua rangkaian tersebut, maka akan terbentuk minat atau tidak.
D. Aktivitas
Berdasarkan teori “Acceptance Rejection” yang dikemukakan Fryer, bahwa keberadaan minat itu berdasarkan pada orientasi suka dan tidak sukanya individu terhadap objek, subjek atau aktivitas. Orientasi ini pada gilirannya akan mempengaruhi penerimaan individu. Jika individu suka terhadap objek, subjek, atau aktivitas tersebut, maka individu akan menerimanya. Jika individu tidak suka kepada objek, subjek atau aktivitas tersebut, maka ia akan menolaknya. Penentuan minat ini didasarkan pada reaksi individu (menolak/menerima). Jika ia menerima berarti ia berminat, dan jika menolak berarti ia tidak berminat. Penerimaan adalah sensitivitas individu terhadap rangsang dari fenomena-fenomena tertentu, di mana individu tersebut mau menerima atau memperhatikan rangsang dan fenomena tersebut. Kategori penerimaan ini dibagi menjadi tiga
(49)
32 sub-kategori yang terdiri dari: Kesadaran pada taraf ini adalah kesadaran terhadap sesuatu yang ada dalam satu situasi, baik berupa fenomena atau objek, Kemauan untuk menerima sub-kategori ini menggambarkan tingkah laku individu yang mau menerima stimulus; atau dengan kata lain, individu mempunyai kemauan untuk menerima rangsang yang ditimbulkan oleh fenomena, Pengontrolan atau perhatian yang terpilih merupakan perhatian terhadap rangsang atau fenomena objek yang telah dipilih individu.
Menanggapi adalah kategori kedua. Kategori ini merupakan perhatian yang aktif terhadap benda yang menimbulkan rangsangan pada diri individu atau fenomena-fenomena tertentu. Pada kategori ini, individu akan melakukan aktivitas yang berkaitan dengan objek atau fenomena yang telah dipilih. Kategori kedua ini dibagi menjadi tiga, yaitu : persetujuan untuk menanggapi, yang merupakan respon untuk menunjukan kepada adanya ketaatan atau kerelaan individu terhadap aturan-aturan yang berkaitan dengan rangsang fenomena dan objek, kemauan untuk menanggapi, yang merupakan kemauan sukarela individu (tanpa paksaan) untuk melakukan suatu aktivitas, kepuasan untuk menanggapi, yang merupakan tindakan yang disertai oleh perasaan puas setelah melakukan aktivitas.
E. Rokok A-Mild
Rokok A-Mild yang dimaksud dalam penelitian ini adalah rokok putih jenis filter yang kadar tar dan nikotinnya rendah yaitu sesuai dengan yang telah
(50)
33 ditetapkan oleh pemerintah kadar tar: 20 mg, dan kadar nikotin: 1,5 mg, dan terdaftar dalam gabungan produsen rokok putih Indonesia (Gaprindo).
Ini berarti tidak termasuk rokok kretek yang ada dipasaran yang kadar tar dan nikotinnya melebihi dari apa yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Juga tidak termasuk rokok import, yang berasal dari luar negeri. Dalam penelitian ini rokok mild yang dimaksud antara lain Star Mild dan X Mild dari PT. Bentoel. A mild dari PT. HM Sampoerna. LA Lights dan Djarum Super Mezzo dari PT. Djarum. Dan Class Mild dari PT. Nojorono.
Tabel 2.2
Data Produsen dan Marek Rokok Mild
PRODUSEN MEREK
PT. BENTUL Star Mild, X Mild PT. HM.SAMPOERNA Sampoerna A Mild, U Mild
PT. DJARUM LA Lights, Djarum Super Mezzo PT. NOJORONO Class Mild
Sumber: Nielsen Media Research. (dikutip dari swa Sembada No.13/XXII)
Berdasarkan data yang telah diperoleh dari majalah Warta Ekonomi menujukkan bahwa Industri rokok yang paling besar masih berada di pulau jawa yaitu pada jawa tengah sebesar 34 % dan jawa timur sebesar 37 %. Ini berarti pulau jawa memiliki jumlah produksi sebesar 71 %.
(51)
34
F. Penelitian Terdahulu.
Untuk memberikan gambaran dan kerangka pemikiran dalam penelitian maka perlu kiranya untuk membahas hasil-hasil penelitian terdahulu.
Hasil penelitian Sasmito (2004) dari Universitas Merdeka Malang, program studi Manajemen bidang kajian Manajemen Pemasaran yang mengambil judul Pengaruh Aktivitas minat pendapat terhadap keputusan pembelian Rokok Mild, menunjukan hasil bahwa faktor yang mempengaruhi konsumen untuk mengambil keputusan pembelian produk yang terdiri dari variabel bebas Aktivity
(X1), Interest (X2), dan Opinion (X3) secara simultan/bersama-sama mempunyai pengaruh bermakna terhadap Keputusan pembelian (Y) dapat diterima atau teruji.
Hasil penelitian Roosy Arlyana (2008) dari Unversitas Brawijaya Malang Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Pemasaran yang berjudul “Pengaruh Aktivitas minat pendapat terhadap keputusan pembelian Rokok Mild” menunjukan bahwa variabel ini secara simultan berpengaruh signifikan terhadap volume Keputusan pembelian.
Akhmad hamdi (2008) dengan penelitianya yang berjudul Pengaruh “Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian Rokok”. dalam penelitian gaya hidup terbagi atas tiga variabel yaitu opinion, activity, dan interest. Hasil penelitianya menyatakan bahwa variabel opinion tidak berpengaruh secara parsial, tetapi secara simultan seluruh variabel independen mempengaruhi keputusan pembelian.
(52)
35 Lain halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh laila nurul (2008) dalam penelitianya yang berjudul “Analisis Faktor Psikografis Terhadap Keputusan Pembelian (Survei pada Produk Daging Sapi Olahan dalam Kemasan Berlabel Halal di Hypermart Malang Town Square)” hasil penelitianya menyatakan bahwa variabel opinion, activity dan interest baik secara parsial maupun secara simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
E. Kerangka Pemikiran
Dibentuk atas dasar pengaruh gaya hidup (lifestyle) yang diklasifikasikan berdasarkan Opinion, Interest, dan Activity (AIO), maka dapat digambarkan kerangka pemikiran penelitian ini adalah sebagai berikut:
(53)
36
Gambar 2.6
Kerangka KonseptualHipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan kajian teoritis yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya, maka diajukan hipotesis sebagai berikut: Terdapat pengaruh antara pendapat minat Aktivitas terhadap keputusan pembelian Rokok A-Mild.
Berdasarkan perumusan masalah tersebut diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:
Berdasarkan perumusan masalah tersebut diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:
Pendapat (X1) Aktivitas (X3)
Keputusan Pembelian (Y)
Uji Validitas & Reliabilitas Minat (X2)
Model Regresi
Uji Asumsi Klasik
Uji t Uji R2 Uji F
(54)
37 1. Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Pendapat,
Minat dan Aktivitas terhadap Keputusan Pembelian
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Pendapat, Minat dan Aktivitas terhadap Keputusan Pembelian
2. Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Pendapat terhadap Keputusan Pembelian
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Pendapat terhadap Keputusan Pembelian
3. Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Minat terhadap Keputusan Pembelian
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Minat terhadap Keputusan Pembelian
4. Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Aktivitas terhadap Keputusan Pembelian
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Aktivitas terhadap Keputusan Pembelian
(55)
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Lokasi yang akan diteliti adalah wilayah Jakarta dengan responden yang mengkonsumsi rokok mild. Dengan mengidentifikasi beberapa variabel sebagai berikut:
1. Variabel Terikat (Y) yaitu keputusan pembelian, yaitu bagaiman konsumen memutuskan untuk membeli suatu produk yang dipengaruhi oleh factor internal dan eksternal konsumen itu sendiri.
2. Variabel bebas (X) yaitu pendapatannya (Opinion), minat (Interest), dan kegiatan (Activity).
B. Metode penentuan sample
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat atau warga yang berjenis kelamin laki-laki dan mengkonsumsi rokok.
2. Sample
Sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pada penelitian ini metode pengambilan sempel yang digunakan adalah metode nonprobability sampling. Yaitu teknik pengambilan
(56)
39 sample yang tidak memberi peluang/kesempatan yang sama setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
3. Teknik sampling
Teknik sampling merupakan tekhnik pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini, maka sampel yang digunakan yaitu sampling kuota yaitu tekhnik penentuan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.(Sugiono,1999: 77). Dalam pengambilan sampel secara kuota, kita mengidentifikasikan kumpulan karakteristik penting dari populasi dan kemudian memilih sampel yang diinginkan secara non-acak. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 60 orang responden yang Mengkonsumsi Rokok A-Mild.
C. Metode pengumpulan data
1. Jenis Sumber Data :
a. Data primer diperoleh melalui survey dan observasi lapangan. Survey lapangan yaitu dengan memberikan kuesioner kepada responden. Kuesioner terdiri dari pertanyaan tertentu, yaitu pertanyaan yang telah diberikan alternative jawabannya, sehingga responden tidak diberi kebebasan dalam menjawab.
b. Data sekunder diperoleh dengan membaca literature, jurnal yang terkait denagan penelitian, lembaga penelitian, Surat kabar, Internet, serta data lainnya.
(57)
40 2 Teknik Mengumpulkan Data.
a. Wawancara, yaitu mengadakan Tanya jawab dengan responden maupun pihak-pihak lainnya yang terkait dengan obyek penelitian.
b. Kuesioner, yaitu teknik penumpulan data dengan mengirim daftar pertanyaan untuk diisi oleh responden.
D. Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan metode deskriptif. Tujuannya adalah agar terdapat beberapa gambaran ataupun bayangan secara sistematis, actual, dan akurat mengenai fakta, sifat serta hubungan antar fenomoena yang diteliti dan diselidiki (Sugiono 1994:112).
R.S Likert (1932) mengembangkan prosedur penskalaan dimana skala mewakili suatu kontinum bipolar. Pada bagian ujung kiri (dengan angka yang besar) yang mengambarkan suatu jawaban yang sifatnya positif, sedangkan pada bagian ujung kanan (dengan angka yang kecil) yang menunjukan jawaban yang negatif.
Metode ini akan melibatkan kedalam penyelidikan yang lebih mendalam dan pemeriksaan secara menyeluruh tehadap tingkah laku seseorang individu. Metode ini dimaksudkan untuk mengetahui besarnya pengaruh Opinion (Pendapat), Interest (Minat), Activity (Aktivitas), terhadap pembeli rokok A-Mild.
Dan untuk mengetahui bagaimana gaya hidup konsumen atau pengaruh
(58)
41 menggunakan Skala Likert (R.A Likert, 1932) yang dapar mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok. Dalam skala Likert variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indicator variabel. Kemudian indicator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pertanyaan.
Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat negative sampai sangat positf. Seperti:
SS = Sangat Setuju diberi skor 5 S = Setuju diberi skor 4
R = Ragu-ragu diberi skor 3 TS = Tidak Setuju diberi skor 2
STS = Sangat Tidak Setuju diberi skor 1
Untuk menjaga Kevalidan dan reliabelnya butir-butir pertanyaan yang ada pada kuisioner dilakukan uji validitas dan Reabilitas.
Uji Validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar (konstruk) pertanyaan-pertanyaan (Bhuono, 2005 : 67). Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang di inginkan. Dengan kata lain, mampu memperoleh data yang tepat dari variabel yang diteliti. Menurut Dr.Yahya Hamza, MM, suatu kelayakan butir dalam peryataan dikatakan valid apabila hasil item tidak negatif.
(59)
42 Reabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan di susun dalam suatu bentuk kuisioner Reabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Croabach’s Alpha > dari 0, 60 (Bhuono, 2005 : 72)
1. Analisis Kuantitatif
a. Analisis regresi linier
Analisis regresi linier berganda merupakan teknik analisis yang umum digunakan dalam menganalisis hubungan dan pengaruh satu variabel terikat dengan dua atau lebih variabel bebas. Teknik analisis regresi berganda dapat di hitung dengan mengunakan rumus (Rangkuti ,2003 : 132)
1) Persamaan regresi linier berganda
Dimana mengunakan rumus persamaan sebagai berikut :
Y = a + b
1x
1+ b
2x
2+ b
3x
3+
ε
Dimana :Y = Kepuasan Pembelian a = Bilangan Konstanta
b1 S/ d b3 = Koefisien Regresi yang akan dihitung X1 = Opinion (Pendapat)
(60)
43 X3 = Activity (Aktivitas)
ε = Standar Error 2) Koefisisien Determinasi
Digunakan sebagai dasar untuk dapat mengetahui pengaruh naik turunya nilai variabel X dan variabal Y (saling mempengaruhi), yang di hitung dengan cara mengkuadratkan nilai r (KD = r kudrat) yang biasa di masukan atau dinyatakan ke dalam nilai persentase (%).
3) Uji t
Untuk menjawab perumusan permasalahan pada penelitian ini, dilakukan uji t hitung untuk melihat apakah terdapat pengaruh yang signifikan variabel kontribusi pembiayaan dan sarana prasarana terhadap kepuasaan siswa belajar. Dalam uji t digunakan alpa atau taraf signifikan sebesar 0, 05 dengan metode dua arah/dua ekor.
Uji t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen (bebas) secara individu dalam menerangkan variansi variabel terikat.
Menentukan t hitung dapat di rumuskan sebagai berikut :
t
hitung=
21
2
r
n
r
−
−
(61)
44 r = Koefisien Korelasi
n = Jumlah Sampel r2 = Determinasi
Apabila T hitung > T tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.
Apabila T hitung < T tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya variabel bebas secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.
Dalam menganalisis regresi berganda dalam penelitian ini, penulis dengan unsur kesengajaan, dalam arti mempermudah pemerosesan data yang diperoleh, digunakan bantuan berupa program SPSS 16.0 for windows.
E. Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas (independent Variabel)
Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah gaya hidup (life style) seseorang menunjukan pola kehidupan orang yang bersangkutan dan tercermin dalam pendapatnya (Opinion), minat (Interest), dan kegiatan (Activity)..
(62)
45
2. Variabel Terikat (Dependent Variabel)
Sedangkan Variabel Terkait (Y) yaitu keputusan pembelian, yaitu bagaimana konsumen memutuskan untuk membeli suatu produk yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal konsumen itu sendiri.
Tabel 3.1 Variabel Operasional No
Variabel Sub
variabel Indikator Skala
1.
2.
Opinion (X1) (Engel,1994)
Interest (X2) (Flummer,1994)
1. Terhadap diri sendiri 2. Isu-isu Sosial
3. Politik 4. Bisnis 5. Ekonomi 6. Pendidikan 7. Kebudayaan
8. Produk masa depan 1. Keluarga
2. Rumah 3. Pekerjaan. 4. Komunitas 5. Rekreasi 6. Fashion 7. Makanan 8. Media 9. Prestasi
1. Pekerjaan 2. Hobi
Ordinal
(63)
46 3. Aktivity (X3)
(Mowen, 1995)
3. Kegiatan-kegiatan sosial 4. Liburan
5. Hiburan 6. Anggota Klub 7. Komunitas 8. Belanja 9. Olahraga
Ordinal
4 Keputusan Pembelian (Y) (Kotler, 2001)
Pengenalan masalah
Pencarian informasi
Evaluasi alternative
1. Alasan membeli. 2. Harga beli
3. Frekuensi pemakaian
Sumber pribadi a. Keluarga b. Temen c. Tetangga d. Kenalan e. Iklan f. Penjual
Sumber komerial a. Iklan
b. Penjual Atribut produk
a. Merek b. Harga c. Aroma d. Kemasan
Ordinal
Ordinal
(64)
47
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat PT.Sampoerna
Sampoerna didirikan pada tahun 1913 di Surabaya oleh Liem Seeng Tee dan istrinya Siem Tjiang Nio, imigran Tionghoa dari Fujian, Tiongkok dengan nama Handel Maastchpaij Liem Seeng Tee yang kemudian berubah menjadi NV Handel Maastchapij Sampoerna. Perusahaan ini meraih kesuksessan dengan merek Dji Sam Soe pada tahun 1930-an hingga kedatangan Jepang pada tahun 1942 yang memporak-porandakan bisnis tersebut. Setelah masa tersebut, putra Liem, Aga Sampoerna mengambil alih kepemimpinan dan membangkitkan kembali perusahaan tersebut dengan manajemen yang lebih modern. Nama perusahaan juga berubah seperti namanya yang sekarang ini. Selain itu, melihat kepopuleran rokok cengkeh di Indonesia, dia memutuskan untuk hanya memproduksi rokok kretek saja. Generasi berikutnya, Putera Sampoerna adalah generasi yang membawa PT.
Sampoerna melangkah lebih jauh dengan terobosan-terobosan yang dilakukannya, seperti perkenalan rokok bernikotin rendah, A Mild dan perluasan bisnis melalui kepemilikan di perusahaan supermarket Alfa, dan untuk suatu saat, dalam bidang perbankan. Pada tahun 2000, putra Putera,
(65)
48 Michael, masuk ke jajaran direksi dan menjabat sebagai CEO. Pada Maret 2005, perusahaan ini kemudian diakuisisi oleh Philip Morris.
PT. Hanjaya Mandala Sampoerna adalah perusahaan rokok terbesar ketiga di Indonesia. Kantor pusatnya berada di Surabaya, Jawa Timur. Perusahaan ini sebelumnya merupakan perusahaan yang dimiliki keluarga Sampoerna, namun sejak Maret 2005 kepemilikan mayoritasnya berpindah tangan ke Philip Morris, perusahaan rokok terbesar di dunia dari Amerika Serikat, mengakhiri tradisi keluarga yang melebihi 90 tahun. Beberapa merek rokok terkenal dari Sampoerna adalah Dji Sam Soe, A Mild. Dji Sam Soe adalah merek lama yang telah bertahan sejak masa awal perusahaan tersebut. Selain itu, perusahaan ini juga juga terkenal karena iklan-iklannya yang kreatif di media massa.
B. Karakteristik Responden
Objek dalam penelitian ini adalah Konsumen yang mengkonsumsi sampoerna, dan sampel yang di tarik berjumlah 60 responden dengan asumsi responden yang dihubungi Konsumen yang telah merasakan dan telah mengkonsumsi rokok sampoerna. Dari data yang diperoleh yang telah diklasifikasikan mengenai data responden sebagai berikut :
(66)
Dari mendom sebesar 5 responde 0% Pria Wanita Kategor
18 – 25 t 26 – 50 t 50 thn >
hasil data minasi dari p 52 responden en dari 60 re
20
Usia
ri Respon
thn 26 thn 22 > 12 60
Data respon
responden pada wanita
n dari 60 res esponden yan
0%
Tabel 4 Data Respo
nden Ka
6 Lak 2 pere 2
0
Gambar nden menur
yang diteri a, hal ini te
sponden yan ng berarti 30
40% 4.1 onden Jenis Kel ategori R ki- laki empuan 4.1
rut jenis kel
ma, disini t erlihat deng ng berarti 70 0 %. 60% amin Responden 42 18 60 lamin terlihat bah an angka p % lalu wan
80%
hwa pria leb persentase pr nita sebesar
Series 1
49 bih ria 18
(67)
C
D mendom disusul responde
C. Hasil Da
1. Valid suatu (42:2 alat Kepu dilak 0%
15‐17 th
18‐20th
21‐23th
Dari perhitun minasi adalah
pada urutan en, namun p
an Pembaha
ditas dan Re Validitas u alat ukur 2005) Penge tersebut unt utusan pada kukan dengan 10% Data r
ngan data re h usia di kisa n kedua ya ada kisaran u
asan eliabilitas didefinisika dalam mel ertian valid tuk menguk a sebuah b n beberapa c
20%
Gambar esponden m
esponden m aran 18 – 25 aitu kisaran
usia 50 > tah
an sebagai se lakukan fun tidaknya su kur objek ya butir pertann cara: 30% 4.2 menurut usia enurut usia, tahun yaitu
usia 26 – hun hanya b
ejauh mana ngsi ukuran uatu alat uku
ang diukur d nyaan dapa
40%
a
disini terlih sebesar 26 r – 50 tahun
erjumlah 12 ketepatan da nya. Menur ur tergantun dengan cerm at dianggap 50%
hat yang leb responden la sebanyak responden. an kecermat rut Suliayan g kemampu mat dan tep valid, dap
15‐17 th
18‐20th
21‐23th
50 bih alu 22 tan nto uan pat. pat
(1)
119
KP12
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Ragu-ragu 12 12.0 20.0 20.0
Setuju 30 30.0 50.0 70.0
Sangat Setuju 18 18.0 30.0 100.0
Total 60 60.0 100.0
Missing System 40 40.0
Total 100 100.0
KP13
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Ragu-ragu 9 9.0 15.0 15.0
Setuju 33 33.0 55.0 70.0
Sangat Setuju 18 18.0 30.0 100.0
Total 60 60.0 100.0
Missing System 40 40.0
Total 100 100.0
KP14
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Ragu-ragu 15 15.0 25.0 25.0
Setuju 27 27.0 45.0 70.0
Sangat Setuju 18 18.0 30.0 100.0
Total 60 60.0 100.0
Missing System 40 40.0
(2)
120
UJI VALIDITAS DAN REALIBELITAS
Item
Pertanyaan
Alpha if
Item
Deleted
Keterangan
Alpha
Cronbach’s
Keterangan
Opinion
(X
1)
OP1
0.787
VALID
0.902
RELIABEL
OP2
0.696
VALID
0.909
RELIABEL
OP3
0.787
VALID
0.902
RELIABEL
OP4
0.774
VALID
0.902
RELIABEL
OP5
0.755
VALID
0.904
RELIABEL
OP6
0.679
VALID
0.910
RELIABEL
OP7
0.670
VALID
0.911
RELIABEL
OP8
0.665
VALID
0.912
RELIABEL
Interest
(X
2)
ITS1
0.516
VALID
0.857
RELIABEL
ITS2
0.741
VALID
0.834
RELIABEL
ITS3
0.776
VALID
0.830
RELIABEL
ITS4
0.616
VALID
0.847
RELIABEL
ITS5
0.516
VALID
0.857
RELIABEL
ITS6
0.441
VALID
0.863
RELIABEL
ITS7
0.513
VALID
0.858
RELIABEL
ITS8
0.776
VALID
0.830
RELIABEL
ITS9
0.446
VALID
0.862
RELIABEL
Aktivity
(X
3)
AK1
0.649
VALID
0.887
RELIABEL
AK2
0.891
VALID
0.869
RELIABEL
AK3
0.606
VALID
0.890
RELIABEL
AK4
0.624
VALID
0.889
RELIABEL
AK5
0.836
VALID
0.878
RELIABEL
AK6
0.891
VALID
0.869
RELIABEL
AK7
0.679
VALID
0.890
RELIABEL
AK8
0.431
VALID
0.901
RELIABEL
AK9
0.679
VALID
0.890
RELIABEL
Keputusan Pembelian (Y)
KP1
0.845
VALID
0.952
RELIABEL
KP2
0.814
VALID
0.953
RELIABEL
KP3
0.789
VALID
0.953
RELIABEL
KP4
0.761
VALID
0.954
RELIABEL
(3)
121
KP6
0.684
VALID
0.956
RELIABEL
KP7
0.713
VALID
0.955
RELIABEL
KP8
0.729
VALID
0.955
RELIABEL
KP9
0.824
VALID
0.952
RELIABEL
KP10
0.788
VALID
0.953
RELIABEL
KP11
0.807
VALID
0.953
RELIABEL
KP12
0.706
VALID
0.955
RELIABEL
KP13
0.710
VALID
0.955
RELIABEL
(4)
122
UJI REGRESI LINIER BERGANDA
Correlations Keputusan
Pembelian Opinion Interest Aktivity Pearson Correlation Keputusan Pembelian 1.000 .537 .611 .142
Opinion .537 1.000 .195 .094 Interest .611 .195 1.000 -.054 Aktivity .142 .094 -.054 1.000 Sig. (1-tailed) Keputusan Pembelian . .000 .000 .140
Opinion .000 . .068 .238
Interest .000 .068 . .340
Aktivity .140 .238 .340 .
N Keputusan Pembelian 60 60 60 60
Opinion 60 60 60 60
Interest 60 60 60 60
Aktivity 60 60 60 60
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .756a .572 .549 2.991 2.352
a. Predictors: (Constant), Aktivity, Interest, Opinion b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
ANOVAb
Model
Sum of Squares df
Mean
Square F Sig. 1 Regression 668.090 3 222.697 24.900 .000a
Residual 500.844 56 8.944
Total 1168.933 59
a. Predictors: (Constant), Aktivity, Interest, Opinion b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
(5)
123
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) -2.186 4.902 -.446 .657
Opinion .525 .112 .420 4.686 .000 .951 1.051 Interest .600 .100 .536 5.991 .000 .957 1.045 Aktivity .144 .096 .132 1.493 .141 .986 1.014 a. Dependent Variable: Keputusan
Pembelian
(6)