72
BAB IV GAMBARAN UMUM HS SILVER KOTAGEDE
A. Sejarah HS Silver Kotagede
HS SILVER berdiri pada tahun 1953 dengan tujuan melestarikan kebudayaan warisan nenek moyang, karena Kotagede terkenal sebagai pusat
kerajinan perak Yogyakarta. HS SILVER didirikan oleh Bapak dan Ibu Harto Suhardjo, yang semula bergerak dalam bidang perhiasaan imitasi dengan nama
Terang Bulan. Kemudian pada akhir tahun 1953 Terang Bulan mengembangkan usaha ke bidang kerajinan perak. Sesuai dengan tradisi yang ada
di Kotagede, untuk nama perusahaan atau toko kerajinan perak biasanya menggunakan nama pemilik sebagai nama perusahaan, oleh karena itu nama
Terang Bulan diganti dengan nama HS SILVER. HS SILVER adalah kependekan dari nama pemilik Harto Suhardjo,
dan SILVER adalah jenis usaha kerajinan yang dikerjakan dan dihasilkan. Semenjak didirikan HS Silver sudah menjadi anggota Koperasi Produksi dan
Pebgusaha Perak Yogyakarta KP3Y. Pada tahun 1965 HS SILVER membuka artshop di jalan Mondorakan no
1 Kotagede sampai sekarang. untuk memperluas pemasarannya, di tahun 1975 HS Silver mendirikan cabang di Bali dengan tempat yang belum menetap.
Kemudian di tahun 1980 HS Silver cabang Bali mendapat tempat usaha tetap di jl WR. Supratman no 42A. Tahun 1998 tempat usaha berpindah ke jl Batuyang no
2 BatuBulan Gianyar Bali sampai sekarang. Pada tahun 1990 nama perusahaan dirubah menjadi HS Silver 800-925,
artinya HS Silver adalah abreviasi seperti keterangan diatas, 800-925 melambangkan kadar perak yang dapat dikerjakan. 800 adalah kadar kerajinan
perak terendah dan 925 adalah kadar kerajinan perak yang dapat dibentuk dalam hitungan prosentase.
B.
Lokasi
Lokasi tempat penelitian ini
di jalan Mondorakan no 1 Kotagede tempat perak diproduksi.
C.
Pangsa Pasar
HS Silver Kotagede mempromosikan produksi peraknya tidak hanya di dalam negeri tetapi juga luar negeri. Hal ini ditunjukkan dengan adanya
kunjungan tiap hari oleh wisatawan manca negara yang silih berganti. Mereka juga mempromosikan lewat internet melalui website, supaya lebih banyak yang
tahu lagi mengenai HS Silver Kotagede.
D.
Bahan Baku
1. Perak acir, yaitu perak murni kadar 99,9 berbentuk butiran-butiran. 2. Tembaga, digunakan untuk bahan pencampur karena perak murni
terlalu lunak atau lembek, oleh karena ituperak harus dicampur dengan tembaga supaya dapat dibentuk.
3. Patri serbuk perak, fungsinya untuk bahan penyambung atau perekat perak. Patri tersebut berasal dari campuran tembaga da perak yang
dicetak dalam bentuk batangan logam. 4. Tawas
alluminiumsulphat, digunakan
untuk merebus
dan membersihkan kerajinan perak yang sudah selesai dibentuk.
5. Buah lerak, digunakan untuk mencuci atau membersihkan kerajinan perak.
6. Jabung, bahan ini terbuat dari serbuk batu bata, getah dammar dan minyak kelapa. Fungsinya sebagai penehan atau bantalan kerajinan
perak supaya bentuk kerajinan itu tidak rusak ketika tahap pengukiran dilakukan.
E. Peralatan