12
Persoalan motivasi ini, dapat juga dikaitkan dengan persoalan minat. Minat dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila
seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Hal
ini menunjukkan bahwa minat merupakan kecenderungan jiwa seseorang kepada seseorang biasanya disertai dengan perasaan senang, karena itu
merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu.
2. Kebutuhan dan Teori Tentang Motivasi.
Menurut Sardiman 1986: 76-83, seseorang melakukan aktivitas itu didorong oleh adanya faktor-faktor kebutuhan biologis, instink, unsur-
unsur kejiwaan yang lain serta adanya pengaruh perkembangan budaya manusia. Sebenarnya semua faktor-faktor itu tidak dapat dipisahkan dari
soal kebutuhan, kebutuhan dalam arti luas, baik kebutuhan yang bersifat biologis maupun psikologis. Dengan demikian dapatlah ditegaskan
bahwa motivasi, akan selalu berkait dengan soal kebutuhan. Sebab seseorang akan terdorong melakukan sesuatu bila merasa ada sesuatu
kebutuhan. Kebutuhan ini timbul karena adanya keadaan yang tidak seimbang, tidak serasi atau rasa ketegangan yang menuntut suatu
kepuasan. Kalau sudah seimbang dan terpenuhinya pemuasannya berarti tercapailah suatu kebutuhan yang diinginkan.
Menurut Morgan, yang dikutip Nasution Sardiman, 1986: 78-80, dikatakan bahwa manusia hidup itu memiliki berbagai kebutuhan:
a. Kebutuhan untuk berbuat sesuatu untuk sesuatu aktivitas.
13
Hal ini bagi anak sangat penting, karena perbuatan sendiri itu mengandung suatu kegembiraan baginya. Sesuai dengan konsep ini,
maka bagi orang tua yang memaksa anak untuk diam saja di rumah, adalah bertentangan dengan hakikat anak. Activities in it self is
apleasure. Hal ini dapat dihubungkan dengan suatu kegiatan belajar bahwa pekerjaan atau belajar itu akan berhasil kalau disertai dengan
rasa gembira. b.
Kebutuhan untuk menyenangkan orang lain. Banyak orang yang dalam kehidupannya memiliki motivasi
untuk banyak berbuat sesuatu demi kesenangan orang lain. Harga diri seseorang dapat dinilai dari berhasil tidaknya memberikan
kesenangan kepada orang lain. Hal ini sudah barang tentu merupakan kepuasan dan kebahagiaan tersendiri bagi orang yang melakukan
kegiatan tersebut. Konsep ini dapat diterapkan pada berbagai kegiatan, misalnya anak-anak itu rela bekerja atau para siswa itu
rajinrela belajar apabila diberikan motivasi untuk melakukan sesuatu kegiatan belajar untuk orang yang disukainya misalnya belajar demi
orang tua, atau orang yang sudah dewasa bekerja demi seseorang calon teman hidupnya.
c. Kebutuhan untuk mencapai hasil.
Suatu pekerjaan atau kegiatan belajar itu akan berhasil baik, kalau disertai dengan “pujian”. Aspek “pujian” ini merupakan
dorongan bagi seseorang untuk bekerja dan belajar dengan giat. Apabila hasil pekerjaan atau usaha belajar itu tidak dihiraukan orang
14
lainguru atau orang tua misalnya, boleh jadi kegiatan anak menjadi berkurang. Dalam kegiatan belajar-mengajar istilahnya perlu
dikembangkan unsur reinforcement. Pujian atau reinforcement ini harus selalu dikaitkan dengan prestasi yang baik. Anak-anak harus
diberi kesempatan seluas-luasnya untuk melakukan sesuatu dengan hasil yang optimal, sehingga ada “sense of succes”. Dalam kegiatan
belajar-mengajar maka pekerjaan atau kegiatan itu harus dimulai dari yang mudahsederhana dan bertahap menuju sesuatu yang semakin
sulitkompleks. d.
Kebutuhan untuk mengatasi kesulitan. Suatu kesulitan atau hambatan seperti cacat, dapat
menimbulkan rasa rendah diri, tetapi hal ini menjadi dorongan untuk mencari kompensasi dengan usaha yang tekun dan luar biasa,
sehingga memiliki kelebihankeunggulan dalam bidang tertentu. Sikap anak terhadap kesulitan atau hambatan ini sebenarnya banyak
bergantung pada keadaan dan sikap lingkungan. Sehubungan dengan ini maka peran motivasi sangat penting dalam upaya menciptakan
kondisi-kondisi tertentu yang lebih kondusif bagi mereka untuk berusaha agar memperoleh keunggulan.
Kebutuhan seperti telah dijelaskan di atas senantiasa akan selalu berubah. Begitu juga motivasi selalu berkait dengan kebutuhan
tentu yang berubah-ubah atau bersifat dinamis, sesuai dengan keinginan dan perhatian manusia. Relevan dengan soal kebutuhan itu
maka timbullah teori tentang motivasi.
15
Teori tentang motivasi lahir dan awal perkembanganya ada dikalangan para psikolog. Menurut para ahli jiwa, dijelaskan bahwa
dalam motivasi itu ada suatu hirarki, maksudnya motivasi itu ada tingkatan-tingkatannya, yakni dari bawah ke atas. Dalam hal ini ada
beberapa teori tentang motivasi yang selalu bergayut dengan soal kebutuhan.
a. Kebutuhan fisiologis, seperti lapar, haus, kebutuhan untuk istirahat,
dan sebagainya. b.
Kebutuhan akan keamanan security yakni rasa aman, bebas dari takut dan kecemasan.
c. Kebutuhan akan cinta dan kasih: kasih, rasa diterima dalam suatu
masyarakat atau golongan keluarga, sekolah, kelompok. d.
Kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri, yakni mengembangkan bakat dengan usaha mencapai hasil dalam bidang pengetahuan,
sosial, pembentukan pribadi. Disamping itu ada teori-teori lain yang perlu diketahui:
a. Teori Instinct
Menurut teori ini tindakan setiap diri manusia diasumsikan seperti tingkah binatang. Tindakan manusia itu dikatakan selalu
berkaitan dengan instink atau pembawaan. Dalam memberikan respon terhadap adanya kebutuhan seolah-olah tanpa dipelajari.
b. Teori Fisiologis
Teori ini juga disebutnya “behavior theories”. Menurut teori ini semua tindakan manusia itu berakar pada usaha memenuhi
16
kepuasan atau kebutuhan organik atau kebutuhan untuk kepentingan fisik atau disebut sebagai kebutuhan primer, seperti kebutuhan
tentang makanan, minuman, udara, dan lain-lain yang diperlukan untuk kepentingan tubuh seseorang. Dari teori inilah muncul
perjuangan hidup, perjuangan mempertahankan hidup, struggle for survival.
c. Teori Psikoanalitik
Teori ini mirip dengan teori instink, tetapi lebih ditekankan pada unsur-unsur kejiwaan yang ada pada diri manusia. Bahwa
setiap tindakan manusia yakni id dan ego. Selanjutnya untuk melengkapi uraian mengenai makna dan teori
tentang motivasi itu, perlu dikemukakan adanya beberapa ciri motivasi. Motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki ciri-ciri sebagai
berikut: a.
Tekun menghadapi tugas dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai.
b. Ulet menghadapi kesulitan tidak lekas putus asa. Tidak
memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya.
c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah “untuk
orang dewasa” misalnya masalah pembangunan agama, politik, ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan terhadap
setiap tindak kriminal, dan sebagainya.
17
d. Lebih senang bekerja mandiri.
e. Cepat bosan terhadap tugas-tugas yang rutin hal-hal yang bersifat
mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif. f.
Dapat mempertahankan pendapatnya kalau sudah yakin akan sesuatu.
g. Tidak mudah untuk melepaskan hal yang diyakini itu.
h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Apabila seseorang memiliki ciri-ciri seperti di atas, berarti seseorang itu memiliki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri motivasi
seperti itu akan sangat penting dalam kegiatan belajar-mengajar. Dalam kegiatan belajar-mengajar akan berhasil baik, bila siswa tekun
mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri. Siswa yang belajar dengan baik tidak akan
terjebak pada sesuatu yang rutinitas dan mekanis. Siswa juga harus mempertahankan pendapatnya kalau ia sudah yakin dan dipandangnya
cukup rasional. Bahkan lebih lanjut siswa harus lebih peka dan responsif terhadap berbagai masalah umum, dan bagaimana memikirkan
pemecahannya. Hal-hal itu semua harus dipahami benar oleh guru, agar dalam berinteraksi dengan siswanya dapat memberikan motivasi yang
tepat dan optimal.
3. Fungsi Motivasi Dalam Belajar