Sel kanker memiliki karakteristik sebagai berikut : a. Sel kanker mampu mencukupi kebutuhan sinyal pertumbuhannya sendiri. Sinyal
pertumbuhan diperlukan agar sel dapat terus membelah. Berbeda dari sel normal, sel kanker dapat tetap dan terus tumbuh.
b. Tidak sensitif terhadap sinyal anti-pertumbuhan. Sel kanker tidak merespon adanya sinyal yang dapat menghentikan terjadinya pertumbuhan dan pembelahan
sel, dengan demikian, sel kanker dapat terus membelah. c. Sel kanker mampu menghindar dari mekanisme apoptosis. Apoptosis merupakan
program bunuh diri sel ketika sel tersebut mengalami kerusakan, baik struktural maupun fungsional, yang tidak dapat ditolerir lagi. Namun sel kanker dapat
menghindar dari kematian dengan mengeblok jalur terjadinya apoptosis di dala m sel.
d. Sel kanker memiliki potensi tak terbatas untuk mengadakan replikasi. e. Sel kanker mampu menginduksi angiogenesis untuk mencukupi kebutuhannya
akan oksigen dan nutrisi. Akan terbentuk cabang baru pada pembuluh darah yang menuju sel kanker yang kemudian akan mensuplai kebutuhan nutrisi dan oksigen
dari sel kanker. f. Sel kanker mampu menginvasi jaringan di sekitarnya dan membentuk anak sebar.
Hanahan dan Weinberg, 2000
D. Sel SiHa
Sel SiHa adalah salah satu kanker cervix yang menyebabkan kematian yang tinggi pada wanita. Sel SiHa diperoleh dari fragmen sampel jaringan primer dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
suatu karsinoma cervix dan merupakan squamosa yang tidak terdiferensiasi. Morfologi sel SiHa mirip denga n sel epitelial dan sel ini me ngandung Human
Papilloma Virus 16 HPV-16 Anonim, 2007d.
Kanker serviks berkembang secara bertahap, tetapi progresif. Proses terjadinya kanker ini dimulai dengan sel yang mengalami mutasi lalu berkembang
menjadi sel displastik sehingga terjadi kelainan epitel yang disebut displasia Dalimartha, 2006. Kanker cervix kebanyakan terjadi sebagai squamosa karsinoma
yaitu sekitar 95 dan sedikit terjadi pada sel endocervical columnal sebagai adenosquamosa
karsinoma yaitu sekitar 5. Faktor- faktor penyebab kanker cervix antara lain berhubungan seks pada usia dini, pasangan seks berganti-ganti, perokok
dan terpapar oleh Human Papilloma Virus HPV dan virus herpes simplek II. Pada metastasis melalui sistem limfatik, jarang terjadi metastasis yang jauh King, 2000.
E. Uji Sitotoksisitas
Uji sitotoksisitas adalah uji in vitro dengan menggunakan kultur sel yang digunakan dalam evaluasi keamanan obat, kosmetika, zat tambahan makanan,
pestisida, dan digunakan juga untuk mendeteksi adanya aktivitas anti neoplastik dari suatu senyawa Freshney, 1986. Pengembangan metode in vitro sebagai alternatif
pengganti pengujian menggunakan hewan uji mempunyai relevansi yang cukup baik yang bertujuan untuk mendeteksi potensi ketoksikan suatu obat pada manusia Doyle
and Griffiths, 2000. Uji sitotoksisitas merupakan uji toksisitas secara in vitro pada suatu kultur
sel. Metode in vitro mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan metode in vivo,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yakni metode in vitro lebih ekonomis, lebih mudah dan ditinjau dari segi kemanusiaan atau moralitas percobaan, metode in vitro lebih manusiawi daripada in
vivo . Namun kerugian in vitro adalah kadang-kadang tidak memberikan efek senyawa
uji yang sama dengan bila diberikan secara in vivo Freshney, 1986.
1. Metode MTT
Uji sitotoksik dilakukan dengan metode mikrotitrasi yang merupakan metode uji yang efisien, dalam satu plate terdapat 96 sumuran sehingga lebih banyak
data yang didapatkan. Tiap sumuran memiliki luas 28 – 32 mm
2
dengan kapasitas medium sebanyak 0,1 atau 0,2 ml. Dengan metode uji ini semua populasi sel terpapar
sampel uji Freshney, 2000. Salah satu metode yang digunakan untuk mengetahui viabilitas sel pada uji
sitotoksisitas adalah dengan menggunakan metode MTT. Pada metode MTT, garam tetrazolium MTT
3-4,5-dimetil- tiazol-2- il-2,5-difeniltetrazolium bromida, diabsorbsi ke dalam sel dan direduksi melalui reaksi yang ada di mitokondria untuk
membentuk formazan. Produk formazan terakumulasi di sel karena tidak dapat menembus membran sel Barille, 1997. Kemampuan sel untuk mereduksi MTT
merupakan indikasi adanya aktivitas mitokondria, yang menggambarkan jumlah sel . Pembacaan absorbansi dilakukan pada panjang gelombang 550 nm dengan
menggunakan microplate reader Castell Gomez-Lechon, 1997. Metode ini cepat, sensitif, akurat dan dapat mengukur sampel dalam jumlah banyak Doyle Griffiths,
2000.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Metode Direct Counting
Metode yang paling umum dilakukan untuk penghitungan sel yang akurat dan efisien adalah denga n menggunakan haemocytometer. Dalam metode ini
digunakan suatu bilik hitung dengan kedalaman 0,1 mm dan persegi untuk mempermudah penghitungan. Menggunakan zat warna seperti trypan blue,
penghitungan sel yang hidup dan sel yang tidak hidup dapat dilakukan. Sampling yang akurat, pengenceran dan pengisian bilik secara tepat sangat penting. Pengisian
yang berlebihan, adanya gelembung udara dan bilik hitung yang kurang bersih menyebabkan kesalahan penghitungan. Kesalahan statistik dapat dikurangi dengan
menghitung cukup sel dengan replikasi yang tetap. Penghitungan dengan haemocytometer adalah metode yang paling
sederhana dan versatile dengan keuntungan yaitu memberikan pengukuran langsung aktual sel Doyle and Griffiths, 2000.
Jika suatu uji sitotoksisitas menghasilkan harga LC
50
kurang dari 1000 µgml maka senyawa tersebut dinyatakan bersifat toksik dan bila lebih besar dari
1000 µgml maka senyawa tersebut dinyatakan tidak toksik terhadap senyawa uji Meyer et al, 1982. Menurut NCI National Cancer Institute yang menyatakan suatu
senyawa berpotensi sebagai antikanker bila memiliki harga LC
50
= 20 µgml Suffness dan Pezzuto, 1991.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
F. Landasan Teori
Penelitian yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa sirih merah mengandung flavanoid, alkaloid, senyawa polifenolat, tanin dan minyak atsiri.
Genistein dan daidzein dapat menghambat perkembangan dari kanker yang berkenaan dengan hormon dan non hormon maupun keduanya, termasuk kanker
payudara, kanker prostat dan kanker kulit pada tikus. Banyak flavonoid dapat menghambat proliferasi dari berbagai tipe kultur sel kanker manusia. Alkaloid yang
berasal dari tanaman vinka bekerja spesifik pada siklus sel dengan menghambat proses mitosis.
Cairan penyari yang digunakan dapat berupa air, etanol, air-etanol, atau pelarut lain. Etanol dapat melarutkan alkaloid, minyak menguap, glikosida,
kurkumin, kumarin, antrakinon, flavonoid, steroid, dammar, klorofil, lemak, tannin, dan saponin, dengan demikian zat pengganggu yang larut hanya terbatas.
G. Hipotesis