8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Sikap Terhadap
Word of Mouth
1. Definisi Sikap
Sikap merupakan suatu respon evaluatif yang akan timbul apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya
reaksi individual. Respon evaluatif berarti bahwa bentuk reaksi yang dinyatakan sebagai sikap itu timbulnya didasari oleh peoses evaluasi
dalam diri individu yang memberi kesimpulan terhadap stimulus dalam bentuk
nilai baik-buruk,
positif-negatif, menyenangkan-tidak
menyenangkan, yang kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap objek sikap Azwar, 2000.
Sikap adalah suatu kecenderungan yang dipelajari oleh individu untuk bereaksi terhadap penawaran produk dalam masalah-masalah
yang baik maupun yang kurang baik secara konsekuen Swastha Handoko, 2000. Sikap merupakan kecenderungan untuk bertindak dan
bereaksi terhadap rangsang. Oleh karena itu manifestasi sikap tidak dapat diamati secara langsung, namun harus ditafsirkan terlebih dahulu
sebagai tingkah laku yang masih tertutup Dayakisni Hudaniah, 2006.
Teori mengenai sikap sendiri dikembangkan oleh Fishbein dan Ajzen 1975 dengan istilah
Theory of Reasoned Action
TRA.
Theory of Reasoned Action
muncul karena terdapat ketidakpuasan terhadap PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penelitian sebelumnya mengenai sikap dan perilaku, dimana muncul ketidakkonsistenan antara pengukuran sikap dan perilakunya.
Fokus utama dalam
Theory of Reasoned Action
adalah untuk melihat intensi individu dalam melakukan perilaku tertentu. Dalam
Theory of Reasoned Action
terdapat dua faktor penentu intensi yaitu sikap pribadi dan norma subjektif Fishbein Ajzen, 1975. Sikap
merupakan evaluasi positif atau negatif individu terhadap perilaku tertentu. Sedangkan norma subjektif merupakan persepsi individu
terhadap tekanan sosial untuk melakukan perilaku tertentu Fishbein Ajzen, 1975.
Penjelasan mengenai sikap sendiri menurut Ajzen 2005 merupakan suatu disposisi untuk merespon secara positif atau negatif
suatu perilaku. Sikap terhadap perilaku ditentukan oleh
belief
tentang konsekuensi dari sebuah perilaku, yang disebut sebagai
behavioral beliefs
dan setiap
behavioral beliefs
itu menghubungkan perilaku dengan hasil yang bisa didapat dari perilaku tersebut Ajzen, 2005.
Menurut Ajzen 2005 sikap ditentukan oleh evaluasi individu mengenai hasil yang berhubungan dengan perilaku. Semakin individu
memiliki evaluasi positif terhadap suatu perilaku maka individu akan cenderung bersikap
favorable
terhadap perilaku tersebut, namun sebaliknya semakin individu memiliki evaluasi negatif maka individu
cenderung bersikap
unfavorable
terhadap perilaku tersebut Ajzen, 2005.
Secara lebih spesifik, Myers 1983 mengartikan sikap sebagai predisposisi terhadap suatu objek, termasuk kepercayaan, perasaan dan
kecenderungan perilaku. Baron dan Byrne 1984 mendefinisikan sikap sebagai kumpulan perasaan, kepercayaan, dan kecenderungan
perilaku terhadap objek sikap, antara lain orang, ide, gagasan,
kelompok, dan lain-lain. Walgito 2003 juga mendefinisikan sikap
sebagai organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang relatif ajeg, yang disertai adanya perasaan tertentu, dan
memberikan dasar kepada orang tersebut untuk membuat respon atau berperilaku dalam cara yang tertentu yang dipilihnya.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan sikap adalah respon evaluatif individu untuk
memberi kesimpulan baik itu respon memihak atau mendukung
favorable
maupun tidak memihak atau tidak mendukung
unfavorable
yang terdiri dari organisasi kepercayaan seseorang mengenai objek tertentu, yang disertai adanya perasaan tertentu, dan
memberikan dasar kepada orang tersebut untuk membuat respon atau berperilaku terhadap objek sikap tersebut.
2. Definisi