didefinisikan oleh Roland Barthes “Bukanlah sebaris kata-kata, melainkan sebuah jaringan yang didapat dari unsur kebudayaan”. Religi dan kesenian
merupakan dua dari 7 tujuh unsur kebudayaan yang bersifat universal, dalam arti bahwa unsur-unsur tersebut pasti bisa didapatkan di semua kebudayaan di
dunia. Penelitian tentang lirik lagu merupakan penelitian tentang makna isi pesan
dari lirik lagu tersebut. Dimana lirik lagu merupakan suatu produk yang salah satu sumbernya adalah dimana situasi sosial. Dimana si pencipta lagu berada di
dalamnya, kemudian merefleksikannya dalam sistem tanda berupa lirik lagu.
2.1.3. Simbol Religi
Simbol adalah objek atau peristiwa apa pun yang menunjuk pada sesuatu. Simbol itu meliputi apa pun yang dapat kita rasakan atau kita alami Sobur,
2003:177. Dari perspektif aliran sombolisme, realitas sosial dipandang sebagai makna-
makna yang terinterpretasi dari berbagai simbol kultural. Menurut paham ini, objek-objek kajian sosial sebenarnya bukanlah apa yang sebatas
penampakannya di alam indrawi. Dunia kehidupan manusia adalah dunia simbolisme. Setiap wujud yang indrawi dalam kehidupan manusia adalah
merupakan simbol-simbol yang merefleksikan makna-makna. Dikatakan bahwa sesungguhnya yang eksis itu bukanlan simbol-simbol itu sendiri, melainkan
refleksinya di alam kesadaran dan kepahaman manusia yang tak selamanya dapat termanifestasikan secara sempurna di alam indrawi Sobur, 2003:187.
Bahkan kekuatan sebuah agama dalam menyangga nilai-nilai sosial, menurut Geertz 1992:57, terletak pada kemampuan simbol-simbolnya untuk
merumuskan sebuah dunia tempat nilai-nilai itu, dan juga, kekuatan-kekuatan yang melawan perwujudan nilai-nilai itu, menjadi bahan-bahan dasarnya.
Agama melukiskan kekuatan imajinasi manusia untuk membangun sebuah gambaran kenyataan.
Dalam esainya “Religion as a Cultural system” 1996. Geertz memulai uraiannya tentang agama dengan menyatakan bahwa dia tertarik kepada
“dimensi kebudayaan” agama, dimana dijelaskan bahwa agama menurutnya adalah : 1 Satu sistem simbol yang bertujuan untuk 2 menciptakan perasaan
dan motivasi kuat, mudah menyebar, dan tidak hilang dalam diri seseorang 3 dengan cara membentuk konsepsi tentang sebuah tatanan umum eksistensi dan
4 melekatkan konsepsi ini kepada pancaran-pancaran faktual, 5 dan pada akhirnya perasaan dan motivasi ini akan terlihat sebagai suatu realitas yang unik
Sobur, 2003:178-179. Menurut Sidi Gazalba, religi merupakan kepercayaan pada dan hubungan
manusia dengan yang kudus, dihayati sebagai hakikat yang gaib, hubungan mana menyatakan diri dalam bentuk serta sistem kultus dan sikap hidup,
berdasarkan doktrin tertentu Nazruddin Razak, 1977:77. Agama adalah suatu ciri kehidupan sosial manusia yang universal, dalam arti bahwa semua
masyarakat mempunyai cara-cara berpikir dan pola-pola perilaku yang memenuhi syarat untuk disebut “agama” religious. Banyak dari apa yang
berjudul “agama” termasuk superstruktur agama mengandung tipe-tipe simbol, citra, kepercayaan, dan nilai-nilai spesifik dengan mana makhluk manusia
menginterpretasikan eksistensi mereka.
2.1.4. Semiotika dan Semiologi Komunikasi