Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini dipaparkan mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah dan fokus penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.

A. Latar Belakang Masalah

Saat ini kehidupan manusia berada dalam era globalisasi, yang ditandai dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang berkembang pesat. Supaya manusia bisa bersaing dan mengikuti perkembangan jaman, manusia harus menjadi sumber daya yang berkualitas. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas manusia adalah melalui pendidikan. Pendidikan diberikan supaya manusia bisa memiliki prestasi dan pada akhirnya bisa bersaing dalam era globalisasi. Jika prestasi baik maka dapat dikatakan bahwa pendidikan yang diberikan sudah berhasil. Prestasi menjadi tolak ukur dari berhasilnya pendidikan. Salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang untuk mencapai prestasi belajar adalah konsep diri Soemanto dalam Tengget, 2014. Konsep diri dibagi menjadi dua yaitu konsep diri positif dan negatif. Jika seseorang memiliki konsep diri yang positif maka orang tersebut akan menghasilkan perasaan positif terhadap diri. Orang yang merasa positif tentang dirinya akan mudah berubah, mudah menggali kebutuhan dan mengembangkan cara hidup yang sehat, sehingga mudah memenuhi kebutuhan dasarnya. Orang yang memiliki konsep diri positif adalah individu yang tahu betul tentang dirinya, 1 2 dapat memahami dan menerima sejumlah fakta yang bermacam-macam tentang dirinya sendiri, sehingga evaluasi terhadap dirinya sendiri menjadi positif dan dapat menerima keberadaan orang lain. Sebaliknya individu dengan konsep diri yang negatif akan memiliki pandangan yang tidak teratur tentang dirinya sendiri dan tidak memiliki perasaan kestabilan dan keutuhan diri. Individu tersebut benar-benar tidak tahu siapa dirinya, kekuatan dan kelemahannya atau yang dihargai dalam kehidupannya. Orang yang memiliki konsep diri negatif akan memiliki pandangan bahwa dirinya sendiri benar- benar tidak teratur. Surahkmadi dalam Tengget, 2014, mengatakan konsep diri sebagai gambaran mental yang dimiliki seseorang mengenai pribadi dirinya. Konsep diri yang baik akan membuat remaja berpikir positif tentang diri mereka, maupun menerima keadaan diri dan merasa nyaman dengan diri mereka. Dalam keadaan konsep diri yang baik remaja juga akan memenuhi tugas perkembangannya dengan baik. Sementara remaja yang memiliki konsep diri yang buruk tentu akan membuat remaja berpikir negatif tentang dirinya, kurang menerima diri, dan tidak akan merasa nyaman dengan keadaan diri mereka. Konsep diri yang buruk dapat menjadi penghambat remaja dalam proses pemenuhan masa remajanya. Setiap orang pasti memiliki konsep diri, termasuk remaja. Masa remaja merupakan masa pencarian jati diri. Di masa ini, remaja harus mampu mulai mengenal bagaimana dirinya dan dapat memahami dirinya. Konsep diri positif diperlukan oleh remaja untuk mencapai prestasi belajar supaya pada 3 akhirnya remaja memiliki rasa percaya diri. Melalui rasa percaya diri tersebut, diharapkan remaja dapat bersaing untuk mendapatkan prestasi yang baik. Namun dalam kenyataannya, untuk mencapai prestasi belajar remaja sering tidak percaya diri pada kemampuannya sehingga menghambat untuk mendapatkan prestasi belajar yang maksimal. Penelitian yang dilakukan oleh Tengget 2014, menunjukkan bahwa semakin baik konsep diri maka semakin baik prestasi belajarnya. Demikian pula sebaliknya semakin konsep diri siswa menurun maka prestasi belajar siswa rendah. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Guru BK SMP YPPK Bintang Timur Mabilabol Pegunungan Bintang Papua diperoleh informasi bahwa masih banyak siswa mendapatkan prestasi belajar yang kurang memuaskan karena tidak memiliki konsep diri positif. Penelitian yang dilakukan oleh Sihantoro 2014, menunjukkan bahwa Siswa merasa kurang percaya diri akan kemampuan yang dimiliki dan kurang memahami dirinya sendiri. Siswa yang memiliki konsep diri negatif seperti siswa memahami kesulitan dalam bergaul dengan lawan jenis, malu berbicara didepan kelas, dan tidak percaya akan kemampuan sendiri inilah yang perlu dibantu untuk mengembangkan konsep dirinya menjadi yang lebih baik, sehingga dirinya dapat berkembang. Apabilah siswa memiliki konsep diri yang baik maka segala sesuatu yang dikerjakan akan menuju kearah keberhasilan karena seseorang yang memiliki konsep diri yang baik akan merasa dirinya mampu menyelesaikan semua tugas sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. 4 Penelitian dilakukan di SMP YPPK Bintang Timur Mabilabol Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua. Peneliti ingin meneliti bagaimana konsep diri siswa yang berada di kelas IX SMP YPPK Bintang Timur Mabilabol Pegunungan Bintang Papua. Peneliti tertarik untuk meneliti di sekolah tersebut karena sekolah tersebut belum pernah dijadikan sebagai tempat penelitian. Selain itu menurut pengalaman pribadi peneliti yang berasal dari Papua, siswa yang berasal dari papua yang akan menempuh pendidikan lanjut di kota besar seperti Yogyakarta cenderung memiliki konsep diri yang negatif. Sampai saat ini, belum ada upaya di sekolah untuk meningkatkan konsep diri positif. Guru bimbingan dan konseling di sekolah tersebut belum menjalankan tugas sesuai dengan kompetensinya sebagai guru BK. Program bimbingan dan konseling tidak dapat berjalan dengan maksimal. Guru bimbingan dan konseling inilah yang diharapkan mampu membuat program bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan permasalahan yang dihadapi oleh siswa sehingga dapat membantu siswa untuk memiliki konsep diri positif. Berdasarkan uraian di atas membuktikan bahwa konsep diri sangat penting bagi siswa sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Deskripsi Konsep Diri Siswa Kelas IX SMP YPPK Bintang Timur Mabilabol Pegunungan Bintang-Papua Tahun Pelajaran 20152016 dan Implikasinya terhadap Usulan Topik-topik Bimbingan Pribadi-Sosial ”. 5

B. Identifikasi Masalah